Perjalanan Hidup

Tidak Terasa hampir 1 tahun saya berjualan mie ayam, demi menyambung hidup rupiah demi rupiah saya dapatkan semoga berkah rezeki ini. meskipun saya di fitnah dan di PHK saya tidak putus asa menjalani hidup mungkin ini jalan hidup yang harus saya lalui dengan keluarga kecilku.

Tidak terasa buah hatiku genap berumur 2 tahun , ya Zidane adalah penyemangat hidup bagi saya mencari nafkah di saat penat melanda canda tawanya mengembalikan kan semangat.

seperti biasa rutinitas saya kembali berjualan sebelum shubuh saya sudah bersiap-siap untuk melaksanakan sholat shubuh dan juga merapikan dagangan.

"Bun, bangun sudah jam 04:00 WIB nanti telat sholat dan masak buat sarapan ayah nanti."

"Ya yah,maaf ya sayang tunggu bunda ambil wudhu dulu."

"Ya bun, ayah tunggu ya di mushola."

Setelah kami selesai sholat, seperti biasa saya mengajarkan Siti mengaji, lalu 15 Menit kami mengaji tiba-tiba Zidane bangun dan menangis.

"Ayah, Zidane bangun tuh bunda apa ayah yang gendong?"

"Biar ayah saja bun, bunda beres-beres rumah dan siapkan sarapan ayah, pagi-pagi ayah langsung berjualan nanti kan jam siang ayah harus ke masjid bersih-bersih."

"Oh ya sudah yah, bunda langsung beresin pekerjaan rumah ya."

"Ya sayang, hati-hati ya."

Saya langsung ke kamar menggendong Zidane, sambil tersenyum kepadanya berkata .

"Jagoan Ayah sudah bangun, pinter nanti besar jadi anak Sholeh ya nak, bisa berguna bagi masyarakat dan agama."

Setiap harinya Zidane selalu saya bacakan Ayat suci Al-Quran, dia selalu diam dan tersenyum setiap kali dengarkan Lantunan Ayat suci, setelah itu dia saya ajak bercanda dia berjalan kesana kemari lucu menggemaskan melihat anak seumuran dia aktif bergerak, tiba-tiba sedang asik mengajak Zidane bermain istri saya memanggil dari dapur.

"Ayah Sarapan sudah siap, mari makan bawa kesini adek biar bunda mandiin dan suapin makan."

"Ya sayang sebentar , ayah segera kesana."

Akhirnya saya sarapan, dan setelah itu saya mandi dan siap-siap berdagang keliling berharap hari ini dagangan laris terjual.

"Ayah, berangkat ya sayang doain dagangan laris Assalamualaikum wr wb".

" Ya ayah, bunda doakan semoga lancar usaha kita Walaikumsalam wr wb."

"Eh ayah sampe lupa, belum cium kening bunda dan cium adek hehehe."

"Ya yah, dah hati-hati dijalan."

"Ya bun, ayah berangkat ya bun. Adek doain bapak ya."

" Ayo adek dadahin ayah, doain bapak tidak ada halangan apapun."

Saya langsung berangkat menyusuri kampung, dengan langkah diawali Bismillah saya yakin tidak akan mundur di tengah-tengah, selang berapa lama saya menawari dagangan ada pembeli datang Alhamdulillah rezeki hari ini dalam hatiku.

"Mas saya pesan mie ayamnya ya ,3 porsi di bungkus tapi jangan pedas-pedas ya saya dan anak-anak gak suka soalnya."

"Oh ya mba, silahkan duduk tunggu sebentar ya."

"Ya mas saya tunggu ya."

"Ini mba mie ayamnya 3 porsi kan dan gak pedas."

"Oh jadi semua berapa mas?"

" 30 ribu saja, mba"

"Ini mas uangnya"

"Ya mba, terima kasih ya"

"Ya mas sama-sama"

Saya langsung kembali berjalan gang demi gang saya lewati , tidak terasa dagangan saya hampir habis waktu sudah pukul 11:40 WIB tidak terasa sudah mau masuk Dzuhur, saya harus bergegas ke masjid supaya yang menunaikan sholat Dzuhur nyaman.

Setibanya di Masjid Al-Ikhlas tidak jauh dari rumah saya kebetulan saya tinggal di kota Banda Aceh, setelah saya selesai beres-beres saya langsung menunaikan sholat Dzuhur berjamaah.

Setelah saya istirahat sejenak dan melakukan makan siang saya langsung melanjutkan jualan kembali menghabiskan sisa dagangan mie ayam, Alhamdulillah baru jalan beberapa meter ada pembeli ingin makan siang sepertinya.

"Mas mie ayam masih ada?"

"Ada pak mau pesan berapa porsi"

" Pesen 2 mas , 1 nya saya makan disini 1 nya buat temen saya di kantor"

"Tunggu sebentar ya pak, duduk disini silahkan"

"Ya mas, terima kasih."

"Ini pak, mie ayamnya 1 buat di makan di sini dan 1 nya di bungkus , selamat menikmati."

" Ya mas, makasih ya saya sudah laper hehehe"

"Hehe ya pak memang jam segini lapar-laparnya"

"Wah enak ya, mie ayam mas jadi pengen makan lagi besok ini mas buat sendiri atau pesan ?"

"Alhamdulillah buat sendiri pak, syukurlah bapak suka mie ayam buatan saya"

"Ini mas sudah jadi semuanya berapa ?"

"Oh cukup 20 ribu saja pak"

"Wah selain enak, harga juga ekonomis heheh"

"Ya mas hehe jangan lupa besok kalau ingin makan mie ayam saya lagi nanti panggil saya jam segini pasti lewat sini"

"Ok Mas besok saya panggil mas"

" Mari pak saya mau keliling lagi ya"

"Oh ya mas semoga cepat habis dagangannya soalnya enak"

"Aamiin makasih ya mas"

Saya pun kembali berjualan lagi dan Alhamdulillah pukul 16:00Wib, dagangan saya habis dan saya langsung bergegas ke Masjid untuk Adzan dan menunaikan sholat Ashar.

Setelah selesai saya langsung bergegas pulang kerumah, dan tidak saya bersyukur di beri rezeki begitu berlimpah ada hikmah saat kejadian dimana saya di fitnah saya sudah melupakan semua.

"Assalamualaikum wr wb bun,adek ayah pulang"

"Walaikumsalam wr wb, ayah udah pulang jam segini"

"Alhamdulillah sayang, dagangan kita habis"

"Alhamdulillah ya Allah, oh ya ayah sudah makan belum?"

"Sudah sayang, bunda dan adek udah makan belum "

"Sudah kok sayang, ayah capek ya sebentar bunda buatkan teh, tolong gendok adek dulu ya."

" Ya bun,sini adek tak gendong makasih ya oh ya bunda sudah sholat ashar?"

"Alhamdulillah sudah sayang kewajiban umat muslim insyaallah gak bunda tinggalin,apa lagi punya lelaki Sholeh seperti ayah Ahmad heheh"

"Ah syukurlah bunda ,kalau bunda belum melakukan kewajibannya nanti harus jawab apa ayah jika di tanya Allah SWT di hari kelak, dan bunda bisa aja merayu hehe."

"Ya sudah bunda ke dapur dulu buatin ayah teh."

"Ya sayang, aku ngajak adek main dulu"

Rasa letih hilang seketika ketikan melihat senyum anak dan istri sekali lagi cobaan kemarin jadi hikmah yang harus saya ambil rasa syukur selalu saya ucapkan diberi kebahagiaan berlimpah ini.

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***