Kepolosan Edgar

Seorang wanita tengah bersenang-senang dengan beberapa kawannya, dia menenggak minuman sambil berjoget-joget dibawah lampu kerlap-kerlip di sebuah apartemen.

BRAKKK.

Semua orang menatap kearah pintu yang di buka dengan begitu kerasnya, pemilik apartmen yaitu Emilie yang sudah setengah mabuk pun tersentak melihat Leo datang bersama anak buahnya. Bukan hal yang sulit mencari keberadaan seseorang untuk Leo, dalam sekejap ia bisa mengetahui dimana orang yang menjadi targetnya.

"M-mau apa kau datang kesini?" tanya Emilie tergagap.

"Kau pikir kau akan pergi dengan tenang setelah apa yang kau lakukan? Sayang sekali, tidak ada yang bisa lepas dari genggaman seorang Leo." ucap Leo menyeringai.

"Memangnya apa yang aku lakukan? Bukankah kenyataannya memang begitu?" tanya Emilie dengan melipat kedua tangannya.

"Keluar! Tinggalkan wanita ini sendirian, atau aku akan melenyapkan kalian semua." ucap Leo mengusir teman-teman Emilie.

Emilie telah salah memilih lawan, Leo mengeluarkan senjata apinya yang ia tunjukkan pada teman-teman Emilie, mereka keluar berlari ketakutan sedangkan Emilie sudah ketar-ketir begitu temannya semuanya keluar.

"Hei, jangan tinggalkan aku." cegah Emilie.

"Kau pikir, aku mau mati konyol disini." sewot salah satu temannya.

"Urus saja urusanmu, aku masih belum menikah." tambah temannya lagi.

"Sialan! Dasar pengecut kalian semua, brengsek!" amuk Emilie.

Leo tersenyum smirk kearah Emilie, dia berjalan kearah Emilie dengan menodongkan senjata apinya. Emilie berjalan mundur ketakutan, dia akui kalau ia memang salah dan tidak tahu kalau akan seperti ini jadinya.

"Botak, putar semua bukti yang sudah kau dapatkan." titah Leo.

"Baik bos." seru si botak.

Si botak memutar bukti cctv rumah sakit dimana Edgar dan Leo keluar dari ruangan dokter Gilang, disana Emilie tak sengaja melihatnya lalu bersembunyi. Setelah kepergian Edgar dan Leo dari ruangan Gilang, Emilie mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh Edgar, dia masuk ke ruangan Gilang berpura-pura menemuinya, saat itu Gilang berpamitan pada Emilie untuk pergi ke toilet dan saat itu juga Emilie beraksi. Emilie mencari surat keterangan yang di simpan oleh dokter Gilang selaku kerabatnya, dia melihat kanan kiri agar tidak ketahuan, setelah mendapatkan apa yang dia cari Emilie memasukkan laporan medis Edgar kedalam tas.

"Mau mengelak? atau mau jujur?" tanya Leo.

Emilie tidak menjawab pertanyaan Leo, Leo memberikan kode pada si botak untuk mengeluarkan kembali bukti yang ia dapatkan. Saat di tengah perjalanan si botak mendapatkan kabar dari temannya, temannya mengatakan kalau ada orang yang sudah membayar media lambe gabut untuk menyebarkan berita Edgar, si botak meminta temannya mengirimkan sebuah rekaman. Didalam rekaman yang di kirimkan oleh temannya, disana terdengar ringisan seseorang yang diyakini tengah di beri pelajaran agar ia memberitahukan siapa pelakunya.

'Aaarrgghhh, aku mohon lepaskan aku. Jangan sakiti aku lagi, aku hanya menjalankan tugas dari orang yang sudah membayarku'

'Katakan! Siapa yang sudah menyuruhmu atau akan ku patahkan kaki dan tanganmu!

'Jangan tuan! Aku akan mengaku, orang yang menyuruhku nona Emilie anak dari tuan Edwin'

Emilie membulatkan bola matanya sempurna, dia menggeleng tak percaya karena secepat itu kejahatannya bisa terbongkar. Leo semakin mendekat kearah Emilie, namun siapa sangkan Emilie malah mengalungkan tangannya di leher Leo.

"Jangan terlalu serius tuan," ucap Emilie mengusap rahang tegas Leo.

Leo tidak mungkin tergoda oleh wanita seperti Emilie, dia mencekal tangan Emilie dengan kuat, sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk mencengkram dagu Emilie.

"Kau pikir aku akan tergoda dengan tingkahmu yang seperti lo***? Tidak sama sekali!" sentak Leo.

Leo mendorong tubuh Emilie sampai jatuh tersungkur, dia tahu Emilie memiliki dendam pada Edgar karena dulu Edgar menolak dijodohkan dengannya, kedua orsngtuanya mengusir Emilie yang dianggap sudah mempermalukan keluarganya.

"Beruntung aku tidak jadi di jodohkan dengan Edgar, pantas saja dia menolak beberapa wanita yang pernah ditawarkan oleh ibunya, ternyata terongnya layu heh." cibir Emilie.

"Oh, kau rupanya sangat berani nona Emilie." ucap Leo menyeringai.

"Benar begitu kenyataannya bukan? Percuma kaya raya, tampan, kalau terongnya layu siapa yang mau? Kalau ada yang maupun pasti cuman ingin menikmati hartanya saja." ucap Emilie.

"Botak! Singkirkan perempuan ini sekarang juga!" geram Leo.

Si botak menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia langsung menyeret Emilie keluar dari apartemen. Jika ada kata 'Singkirkan' itu berarti si botak ditugaskan membawa Emilie ke ruang bawah tanah, disana adalah tempat untuk orang-orang yang sudah berani melawan Edgar dan juga singanya. Emilie memberontak begitu si botak membawanya masuk kedalam mobil, dia panik karena tak tahu akan dibawa kemana.

Leo pun keluar dari apartemen milik Emilie, dia berjalan menuju mobilnya yang terparkir dibawah. Leo melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia yakin kalau Edgar saat ini menunggunya.

.

.

Tak lama kemudian mobil Leo sudah sampai di perusahaan Giomani group, dia berjalan dengan tubuh tegapnya serta wajah dinginnya yang ditakuti oleh semua orang yang berada di dalam perusahaan. Leo menaiki lift khusus CEO menuju ruangan Edgar, saat pintu lift terbuka ia masuk kedalam ruangan dimana disana masih ada keluarga Wiguna dan juga keluarga Edgar.

"Bagaimana?" tanya Edgar.

"Semuanya sudah di bereskan." jawab Leo.

"Pelaku?" tanya Edgar lagi.

"Emilie, yang pernah di jodohkan denganmu." jawab Leo.

"Emilie? Anak Edwin?" tanya Rio.

"Betul tuan, dia anaknya tuan Edwin. Dia mengetahui kalau saat itu kami berdua keluar dari dalam ruangan dokter yang mengani tuan Edgar, kebetulan dia adalah kerabat dari dokter tersebut, dia diam-diam mencuri laporan medis untuk di publish ke media lambe gabut, ia juga membayar admin lambe gabut agar mau menyebarkan berita tersebut." jelas Leo.

"Satu masalah telah selesai, sekarang tinggal satu masalah lagi." ucap Albert.

"Untuk itu aku akan segera mengurusnya, tetapi aku harap kalian jangan kaget." ucap Edgar.

"Mau ngapain loe? Awas kalo loe apa-apain adek gue." Tanya Adel.

"Gak di apa-apain kok, cuman mau diajak battle aja." ucap Edgar.

"Jangan aneh-aneh Ed." ucap Rasya.

"Pada kenapa sih loe berdua? Soudzon aja sama gue? Heran deh, emangnya gue mau ngapain?" tanya Edgar beruntun.

"Bukannya loe bilang kalau perkutut loe ada pawangnya? Gue cuman takut loe blaem-blaem si bocil, secara dia yang bisa nyelamatin loe." ucap Adel.

"Gue gak serendah itu madam, lagian kalau ngelakuin blaem-blaem gue gak tahu caranya?" ucap Edgar.

Uhukk..uhukk..

Satria dan juga Albert terbatuk-batuk karena tersedak air, mereka begitu terkejut mendengar penuturan Edgar yang mengatakan tidak tahu caranya blaem-blaem.

"Kakak serius?" tanya Satria.

"Ngapain gue becanda dek, emang gue gak tahu caranya." jawab Edgar polos.

"Orang pas burungnya ngembang aja dia panik, apalagi cara mainin burungnya." ledek Leo.

"Buahahahahaa." tawa semua orang pecah seketika.

"Kenapa pada ketawa?" tanya Edgar cengo.

Leo menepuk keningnya pusing, dia menggelengkan kepalanya karena memang pada kenyataannya Edgar itu tidak tahu tentang s***, yang dia tahu hanyalan c***** dan blaem-blaem sendiri ia hanya tahu kalau kata tersebut di tujukkan untuk membuat adonan, tetapi untuk mempraktekkannya dia sama sekali tidak tahu.

"Gue heran, gunanya lu punya burung apa?" tanya Adel.

"Ya buat pipis." jawab Edgar polos.

"Buahahahaha." semuanya kembali tertawa, kecuali Rio yang menyembunyikan wajahnya.

Indah dan yang lainnya tertawa lepas, apalagi Adel sampai mengeluarkan air mata saking lucunya mendengar jawaban polos Edgar.

"Bentar dulu, disini yang gue bingung adalah kenapa loe periksa burung loe? Dan loe juga berasumsi kalau loe itu impoten sebelum emang dinyatakan begitu oleh dokter?" tanya Rasya.

"Iya juga ya." ucap Albert.

"Leo jelasin." titah Edgar.

Flashback

Seperti biasanya Edgar dan Leo seringkali bermain game sampai larut malam, keduanya menginap diapartemen milik Edgar karena memang Edgar tidak mau pulang ke mansion meskipun Clarissa ibu tiri Edgar memintanya pulang.

"Bos lu gak pulang?" tanya Leo.

"Enggak sudi, mending disini adem ayem." jawab Edgar.

"Yaudah main game aja, lagian besok kita libur." ucap Leo.

"Ide bagus." ucap Edgar.

Keduanya pun bermain game sambil ketawa-ketiwi, mereka seringkali lupa waktu jika sudah memasuki waktu libur. Mereka berdua sampai ketiduran diatas ranjang yang sama, saat siang menjelang Edgar terlebih dahulu membuka matanya, dia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan juga Leo.

Hooaaamm..

Edgar menguap sambil menggeliatkan tubuhnya, dia menepuk wajah Leo agar terbangun dari tidurnya.

"Le, bangun Le." ucap Edgsr dengan suara serak.

Pukk..Pukk..Puk..

"Apaan sih bos? Masih ngantuk ini." ucap Leo masih dengan mata yang tertutup.

"Masakin gue Le, laper." ucap Edgar.

"Issshh, ganggu aja." kesal Leo.

Mau tak mau Leo pun membuka matanya, dia menggeliatkan tubuhnya sampai perkututnya mengembang, Edgar tak sengaja melihat kearah perkutut Leo yang mengembang pun menjadi heran.

"Le, kok perkutut lu ngembang sih?" tanya Edgar.

"Ya iyalah, kan normal kalau bangun tidur terus menggeliat perkututnya ikut menggeliat juga, kalau bangun tidur perkututnya masih imut itu baru abnormal." ucap Leo.

"Berarti gue gak normal dong?" tanya Edgar.

"Hah? gimana-gimana?" tanya Leo takut salah dengar.

"Gue tiap bangun gak pernah kek gitu, perkutut gue imut-imut aja tuh gak ngembang kek gitu." ucap Edgar.

Leo sedikit tersentak mendengarnya, dia buru-buru mengambil handphonenya memperlihatkan tontonan blaem-blaem pada Edgar, dia ingin melihat reaksi perkutut Edgar akan ngembang atau diam saja di tempatnya.

"Ihh, menjijikkan." ucap Edgar jijik melihat tontonan yang di perlihatkan oleh Leo.

"An**** bos, jangan bilang kalau loe impoten?" tebak Leo.

"Impoten tuh apa?" tanya Edgar.

"Impoten tuh dimana burung loe gak bisa tegak, kalau berlanjut suatu saat loe gak bisa punya anak." jawab Leo.

"Eh, gak bisa gitu dong. Loe kan tahu sendiri gue mau punya istri sama anak, wah parah lu doain gue gak punya anak." ucap Edgar tidak terima.

"Ya Allah bos, kenapa loe itu polos tapi bego sih? Kalau burung loe gak berdiri gimana cara bikin adonannya bos? Istri loe juga bakalan bingung nantinya, loe mau punya anak tapi burung loe aja gak bisa masuk sarangnya." ucap Leo frustasi.

"Emang gitu ya?" tanya Edgar polos.

"Aaaarggggghh, serah lu deh ahh. Mending gue masak, ngeladenin lu sama aja mancing gue jadi gila." ucap Leo mengacak-acak rambutnya.

Leo pun melompat dari kasur meninggalkan Edgar, Edgar sendiri bertanya-tanya sampai ia menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal.

Flasback off

"Gila loe Le, sabar banget ngadepin Edgar." ucap Rasya.

"Sabar pala lu! Gue sampe dateng ke psikolog, takutnya gue gila beneran." ucap Leo.

"Maafin daddy son, daddy tidak memperhatikan apa yang kamu alami selama ini, tapi sekarang daddy juga ingin meminta maaf padamu karena daddy ngakak mendengar cerita Leo 🤧" ucap Rio.

"Issh, daddy nyebelin." kesal Edgar.

"Maaf nak." ucap Rio.

Adel mengibas-ibaskan tangannya ke wajahnya yang sudah memerah karena terus tertawa, dia meraup oksigen sebanyak-banyaknya, lama tertawa membuat ia hampir sesak nafas.

"Lu wajib berguru sama gue Ed." ucap Adel.

"Enggak ah, gue mau berguru sama Al aja, takutnya loe sesat." ucap Edgar.

"Pilihan yang bagus, aku akan membantumu menghafalkan semua gerakan dan tindakan yang harus kamu lakukan jika sudah punya istri." ucap Albert mengacungkan jempolnya.

"Aku juga akan memberikan buku panduan, biar semakin memudahkan kakak belajar." ucap Satria.

"Kok gue takut ya." ucap Leo.

"Takut napa sih Le?" tanya Edgar.

"Ini sebuah peringatan aja sih buat bos ku tersayang! Suatu saat jika engkau sudah memiliki seorang istri, tiba di malam pertama saya mohon! Saya mohon dengan sangat, jangan menghubungi siapapun untuk menanyakan bagaimana caranya mencetak gol, terutama saya!" ucap Leo dengan mimik wajah yang serius, dia juga menekan kata-katanya pada Edgar.

"Ya kalau darurat sih gapapa kan, emang kapan gue mau nikah Le? Pacar aja gak punya." heran Edgar.

"Ck, jodoh gak ada yang tahu Ed. Mas Al aja dulu pacaran bertahun-tahun sama si Sonia gak nyampe pelaminan, eh taunya malah gue jadi istrinya meskipun ya di jodohin." ucap Adel.

"Iya sih, dad gak ada niatan cariin aku cewek gitu? Biar kayak Al sama Adel." ucap Edgar pada Rio.

"Gak ada son, daddy ingin kamu memilih pasanganmu sendiri seperti adikmu." ucap Rio.

Semua orang berbincang-bincang kembali sesekali tertawa, situasi yang tadinya tegang dan diliputi emosi pun kini berubah mencair seketika.

Si botak sudah sampai di ruang bawah tanah, dia menyeret Emilie kedalam ruangan gelap serta bau. Emilie mulai ketakutan melihat beberapa anak buah Leo yang datang menghampirinya, si botak memberikan kode pada temannya untuk melakukan apa yang memang seharusnya dilakukan jika ada tahanan yang datang.

"Lepaskan aku!" teriak Emilie.

"Kau salah memilih lawan nona!" tekan si botak.

"Heh, botak lepaskan aku! Aku akan membayarmu dengan mahal, asal kau mau melepaskan aku." sentak Emilie, ia memberikan tawaran pada si botak.

"Wah aku sangat tergiur sekali. Kau pikir aku akan tergiur dengan ucapanmu? Tidak sama sekali, bahkan kau saja tidak memiliki uang sepeser pun nona. Perusahaan orang tuamu juga sudah bangkrut, kejahatannya dalam pencucian uang sudah terbongkar oleh pihak kepolisian, lantas kau mau membayarku menggunakan apa? Tubuhmu? Maaf sekali, aku sama sekali tidak tertarik." ucap si botak menatap remeh pada Emilie.

