Lalu aku pun berjalan pergi meninggalkan Aldo yang saat ini sedang berdiri disampingku.
Sesampainya di rumah aku langsung pergi kedapur untuk menata semua barang belanjaanku tadi kedalam kulkas, selesai menata semuanya aku pun bergegas pergi ke kamar untuk menemui nenek.
Kubuka secara perlahan pintu kamarnya dan kulihat saat ini nenek sedang tertidur lelap di tempat tidurnya.
Merasa khawatir dengan kondisi nenek saat ini, aku pun mencoba mendekati nenek dan menempelkan punggung tanganku ke pelipisnya untuk mengecek suhu tubuhnya.
Merasa terusik dengan kegiatan yang kulakukan, tiba-tiba saja nenek terbangun dari tidur nyenyaknya itu.
"Kamu tidak usah khawatir nenek baik-baik saja kok." Ucapnya sambil meraih tanganku.
"Tapi badan nenek sedikit panas, apa nenek sedang demam saat ini."
"Nenek kalo tidurnya lama pasti badannya selalu panas seperti ini jadi tidak usah cemas." Sahutnya sambil mencoba meyakinkanku.
"Tapi nek hal seperti itu jangan di anggap remeh, nanti kalo parah gimana." Merasa khawatir.
"Nanti setelah nenek minum obat badan nenek akan kembali membaik lagi."
"(menarik nafas kasar), ya sudah gimana nenek aja, nek kalo gitu tiara tinggal dulu ya soalnya tiara mau masak dulu buat nanti nenek makan."
"Baiklah, masak yang enak ya ." Ledek nenek sambil sedikit tertawa.
Mendengar ledekan nenek tadi hanya membutku tersenyum menatapnya.
Kini aku mulai mengolah sebagian bahan yang ada untuk kubuat menjadi makanan yang enak dan sehat untuk nenek makan nantinya.
Setelah masakannya matang aku pun langsung menyiapkannya dalam wadah dan kemudian memberikannya kepada nenek.
Selesai menyuapi nenek makan aku pun sesegera mungkin langsung memberinya minum obat agar keadaannya bisa pulih dengan cepat.
Lalu ku bantu nenek untuk membaringkan kembali tubuhnya di tempat tidur.
"Untuk saat ini sebaiknya nenek perbanyaklah istirahat supaya keadaan nenek bisa pulih sepenuhnya." Ucapku sembari menyelimuti tubuh nenek.
"Tapi... kalau nenek hanya tidur saja, nanti kita tidak akan bisa makan terus bagaimana dengan ladang nenek nantinya, apalagi sebentar lagi akan musim panen." Sahut nenek sedih.
" Untuk sekarang nenek tidak usah memikirkan itu, karena mulai dari sekarang semua pekerjaan nenek di ladang akan aku ambil alih semuanya. Jadi untuk sekarang nenek sebaiknya fokus saja pada kesehatan nenek dan satu lagi perbanyaklah istirahat supaya nenek bisa sehat lagi dan kemudian nenek bisa kembali menemaniku berladang." Jawabku sambil menggenggam tangan nenek.
"Baiklah demi cucu kesayanganku ini, nenek akan coba menurutinya." Tawanya sambil mencubit lembut bagian hidungku.
Karena efek dari obat tersebut mulai bekerja kini nenek pun sudah tertidur pulas. Setelah memastikan semuanya, aku pun mulai meninggalkan nenek sendiri di kamarnya.
Dan aku pun kembali mengerjakan semua pekerjaan rumah yang tadi sempat terhenti, sampai selesai.
...****************...
Paginya, tepat pada pukul 6 pagi aku langsung pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan untukku dan juga nenek.
Selesai memberi makan dan juga memberinya minum obat. Aku pun langsung pergi keladang untuk mulai bekerja menggantikan nenek.
Sesampainya di ladang aku langsung menyirami semua tanaman yang ada disana dengan sangat hati-hati sekali dan tak lupa kuberikan semua tanaman itu pupuk-pupuk yang bagus. Setelah itu kupetiki semua hasil dari tanaman itu dengan penuh ke telitian dan juga kehati-hatian.
Lalu setelah itu Ku kumpulkan semua hasil panennya kedalam karung, agar nanti bisa ku bawa pulang dan kemudian ku jual kembali kepada bandar.
Selama 2 minggu ini kulakukan Kegiatan tersebut seorang diri. Walaupun lelah aku harus tetap melakukannya demi nenek.
Pada sore harinya, selesai kembali dari berladang kudengar suara batuk nenek yang semakin hari semakin parah saja.
Mendengar batuk kerasnya itu kini membuatku semakin khawatir dengan keadannya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments