Pengagum Rahasia

Bobby Andrews melangkah masuk ke dalam perusahaan diikuti oleh Jill, sekretarisnya. Perawakannya tinggi dengan garis rahang yang cukup tegas. Dia merupakan anak laki-laki satu-satunya dari keluarga Andrews yang menguasai hampir setengah bisnis retail di kota ini. Sebagai anak yang lahir dengan sendok emas di mulutnya seharusnya Bobby bisa kelayapan seperti teman-temannya yang lain ke luar negeri, menghabiskan banyak uang hanya untuk “mencicipi” gadis luar yang kata mereka lebih memuaskan. Tapi itu tentu saja tidak berguna sama sekali menurut Bobby.

Bekerja jauh lebih menantang baginya. Kepuasan beberapa menit di atas ranjang tidak sebanding dengan kepuasan yang dia dapat ketika bisa mengembangkan bisnisnya dengan tangannya sendiri. Lagipula soal perempuan, bagi Bobby perempuan di kota ini juga sangat menggiurkan, tak kalah dengan perempuan di luar negeri sana. Misalnya, gadis yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama saat tidak sengaja bertemu di gala dinner perusahaan dua tahun yang lalu.

Saat itu Bobby baru menyelesaikan pendidikannya, lalu mengambil alih perusahaan orang tuanya dan mengelolanya sendiri. Pertemuan pertama itu begitu berkesan, namun juga membuatnya patah hati. Gadis itu diam-diam dijemput oleh seseorang yang ternyata adalah kekasihnya, dan Bobby yang baru pertama sekali merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya hanya bisa menelan kekecewaan dan menyimpan perasaannya untuk dia sendiri hingga sekarang.

“Pak Bobby, lift pribadi sedang dalam perbaikan. Kalau Bapak tidak keberatan, kita harus menggunakan lift staff.”

Bobby hanya menganggukkan kepalanya pada Jill. Mereka berdiri bersama-sama dengan beberapa karyawan perusahaannya yang sudah tiba lebih dulu. Suasana seketika hening ketika mereka melihat Bobby ada bersama mereka padahal mereka tadinya saling bicara dan tertawa. Mereka semua sudah tahu karakter Bobby yang keras, teliti, dan sangat tempramen.

Hanna masih terus mengingat-ingat malam dimana dia bersama dengan Liam ketika dia memasuki perusahaan tempatnya bekerja. Entah bagaimana caranya Liam bisa merasuki otaknya, membuatnya terus mengingat detail-detail perlakuan Liam yang membuat dia merinding dan nyaman.

Seharusnya dia sudah melupakannya. Ini hanya sekedar permainan untuk menghilangkan kesedihannya dan ingatan itu tidak sepantasnya berada dalam memorinya. Apalagi Hanna juga tidak tahu siapa Liam. Dia seharusnya tidak boleh mengingat-ingat soal itu lagi, kan?

“Pak Bobby..”

Hanna membungkukkan tubuh, menyapa Bobby saat mereka bertemu di depan lift. Bobby tidak menyahut, namun matanya diam-diam melirik Hanna yang sibuk dengan handphonenya. Ini dia, gadis yang membuatnya terpaksa memendam perasannya selama dua tahun. Gadis yang tampil anggun dalam balutan long dress berwarna pastel yang sukses membuatnya kagum. Namun gadis ini juga sukses membuatnya patah hati dan hanya bisa mendambanya dalam harapan semu.

“Kak Han, dia ada di sini.”

Gita, salah satu bawahannya menghadang tubuh Hanna ketika dia ingin masuk ke ruangannya setelah turun dari lift. Hanna mengangkat alisnya lalu sekilas dia melihat sosok Jhon sedang mondar mandir di depan ruangannya. Tak jauh darinya tampak Carissa yang juga terlihat gelisah. Drama apa lagi yang mereka lakukan?

Kisah perselingkuhan Jhon dengan Carissa sudah diketahui oleh setidaknya semua karyawan yang ada di bagian keuangan. Hanna yang mengepalai bagian itu mencoba mempertahankan harga dirinya dengan memutuskan hubungannya lebih dulu dengan Jhon, dan bersikap masa bodoh seolah-olah hatinya tidak terluka dengan apa yang dilakukan Jhon. Namun semua itu hanya pura-pura untuk menjaga wibawanya sebagai pemangku jabatan tertinggi di bagian keuangan. Dia tidak boleh terlihat lemah, apalagi di depan Carissa.

“Aku akan mengurusnya.”

