PESUGIHAN NYI KEMBAR
"Udah kenyang, Ni?" Rita beranjak dari duduknya untuk membawa piring kotor bekas makan kembali ke dapur.
Perempuan berambut panjang bernama Riani itu mengangguk. Tangannya mengusap-usap perut yang kini terasa sangat penuh usai makan malam dengan ikan gurame yang dimasak dengan bumbu khusus oleh ibunya.
Sepasang mata gelap itu melihat ke arah ayahnya yang duduk di depannya. Antara ia dan ayah hanya dibatasi dengan meja makan bundar yang tidak terlalu besar. Berkali-kali ia mendengar suara notifikasi dari ponsel yang ada dalam genggaman tangan laki-laki bernama Agus.
"Lagi chattingan sama siapa, Yah? Kelihatannya sibuk bener," celutuk Riani.
Terlihat sepasang mata berwarna hitam itu sedikit melirik, dilanjut dengan ia yang lantas tersenyum tipis.
"Biasalah ... bisnis," jawabnya dengan ibu jari yang terus menari di atas layar ponselnya.
Riani menguap, ia merasa kantuk mulai menyerang. Melihat ke arah jam dinding, waktu menunjukkan pukul delapan malam.
Tanpa mengatakan apapun, Riani beranjak dari duduknya. Ia melangkah perlahan menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua.
Baik ayah atau ibunya sama sekali tidak ada yang menyadari kepergian Riani dari meja makan. Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ayah sibuk dengan ponselnya dan ibu sibuk di dapur membersihkan piring kotor.
Menaiki tangga menuju ke lantai dua, Riani membuka pintu sebelah kiri yang merupakan pintu kamarnya.
Dari jendela kamar yang cukup besar bisa terlihat indahnya lampu-lampu rumah penduduk yang terlihat seperti taburan bintang di langit malam. Riani masuk menutup korden tersebut, ia lantas merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan dipan peninggalan neneknya yang sudah tiada.
"Huft." Riani menghela nafas sembari membuka ponselnya.
Beberapa notifikasi dari sebuah kanal segera menyita perhatian Riani.
Menguak Misteri Pesugihan Nyi Kembar, begitulah judul dari video tersebut.
"Halo, semuanya. Kembali lagi di kanal Misteri. Kali ini kita akan membahas tentang sesuatu yang sekarang menjadi perbincangan hangat dan hampir semua orang di Indonesia khususnya pulau Jawa membicarakan hal ini. Sebenarnya, pesugihan ini ada nggak sih? Lalu siapa sosok Nyi Kembar itu sebenarnya? Tanpa berlama-lama lagi kita langsung masuk ke videonya!"
Backsound menyeramkan semakin membuat merinding, namun karena penasaran Riani tetap menonton video tersebut.
'Lagipula ada ibu dan ayah di rumah, aku tidak benar-benar sendirian di sini,' pikir Riani.
"Oke, tak kenal maka tak sayang, biar kalian lebih paham tentang apa yang akan kita dibahas kali ini, lebih baik kita berkenalan dulu dengan sosok Nyi Kembar. Siapa sih Nyi Kembar itu?"
Pop up bertulisan "SIAPA NYI KEMBAR?" muncul dengan backround yang didominasi warna merah.
"Menurut cerita dari daerah timur, Nyi Kembar dulunya adalah dua saudara kembar yang berusia dua puluh tahun. Saat lahir, ia sudah ditinggalkan oleh ayahnya dan ibunya hidup sebatang kara. Dikarenakan kemiskinan yang membuatnya tidak mampu membiayai hidup kedua anaknya, ibu Nyi Kembar memutuskan untuk memberikan dua bayi kembar itu kepada sebuah panti. Namun sayangnya keputusan yang dia ambil adalah keputusan yang ... salah."
"Bayi kembar yang tidak diketahui identitasnya itu masuk ke dalam panti yang mengajarkan ilmu hitam. Dari sekian banyak murid, Nyi Kembar adalah dua murid yang paling pintar. Jadi, dia itu selalu paham dengan apa yang diajarkan gurunya. Lalu apa saja yang didapatkan dari pesugihan Nyi Kembar?"
Suara latar belakang yang menyeramkan terus berputar. Sebuah pop up kembali muncul dengan tulisan "MISTERI PESUGIHAN NYI KEMBAR" dengan background yang serupa kembali terlihat.
"AAAAAA!!!"
Riani beranjak dari tempat tidurnya dengan ponsel yang masih dalam genggaman tangan dan video yang masih tetap berjalan. Ia duduk di atas tempat tidur sembari mempertajam pendengarannya.
"AAAAA!!!" Lagi-lagi suara teriakan itu kembali terdengar.
Merasa penasaran, Riani segera keluar dari kamar. Langkahnya dengan cepat menuruni tangga. "Ada apa, Yah, Bu?"
Tidak hanya mereka bertiga, bahkan Dwi yang merupakan asisten rumah tangga dalam rumah itu juga ikut keluar.