Si botak adalah orang kepercayaan Leo, dia yang paling pandai diantara anak buahnya yang lain. Emilie tidak bisa berkutik mendengar ucapan si botak, dia terdiam seribu bahasa dan pasrah begitu saja karena memang tidak ada jalan lain lagi untuk melepaskan diri dari masalah yang sudah ia ciptakan.

"Aku mohon lepaskan aku." ucap Emilie memohon pada si botak.

"Sudah terlambat nona, kau sudah menyebarkan berita yang bisa menghancurkan tuan Edgar." ucap si botak.

Si botak pun berlalu begitu saja dari Emilie, teman-temannya yang lain pun melakukan tugasnya. Si botak memberikan laporan pada Leo kalau dirinya sudah menyelesaikan tugasnya, setelah selesai mengirim pesan singkat pada bosnya si botak pun pergi dari ruang bawah tanah.

'Bos, tugas sudah selesai'

^^^Kerja bagus, aku akan kirimkan bonus untukmu.^^^

Oke bos, ditunggu hehe 😁

^^^Urusan duit aja nyengir lu^^^

Terpopuler

Comments

Susi Susiyati

Susi Susiyati

😃😃😃😃😃😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂.gila lm2 q bisa stres bc novel ini saking gokilnya.semua pemeran nya stres smua yg bc ikut setres

2024-02-23

5

Rani Jan

Rani Jan

bhuhahahaaaa/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/

2023-12-22

0

Widayati Widayati

Widayati Widayati

demi apapun selalu ngakak baca cerita ini. 🤣🤣🤣

2023-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 pemeriksaan
2 Ketimpuk
3 Mengelabui Edgar
4 Bertemu kembali
5 Pura-pura Jadi Pacar
6 Kedatangan Adel
7 Keanehan Edgar.
8 Tawaran Balapan
9 Menang balapan
10 Membantu Zalea
11 Membawa Zalea
12 Zalea sadar
13 Cerita Zalea
14 Kekesalan Adel
15 Mengantar pulang
16 Berita Edgar
17 Kemarahan Edgar dan Leo
18 mencari pelaku
19 Kepolosan Edgar
20 Menemui Zalea
21 Menjemput Edgar.
22 Geril berulah kembali
23 Calon suami.
24 Berkunjung ke Villa
25 Kebelet
26 Mengganti celana
27 Rebutan Singkong
28 Naraya pingsan
29 Kondisi Naraya
30 Meminta restu
31 Keraguan Albert
32 Rumah baru
33 Wanita berpedang
34 Kegugupan Edgar
35 Akad nikah
36 Salting
37 Berjoget bersama
38 Konferensi pers
39 Ulah mommy Vs madam
40 Kekesalan Rasya
41 Alasan Adel
42 Membuntuti Rena
43 Kayu berurat
44 Perjaka tua
45 Pulang ke rumah
46 Kejujuran Edgar
47 keributan di dapur
48 Kemoterapi
49 Kenyataan pahit
50 Zalea dan Nathan sadar
51 pemakaman
52 Pindah
53 Makan lagi
54 Di buat meleleh
55 Emak-emak
56 Kepergok
57 Bertemu Alina.
58 Kecelakaan
59 Terompet
60 Membawa Zalea pulang
61 Rasya jatuh cinta
62 Cindy melahirkan
63 Kondisi Zalea
64 Koma
65 Menyerang
66 Permohonan Jessica
67 Keselek
68 Anak hebat
69 Jelek
70 Membanngunkan Zalea dan Edgar
71 Mood Leo
72 Leo dan Luna.
73 Butuh Tenaga
74 Berbelanja
75 Tepos
76 Zalea marah
77 Panas
78 Keren
79 Suami orang
80 Pergi honeymoon
81 Burayot
82 Makan siang
83 Cari sugar daddy
84 Edgar marah
85 Mendekati Halimah
86 Pengumuman
87 Beradu mulut
88 Cinta Leo
89 Menjemput Pasutri
90 Mual
91 Keluh kesah Leo
92 Ayam warna-warni
93 Mencari Ayam
94 Meminta restu
95 Kebenaran
96 Sekuel "Pengasuh Tangguh Violetta"
97 Ending Iren
98 Kekhawatiran Halimah
99 Berkelahi
100 Mengubah penampilan
101 Meminta restu
102 Lamaran
103 Pernikahan
104 Pernikahan Luna dan Leo
105 Kebahagiaan Luna dan Leo
106 Adel Melahirkan
107 Zalea melahirkan
108 Satu lagi?
109 Membawa pulang Triplet
110 Membujuk Nathan dan Zalea
111 Menemui Geril
112 Pertemuan dan perpisahan
113 Nove Baru "Luka dan Pembalasan"
114 Novel baru lagi Nih, judulnya "Mengandung Benih si Culun"
115 Novel Baru
Episodes

Updated 115 Episodes

1
pemeriksaan
2
Ketimpuk
3
Mengelabui Edgar
4
Bertemu kembali
5
Pura-pura Jadi Pacar
6
Kedatangan Adel
7
Keanehan Edgar.
8
Tawaran Balapan
9
Menang balapan
10
Membantu Zalea
11
Membawa Zalea
12
Zalea sadar
13
Cerita Zalea
14
Kekesalan Adel
15
Mengantar pulang
16
Berita Edgar
17
Kemarahan Edgar dan Leo
18
mencari pelaku
19
Kepolosan Edgar
20
Menemui Zalea
21
Menjemput Edgar.
22
Geril berulah kembali
23
Calon suami.
24
Berkunjung ke Villa
25
Kebelet
26
Mengganti celana
27
Rebutan Singkong
28
Naraya pingsan
29
Kondisi Naraya
30
Meminta restu
31
Keraguan Albert
32
Rumah baru
33
Wanita berpedang
34
Kegugupan Edgar
35
Akad nikah
36
Salting
37
Berjoget bersama
38
Konferensi pers
39
Ulah mommy Vs madam
40
Kekesalan Rasya
41
Alasan Adel
42
Membuntuti Rena
43
Kayu berurat
44
Perjaka tua
45
Pulang ke rumah
46
Kejujuran Edgar
47
keributan di dapur
48
Kemoterapi
49
Kenyataan pahit
50
Zalea dan Nathan sadar
51
pemakaman
52
Pindah
53
Makan lagi
54
Di buat meleleh
55
Emak-emak
56
Kepergok
57
Bertemu Alina.
58
Kecelakaan
59
Terompet
60
Membawa Zalea pulang
61
Rasya jatuh cinta
62
Cindy melahirkan
63
Kondisi Zalea
64
Koma
65
Menyerang
66
Permohonan Jessica
67
Keselek
68
Anak hebat
69
Jelek
70
Membanngunkan Zalea dan Edgar
71
Mood Leo
72
Leo dan Luna.
73
Butuh Tenaga
74
Berbelanja
75
Tepos
76
Zalea marah
77
Panas
78
Keren
79
Suami orang
80
Pergi honeymoon
81
Burayot
82
Makan siang
83
Cari sugar daddy
84
Edgar marah
85
Mendekati Halimah
86
Pengumuman
87
Beradu mulut
88
Cinta Leo
89
Menjemput Pasutri
90
Mual
91
Keluh kesah Leo
92
Ayam warna-warni
93
Mencari Ayam
94
Meminta restu
95
Kebenaran
96
Sekuel "Pengasuh Tangguh Violetta"
97
Ending Iren
98
Kekhawatiran Halimah
99
Berkelahi
100
Mengubah penampilan
101
Meminta restu
102
Lamaran
103
Pernikahan
104
Pernikahan Luna dan Leo
105
Kebahagiaan Luna dan Leo
106
Adel Melahirkan
107
Zalea melahirkan
108
Satu lagi?
109
Membawa pulang Triplet
110
Membujuk Nathan dan Zalea
111
Menemui Geril
112
Pertemuan dan perpisahan
113
Nove Baru "Luka dan Pembalasan"
114
Novel baru lagi Nih, judulnya "Mengandung Benih si Culun"
115
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!