BAB XX: KEMUNCULAN HIROSHI

Satu bulan berlalu semenjak kesepakatan dibuat…

Selama satu bulan, aku mencoba menghubungi Hiroshi dengan intens melalui telepon rumah. Menceritakan kegiatanku di sekolah, bercerita tentang film yang kami tonton di televisi dan banyak hal. Aku mencoba memperbaiki komunikasi yang sempat macet karena ulah Kawaki yang terus menggangguku.

“Chiyo…bagaimana kalau kita berkencan besok, karena nanti malam aku pulang ke Hokkaido” ajak Hiroshi via telepon.

“Baiklah, aku akan menunggumu besok” kataku dengan senang.

“Kita bertemu di cafe langganan kita ya, yang tak jauh dari SMA mu” tambahnya.

“Iya, jam 11 siang ya kita bertemu di sana” ucapku.

“Ok, aku merindukanmu …Chiyo” katanya membuat wajahku memerah.

“Aku juga” jawabku mencoba menahan rasa bahagiaku agar tak terlalu ketara di telepon.

Setelah kami mengobrol cukup lama di telepon dimana kami berjanji untuk bertemu hari minggu esok untuk berkencan, aku pun melingkari tanggal di kalender dengan senyum – senyum sendiri. Merasa hari – hariku indah karena kasmaran. Hiroshi sudah cukup lama tidak pulang ke Hokkaido, dikarenakan dia banyak kegiatan di weekend untuk praktek tugas kuliahnya.

Aku memutuskan untuk membeli baju baru untuk ku kenakan di waktu berkencan bersama Hiroshi. Aku pergi ke sebuah mall di Sapporo, setelah aku memilah dan membelinya  kemudian aku bergegas pulang. Aku berjalan ke halte untuk pulang dengan bus kota.

Namun tiba – tiba sebuah mobil off road berwana hitam berhenti dan ada dua orang memakai masker dan topi hitam langsung menghampiriku. Aku terkejut mereka menarikku paksa dan membiusku dengan sapu tangan.

Saat aku sadar, aku sudah mendapati diriku berada di sebuah kamar hotel dengan view yang persis sama pernah aku tinggali. Ini di The Lake View Toyamu Don Resort, tanganku terikat di sebuah kursi dimana aku terduduk dengan mulut di lakban.

Ada seorang laki – laki bertubuh atletis dengan tattoo naga di punggungnya, memunggungi ku dengan telan%ang dada. Dilihat dari potongan rambutnya dan tinggi tubuhnya, aku tahu bahwa dia adalah Kawaki.

Aku mencoba bergerak – gerak, meminta untuk dilepaskan. Kawaki menoleh ke arahku duduk di menghadap ke arahku tepat di depanku dan sangat dekat. Dia menjambak rambutku yang terurai dan menyiramkan alcohol yang ada di gelas yang ia pegang ke wajahku.

“Apa kabar jal@ng” sapanya sinis.

Sekujur dadanya penuh luka, aku tahu dia adalah petarung dengan sepak terjang yang cukup lama.

“Kamu merindukanku?” tanyanya sambil menginjak kedua punggung kakiku dengan kakinya tanpa alas.

“Beraninya kamu meninggalkanku waktu itu, menurutmu aku akan mati dengan mudahnya” dia mulai menunjukkan wajah kebencian kepadaku.

Dicengkeramnya leherku, seakan begitu kuat dan aku merasa tercekik dengan satu tangannya yang kokoh itu.

Dia pun melepaskan lakban di mulutku, serta cekikannya dari leherku.

“Kita sudah sepakat waktu itu, aku sudah memberikan darahku agar kamu tetap hidup. Padahal aku berharap kamu mati di waktu itu” kataku tak gentar.

Dia menampar wajahku, “PLAAAK!!”.

“Menurutmu polisi percaya meski kamu mencoba melaporkanku, hilangnya dirimu pun polisi tak akan bisa menemukanmu” ancamnya.

“Aku yakin mereka akan menolongku setelah ku tunjukkan dengan bukti itu serta semua perlakuanmu kepadaku. Aku akan memenjarakan mu” tambahku penuh percaya diri.

Dia menamparku untuk kedua kalinya, “PLAAAK!!!”.

“Kamu masih sangat angkuh, menurutmu siapa dirimu?. Bahkan kamu berteriak meminta tolong pun disini, Ryota tak akan menanggapinya. Semua orang pun tahu kalau kamu adalah milikku” akunya.

“Dasar bren%$ek!!! Aku bukanlah milikmu!!!” teriakku histeris.