Di luar rumah, sudah banyak orang-orang yang juga berkumpul di rumah putih yang berjarak satu rumah dari rumah Riani. Beberapa mahasiswa dan pekerja yang menempati kost milik ayahnya juga sudah ada di sana.
Terlihat seorang perempuan berbadan gemuk mengenakan daster bunga-bunga dengan dominan warna oren menangis histeris. Beberapa orang menenangkannya.
"A--ada orang gantung ... a--ada orang gantung." Ia terus mengatakan kalimat itu dengan tangan yang menunjuk-nunjuk ke arah salah satu pintu kost.
Riani turut berusaha melihat ke bagian dalam, namun ia tidak berhasil melihat apapun.
Suara sirine mobil ambulan bersahut-sahutan dengan sirine mobil polisi. Orang-orang yang berkerumun mulai memberi jalan pada petugas keamanan dan kesehatan itu.
"Siapa yang gantung?" tanya Riani pada salah seorang perempuan yang berdiri di sebelahnya. Ia sibuk melakukan live streaming di salah satu sosial media.
"Gendhis," jawabnya seketika.
"Gendhis?" Riani merasa tidak percaya.
Gendhis adalah seorang mahasiswa yang sangat ceria dalam penglihatan Riani. Beberapa kali ia berpapasan di jalan dan selalu menyapa, tidak terlihat ada tanda-tanda ia merasa depresi. Namun, tidak ada yang tahu, mungkin di balik keceriaannya dia selalu menangis setiap malamnya.
"Dia jadi tumbal."
"Apa?!"
Perempuan yang masih sibuk merekam itu menganggukkan kepala dengan begitu yakin. "Udah banyak yang bilang Pak Abdul itu pake pesugihan Nyi Kembar dan pake anak kost-nya buat tumbal. Lagian aneh banget kan, udah banyak kejadian tapi masih banyak aja yang nge-kost di situ, yang nge-kost juga kan kebanyakan orang jauh."
'Iyalah kalau deket buat apa nge-kost?' pikir Riani yang masih belum percaya dan menganggap kejadian ini bukan tentang pesugihan atau hal-hal gaib apapun.
"Tahun ini aja udah ada lima kejadian, satu keluarg yang kecelakaan pas pulkam, laki-laki yang ditemukan tewas di kamar mandi, mahasiswa yang loncat dari jembatan, terus belum lama baru beberapa bulan kemarin mba-mba LC yang meninggal karena overdosis di kamar kost. Tapi kamar-kamar itu selalu ditempatin lagi dan lagi, apa mereka nggak pada takut ya?"
Riani mengangkat bahunya bersamaan. "Nggak tahu juga deh, emangnya siapa yang bilang Pak Abdul pake pesugihan ini?"
"Kamu masih belum percaya? Setiap bulan dia selalu pergi, dia itu mau nemuin dukunnya."
"Masa sih?"
Orang-orang kembali menepi, Riani tergeser dari tempat duduknya. Dalam jarak sekitar lima meter ia melihat petugas yang sedang membawa tubuh Gendhis dengan kain putih sebagai penutupnya.
Lokasi tempat kejadian perkara masih tetap ramai, bahkan beberapa wartawan juga sudah ada di sana untuk meliput kejadian.
Kembali ke dalam kamar, Riani mendapati jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Ponselnya masih menyala dengan video yang sudah selesai diputar. Merasa mengantuk, Riani tidak melanjutkan menonton video tersebut dan memilih untuk tidur.
***
Riani terbangun di sebuah ruangan yang gelap, mungkin sedang mati lampu.
Beberapa kali ia mengerjap, mencoba menyesuaikan pandangan matanya dengan kegelapan. Ia beranjak untuk mencari ponselnya dan menyalakan senter, namun semuanya terasa berbeda.
"Bukan ... ini bukan kamarku. Kenapa kosong seperti ini? Perasaan di sini meja belajar, tapi kenapa nggak ada?"
Riani terus melangkah dalam kegelapan, ia meraba-raba dengan kedua tangannya mencari letak meja itu berada.
Dalam kegelapan, Riani melihat sebuah siluet yang lebih hitam daripada sekitarnya. Rambutnya melambai-lambai seakan terkena angin, padahal Riani tidak merasakan ada angin yang menerpa tubuhnya.
"Siapa kamu?!" Riani memberanikan diri untuk berteriak.
Hening, menegangkan, seram.
Suara tangisan perlahan terdengar, suara yang tidak asing dalam telinga itu terus muncul dan sesekali sedikit pudar.
"Ge--Gendhis?" Riani kembali menberanikan diri.
Tubuhnya bergetar, jantungnya berdetak hebat, ia takut, ia sadar bahwa semalam Gendhis telah dikabarkan meninggal. Lalu siapa pemilik siluet hitam itu?
Ia merintih panjang dan terbang mendekat ke arah Riani. "To--tolong ... to--long buka ...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Sulfia Nuriawati
baca sambil ngebayangin jd ikutan horor tp seru
2023-09-13
2
instagram = @authorqueenj 👑
Penggunaan kata yg apik, penulisan juga rapi. Bab 1 sdh diberi konflik menegangkan, semangat kak😍
2023-08-29
2