Ep. 3

"Sara, ternyata kamu di taman!!" ucap Anne

"Haii Anne, iya.. Aku suka banget disini. Gak rame." ucap Sara sambil memberikan tempat duduk untuk Anne

"Bukannya jadwalmu besok ya?" tanya Anne

"Iyaa, tapi pak Darwin ingin bertemu kembali jam 11 nanti, entah apa yang mau dibahas lagi." ucap Sara sambil menikmati minuman yang ada di tangannya

Saat mereka sedang mengobrol santai tiba-tiba seseorang menghampiri mereka.

"Wahh.., pantes taman ini terlihat sangat tidak nyaman. Ternyata karena disini ada sampah!" ucap Angel ke teman-temannya sambil menunjuk ke arah Sara dan Anne

Sara dan Anne menatap ke arah Angel dan mereka terlihat menertawakan Sara dan Anne dengan tatapan meremehkan. Sara bangkit dari duduknya dan menatap mereka dengan tajam lalu Angel mendekat ke arah Sara

"Kenapa?? Gak suka kalo kalian gw bilang sampah?" tanya Angel terlihat marah

Sara tersenyum..

"Kayanya.., yang sampah itu bukan kita, tapi apa yang keluar dari mulut kalian itu lebih sangat.., silahkan pikirkan sendiri!" ucap Sara

Ternyata saat Angel dan teman-temannya mendatangi Sara dan Anne, Sebastian dan temannya sedang lewat dan melihat tindakan mereka ke Sara dan Anne. Saat Angel ingin menampar wajah Sara tiba-tiba seseorang menahan tangan Angel.

"Jaga sikap!" ucap Sebastian

"Tian, Sebastian.., kamu ngapain?" tanya Angel terlihat kaget

"Jaga sikapmu dan jangan menghina orang lain!" ucap Sebastian

"Apa? Kamu bela mereka yang jelas-jelas mereka itu.." Angel belum menyelesaikan ucapannya Angel berteriak kesakitan.

"Cukup Angel, sikapmu memuakan!" ucap Sebastian lalu Angel dan teman-temannya pergi meninggalkannya.

Sebastian menatap Sara, dan Sara dan Anne terlihat bingung dengan apa yang terjadi tadi.

"Kamu gak apa?" tanya Sebastian

"Ng? Gak apa-apa kok, kan gak jadi dipukul." ucap Sara tersenyum

Sebastian menahan untuk tidak tersenyum mendengar jawaban Sara

"Te..terima kasih Sebastian, karena telah menolong Sara." ucap Anne

"Oh iya, gak apa-apa. Yang penting kalian baik-baik saja." ucap Sebastian lalu pamit dan meninggalkan mereka. Anne memberitahu Sara untuk berterima kasih ke Sebastian.

"Sebastian.." Sara memanggil dan berlari ke arah Sebastian dan tiba-tiba kakinya tersandung dan Sebastian segera menangkap Sara agar tidak jatuh dan sekali lagi Sara memeluk Sebastian.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Sebastian

Sara segera melepaskan pelukannya dan berdiri menjauh dari Sebastian.

"Oh iya, terima kasih sudah menolongku dan yang ini juga." ucap Sara lalu pergi karena malu

Sara mengajak Anne pergi mencari makan..

"Sara, tadi itu apa? Serius, kamu peluk Sebastian??!" tanya Anne menggoda Sara

"Anne, stop ya!! Jangan salah paham, tadi itu aku hampir jatuh dan kebetulan Sebastian di depanku." ucap Sara

"Iya.. Iya, kebetulan kok, kebetulan ya." ucap Anne tersenyum

"Oh iya, kamu mau beli makan lagi? Ini udah hampir jam 11 lho." ucap Anne

"Ya ampun.. Hampir aja lupa. Aku pergi dulu ya. Bye Anne!!" ucap Sara lalu pergi ke ruang pak Darwin

Di ruang pak Darwin..

"Permisi pak.." ucap Sara

"Duduk Sara, sebentar saya selesaikan beberapa hal dulu." ucap pak Darwin

Sambil menunggu pak Darwin menyelesaikan pekerjaannya Sara mencoba membaca majalah yang ada di atas meja itu dan tiba-tiba pintu ruang pak Darwin terbuka dan seseorang masuk ke ruangan itu, tetapi Sara tidak menghiraukan siapa yang masuk ke ruangan pak Darwin.

"Ohh, silahkan masuk tuan muda." ucap pak Darwin lalu menghampiri yang disebut tuan muda itu

Sara segera berbalik dan melihat siapa yang datang dan ternyata itu adalah Sebastian.

"Sara, ini adalah tuan.." pak Darwin belum menyelesaikan ucapannya Sebastian langsung menyela.

"Sebastian.., benarkan pak Darwin?" tanya Sebastian tersenyum memberi kode untuk mengiyakan.

"Ii..iya, ini tuan.. Maksud saya Sebastian."ucap pak Darwin terlihat kikuk

"Hmm.. Iya, aku sudah mengenalnya. Dan tuan? Maksudnya?" tanya Sara penasaran

"Maksud pak Darwin adalah Tian, Tian panggilanku. Benar kan pak Darwin?" tanya Sebastian

"Betul itu, kamu salah dengar. Maksud saya Tian, tuan, ah itu hanya beda huruf kedua saja." ucap pak Darwin tertawa kecil

"Hmm.., tapi sepertinya aku dengar dengan jelas kalau....," Sara belum menyelesaikan ucapannya tiba-tiba Sebatian duduk di sampingnya.