Dia tersenyum kepadaku, lalu mengambil sebuah suntikan dan menancapkan ke leherku. Aku pun melemah dan terlelap.

Entah berapa lama aku terlelap, aku sudah berada di ranjang dengan kaki yang berat. Tanganku terborgol dan kaki kananku di rantai dengan sebuah beton berat berbentuk bulat yang membuatku susah menggerakkan kakiku.

“Apa – apaan ini?! Lepaskan aku!!!” teriakku. Kawaki duduk sambil merokok menghadap ke danau, dia tak menanggapi teriakanku.

“Apa kamu tuli, lepaskan borgol dan rantai ini dariku!!” teriakku kembali tapi dia tak bergeming.

Aku berjalan terseret – seret menghampiri, sebelum sempat aku memukulnya dengan kedua tanganku dia menarik ku duduk di pangkuannya. Kami duduk berpangku dengan kedua tangannya mengunci pinggangku menghadap danau.

“Lihatlah pemandangan indah ini, sebentar lagi akan ada pertunjukan yang menarik” katanya sambil tersenyum.

“Lepaskan aku!!” teriakku.

Lantas dia merobek bajuku dari punggung….”SREEETTTTT”. Dia menyundutkan ujung rokoknya yang menyala ke punggungku yang terbuka sedangkan tangan satunya lagi membungkam mulutku.

Aku mengernyit kesakitan, seakan kulitku terbakar karenanya. Dia pun mendorongku hingga tertelungkup di lantai.

“Gunakan semangatmu itu untuk pertunjukkan kita sebentar lagi” katanya kemudian meninggalkanku. Dia pergi keluar dari kamar mengambil jaket kulit hitam dari kursi dan pergi begitu saja. Nampak saat pintu terbuka aku melihat dua orang asing berpakaian hitam berdiri di depan pintu.

“Sial…aku tak bisa melarikan diri kalau begini” gumamku di hati mencoba berpikir cara untuk kabur.

Aku mencari jam untuk mengetahui waktu saat ini namun tak ada satupun jam di dalam kamar tersebut. Seakan disengaja, agar aku tak mengetahui waktu. Bahkan saluran teleponnya pun di cabut dan di non aktifkan. Aku harus bertemu dengan Hiroshi. Tapi dengan kondisiku seperti ini, bagaimana bisa aku menemuinya.

Aku berjalan ke kamar mandi mencoba melihat luka bakar di punggungku dari pantulan cermin. Tak ada waktu untuk meratapinya, aku putuskan  untuk menggedor – gedor pintu “DUG…DUG…DUG..!!!”.

“Buka pintunya, tolong lepaskan aku!!!” teriakku tapi tak ada yang menghiraukan ku.

Hotel ini kedap suara, namun tidak mungkin dikamar lain tak berisik dengan aksiku. Atau jangan – jangan satu lantai ini dikosongkan? Bisa saja terjadi dengan kekuasaan Kawaki.

Entah berapa lama… Kawaki akhirnya masuk lagi ke kamar, terlihat dari jendela sudah menunjukkan senja hari.

Dengan tubuhku setengah lemas dimana tidak makan dari kemarin, hingga mencoba menggedor – gedor pintu dengan suaraku yang habis kebanyakan berteriak. Aku hanya terkulai di ranjang, mendadak dia melepaskan borgol di tanganku dan rantai di kakiku.

Tanpa bicara dia menaruh semua barang itu di laci lemari sudut dekat ranjang, kemudian dia melepaskan jaket yang dia kenakan membuangnya di sudut lantai. Aku menatapnya bingung, kini dia bertelan%@ang dada. Menatapku dengan tersenyum sinis, aku pun diselimuti rasa was – was.

“Baiklah saatnya pertunjukan, gunakan semua tenagamu itu jal@ng” katanya sambil memandangku dengan wajah penuh kebencian di matanya.

“Apa maksudmu, jangan berani macam – macam terhadapku. Aku tak akan menyerah dengan begitu mudah” kataku menata ritme nafasku, mencoba untuk tidak gentar.

Dia berjalan mendekatiku ke ranjang, dia menyambar bibirku dan menciumnya dengan kasar. Aku meronta, namun dia makin menjadi dengan mengoyak pakaianku yang telah robek. Tenaganya begitu kuat, bagian pinggang ke atas dari tubuhku terbuka. Bra ku nampak jelas terumbar, dia menciumi leherku. Tangannya dan kakinya mengunci tangan dan kakiku.

Aku berteriak “Lepaskan aku!!!, Dasar gila!!!, Kawaki …aku akan membunuhmu!!!” teriakku.

“ARRRGGGGHH!!!...”

Seseorang membuka pintu kamar kami, dan berjalan masuk “TAP…TAP…TAP”.

Kak Ryota dan Hiroshi menatapku yang sedang diatas ranjang tertindih oleh tubuh Kawaki yang sedari tadi melecehkan ku.

“Hiroshi” kataku lirih dengan mata terbelalak.

Hiroshi memalingkan wajahnya dariku, aku tahu sorotnya matanya penuh kekecewaan.

“Maaf kan aku telah lancang mengganggu kalian dalam bercumbu, akan tetapi aku membutuhkan Chiyo untuk menerima telepon dari orang tuanya” kata kak Ryota dengan tenang.

Kawaki tersenyum dan melepaskan ku, “Baiklah tak masalah, waktu kami cukup panjang untuk melakukannya”.

Ryota menekan nomor telepon dan menyodorkan ponsel miliknya, dengan sangat malu aku menutupi tubuhku dengan selimut sembari mengambil telepon dari tangan kak Ryota.

Hiroshi langsung pergi tanpa ingin melihat wajahku, disitu hatiku pun terluka. Kemunculannya dengan kondisi ku yang dilecehkan seperti ini, dia malah pergi meninggalkan ku.

 

 

 

 

 

Episodes
1 BAB I: PERTEMUAN DENGANNYA
2 BAB II : SIAPA DIA?
3 BAB III : AKU DICULIK
4 BAB IV : AKU ADALAH MAINAN KAWAKI
5 BAB V : KAWAKI ADALAH SEORANG YAKUZA!
6 BAB VI : PENGAKUAN HIROSHI
7 BAB VII : BERPAPASAN DENGAN UTA
8 BAB VIII : KARAOKE SUNAGAWA
9 BAB IX : TINDAKAN ASAHI MENJADI TANDA TANYA
10 BAB X : KEPERGIAN HIROSHI
11 BAB XI : SISI LAIN DARI KAWAKI
12 BAB XII : BERTEMU GADIS ITU [ KAWAKI]
13 BAB XIII : DIA MENARIK [KAWAKI]
14 BAB XIV : TERGODA [KAWAKI]
15 BAB XV: NASEHAT HATORI
16 BAB XVI : KEMARAHAN KAK RYOTA
17 BAB XVII : PENYERANGAN DARI KLAN AIHARA
18 BAB XVIII : MENJADI SASARAN KLAN AIHARA
19 BAB XIX : KESEPAKATAN AKU DAN KAWAKI
20 BAB XX: KEMUNCULAN HIROSHI
21 BAB 21: PERASAAN HIROSHI
22 BAB 22 : PERTUNANGAN BERDARAH
23 BAB 23 : MELARIKAN DIRI
24 BAB 24 : KEHIDUPAN BARU
25 BAB 25 : KEMATIAN KENJI
26 BAB 26 : KEMUNCULAN KAWAKI
27 BAB 27 : YOSHIKO KOBAYASHI ADALAH AKU
28 BAB 28 : SELAMAT TINGGAL NAOKO
29 BAB 29 : TRAGEDI NAOKO
30 BAB 30 : PERTEMUAN KAWAKI DAN RYOTA
31 BAB 31 : PERTEMUAN DENGAN JIRO SI IKAN BUNTAL
32 BAB 32 : KAKEK JATUH SAKIT
33 BAB 33 : KEMATIAN KAKEK
34 BAB 34 : BERTEMU HIROSHI
35 BAB 35 : KEPUTUSAN HIROSHI
36 BAB 36 : PILIHAN JIRO
37 BAB 37 : TERSEKAP DI BANGSAL BAWAH TANAH
38 BAB 38: API CEMBURU
39 BAB 39 : KANON SANG ADIK TIRI
40 BAB 40 : TANPA KASIH SAYANG
41 BAB 41 : PENGAKUAN JIRO
42 BAB 42 : PERTEMUAN DENGAN AYAH
43 BAB 43 : RENCANA PERTUNANGAN HIROSHI
44 BAB 44 : RENCANA RYOTA
45 BAB 45 : REAKSI HIROSHI
46 BAB 46 : PUNCAK KESABARAN HIROSHI
47 BAB 47 : PERTENGKARAN HIROSHI DAN KAWAKI
48 BAB 48 : OBSESI KAWAKI
49 BAB 49 : MENGINGATKAN KEPADA IBUNYA
50 BAB 50 : EVAKUASI IBU DAN AYAH
51 BAB 51 : PERTEMUAN RAHASIA
52 BAB 52 : RUMAH YANG TERBAKAR
53 BAB 53 : KEDATANGAN KANON
54 BAB 54 : PERTEMUAN KANON DAN HIROSHI
55 BAB 55 : PERKATAAN KANON
56 BAB 56 : KEMBALI KE TOKYO
57 BAB 57 : MALAM PANAS
58 BAB 58 : KEBEJATAN KAWAKI
59 BAB 59 : KEMALANGAN
60 BAB 60 : RAHASIA MASA LALU
61 BAB 61 : TUBUH YANG DIKUASAI KAWAKI
62 BAB 62 : KEHAMILAN YANG MENGEJUTKAN
63 BAB 63 : PERTEMUAN DUA KELUARGA
64 BAB 64 : KEDATANGAN SOMA
65 BAB 65 : H-1 MENUJU HARI PERTUNANGAN
66 BAB 66 : PERTEMUAN KAWAKI DAN SOMA
67 BAB 67 : PENGAKUAN KANON
68 BAB 68 : SEBUAH SURAT PERWALIAN
69 BAB 69 : PENYERANGAN KELOMPOK BERTOPENG
70 BAB 70 : PELARIAN DAN PERBURUAN
71 BAB 71 : SEBUAH JEBAKAN MASA LALU
72 BAB 72 : DIBALIK KEMATIAN KUMIKO
73 BAB 73 : TAK ADA LAGI AIR MATA
74 BAB 74 : KEMARAHAN AYAH KAWAKI
75 BAB 75 : PERSETERUAN KAWAKI DAN SOMA
76 BAB 76 : SEBUAH TANDA KEPEMILIKAN
77 BAB 77 : HARI KEBEBASAN DAN SKEMA PELARIAN
78 BAB 78 : DI BALIK RUMAH TANGGA RYOTA
79 BAB 79 : KEHANGATAN SEORANG KAKAK
80 BAB 80 : PERMINTAAN BERCERAI
81 BAB 81 : MISI PEMBUNUHAN MINNA
82 BAB 82 : PEMAKAMAN MINNA
83 BAB 83 : DRAMA DI MULAI
84 BAB 84 : NIKAHI AKU
85 BAB 85 : PERMINTAAN MENIKAH YANG MENGEJUTKAN
86 BAB 86 : KENCAN PERTAMA
87 BAB 87 : PERASAAN KANON TERHADAP HIROSHI
88 BAB 88 : SIKAP KAWAKI TAK TERDUGA
89 BAB 89 : DUEL PROSTITUSI
90 BAB 90 : PENGAKUAN CINTA KAWAKI
91 BAB 91 : MELEPAS HIROSHI
92 BAB 92 : AYAH KAWAKI
93 BAB 93 : PESONA AKARI
94 BAB 94 : DAYA PIKAT AKARI
Episodes

