Beberapa hari kemudian
Saat ini arelta tengah berada dijalana itu.seperti biasa gadis itu menatap kosong kearah jalan.
"Abian mungkin aku tidak akan kesini lagi, aku akan segera menikah" Lirihnya tanpa sadar menitihkan air mata,"terimakasih sudah membuat dua tahunku jauh lebih bahagia dan berharga"
Namun tiba-tiba seseorang menggenggam tangannya, arelta melihat itu adalah axsa hanya diam membiarkan pria tinggi itu menggenggam tangannya untuk pertama kalinya.
"Terimakasih telah menjaganya. sekarang aku yang akan menggantikan mu menjaganya Jadi tenanglah disana abian! " teriak axsa
"Apa yang kamu lakukan berhentilah, Semua orang melihat kita" arelta memukul pelan axsa karena merasa malu
Axsa hanya diam menatap arelta dengan balutan dress berwarna denim dengan rambut hitam yang terurai. Axsa Mengulurkan tangan kanannya memberikan sebuah bunga mawar biru padanya.
"Seperti arti bunga ini aku ingin memulai kehidupan yang baru bersama kamu meskipun aku tidak tahu akan seperti apa kedepannya, tapi maukah kamu menerima aku " Ucap Axsa yang terdengar serius dan begitu tulus .
Arelta tak berkata apapun ia hanya diam menatap pria dihadapannya entah mengapa ia merasa ada sosok abian didalam diri axsa.
Grep!
Tiba-tiba saja arelta memeluk axsa menangis dalam pelukannya.
*
Hingga hari pernikahan itu tiba
Dengan menggunakan balutan dress putih pajang arelta berjalan dialtar didampingi sang ayah menuju axsa yang sudah berada diujung sana. Axsa tersenyum melihat gadis cantik itu dihadapannya perlahan ia berjalan lalu mengeluarkan tanganya pada arelta, dan merekapun berjalan bersama dialtar.
Janji pernikahan pun terucap kini arelta telah sah menjadi istri axsa namun entah mengapa ia masih sangt berat menerima semuanya apalagi dihatinya masih ada abian.
"Silahkan anda menciumnya sebagai tanda cinta jika saudara arelta sudah sah menjadi istri anda" Ucap pendeta yang membantu pernikahkan kalian
Axsa menatap arelta lalu mendekatkan wajahnya.arelta yang belum siap segera mungkin menutup matanya.satu kecupan itu melayang pada keningnya, gadis cantik berhidung bangir itu mengangkat alisnya ia pikir Axsa akan mencium bibirnya
"Kamu tenang saja aku tahu kamu belum siap"bisik axsa dengan suara deepnya lalu kembali tersenyum menyapa para undangan
Sementara seorang pria dengan setelan jas hitam rapih tersenyum miris saat melihat gadis yang ia suka telah bersanding dengan orang lain.
"Selamat ya, semoga kamu selalu bahagia" Gion melemparkan senyum manisnya sambil memberikan kado pernikahan untuk gadis berkulit putih dan mancung itu.
"Terimakasih sudah datang" balas arelta lalu menerima kado yang Gion berikan
Tak terasa waktu terus berputar hingga malam pun tiba. setelah selesai acara arelta langsung ikut bersama Axsa kerumahnya. bukan karena dirinya menginginkan tinggal dirumah axsa, tapi karena sang ayah yang lagi-lagi memintanya.
"Kamu pilih saja kamar yang kamu mau, aku tahu kamu tidak ingin sekamar dengan aku kan" Ucap axsa.
"Baguslah kamu mengerti jadi aku tidak perlu bersusah payah memberi tahu."Balas arelta dengan ketus lalu memilih kamar yang tidak jauh dari kamar axsa
"Aku bahkan tidak mengerti mengapa abian mencintai gadis sepertinya" Gumanya sembari menggelengkan kepala merasa bingung mengapa abian bisa mencintai dan bersabar dengan wanita seperti arelta.
**
Didalam kamar bersiap untuk mandi namun saat ingin membuka gaun pengantinnya resleting itu tersangkut hingga membuat gadis berambut panjang itu sedikit kesusahan ditambah lagi dengan tangannya yang pendek.
"Hais kenapa nyangkut segala sih "kesal yang berusaha menurunkan resleting itu.
Tiba-tiba axsa datang lalu membantu wanita itu membuka resletingnya.beberapa saat lalu setelah mengambil minum axsa hendak kembali memasuki kamarnya namun langkahnya terhenti ketika tanpa saja ia melihat arleta yang tengah kesusahan membuka resleting gaun. tanpa pikir panjang axsa segera masuk kedalam dan membantu arelta menurun resleting gaun yang tersangkut itu.
Namun bukannya berterimakasih pada axsa arelta justru marah karena pria itu masuk tanpa izin.
"Axsa!! Kamu ini, kenapa masuk tanpa izin dan kenapa gak ketuk pintu dulu? " arelta langsung mentupi tubuhnya yang sudah sedikit terekspos itu.
"Memangnya kenapa aku ini suamimu apa salahnya jika aku masuk kekamar istriku sendiri?" jawabnya menatap heran pada wanita dihadapannya.
Wanita berhidung bangir itu pun terdiam sm mendengar ucapan pria yang telah sah menjadi suaminya ini. Itu memang benar jadi apa harus dikhawatirkan bahkan jika axsa ingin melakukan hubungan intim sekalipun itu tidak akan masalah karena arelta telah menjadi istrinya.
Memilih diam arelta, dan mendorong tubuh axsa hingga keluar dari kamar. Wanita itu langsung menutup pintunya.
"Pokoknya jangan masuk kamar aku tanpa seizinku atau aku akan pergi dari rumah ini" teriaknya dari dalam kamar
"Ada apa axsa, kenapa kalian berisik sekali?" tanya devin yang baru saja datang dengan koper dan beberapa paper bag ditangannya.
"Gapapa vin. Oh ya aku kakamar dulu ya " jawab axsa yang tak bisa menyembunyikan senyumannya akan kegemesan arelta. Devin yang memperhatikan axsa sedikit berubah akhir-akhir merasa jauh lebih tenang dari sebelumnya. setidaknya axsa tidak perlu meminum obat pemenang lagi.
"Sepertinya arelta benar-benar merubah axsa" batin devin, lalu dengan cepat ia mengetuk pintu kamar arelta
"Bisakah kamu membuka pintunya." tak lama kemudian arelta membuka, "ini barang-barangmu" Ucapnya
"Terimakasih, maaf jadi merepotkanmu" balas arelta merasa tak enak pada devin
"Tidak apa-apa.oh iya kita belum sempat berkenalan" devin mengulurkan tangannya, "saya devin artio sahabat sekaligus sekretaris axsa. Kamu bisa panggil saya devin"
"Aku Arelta Adelina, panggil saja arelta "
"Baiklah, arelta, saya pergi dulu kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa panggil saya, kamar saya ada dibawa"
Arelta mengangguk, "Iya, sekali lagi terimakasih "Ucap arelta pada devin yang akan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments