Bab 4

*******

Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu Axsa selalu datang kerumah Arelta bahkan mengikutinya kemanapun .

"Sampai kapan kamu akan terus disini" Tanya Axsa yang sudah mulai bosen menunggu Arelta yang hanya diam menatap jalanan yang sepi itu

"Sampai aku bisa bertemu dengan Abian" Jawab Arelta

Axsa langsung melemparkan tatapan tajamnya

"Sampai kapan kamu akan terus seperti ini, kamu harus sadar Abian itu sudah meninggal enam bulan lalu."

"Apa kamu bisa diam!!. Pergilah, aku tidak membutuhkan Kamu disini" Jawabnya yang engganmeladeninya.

"Pak Aden menyuruh aku untuk menjaga kamu jadi aku tidak akan pergi" jawab Axsa dengan cepat

"Baiklah aku saja yang pergi" Arelta melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Axsa

Arelta naik kedalam bus yang baru saja berhenti itu, sedang kan Axsa hanya memperhatikannya, dan kemudian ia juga masuk kedalam mobilnya mengikuti bus itu

"Tidak bisakah kamu berhenti mengikuti "Ucap Arelta kesal karena Axsa yang terus saja mengikutinya sampai kerumah.

"Aku tidak mengikuti kamu, aku kesini karena ada janji dengan Pak Aden" Jawab Axsa

"Aisshh menyebalkan" Gumamnya lalu masuk kedalam rumah

"Arelta Kamu sudah pulang??" Ucap pak Aden saat melihat putrinya

"Iya" singkatnya

"Eohh kau juga sudah disini Nak Axsa " Ucapnya mempersilahkan Axsa untuk duduk

"Duduklah dulu Arelta, ada yang Ayah ingin bicarakan" Pintannya

Arelta tak menjawab ia juga hanya diam lalu duduk disamping Axsa

"Apa yang ingin ayah bicarakan?" tanyanya dengan cepat

"Ayah ingin kamu menikah dengan Axsa" Ucapnya yang membuat Kalian berdua terkejut " kamu mau kan menikah dengan Axsa "lanjut Pak Aden bertanya pada Arelta

"maksud Ayah apa! bukankah aku sudah bilang tidak ingin dijodohkan dengan siapapun apa lagi dengan pria menyebalkan sepertinya" Balas Arelta, menunjukkan jarinya pada Axsa, "Pokoknya aku tidak mau menikah dengan siapapun "

"Lalu kamu ingin apa?? Ingin terus hidup dengan rasa sedihmu itu. Kamu harus sadar Arelta Abian tidak akan pernah kembali dia sudah tiada" Tegasnya yang penuh penekanan

"Abian pasti akan kembali. aku yakin itu Ayah" Lirihnya yang meneteskan air mata lalu berlari pergi ke kamar

Axsa hanya terdiam melihat pertengkaran kecil antara ayah dan anak itu. Jujur Axsa merasa kasihan pada Arelta Rasanya memang sulit melupakan seseorang yang telah membuat kita bahagia begitu saja

"Maafkan Putriku dia memang sedikit pemarah sejak Abian meninggal. Tentang yang baru saja aku katakan apa kau bersedia menikah dengan putriku??" Tanya pak aden pada Axsa yang masih duduk diam ditempatnya

"Aku bersedia." Tanpa ragu Axsa menjawab ucapan Pak Aden. Entah mengapa kata itu keluar begitu saja

Didalam kamarnya Arelta menundukkan kepalanya air matanya terus mengalir membasahi pipinya hingga akhirnya Isak tangisannya mengema di ruangan itu

"Mengapa tidak ada yang mengerti perasaan Aku!" Gumam gadis pemilik rambut panjang itu

**

Axaa baru saja sampai dirumahnya ia langsung mendudukkan ****** nya pada sofa besar yang ada diruang tamu. Tangan itu terulur mengambil dokumen Tentang Abian yang waktu itu Devin berikan padanya

"Takdir memang selalu kejam!. Liihatlah bahkan umur kau sama dengan aku" Axsa tersenyum Masam saat membaca setiap detail tentang Abian