Updated 94 Episodes

1
BAB I: PERTEMUAN DENGANNYA
2
BAB II : SIAPA DIA?
3
BAB III : AKU DICULIK
4
BAB IV : AKU ADALAH MAINAN KAWAKI
5
BAB V : KAWAKI ADALAH SEORANG YAKUZA!
6
BAB VI : PENGAKUAN HIROSHI
7
BAB VII : BERPAPASAN DENGAN UTA
8
BAB VIII : KARAOKE SUNAGAWA
9
BAB IX : TINDAKAN ASAHI MENJADI TANDA TANYA
10
BAB X : KEPERGIAN HIROSHI
11
BAB XI : SISI LAIN DARI KAWAKI
12
BAB XII : BERTEMU GADIS ITU [ KAWAKI]
13
BAB XIII : DIA MENARIK [KAWAKI]
14
BAB XIV : TERGODA [KAWAKI]
15
BAB XV: NASEHAT HATORI
16
BAB XVI : KEMARAHAN KAK RYOTA
17
BAB XVII : PENYERANGAN DARI KLAN AIHARA
18
BAB XVIII : MENJADI SASARAN KLAN AIHARA
19
BAB XIX : KESEPAKATAN AKU DAN KAWAKI
20
BAB XX: KEMUNCULAN HIROSHI
21
BAB 21: PERASAAN HIROSHI
22
BAB 22 : PERTUNANGAN BERDARAH
23
BAB 23 : MELARIKAN DIRI
24
BAB 24 : KEHIDUPAN BARU
25
BAB 25 : KEMATIAN KENJI
26
BAB 26 : KEMUNCULAN KAWAKI
27
BAB 27 : YOSHIKO KOBAYASHI ADALAH AKU
28
BAB 28 : SELAMAT TINGGAL NAOKO
29
BAB 29 : TRAGEDI NAOKO
30
BAB 30 : PERTEMUAN KAWAKI DAN RYOTA
31
BAB 31 : PERTEMUAN DENGAN JIRO SI IKAN BUNTAL
32
BAB 32 : KAKEK JATUH SAKIT
33
BAB 33 : KEMATIAN KAKEK
34
BAB 34 : BERTEMU HIROSHI
35
BAB 35 : KEPUTUSAN HIROSHI
36
BAB 36 : PILIHAN JIRO
37
BAB 37 : TERSEKAP DI BANGSAL BAWAH TANAH
38
BAB 38: API CEMBURU
39
BAB 39 : KANON SANG ADIK TIRI
40
BAB 40 : TANPA KASIH SAYANG
41
BAB 41 : PENGAKUAN JIRO
42
BAB 42 : PERTEMUAN DENGAN AYAH
43
BAB 43 : RENCANA PERTUNANGAN HIROSHI
44
BAB 44 : RENCANA RYOTA
45
BAB 45 : REAKSI HIROSHI
46
BAB 46 : PUNCAK KESABARAN HIROSHI
47
BAB 47 : PERTENGKARAN HIROSHI DAN KAWAKI
48
BAB 48 : OBSESI KAWAKI
49
BAB 49 : MENGINGATKAN KEPADA IBUNYA
50
BAB 50 : EVAKUASI IBU DAN AYAH
51
BAB 51 : PERTEMUAN RAHASIA
52
BAB 52 : RUMAH YANG TERBAKAR
53
BAB 53 : KEDATANGAN KANON
54
BAB 54 : PERTEMUAN KANON DAN HIROSHI
55
BAB 55 : PERKATAAN KANON
56
BAB 56 : KEMBALI KE TOKYO
57
BAB 57 : MALAM PANAS
58
BAB 58 : KEBEJATAN KAWAKI
59
BAB 59 : KEMALANGAN
60
BAB 60 : RAHASIA MASA LALU
61
BAB 61 : TUBUH YANG DIKUASAI KAWAKI
62
BAB 62 : KEHAMILAN YANG MENGEJUTKAN
63
BAB 63 : PERTEMUAN DUA KELUARGA
64
BAB 64 : KEDATANGAN SOMA
65
BAB 65 : H-1 MENUJU HARI PERTUNANGAN
66
BAB 66 : PERTEMUAN KAWAKI DAN SOMA
67
BAB 67 : PENGAKUAN KANON
68
BAB 68 : SEBUAH SURAT PERWALIAN
69
BAB 69 : PENYERANGAN KELOMPOK BERTOPENG
70
BAB 70 : PELARIAN DAN PERBURUAN
71
BAB 71 : SEBUAH JEBAKAN MASA LALU
72
BAB 72 : DIBALIK KEMATIAN KUMIKO
73
BAB 73 : TAK ADA LAGI AIR MATA
74
BAB 74 : KEMARAHAN AYAH KAWAKI
75
BAB 75 : PERSETERUAN KAWAKI DAN SOMA
76
BAB 76 : SEBUAH TANDA KEPEMILIKAN
77
BAB 77 : HARI KEBEBASAN DAN SKEMA PELARIAN
78
BAB 78 : DI BALIK RUMAH TANGGA RYOTA
79
BAB 79 : KEHANGATAN SEORANG KAKAK
80
BAB 80 : PERMINTAAN BERCERAI
81
BAB 81 : MISI PEMBUNUHAN MINNA
82
BAB 82 : PEMAKAMAN MINNA
83
BAB 83 : DRAMA DI MULAI
84
BAB 84 : NIKAHI AKU
85
BAB 85 : PERMINTAAN MENIKAH YANG MENGEJUTKAN
86
BAB 86 : KENCAN PERTAMA
87
BAB 87 : PERASAAN KANON TERHADAP HIROSHI
88
BAB 88 : SIKAP KAWAKI TAK TERDUGA
89
BAB 89 : DUEL PROSTITUSI
90
BAB 90 : PENGAKUAN CINTA KAWAKI
91
BAB 91 : MELEPAS HIROSHI
92
BAB 92 : AYAH KAWAKI
93
BAB 93 : PESONA AKARI
94
BAB 94 : DAYA PIKAT AKARI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!