Hanna tersenyum meyakinkan Gita. Dia merapikan rambut, memperbaiki blazer dan membusungkan dadanya, setelah itu melangkah dengan tegap. Dia mencoba membuat tatapannya sedingin mungkin dan mengatur ritme nafasnya setenang mungkin. Dalam otaknya, dia hanya memunculkan sosok Liam dan mengusir Jhon jauh-jauh. Dan di luar ekspektasinya ternyata bayangan Liam mampu membantunya menguatkan diri.

“Ada yang bisa saya bantu?”

Hanna berdiri di pintu ruangannya. Rasa percaya dirinya menjadi lebih besar sejak dia melakukan hal terlarang itu dengan Liam dan tiba-tiba saja, Jhon terasa tidak ada apa-apanya dibanding Liam.

“Han, kita harus bicara. Aku..aku benar-benar minta maaf.”

Kedua alis Hanna mengerut. Kata maaf? Untuk apa dia melontarkannya setelah apa yang sudah dia lakukan? Dia pikir luka yang ditimbulkannya bisa mengering hanya dengan kata maaf? Dari tempatnya berdiri dia bisa melihat semua orang mengerubungi mereka, membentuk lingkaran dengan bisik-bisik yang walau tidak bisa didengarnya, namun dia tahu mereka sedang membicarakannya.

“Bagiku, hubungan kita sudah selesai dan nggak akan bisa diperbaiki. Kamu sudah memilih Carissa, ya, lanjutkan saja dengannya. Menurutku, nggak seharusnya aku mengambil barang bekas yang sudah ku buang, nggak pantas.”

“Han..”

Hanna menjauhkan dirinya, saat Jhon mencoba meraih tangannya. Laki-laki ini menjadi sangat berani setelah dia meminta putus. Kalau Hanna memang berharga untuknya, seharusnya dia berpikir dua kali untuk melakukan tindakan konyol itu.

“Ini sudah pukul sembilan...” Hanna menunjuk jam tangannya.

“...kantor kami punya banyak sekali pekerjaan dan kamu bukan salah satunya. Jadi aku mohon silahkan tinggalkan tempat ini secepatnya. Dan ingat, kita nggak punya hal apa pun untuk dibicarakan.”

Hanna membuka pintu ruangannya namun Jhon menghadangnya. Carissa yang sedari tadi hanya diam begitu marah dengan sikap Jhon yang kembali mengejar-ngejar Hanna. Carissa menarik tangan Jhon dengan kuat. Hanna berusaha melepas cengkeraman tangan Jhon dari tangannya, namun dia terpental karena hentakan tangan Jhon ketika melepas dirinya dari Carissa.

Tubuh Hanna limbung. Dia terjatuh dan dia bisa mendengar suara dari pergelangan tangan kiri yang menopang tubuhnya.

Krakkk...

Hanna meringis kesakitan. Dia berusaha duduk dan memegangi lengannya dengan tangan kanannya.

“Ada apa ini?”

Bobby tiba-tiba muncul di tengah perselisihan ketiganya. Tanpa di duga-duga Bobby menunduk, meraih tangan Hanna dan membantunya berdiri. Dia menempatkan Hanna di belakangnya -seolah-olah sedang melindungi Hanna, lalu menatap Jhon dan Carissa tajam. Dia kenal dengan Jhon, laki-laki itulah yang dia lihat menjemput Hanna malam itu. Jhon tidak menggunakan name tag perusahaan, tapi bisa masuk. Bobby menduga jika Carissa sudah menyalahgunakan name tagnya untuk membantu Jhon masuk.

“Kamu siapa? Kenapa bisa masuk ke perusahaan ini dan menimbulkan masalah?” dia pura-pura bertanya secara profesional walau secara emosi dia sudah sangat ingin meninjunya berkali-kali karena sudah menyakiti Hanna.

“Aku hanya ingin membicarakan masalahku dengan Hanna tanpa bermaksud menimbulkan kericuhan. Aku..tidak sengaja mendorongnya tadi.”

“Apa kantor ini tempat kalian untuk bertengkar? Kalian tidak bisa menemukan tempat lain untuk menyelesaikan masalah kalian?”

Hanna yang bersembunyi di belakang Bobby merasa bersalah karena sudah menimbulkan masalah bagi perusahaan, bahkan membuat seorang Bobby turun tangan.

“Maaf Pak Bobby, ini semua salahku. Aku akan menyelesaikannya sekarang di luar kantor.” Hanna berdiri di depan Bobby, menunduk dan masih memegangi pergelangan tangannya yang mulai membengkak dan memerah.

“Mereka yang salah.”

Gita maju dengan penuh keberanian. Dia tidak akan membiarkan Hanna menanggung kesalahan yang dibuat oleh dua orang yang tidak tahu malu itu. Bobby dikenal sangat dingin dan temperamen, bukan tidak mungkin Hanna akan mendapat hukuman yang berat darinya nanti dan Gita tidak akan membiarkannya.

“Pak Bobby, mereka yang menahan Kak Hanna untuk masuk ke ruangannya. Mereka yang menciptakan masalah terlebih dahulu, bukan Kak Hanna.”

“Ya, benar Pak. Mereka yang salah.”

Beberapa orang bawahan Hanna yang menyaksikan kejadian itu mulai bicara membela Hanna hingga membuat bulu kuduk gadis itu berdiri. Dia tidak menyangka dirinya dibela habis-habisan seperti ini. Sambil menahan air matanya, dia tersenyum mengedarkan pandangannya pada semua orang yang mendukungnya.

Bobby masih berdiri dengan tegap sementara kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya. Seharusnya dia tidak mengurusi hal-hal tidak berguna seperti ini. Namun Hanna sangat berharga baginya dan ketika melihat Hanna jatuh dan terluka, dia tidak bisa menahan diri. Tentu saja, dia tahu Hanna tidak salah karena gosip perselingkuhan Jhon juga sampai ke telinganya.

“Kamu saya pecat.”

Wajah Carissa memerah mendengar kalimat yang tidak pernah disangkanya akan didengarnya langsung dari mulut Bobby.

“Apa Pak?”

“Saya memecatmu bukan karena masalah kalian karena saya sama sekali tidak peduli. Kamu memasukkan orang lain ke dalam perusahaan, menyebabkan keributan bahkan melukai seseorang. Saya memecatmu karena kesalahan itu. Jill, panggil security, bawa mereka keluar.”

“Baik.”

"Tapi Pak..."

Carissa berusaha mengejar Bobby, namun tubuhnya dihadang oleh Jill. Dalam hati Bobby bersorak, akhirnya dia punya cara untuk memberi perempuan itu pelajaran. Jangan pernah menyentuh Hanna dan menyakitinya. Aku tidak akan mengizinkan siapa pun membuatnya menangis.