"Kau sudah pulang" Ucap Devin yang baru saja keluar dari dapur

"Hmm.. aku baru saja datang" Jawab Axsa

Devin mengeluarkan Map coklat dari tas kerja nya lalu memberikan Map itu ada Axsa "ini dokumen yang kau minta" Axsa mengambil Map berisi file Tentang Abian yang diminta nya beberapa hari yang lalu pada Devin

"Dari Foto kejadian itu seperti pria itu sengaja membanting setir mobilnya agar menyelamatkan pejalan kaki itu" ucap nya menunjukan bagian detik-detik kecelakaan itu terjadi

Abian mengezoom videonya, ia tampak tak asing dengan pejalan kaki itu

"Lihatlah bahkan sebelum kejadian pria itu hampir menabrak pejalan kaki itu dan hendak membantunya"Ucap nya lagi

"Kau benar Devin, tapi aku merasa tidak asing dengan pejalan kaki itu" gumamnya

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja. Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya"

"Aku akan menikah dengan kekasihnya" Ucap Axsa membuat Devin terkejut

"APA!, Aku tidak salah dengar"

"Aku merasa bersalah pada Arelta karena Abian mendonorkan jantungnya dia harus kehilangan calon suaminya. Setidaknya dengan aku menikah dengannya aku akan berusaha membuatnya kembali seperti dulu dan menerima kepergian Abian"

"Kau yakin Axsa?. Bagaimana dengan Tania, Apa kau bisa menjalani hidup tanpa bayangannya"Ucapnya dengan nada khawatir pada Axsa yang bahkan selama ini Axsa saja masih merasa bersalah atas kepergian Tania. Apa Axsa akan mampu membuat Arelta menerima kepergian Abian jika dirinya saja belum bisa merelakan kepergian tania

Axsa hanya terdiam tak menjawab Ucapan Devin. Axsa beranjak masuk kamar nya, sedang devin menatap khawatir padanya

Didalam kamarnya Axsa menatap pantulan diri di cermin

Sulit baginya melupakan Tania tapi membuat Arelta keluar dari kesedihan nya adalah tugas nya saat ini

Axsa merebahkan tubuhnya lalu memejamkan matanya

Sementara disisi lain

Arta membuka matanya menatap sekelilingnya yang sangat asing untuk nya namun terhenti ketika menangkap sosok bayangan pada kabut berasap itu.

Tiba-tiba seorang pria keluar dari kabut itu, Arelta yang melihat itu Abian langsung berlari dan memeluk nya

"Aku yakin kamu pasti kembali" Lirihnya yang mengeratkan pelukannya

"Ta, Mulai sekarang kamu tidak perlu menunggu aku lagi yaa" Ucap pria tinggi itu dengan suara lirih nya

"Kenapa, Abian?? Kamu tidak akan pergi kan "

"Tidak. Aku akan tetap disamping kamu hanya saja akan ada orang berbeda yang menemani kamu"

"Maksud kamu apa? Aku tidak mengerti "

"Aku akan tetap disamping kamu tapi bukan sebagai aku tapi orang lain Arelta. Lupakan semuanya tentang aku, kamu harus memulai kehidupan yang baru denganna" Ucap Abian menitihkan air matanya

Arelta menggelengkan kepalanya" Aku tidak mau. Aku cuma mau hidup sama kamu Abian. Kamu janji kalau kita bakal sama-sama sampai kakek nenek kan " Gadis itu menangis menggelengkan kepalanya

"Maafin aku sayang aku yakin dia pasti akan menjaga dan membahagiakan kamu." Abian memeluk erat tubuh gadis depannya

"Tidak, aku tidak mau jangan pergi Abian" Lirihnya

Terpopuler

Comments

Donny Chandra

Donny Chandra

Cerita yang sangat inspiratif, terima kasih author!

2023-08-14

0

Octavio Gonzalez

Octavio Gonzalez

Sempurna! Semua elemen yang aku suka ada di sini.

2023-08-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!