Tahun telah berganti, kuliahku sangat aman-aman saja, selama 3 tahun ini tidak ada masalah yang begitu serius, namun ketika tiba di semester 7, aku belum siap secara psikis untuk menghadapi skripsi. Menurutku skripsi itu seperti membunuh mental secara perlahan, batin yang terkikis habis dan pikiran yang berperang satu sama lain, hingga bingung golongan pikiran yang mana akan menang. Egoku berkecamuk saat diberitakan dosen pembimbing skripsi yang tidak bisa diubah lagi, untuk hal ini aku tidak bisa menolak.
Risa berlari ke arah tempat bisnisku, sembari berkuliah, aku berbisnis makanan ringan ala masakan korea disekitaran kampus, dan omset saat ini sudah berjalan 2 cabang ditempat yang berbeda. " Anggita! Giittt...!", Aku menoleh ke suara Risa. "Kamu dapat dobing 1 (dosen pembimbing 1) Prof. Ali Mukti, dan dobing 2 bapak Adiwijaya Pramuda" suara Risa terengah-engah mengatur napas.
Aku memang lagi sibuk saat itu, hingga aku meminta Risa untuk melihat siapa yang menjadi dobing-ku. "Bapak Adiwijaya Pramuda siapa? Seperti tidak asing namanya, kayaknya pernah masuk kelas kita ya?" Pertanyaan lugu ku untuk mengingat lintasan masa lalu.
"Bagaimana kamu bisa lupa? Bapak yang mengajarkan mata kuliah manajemen SDM" lugas Risa. "Saking penuhnya kapasitas memori penyimpanan dipikiran kamu, jadinya sering lupa, pantesan kamu masih jomblo terus, jomblo ngenes" nyinyir Risa sedikit tersenyum.
"Daripada kamu, gamon-in orang gak jelas" tegas ku. "Dobing-mu siapa?" pertanyaan singkatku dengan nada datar.
"Dobing 1 Prof, Zainal, dan dobing 2 siapa lagi kalo bukan pak Iskandar. Ahh, aku senang sekali! Bagaikan bunga bermekaran mendukungku sepenuhnya, matahari yang hangat melindungi ku dari dinginnya kulkas 7 pintu seperti pak Pramuda. Aku kepadamu pak Iskandar, emmuach" kegirangan Risa hingga semua mata orang yang di kantin kampus tertuju padanya.
"Sejak kapan kamu seperti ini Risa? Kegirangan tidak jelas" tukas aku sembari lirik Risa.
"Ihh, hati lagi senang juga! Inner child dikeluarkan sedikit dilarang apa!, setidaknya aku tidak kayak kamu, yang mementingkan bisnis saja, A-n-g-g-i-t-a!" ujar Risa dengan pembelaan pada dirinya sendiri.
"Dihh" timpal nada ringanku dengan mata fokus meracik dagangan.
Tatapan tajam Risa ke meja makan, nasi lengkap dengan lauk serta lalapan yang menggiurkan, Risa langsung duduk dan menyantap tanpa berpikir panjang, suapan pertama ke mulutnya, aku dengan tegas mengatakan "Dari mantan kamu itu!" dengan mata yang masih terfokus pada bumbu dagangan.
Reaksi Risa tersedak hingga sulit bernapas, dia melangkah cepat untuk mengambil segelas air putih, meneguk air habis tak bersisa.
"Kenapa kamu tidak bilang? Tau tadi kan tidak jadi aku makan!" desak Risa sambil mengatur napas.
"Dia beri khusus untuk kamu, ya aku biarkan dulu disitu, karena sibuk menata bisnisku, baru diantarnya sebelum kamu kesini, jadi tidak lama dibiarkan nasinya" jelas ku sambil melirik sesekali ke arah Risa.
"Buat apa juga dia beri ini? Tidak sudi aku makannya!" celoteh Risa menggangguku, aku langsung membalas perkataannya agar dia paham bahwa perkataan dia tidak baik diucapkan.
