Bab 9

Beberapa minggu kemudian.

Lily dan Thalia sudah nyaman dengan tempat barunya. Lily sekarang merintis usaha untuk menjual kue, sedang kan Thalia sudah mulai melanjutkan sekolahnya. Thalia bersekolah di SMA yang tak jauh dari rumahnya.

" Mama aku sudah siap, apakah kue yang akan ku bawa sudah mama bungkus. " Ucap Thalia.

" Sudah sayang, Thalia biar mama saja yang jual kue kue ini sayang mama bisa posting di media sosial nanti juga ada yang membelinya. Mama tidak mau kalau kau selalu diejek teman temanmu karna kau berjualan kue die sekolah pas jam istirahat. Mama masih sanggup mencari uang untuk kita berdua. " Ucap Lily panjang lebar, dia slalu kasihan dengan putrinya karna selalu di ejek teman wanitanya karna berjualan di sekolah.

" Mama aku tidak apa apa ma, aku hanya ingin membantu mama. Mereka yang mengejekku itu anak anak orang kaya yang manja dan tidak tau apa apa tentang susahnya mencari uang untuk makan. Mereka hanya tau memhabiskan uang orang tua nya dengan berfoya foya. Lagi pula kue buatan mama banyak di minati oleh kakak kelasku karna enak. " Ucap Thalia sambil menjelaskan pada ibunya.

" Baiklah, kau memang keras kepala nak seperti papamu. " Ucap Lily sambil mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih sayang.

" Sudah lah ma, jangan membahas papa lagi. Aku tidak mau mama sedih lagi. Dan satu lagi, aku akan menyimpan foto papa yang ada di lemari mama. Karna aku tidak suka melihat mama menangis sambil memeluk foto papa sebelum tidur. " Ucap Thalia.

" Hey dasar anak nakal dari mana mau tau itu. " Ucap Lily.

" Aku selalu saja terganggu dengan isakan mama saat ingin tidur, aku kira itu suara tangisan mbak Kunti. Pas aku cari sumber suaranya ternyata dari kamar mama, aku penasaran ya aku intip aja apa yang membuat mama menagis. " Jawab Thalia santai.

" Dasar anak nakal, kau mengatai mama mu ini sebagai kuntilanak. " Ucap Lily sambil menjewer telinga putrinya.

" Aduh mama sakit, ampun mama aku hanya bercanda. Bagaimana bisa mama ku yang cantik ini disama kan dengan mbak kunti. " Ucap Thalia lalu dia mencium pipi Lily.

" Sudah berangkat sana nanti terlambat. " Ucap Lily.

" Iya mama ku sayang. Ma nanti pulang sekolah aku dan Vania akan belajar membuat kue dengan mama. " Ucap Thalia.

" Iya.., yaudah mama mau membuat kue lagi pesanan orang. Pergi nya hati hati ya. " Ucap Lily.

" Siap komandan. " Ucap Thalia sambil hormat kepada ibunya.

Lily hanya terkekeh meliat tingkah laku putrinya.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Sedangkan di Kediamam Charles.

Charles kelihatan sangat kacau tidak terurus. Dia sudah berusaha mencari sang istri tapi tidak menemukannya. Karna dia bukan asal Indonesia jadi dia tidak banyak tau daerah yang ada di Indonesia, itu sebabnya yang membuat dia susah menemukan sang istri. Bahkan dia mencari jejak dari akun sosial media istri dan anaknya tetap saja hasilnya nihil. Akun sosial media istri dan anaknya sudah tidak aktif lagi.

Dia juga di buat pusing dengan kelakuan Shopia yang selalu meminta uang tetapi tidak tau untuk apa uang tersebut karna selalu saja habis tetapi tidak ada sesuatu yang dia bawa pulang kerumah. Charles mulai curiga, dia menyuruh sopirnya untuk mengikuti kemana pun Shopia pergi. Charles sebenarnya tidak ingin menuruti kemauan Shopia tetapi dia tidak bisa, karna Shopia selalu mengancam akan mengugurkan anak yang di dalam perutnya. Charles tak ingin anak hasil perselingkuhannya di gugurkan oleh Shopia, bagaimana pun ada darahnya yang mengalir pada anak yang di dalam perut Shopia pikirnya.