Episodes
1 Club Malam
2 Pertemuan Pertama
3 Ciuman Pertama
4 Malam Yang Panjang
5 Pengagum Rahasia
6 Aku Ingin Bertemu Lagi
7 Bantu Aku Mencarinya
8 Aku Hamil
9 Aku Akan Menjadi Ayah Bayimu
10 Akhirnya Aku Menemukanmu
11 Bertemu Kembali
12 Dia Bukan Anakku
13 Aku Tidak Menyesal
14 Luka Ini Tidak Akan Sembuh
15 Aku Akan Menunggumu
16 Aku Ingin Bertanggung Jawab
17 Kesempatan Kedua
18 Tolong Jauhi Dia
19 Kembali Ke Rencana Awal
20 Apa Kamu Menyukainya?
21 Aku Tidak Mau Pulang
22 Aborsi? Tidak Akan!
23 Dia Adalah Tujuanku
24 Kita Tidak Bisa Bersama
25 Perasaan Yang Mulai Luluh
26 Bagaimana Kalau Tinggal Bersama?
27 Keputusan Tepat
28 Rumah Masa Depan
29 Perempuan Spesial
30 Pendamping Masa Depan
31 Menyukai Wanita Yang Sama
32 Aku Merelakan Dia
33 Kenapa Aku Yang Disalahkan?
34 Tolong Aku
35 Tunangan Orang Lain
36 Rahasia Masa Lalu
37 Seseorang Ingin Mencelakaiku
38 Percaya Seutuhnya
39 Kartu As
40 Takdir Hidup
41 Aku Tidak Menyesal (II)
42 Kecolongan
43 Tidak Ada Petunjuk
44 Kita Pasti Menemukannya
45 Obsesi
46 Wanita Bernyali
47 Team Pengawas
48 Pengalihan Yang Bagus
49 Cemburu
50 Mengklaim Hak
51 Kekecewaan Terbesar
52 Rencana Baru
53 Salah Menilai
54 Bukan Mimpi
55 Terowongan Bawah Tanah
56 Brand Ambassador Perusahaan
57 Percobaan Pembunuhan
58 Rencana Sia-Sia
59 Dia Tidak Boleh Menyentuhku Lagi
60 Ketahuan
61 Apa Kamu Masih Percaya Padaku?
62 Perasaan Yang Beralih
63 Mengembalikan Kepercayaan Itu Sulit
64 Melawan Rasa Takut
65 Menguji Perasaan
66 My Way Back To You
67 Jebakan
68 Alter Ego
69 Di mana Kamu Berada?
70 Menyelamatkan Dirimu
71 Semuanya Sudah Berakhir
72 Menjadi Headline Utama
73 Harga Yang Harus Dibayar
74 Let's Get Married
75 Lahirnya Alter Ego
76 Perasaanku Tidak Akan Berubah
77 Sesi Hipnoterapi
78 Ungkapan Cinta Yang Nyata
79 Tidurlah, Semua Sudah Selesai
80 Kehidupan Yang Kembali Berbalik
81 Munculnya Ibu Kandung
82 Kebenaran Tentang Masa Lalu
83 Menyewa Seorang Detektif
84 Penyesalanmu Terlambat
85 Kebenaran Yang Perlahan Terungkap
86 Ibu, Maafkan Aku
87 Surat Kecil Dari Ibu
88 Aku Merasa Tak Pantas Untuknya
89 Hanya Aku Yang Bisa Menilaimu
90 Ungkapan Rasa Cinta
91 Melepas Masa Lalu Demi Masa Depan
92 Bertemu Calon Mertua
93 Percayalah Padaku
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Club Malam
2
Pertemuan Pertama
3
Ciuman Pertama
4
Malam Yang Panjang
5
Pengagum Rahasia
6
Aku Ingin Bertemu Lagi
7
Bantu Aku Mencarinya
8
Aku Hamil
9
Aku Akan Menjadi Ayah Bayimu
10
Akhirnya Aku Menemukanmu
11
Bertemu Kembali
12
Dia Bukan Anakku
13
Aku Tidak Menyesal
14
Luka Ini Tidak Akan Sembuh
15
Aku Akan Menunggumu
16
Aku Ingin Bertanggung Jawab
17
Kesempatan Kedua
18
Tolong Jauhi Dia
19
Kembali Ke Rencana Awal
20
Apa Kamu Menyukainya?
21
Aku Tidak Mau Pulang
22
Aborsi? Tidak Akan!
23
Dia Adalah Tujuanku
24
Kita Tidak Bisa Bersama
25
Perasaan Yang Mulai Luluh
26
Bagaimana Kalau Tinggal Bersama?
27
Keputusan Tepat
28
Rumah Masa Depan
29
Perempuan Spesial
30
Pendamping Masa Depan
31
Menyukai Wanita Yang Sama
32
Aku Merelakan Dia
33
Kenapa Aku Yang Disalahkan?
34
Tolong Aku
35
Tunangan Orang Lain
36
Rahasia Masa Lalu
37
Seseorang Ingin Mencelakaiku
38
Percaya Seutuhnya
39
Kartu As
40
Takdir Hidup
41
Aku Tidak Menyesal (II)
42
Kecolongan
43
Tidak Ada Petunjuk
44
Kita Pasti Menemukannya
45
Obsesi
46
Wanita Bernyali
47
Team Pengawas
48
Pengalihan Yang Bagus
49
Cemburu
50
Mengklaim Hak
51
Kekecewaan Terbesar
52
Rencana Baru
53
Salah Menilai
54
Bukan Mimpi
55
Terowongan Bawah Tanah
56
Brand Ambassador Perusahaan
57
Percobaan Pembunuhan
58
Rencana Sia-Sia
59
Dia Tidak Boleh Menyentuhku Lagi
60
Ketahuan
61
Apa Kamu Masih Percaya Padaku?
62
Perasaan Yang Beralih
63
Mengembalikan Kepercayaan Itu Sulit
64
Melawan Rasa Takut
65
Menguji Perasaan
66
My Way Back To You
67
Jebakan
68
Alter Ego
69
Di mana Kamu Berada?
70
Menyelamatkan Dirimu
71
Semuanya Sudah Berakhir
72
Menjadi Headline Utama
73
Harga Yang Harus Dibayar
74
Let's Get Married
75
Lahirnya Alter Ego
76
Perasaanku Tidak Akan Berubah
77
Sesi Hipnoterapi
78
Ungkapan Cinta Yang Nyata
79
Tidurlah, Semua Sudah Selesai
80
Kehidupan Yang Kembali Berbalik
81
Munculnya Ibu Kandung
82
Kebenaran Tentang Masa Lalu
83
Menyewa Seorang Detektif
84
Penyesalanmu Terlambat
85
Kebenaran Yang Perlahan Terungkap
86
Ibu, Maafkan Aku
87
Surat Kecil Dari Ibu
88
Aku Merasa Tak Pantas Untuknya
89
Hanya Aku Yang Bisa Menilaimu
90
Ungkapan Rasa Cinta
91
Melepas Masa Lalu Demi Masa Depan
92
Bertemu Calon Mertua
93
Percayalah Padaku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!