"Tidak baik menolak pemberian rezeki dari orang, apalagi menghina makanan, kamu juga lapar kan? Ya dimakan lah, kalau kamu tidak mau, ya biar aku makan nanti. Lagian banyak di luaran sana yang mati kelaparan, kamu tidak malu?" penjelasan yang mungkin cukup untuk di sadarkan olehnya.
"Iya-iya, aku makan!" nada pelan Risa.
"Lagian juga, kalau masih saling sayang, balikan aja lagi, kenapa harus mengorbankan perasaan, agar terlihat baik-baik saja?" ujar protes ku sembari balik badan yang menggenggam pisau.
"Kamu tuh ya, jangan nasehati aku kalau belum pernah pacaran, boro-boro pacaran, deketi cowo aja, cowonya yang minder, hahaha" ejek Risa tanpa ragu.
"Tidak level bagiku pacar-pacaran" cetus ku naikan harga diri.
"Halah!" remeh Risa dengan wajah sepele.
"Sudahlah, aku mau beli sate dulu, jaga bisnis aku sebentar" pintaku sambil beranjak dari tempat awal.
"Minumannya nona" tiba-tiba suara Zibran mantan Risa, menyodorkan es lemon tea ke Risa saat menyendok makanan.
Risa terpaku menatap Zibran.
"Risa?" panggilan Zibran dengan terheran.
"Aku tidak minta" cetus Risa.
"Baiklah, akan aku bawa kembali" singkat Zibran.
"Ehh, jangan jangan! Orang sudah memberi, kok malah diambil lagi, rese tau!" rengekan Risa dengan pipi kemerahan.
Zibran tersenyum tipis.
"Cie-cie, cinta bersemi kembali" ejek ku kepada mereka.
"Dia sama gue? End Anggita!, sudah tidak punya urusan apa-apa lagi" tegas Risa didepan Zibran.
"Yakin tidak punya urusan lagi? Kalau aku sih, bersyukur kali dapat perlakuan di ratu kan oleh pangeran" jelas ku.
Zibran tertawa lepas.
Risa dan aku menatap tajam kepada Zibran.
"Hahaha, maaf, maaf, lanjutkan lah makannya, aku kembali dulu ya" sahut Zibran dengan meninggalkan jejak misterius.
"Lihatlah, maksudnya apa dengan perlakuan dia seperti itu?, Gitu kamu bilang pangeran, nol besar Anggita" cetus Risa.
Aku tersenyum tipis.
"Oiya Risa, gimana keadaan Meinizar dan ibu mertuanya?"
"Aku belum dapat kabar Git" jawabnya sambil menyuap makanan ke mulutnya.
Meinizar tidak datang saat pembagian dosen pembimbing dikarenakan mertua perempuannya sakit, aku tidak tahu penyakit apa, namun membuat Meinizar sampai kewalahan untuk merawat Ibu suaminya. Suaminya sibuk dengan bertanggung jawab untuk membiayai dan menafkahi ibu serta istrinya. Keadaan ekonomi mereka dibilang berkecukupan, namun biaya pengobatan ibunya diluar nalar membuat mereka mencari pinjaman kesana kemari. Rasa ibaku sedikit membantu mereka, namun belum sepenuhnya tertutupi, dan selebihnya aku hanya bisa berdoa untuk kebaikan mereka. Keluarga mereka terbilang harmonis, paham agama yang mereka pegang sangat kuat dan aura amalan yang mereka panjatkan terpancar dari tubuh mereka. Ujian yang mereka hadapi sangatlah menguras tenaga, dan mereka harus terima keadaan dan bersyukur atas nikmat yang diberi dari-Nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
Ahhh
Author qu ini...
ceritanya...
Tertata dan tersuSun rapi..
jadi sprti baca skripsi aqu nya...
☺🥰
2024-02-06
0
edmundヾ
Ceritanya menghibur sekali.
2023-08-09
0