Summer And Love
Pagi ini matahari bersinar cerah, udara yang segar dan kicauan burung-burung membuat setiap orang bersemangat untuk memulai hari ini.
"Sara, bangun nak, nenek sudah siapkan bekal untukmu. Apakah semua sudah kau kemas?" tanya nenek Jane
tiba-tiba...
"Aku sudah siap nenek." ucap Sara berdiri di belakang nenek
"Dasar anak ini, selalu mengagetkan nenek! Ayo.., bersiap untuk sarapan, nanti kau telat!" ucap nenek Jane
"Siap nyonya." ucap Sara menggoda nenek kesayangannya.
Mereka menikmati sarapan dengan sesekali mengobrol mengenai sarapan yang terseji di piring mereka.
"Nek, Sara pamit ya. Jangan lupa nenek makan obat tekanan darahnya dan jangan terlalu capek nek, dan..." ucapan Sara terhenti lalu memeluk nenek Jane dengan erat
"Iya nak, kamu jangan mencemaskan nenek. Jadi tenang saja, nenek harap saat kamu menempuh pendidikanmu di kota, kamu harus kuat dan jangan menyerah nak. Ingat dengan cita-citamu!" ucap nenek Jane
"Iyaa nek, doakan Sara nek. Dan aku akan sering mengabari nenek. Aku berangkat ya nenek." ucap Sara segera menaiki taksi yang sudah menunggu.
Meninggalkan nenek Jane sendirian di desa dan rasa gugup untuk hidup di tempat baru di kota membuat Sara terlihat gelisah. Tetapi Sara harus melangkah karena dengan menempuh pendidikan dan bekerja di kota akan membantu keuangan nenek Jane di desa.
Perjalanan cukup panjang, dan akhirnya Sara tiba di kota dan segera menuju cari penginapan untuk bermalam sebelum besok ke kampus untuk mengurus administrasi.
"Aku sangat lelah!!" ucap Sara lalu merebahkan tubuhnya
Setelah istirahat sejenak, Sara segera menyiapkan pakaian dan dokumen kelengkapan administrasi kampus lalu segera mengabari nenek Jane kalo Sara sudah tiba di kota, setelah itu Sara kembali beristirahat lalu segera tidur.
Keesokannya..
Pagi ini Sara segera bergegas menuju kampus, semua dokumen yang dibutuhkan sudah disiapkan. Sara mencari ruang pendaftaran tetapi yang terjadi Sara tersesat. Saat sedang mengamati setiap ruangan tiba-tiba.. BRUKKK!!
"Awww.." keluh Sara yang terjatuh dan dokumen yang dipegannya berhamburan di lantai.
"Maaf, kamu gak apa-apa?" tanya seseorang
"Dokumenku.." ucap Sara dan tidak merespon pertanyaan orang itu
"Kamu gak apa-apa?" tanya orang itu sekali lagi
"Ng.. Iya aku gak apa-apa." ucap Sara
"Mari ku bantu berdiri." ucap orang itu sambil mengulurkan tangannya
Sara tidak ragu untuk menerima bantuan dari orang itu dan akhirnya Sara menatap orang yang menolongnya dan.. dia adalah seorang pria yang sangat tampan.
"Tanganmu baik-baik saja?" tanya pria itu
Sara masih menatapnya tanpa berkedip
"Halo??" pria itu mencoba menyadarkan Sara
"Ng.. Maaf, maaf karena sudah menabrak kamu dan terima kasih atas bantuannya." ucap Sara lalu segera pamitan untuk mencari ruang pendaftaran.
"Tunggu.." panggil pria itu
"Kamu anak yang menerima beasiswa itu?" tanya pria itu
Sara menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arah pria itu
"Iya, betul. Apakah kamu bisa.. Hmm, membantuku sekali lagi untuk menunjukan dimana ruang pendaftaran?" tanya Sara memohon.
Pria itu tersenyum lalu mempersilahkan Sara untuk mengikutinya.
"Itu ruangannya, nanti infokan ke stafnya kalo kamu daftar jalur beasiswa ya." ucap pria itu lalu segera berpamitan tetapi pria itu belum saja pergi Sara menarik jaketnya dan tersenyum..
"Maaf, bisakah.. kamu membantuku satu kali lagi?" tanya Sara memelas
"Hmm.. Baiklah, ayo!" ucap pria
Sesampai di depan meja pendaftaran, para staf yang sibuk bekerja mendadak diam saat Sara tiba dengan pria itu.