"Lagi baca apa?" tanya Sebastian

"Majalah travel." ucap Sara sambil menunjuk ke arah majalah itu

"Ooh gitu ya." ucap Sebastian

Pak Darwin langsung segera duduk berhadapan dengan Sara.

"Jadi.. Saya memanggilmu kembali karena saya mendengar beberapa kali kamu bersinggungan dengan kakak kelasmu ya?" tanya pak Darwin

Sara melirik ke arah Sebastian dan Sebastian terlihat bingung dengan tatapan Sara

"Iya.., saya pikir, seorang senior harusnya bisa jadi contoh. Atau setidaknya mencerminkan dirinya sebagai mahasiswa yang benar. Bukan karena mereka sebagai senior lalu sikapnya seperti itu. Maaf pak Darwin, tapi menurut saya tidak pantas, dan itu akan mencoreng nama baik kampus." ucap Sara terlihat serius

Sebastian yang duduk di sampingnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya setuju dengan ucapan Sara.

"Tapi, Senior yang tahu kalo ada rekannya melakukan hal yang salah juga jangan diam saja apa lagi hanya menontonnya. itu juga kurang tepat." ucap Sara kembali sambil melirik ke arah Sebastian

"Hmm.., Saya setuju dengan ucapanmu. Dan terima kasih atas masukkannya mengenai kampus ini. Saya kagum dengan cara pandangmu." ucap pak Darwin

"Ok Sara, saya harapan kamu bisa berkembang di tengah-tengah beragamnya karakter teman-temanmu disini." ucap pak Darwin

Sara segera berpamitan dan pergi meninggalkan ruangan pak Darwin.

"Maaf tuan muda, kalo tadi saya lancang." ucap pak Darwin

"Tidak apa-apa, lebih baik kalo Sara tidak mengetahui tentang saya dan panggil saya Sebastian/Tian pak Darwin saat situasi seperti tadi." ucap Sebastian lalu pamit dan meninggalkan ruangan pak Darwin

Sara berjalan cukup santai dan membeli minuman di kantin lalu seperti biasa Sara kembali ke taman untuk menikmati pemandangan sore hari sebelum kembali ke penginapan. Dari kejauhan Sebastian sudah memperhatikan Sara.

"Hmm.., sampai kapan harus tinggal di penginapan ya? Kalo terlalu lama bisa habis tabunganku. aku harus segera mencari tempat kost supaya bisa hemat. Tapi.. Kenapa yang dekat kampus full semua!! Tenang..,tenang Sara. Besok setelah balik kampus, aku akan cari kost." ucap Sara menyemangati dirinya

Dan ternyata Sebastian mendengar ucapan Sara dan tersenyum melihat tingkah Sara yang lucu.

"Hai, belum pulang?" tanya Sebastian

"Oh, hai.., belum. Mungkin sebentar lagi." jawab Sara

"Maaf aku tadi sempat mendengarkan kamu sedang menyemangati dirimu. Hmm.., apakah kamu belum dapat tempat tinggal?" tanya Sebastian hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Sara

Sara menganggukan kepalanya, mengiyakan pertanyaan Sebastian. Lalu menarik nafas panjang.

"Aku jadi malu karena didengar olehmu, tapi itu bukan keluhan lho. Aku sedang menyemangati diriku untuk bisa berjuang tinggal disini." ucap Sara tersenyum

Sebastian menatap Sara dengan lembut, senyumannya membuat Sebastian ingin terus menatapnya. tetapi Sebastian segera memalingkan wajahnya ketika Sara melihat ke arah Sebastian.

"Sudah sore, aku pulang duluan ya." ucap Sara segera merapikan barang bawaannya dan mengenakan tasnya.

"Tunggu, kamu.. Kamu sudah makan?" tanya Sebastian

"Belum, kenapa?" tanya Sara

"Hmm, kalo kamu ada waktu, kita makan bersama." ucap Sebastian

"Makan bersama???" tanya Sara dengan menatap tajam Sebastian

"Itu.. Kalo kamu ada waktu." ucap Sebastian

"Oke, tapi kamu yang traktir ya." ucap Sara dengan santai.

"Oke, gak masalah. Kamu mau makan dimana?" tanya Sebastian

"Yang pasti bukan restoran ya. Yuk jalan." ucap Sara

Mereka mengunjungi kedai makanan yang tenang dan cukup ramai.

"Tenang tempat makan ini, enak kok. Aku sering kesini." ucao Sara

"Iyaa, tolong pesankan aku sama seperti yang kamu pesan saja ya.." ucap Sebastian

"Oke, Ibu.., saya pesan mie kuah ini dua ya." ucap Sara

Akhirnya makanan mereka siap dan mereka menikmati makanannya. Tidak disangka ternyata mereka jadi semakin akrab.

"Ahh, kenyang. Enak kan mienya?" tanya Sara

"Iya, makasih udah ajak kesini." ucap Sebastian

"Aku yang makasih, karena ditraktir." ucap Sara tertawa

Setelah makan bersama mereka segera memisahkan diri untuk kembali ke rumah mereka masing-masing, Saat sedang berdiri menunggu bis tiba-tiba seseorang hampir menabrak Sara, beruntung Sebastian segera menarik tangan Sara dan membuat mereka sangat dekat.

"Tolong hati‐hati ya." ucap Sebastian ramah

"Ii..iya, makasih buat hari ini. Aku duluan ya." ucap Sara lalu pergi meninggalkan Sebastian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!