MENGEJAR CINTA BINTANG
SEQUEL dari novel MENIKAHI KAKEK TUA. Sebelum baca ini, di sarankan baca novel induknya dulu ya ges..
HAPPY READING..😉😉
Hari masih sangat pagi ketika gadis cantik berambut sebahu itu berlari menuju kelas. Bukan kelasnya, melainkan kelas seorang pemuda yang menjadi idamannya sejak ia duduk di kelas 10.
Rutinitasnya setiap pagi memang seperti itu, datang ketika sekolah masih sepi menuju kelas sebelah untuk menyimpan sekotak makanan di bawah meja.
Anehnya, meski beribu kali mendapat penolakan, tapi gadis itu tetap gigih mengejar cinta tambatan hatinya itu.
"Selamat sarapan Bintang, sayang.." gumamnya, lalu ia terkikik geli dengan tingkahnya sendiri.
Kemudian ia segera pergi sebelum ada yang lain datang dan memergokinya. Padahal memang bukan rahasia umum lagi Bulan mengejar Bintang, bukan rahasia umum juga bahwa Bintang kerap menolak Bulan.
BRUG
"Aw.." pekiknya, karena terburu-buru, gadis itu menabrak dada seseorang.
"Lo gak papa?"
Bulan mengusap keningnya, "Gak papa gimana? Kepala aku sakit tahu!"
"Ngapain jalan buru-buru? Bintang lagi?" sindir pemuda itu, sebelah tangannya menyugar rambut hitamnya, sebelah tangannya yang lain memegang tali ransel yang tersampir di bahunya.
"Kok tahu? Hahah.." Bulan tertawa, memukul pelan lengan Angkasa, sepupu dari Bintang.
"Bukan rahasia umum kali, Lo gak bosen terus ngejar Bintang? Gak mau move on aja? Ke gue misalnya?" Angkasa menaik turunkan alisnya, menggoda Bulan sangat menyenangkan untuknya.
"Gak! Dimana-mana itu pasangan Bulan ya Bintang. Mana ada Bulan dan Angkasa, gak cocok kan? Udah ah aku males, awas aja kalau makanan itu kamu yang makan lagi, itu khusus buat Bintang," ancam Bulan. Karena biasanya memang seperti itu, makanan yang dia khususkan untuk Bintang, kerap di makan Angkasa. Entah Bintang yang menyuruhnya, atau Angkasa sendiri yang menginginkannya.
"Heh, tempat Bulan itu ya di angkasa. Itu artinya Lo gak akan bisa tinggal dimana pun kecuali di angkasa. Gue bakalan jadi rumah ternyaman buat Lo, gimana?" Angkasa masih menggoda Bulan, ia menarik keras baju Bulan saat gadis itu hendak pergi tanpa menjawabnya. "Jangan kabur dulu, gue belum selesai ngomong."
"Ih apa sih Sa? Lepasin baju aku, kalau aku berantakan nanti Bintang tambah gak suka. Aku rapi aja Bintang gak pernah liat aku apalagi aku berantakan," omel Bulan.
"Itu Lo sadar, harusnya Lo mundur aja Lan.." ia menatap Bulan dengan tatapan entah, mungkin iba karena kegigihan gadis itu tak pernah mendapat tanggapan dari sepupunya.
Bulan menoleh, menatap Angkasa yang entah mengapa menjadi tampak serius. Ia jadi bingung harus berkata apa.
"Dengerin gue Lan, secinta-cintanya Lo sama orang, jangan sampai Lo melukai harga diri Lo sendiri. Hargai diri Lo, jangan merendahkan diri Lo sendiri kaya gini.."
"Apa urusannya sama kamu? Kamu gak berhak ngatur aku, apalagi ngatur hati aku harus suka sama siapa. Kamu tahu Sa? Kalau aku boleh milih, aku juga gak mau kaya gini. Andai aku bisa cinta sama orang lain yang juga bisa cinta sama aku, aku pasti bahagia banget. Sayangnya aku juga gak bisa ngatur hati aku sendiri untuk cinta sama siapa.."
"Sorry, Lan. Bukan gitu maksud gue, gue cuma.."
"Aku permisi." Potong Bulan, ia terburu-buru keluar kelas, namun langkahnya kembali terhenti saat Bintang baru saja hendak memasuki kelas.
Tatapan mereka bertemu, namun Bintang memutusnya lebih dulu. Ia melanjutkan langkahnya melewati Bulan yang masih berdiri.
Bulan lalu menoleh, "Bintang, aku buatin sarapan special buat kamu. Itu aku yang buat sendiri, di makan yah! Jam pertama kamu pelajaran olahraga kan? Jangan sampai kamu sakit," ucapnya.
"Aku udah sarapan, lain kali gak usah repot-repot." ucap Bintang, ia duduk di bangkunya tanpa menoleh pada Bulan.
Bulan menghela nafas panjang, selalu seperti ini. Tapi anehnya ia tak pernah mau menyerah. "Buat makan siang aja kalau gitu, atau enggak, kamu buang aja."
Setelah mengatakan kalimat itu, Bulan pergi ke kelasnya. Mereka memang sama-sama kelas 12, tapi jurusan yang mereka ambil berbeda, tentu kelas mereka pun berbeda.
"Lo gak ada hati sedikit pun sama dia?" Tanya Angkasa. "Kasian anak orang, ngejar dari kelas 10 tapi gak pernah lo terima."
"Apa sih Sa, nih dari mami.." Bintang memberikan sekotak sandwich pada Angkasa, titipan dari Jingga untuk pemuda itu.
"Wuaaah, mami Ji emang the best. Bilang sama mami makasih, salam sayang dari gue.." ucap Angkasa, ia membuka kotak bekal berwarna biru itu, lalu mengeluarkan sandwich keju dari dalamnya dan ia santap dengan lahap.
"Dih, bilang aja sendiri. Kata mami bapperwarenya jangan sampai hilang lagi, aku yang kena omel." Bintang memang kerap terkena omelan sang mami karena sepupunya itu menghilangkan bapperware koleksinya. Bahkan hanya tutupnya yang hilang saja, Jingga bisa mengomel sangat panjang.
Angkasa tertawa, ia tak perduli dengan gerutuan Bintang.
IKLAN
Ges, semoga suka yah. Cerita Anak-anak Jingga dan Langit aku pindahin kesini. Kemaren emang sempet mau aku lanjut di lapak LangitJingga, tapi karena ada satu dan lain hal, jadi aku pindahin ke lapak baru. Jan marah Loh ges, aku padamu pokonya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
my_dear_Budiarti
penasaran sama kisah Bulan-Bintang
2024-09-27
0
Ita rahmawati
krn baca kisahnya angkasa jd gk respek sm bulan,,gk tau knp,,gk suka aja 😅😅
2024-02-16
0
Cicih Sophiana
hadir disini langsung favorit thor...
2024-02-15
0