...Telah direvisi!...
...Happy reading!...
...***...
Seminggu telah berlalu, Katryn tetap menjalani kehidupannya seperti biasa. Berbicara tentang alat rekaman itu, Katryn tidak mendapati alat tersebut di tempat ia menyembunyikannya. Panik yang Katryn rasakan, sebab ketika ditanya kepada Marchell dan kedua orang tuanya, mereka menjawab tidak mengetahui.
Jika Earnest yang mendapatkan alat tersebut, dipastikan Katryn akan mendapat hukuman. Namun, sampai saat ini Earnest tak pernah membahas apa pun masalah alat itu.
“Katryn, kau bisa beristirahat!” ucap Eza, salah satu pelayan di tempat ia bekerja.
“Oke.” Katryn meletakan biola yang tengah ia pegang ke dalam kotak khusus biola, lalu melangkah ke arah dapur.
Ketika di dapur, Katryn duduk di kursi yang tersedia untuk para karyawan. Terlihat hanya beberapa karyawan di meja tersebut sedang menikmati makanan mereka.
Hidangan makanan sudah tersedia atas meja. Jadi, Katryn hanya tinggal mengambil apa yang ia inginkan. Sesekali ia mendengar percakapan karyawan lainnya membahas seputar kegiatan apa yang akan mereka lakukan selepas bekerja.
Katryn hanya akan berbicara di saat ada yang bertanya padanya. Selebihnya, dia hanya diam tanpa berniat mencari topik untuk dibicarakan.
Bisa dikatakan, Katryn tipe tertutup semenjak bertemu Earnest. Dulunya, ia suka berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Namun, Earnest sering kali membatasi interaksinya dan mengatur segala kehidupannya. Tak dipungkiri, Katryn nyaman dengan sikap tertutupnya saat ini.
“Ryn!” Katryn tersentak dari lamunan.
“Alessa!” pekiknya.
“Jangan berteriak, bodoh!” ucap Alessa kesal.
“Bagaimana bisa kau di sini?” tanya Katryn heran, dapur adalah wilayah yang tidak mudah dimasuki selain para karyawan.
“Bukan hal sulit. Aku tidak bisa berlama-lama, kenapa kau tidak merekam?” tanya Alessa tanpa basa-basi.
“Aku kehilangan alat itu,” ucapnya.
“Sudah kuduga. Earnest mendapatinya, dia mengancamku lewat alat itu!” balas Alessa cepat.
“Oke, Katryn ... ceritakan intinya saja!” ucap Alessa lagi. Katryn terdiam, takut untuk menceritakannya. Pandangan Katryn berputar, tidak menemukan seorang pun berada di dalam ruangan.
“Sekarang, Ryn. Aku tidak bisa berlama di sini! Intinya saja!” ucap Alessa memaksa.
“Apa yang pernah kau curigai tentang dia, semuanya benar!” jawab Katryn.
“Psikopat?” tanya Alessa memastikan dengan alis berkerut, yang Katryn iyakan lewat anggukan samar.
Katryn memperlihatkan luka-luka yang ia dapati, mulai dari bahu, pundak, dan lengan. Sedangkan Alessa dengan cepat menganalisa cara berpakaian Katryn yang berbeda dari beberapa tahun yang lalu.
“Well. Apa kau ingin terlepas dari dia?” tanya Alessa. Dengan ragu, Katryn menggeleng.
“Come on, Katryna! manusia mana yang tidak ingin terlepas dari psikopat gila itu? jangan membodohi dirimu!”
“Aku takut,” ucapnya.
“Tidak. Kau tidak perlu takut, aku berjanji akan mengeluarkanmu dari si gila itu! Hanya satu, bersabar dan jangan sekali-kali kau mengatakan atau pun bersikap aneh setelah bertemu denganku. Kau paham, kan?”
“Tenangkan dirimu, bersikap biasa! okey?” ucap Alessa lagi dan diangguki oleh Katryn.
“Aku harus pergi sekarang. Ingat pesanku!” peringat Alessa, lalu pergi secepat kilat ke arah pintu belakang tanpa menunggu jawaban Katryn.
Katryn menghela nafas, mencoba menenangkan dirinya. Kembali ia fokus pada makanan di hadapannya. Sedangkan Alessa, baru saja memasuki mobil dan segera melajukan mobil agar Earnest dan para bawahannya tidak mengetahui kedatangannya menemui Katryn.
“Katryn harus terlepas dari jeratanmu, Earnest!” batinnya berjanji.
...***...
New York State’s~
Langkah kaki beriringan terdengar tegas menyusuri sebuah lorong gelap. Dia adalah Allard, dan Jordan yang mengikuti langkah sang tuan dari belakang. Mereka tengah berada di markas utama Klan Hellbert, yang pastinya jauh dari kerumunan masyarakat.