"Selamat pagi, saya Sara ingin daftar dari jalur beasiswa. Dan ini dokumennya." ucap Sara
"Baik, mohon tunggu ya." ucap staf itu
"Sepertinya kamu sudah tidak memerlukan bantuanku lagi, jadi aku pamit ya." ucap pria itu
"Oh iya, terima kasih sekali lagi sudah menolongku. Dan maaf kalo boleh tau, aku bisa panggil kamu?" tanya Sara
"Sebastian." jawabnya lalu pergi
"Sebastian ya. Aku.." Sara belum selesai memperkenalkan diri pria yang menolongnya itu sudah pergi
"Syukurlah.. urusan administrasi sudah selesai dan aku hanya menunggu Student Card saja. Tapi tunggu dimana ya? Oh iya.. Aku keliling kampus saja sambil mencari minuman." ucap Sara bersemangat
Sara mulai menelusuri koridor kampus, melihat ruang kelas, ruang musik, dan aula yang megah. Setelah selesai melihat area dalam kampus Sara menelusuri area luar kampus. Sara terlihat menikmati tour kampus ini.
"Wahh.. Tamannya bagus, aku duduk disini saja." ucap Sara sambil mengeluarkan earphone lalu memasangnya di telinganya.
Saat Sara sedang duduk sendiri menikmati taman kampus. Tiba-tiba sekumpulan mahasiswa memperhatikan Sara.
"Itu siapa? Kayanya dia baru disini." tanya Andrew
"Anak baru kali, atau asisten dosen." ucap Alex
"Tian, kenapa diam aja? Kelamaan nunggu responnya, mending kita kesana." ucap Andrew
"Heii.. Jangan mengganggu.." ucap Sebastian untuk melarang teman-temannya
Seseorang mengoyangkan kursi taman dan membuat Sara kaget dan jatuh ke depan.
"Awww.." keluh Sara sambil melihat ada apa dengan kursi taman ini
"Haii.. Kamu gak apa-apa?" tanya Andrew
Sara menatap 3 pria yang berdiri di depannya dengan tatapan cemas dan salah satu pria itu Sara mengenalnya.
"Maaf ya, aku tidak bermaksud untuk mengganggumu tapi sejak tadi aku memanggilmu tapi tidak menjawab, kalo aku menyentuhmu nanti dikira pelecehan jadi terpaksa kita menggoyangkan kursi ini." jelas Andrew
"Oh iya, gak apa-apa." ucap Sara sambil mengambil barangnya yang terjatuh
"Ini bukunya." ucap Sebastian
"Terima kasih." ucap Sara
"Sekali lagi maafkan kami ya? Oh iya aku Andrew." ucap Andrew memperkenalkan diri
"Aku Alex, salam kenal ya." ucap Alex
Sara melihat sudah jam 2, waktunya kembali ke ruang pendaftaran.
"Baiklah, aku permisi dulu." ucap Sara lalu pergi
"Heii, namamu siapa?" panggil Andrew
"Hahaha.. dia lucu sekali." ucap Alex
"Iyaa, dan kalo diperhatikan dia manis dan cantik, ya gak Tian?" tanya Andrew
"Sudahlah, aku duluan." ucap Sebastian lalu pergi meninggalkan teman-temannya di taman.
Di ruang pendaftaran..
"Aduhh, tanganku ternyata luka ya. Hmm.., aku gak punya plester." ucap Sara sambil mencoba mencari kembali di tasnya
Tiba-tiba seseorang duduk di samping Sara
"Sini tangannya, aku bawakan First Aid Kit buat kamu." ucap Tian
"Terima kasih.." ucap Sara lalu segera membersihkan luka tetapi Sara kesulitan untuk memasang plesternya dan dengan cepat Sebastian mengambil plester itu dari tangan Sara.
"Biar aku bantu." ucap Sebastian
Sara hanya menganggukan kepalanya dan menerima bantuan Sebastian
"So.. Namamu siapa?" tanya Sebastian
"Oh iya, aku lupa.. Aku Sara." ucap Sara tersenyum
Sebastian melihat wajah Sara yang ceria dan tersenyum manis membuat Sebastian memalingkan wajahnya.
Nama Sara dipanggil dan segera ke ruang pendaftaran dan mengambil Student Cardnya.
"Sekali lagi terima kasih untuk bantuannya hari ya Sebastian." ucap Sara tersenyum
"Iya, sama-sama." ucap Sebastian
"Aku pamit dulu ya, sampai bertemu di kampus." ucap Sara lalu pergi meninggalkan Sebastian
Tiba-tiba Sara berlari kembali ke arah Sebastian dan kakinya tersandung, disaat hampir terjatuh Sebastian dengan cepat menolong Sara dan menangkapnya.
"Ups.. Maaf." ucap Sara terlihat malu
"Lain kali, kamu harus hati-hati." ucap Sebastian
Sara belum melepas tangannya yang memegang kuat pundaknya Sebastian
"Kalo sudah tenang, kasih tau ya." ucap Sebastian
Sara menyadari kalo masih memegang erat Sebastian, lalu segera melepaskan tangannya dan berdiri sedikit menjauh.
"Kenapa kembali kesini?" tanya Sebastian
"Oh iya, ini.. Aku kembalikan First Aid Kitmu. Dan maaf untuk yang tadi. Terima kasih." ucap Sara lalu segera pergi
"Fiuuuhh.." Sebastian menarik nafas, mukanya memerah karena kejadian tadi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments