Kebenarannya

...Kamu terlalu sibuk menunggu, sampai kamu tak menyadari jika aku kerap merindumu.—Bintang Milano...

...Cinta tidak perlu dilontarkan dengan kata-kata...

...Karena jika kamu merasakan yang sama...

...Maka tanpa diminta kamu akan paham akan apa yang kurasa...

...—My Bilo—...

...💫...

Di dunia ini banyak orang yang menjadikan cinta sebagai alasan dari rasa bahagia. Entah itu hanya kerena dia yang dicintai membalas rasa atau hanya sebatas menyapa tanpa tahu kalau ternyata sama-sama ada rasa.

Dan rasa itu kini tengah hadir pada pemuda berparas menarik si pemilik senyuman yang mampu melumpuhkan syaraf.

Sudah pasti dia Bintang Milano. Si manusia tampan pujaan hati si cantik Bianca Gibella. Yang ternyata diam-diam menjadikan Bianca Gibella pemilik hatinya, juga. Tidak perlu pakar ekspresi atau sejenisnya, bahkan orang awam pun paham akan ketertarikan yang ditunjukan Bintang pada Bianca. Hanya butuh sedikit penjelasan, maka semua orang akan langsung mempercayainya.

Andai dia bisa memilih untuk jujur, maka sudah jelas saat ini dia tidak hanya akan menjadi pengagum rahasia gadisnya.

Apa Bintang tahu bahwa Bianca juga mencintainya?

Bintang merupakan manusia yang terlahir dengan tingkat kepekaan tinggi, jadi jawabannya sudah jelas. Dia tahu.

Sedari tadi dirinya terus mengulum senyum dengan mata yang selalu mengintai Bianca (yang pastinya tidak sadar sedang ditatap lamat-lamat olehnya). Bahkan mata bernetra gelap pekat itu tak berminat untuk mencari objek lain, selain gadisnya.

"Pipi itu sedikit mengempis, kamu pasti sibuk akhir-akhir ini," batinnya mulai menerka-nerka. Kebiasaannya yang sudah lama ia tekuni. Hampir tiga tahun lamanya yaitu; mengamati Bianca.

Memperhatikan Bianca kemudian diam-diam bermonolog dalam hati adalah kegiatannya yang sampai kapan pun tak akan membuatnya merasa bosan.

Bianca Gibella yang diam-diam menjadikan Bintang dunianya, tidak pernah tahu bahwa Bintang diam-diam menjadikan Bianca semestanya.

"Aku engga sabar nunggu waktu itu, waktu di mana aku bisa mengatakan betapa cantiknya kamu dan betapa dibuat terpesonanya aku karena itu."

Waktu. waktu lah yang menjadi alasannya. Kabar baiknya, Bintang hanya butuh waktu sebentar lagi. Ada beberapa hal yang harus diselesaikannya sebelum dia benar-benar mengklaim bahwa Bianca Gibella adalah Bianca-nya. Bianca Gibella-nya dan Bigi-nya.

Bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi, sekarang Bintang dan ke dua temannya tengah menikmati waktu istirahat dengan mengisi perut, sedangkan yang dilakukan Bintang bukan hanya sekadar mengisi energi fisik, tapi juga sekaligus mengisi seluruh energinya.

"Biaya Rumah Sakit Jiwa engga murah, Tang!" celetuk Brian yang jengah melihat sudut bibir Bintang yang tak kunjung bergaris lurus ketika dia melirik bergantian ke dua sahabatnya. Selalu seperti itu. Bintang selalu mendadak pendiam kala mereka makan. Tapi anehnya itu berlaku hanya saat makan di kantin saja.

Bintang tidak memedulikannya. Jelas saja wajah Bianca seratus kali lipat lebih menarik dari pada perkataan tak bermakna Brian.

Sedangkan Adnan terlihat asyik dengan kegiatan mengisi perutnya bersama mata yang fokus menatap layar ponsel yang tengah menayangkan Drama Korea tontonan favoritnya. Tidak lupa earphone bluetooth hitam tersampir di telinga tampannya.

Brian menghela napas tak habis pikir. "Gini amat nasib gue punya temen." Brian yang yakin keluhannya tak akan dihiraukan pun memilih kembali menyantap makanannya dengan mata yang kembali fokus pada ponsel miliknya yang sedang menayangkan tontonan siaran langsung seputar dunia game online.

"Argh! Jangan ketawa! Kamu tambah cantik!" geram Bintang yang mendapat lirikan bingung Brian.

"Kenapa, lo? Mau ikutan mendrama kayak tontonan si Adnan?" Bintang mengacuhkannya.

"Jangan ketawa aku bilang! Kan, banyak yang ngelihatin!" gerutu Bintang.

"Bacot, Tang. Gue muntah emang lo mau lapin? Jijik gue dengernya." Brian asyik mengunyah makanannya dengan tangan yang memilih fokus dengan tontonannya.

Suara gebrakan meja terdengar nyaring, yang mana Bintang adalah biangnya.

Belum sempat Brian memuntahkan kata-kata makian pada Bintang, si pemuda jangkung itu lebih dulu berdiri, berjalan ke arah meja yang terletak di sudut ruangan.

...💫...

Kehadiran Bintang yang tiba-tiba berhasil membuat Bianca, Lolita, Kinar dan Gitta terdiam. Bahkan Gitta masih dengan telur gulung bersarang dimulutnya yang belum ada niatan untuk dikunyahnya saat ini.

"Boleh aku minta tolong?" seloroh Bintang dengan manik mata yang tak kunjung lepas dari manik mata Bianca. Seakan menegaskan bahwa pertanyaan itu hanya butuh jawaban dari Bianca.

Bianca kaget bukan main. Ragu-ragu dirinya mengangguk. "Bo-boleh," jawab Bianca.

Bintang mendekatkan diri pada kursi yang diduduki Bianca, mengambil napas dalam, seakan Bianca baru saja melakukan kesalahan yang membuatnya begitu kelimpungan.

"Tolong jangan ketawa kayak tadi. Kamu cantik banget. Aku nggak suka, tawa kamu cukup jadi konsumsi aku aja," tegas Bintang dengan tanpa memikirkan efek dari ucapannya terhadap jiwa raga Bianca. Terutama kondisi jantungnya.

"Hah?" Bianca melongo.

Bintang tampak mengangkat tangan mendaratkannya di pucuk kepala Bianca, lalu mengelus rambut Bianca perlahan.

Bunyi dentingan sendok kompak terdengar, bahkan ada yang terbatuk-batuk dan tersedak saking tidak percayanya dengan apa yang mereka saksikan. Bianca dan Bintang sukses mencuri banyak perhatian.

"Aku nggak mau dia! Dia! Dia! Dan semua cowok jadi suka sama kamu. Nanti saingan aku jadi banyak." Bahkan Bintang menunjuk satu persatu para pemuda yang tadi dilihatnya ikut menikmati tawa renyah Bianca-nya, yang wajib diakui legalitasnya bahwa tawa itu mengandung nikotin. Yang akan membuat para penikmatnya ingin terus dan terus menikmatinya.

Bintang berjongkok di depan Bianca, mengulas senyum tipis saat melihat raut keterkejutan Bianca.

"Bisa, 'kan?"

"Hah?" Alfabet seakan menguap dari pikirannya. Titik-titik keringat dingin mulai bermunculan diarea dahi gadis itu.

"Aku ulangi. Tolong. Jangan. Ketawa. Kayak. Tadi lagi. Di depan. Umum," ulang Bintang sangat lembut, tapi penuh penekanan di setiap katanya.

Kontan Bianca mengangguk patuh. Seakan terhipnotis dengan nada dan tatapan lembut yang dilayangkan Bintang.

Reaksi ketiga sahabatnya pun tak jauh beda dari Bianca yang tampak dilanda syok berat. Mereka sampai tidak bisa berkata-kata, ini terlalu mendadak. Meskipun dalam situasi seperti ini Kinar masih tetap andal dalam mengontrol ekspresinya.

...💫...

"Elo kerasukan ya?" tanya Brian sangsi akan kejadian yang baru saja terjadi. Ingin tak percaya, tapi bagaimana dengan matanya yang melihat semuanya?

Bintang mengulum senyumnya.

"Wah si anjir! Emang ya lo!" Brian tersenyum kecut.

"Lo lihat, 'kan, Nan?" Brian melirik sekilas Adnan yang sudah selesai dengan tontonannya.

"Hm. Di Drama Korea yang sering gue tonton, sih, tandanya dia lagi kena efek samping dari jatuh cinta," balas Adnan terlampau datar.

"Jadi maksudnya lo cinta cewek itu?" pekik Brian.

"Gue cinta dia." kata Bintang kemudian tersenyum lebar.

"Gue cinta dia," ulang Bintang dengan senyuman semakin lebar, "gue suka dengarnya. Gue cinta dia," lanjutnya.

Brian berdecak takjub. "Gila!"

Mata Brian pun mengikuti arah pandang Bintang. Dirinya ikut memindai wajah gadis itu, gadis yang terlihat sedang berusaha menunduk menyembunyikan semburat merah di pipi. Walaupun itu sia-sia, karena ke dua gadis lainnya terlihat sedang menggoda gadis itu, yang mana membuat gadis itu mendongak sesekali.

"Lucu." Tanpa sadar Brian menyuarakannya.

Bintang langsung menatap Brian tajam. "Lo mau mati?"

"Gue bilang engga mau pun, takdir akhir manusia adalah kematian."

"Dia milik gue!" tegas Bintang.

Brian terbahak. "Serius amat! Iya! Lagian gue lebih suka makan nasi dari pada makan temen."

"Cewek itu kelihatan jauh banget dari tipe ideal elo yang gue bayangin. Maksud gue, dia jauh lebih sempurna dari bayangan gue tentang tipe elo," sambung Brian.

"Bidadari gue emang sempurna! Namanya Bianca Gibella, panggil aja calon istrinya Bintang. Nama cewek gue nggak pantes lo sebut-sebut."

"Kampret!"

...💫...

Terpopuler

Comments

deeyaa

deeyaa

keren, semangat Thor

2023-09-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!