Klan Helbert adalah organisasi mafia terbesar yang sudah berdiri puluhan tahun lalu. Klan terkuat dan memiliki banyak markas cabang di seluruh dunia.
Kini, Allard tengah berdiri menatap hamparan lahan kosong. Mood-nya tak terkendali sama sekali dikarenakan gadisnya! Jordan yang berdiri agak jauh tidak berani bertanya, aura sang tuan sangat mengerikan.
Di tangan kirinya, terdapat segelas minuman beralkohol. Sesekali, sang tuan meneguknya dan berakhir gelas itu pecah disebabkan hempasan kasar sang tuan.
“Jordan, bagaimana bisa dia tidak mengenaliku?” Itulah satu pertanyaan yang baru dikeluarkan oleh Allard.
“Saya rasa ada sesuatu yang terjadi, Tuan. Miss Katryn terlihat biasa saja ketika melihat Anda atau pun saya,” ucap Jordan berhati-hati.
“Apa kau yakin dia melihatku?” tanya Allard tak yakin dengan ucapan Jordan yang telah dia dengar sebelumnya.
“Saya yakin, Tuan!”
Ya, sebelumnya Jordan memperhatikan Katryn ketika memasuki kafe tersebut, meyakinkan dirinya bahwa itu adalah Katryna yang tuan cari. Mungkin karena merasa diperhatikan, Katryn menoleh ke arahnya dan hanya memberi senyum sopan.
Dari wajah Katryn, Jordan menyadari bahwa Katryn tidak mengenalinya. Ditambah dengan tatapan Katryn pada sang tuan, semakin menguatkan pendapatnya bahwa Katryn sama sekali tidak mengenali mereka.
Dulu, Katryn akan mengenali Allard baik itu melihat dari samping atau hanya dari punggungnya. Katryn sangat hafal
semua hal tentang Allard, begitu juga dengan Allard hafal semua hal tentang Katryn.
“Sangat aneh. Apa Ford melakukan sesuatu pada Katryn?” Allard bermonolog, sedangkan Jordan yang mendengar itu menyetujui dalam batinya.
“Maaf jika saya lancang, Tuan. Apakah Anda menyadari sejak awal, jika Miss Katryn tidak mengenali Anda?” tanya Jordan pelan.
“Aku menyadarinya.”
“Lalu, mengapa Anda menyangkalnya?”
“Dia tidak mungkin melupakanku!” serunya.
“Pada kenyataannya, Miss Katryn bersikap biasa saat anda dengan sengaja menampakkan diri,” ucap Jordan.
“Diam, Jordan!” bentaknya. Ingatannya kembali pada saat itu, di mana Katryn tidak menyapanya, seolah mereka tidak pernah bertemu.
Memang ia tidak menyapa lebih dulu, hanya menampakkan diri dengan cara berdiri tidak jauh dari jangkauan mata Katryn. Namun, sikap Katryn membuatnya marah.
“Lupakan itu! Bagaimana perkembangan yang dilakukan Alessa?” tanya Allard mengalihkan kemarahannya.
“Miss Alessa baru saja menemui Ms. Katryn dan sepertinya ia tengah merencanakan sesuatu untuk membantu Ms. Katryn kabur, Tuan.”
“Bagus! Awasi dan bantu Alessa dalam menyelamatkan Katryn tanpa diketahui siapa pun, termasuk Alessa! Pastikan Katryn selamat, jangan sampai dia terluka sedikit pun!” titahnya.
“Baik, Tuan!”
Allard tak lagi mengeluarkan suara, kepalanya penuh dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Katryn. Tidak mungkin Katryn melupakannya, tidak mungkin juga Katryn berpura-pura tak mengenalinya.
Allard tak bisa mengenyahkan bayangan saat pandangan asing yang Katryn perlihatkan. Dadanya seperti dihantam kuat, sehingga menimbulkan rasa sakit yang tak bisa ia gambarkan.
“Dia melupakanku. Kau melupakanku, Amour ...” lirihnya.
Dengan menahan rasa sakit itu, Allard kembali berjalan menyusuri lorong gelap. Niatnya ingin memberi hukuman pada musuh telah lenyap, ia memerintahkan bawahannya untuk mengeksekusi semua musuh yang telah tertangkap.
Selama menyusuri lorong demi lorong, ruang demi ruang, hingga Allard keluar dari markas, tak ada yang berani menyapanya. Yang biasa mereka menyapa, kali ini mereka hanya diam menunduk.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
uli
menakutkan
2022-02-16
1
Hesti Sagita
yaa aku kira si Earnest tuh masih single ternyata udh married.
2021-08-05
0
Amrih Ledjaringtyas
naahh looohhh..ernest parahh...udah punya bini lg....gelloo
2021-06-29
0