BAB XVII : PENYERANGAN DARI KLAN AIHARA

Aku berjalan keluar sekolah dengan penuh rasa kemalasan yang membuncah, mungkin karena terlalu banyak yang aku pikirkan mengenai Hiroshi.

Megumi merangkulku dari belakang, “Hei Chiyo, bagaimana kalau kita pergi ke toko buku”.

“Tumben sekali kamu ke toko buku, lagi giat belajar nih?” tanya Chiyo keheranan.

“Sudahlah jangan banyak bicara, ikut saja” kata Megumi dengan penuh semangat.

Di sebuah toko buku, Megumi memilah – milah buku – buku bahasa Inggris dengan begitu serius. Sedangkan aku duduk di lantai dengan membolak – balik sebuah novel baru.

“Hei Chiyo, menurutmu apakah aku bisa masuk fakultas bahasa Inggris?” tanya Megumi mendadak.

“Hah…bisa saja kalau mau belajar dan bekerja keras, tak ada yang tak mungkin” kataku memberi semangat.

“Aku bertanya serius nih?” tanya Megumi sambil melotot.

“Aku juga menjawab serius, memangnya kamu mau masuk universitas mana?” tanyaku balik.

“Adalah, yang penting aku harus masuk fakultas bahasa Inggris” katanya menggebu – gebu.

Saat di depan kasir, Megumi mengarahkan pandangannya ke balik pintu kaca kearah keluar.

“Ada apa?” tanyaku.

“Chiyo.. dia berdiri di depan sana, sepertinya dia membuntuti kita” kata Chiyo menunjuk kerah seorang laki – laki yang berpakaian serba hitam, topi, hoodie dan celana jeans serta sepatu sport.

“Mau apa dia? Megumi kamu pulang sendiri ya, aku harus menemuinya. Jangan cemaskan aku, besok kita bertemu lagi di sekolah” kataku mengakhiri pembicaraan dan bergegas keluar dari toko buku.

“TAP..TAP..TAP” Langkah kakiku mengarah kepada si bren%$ek Kawaki.

“Apa mau mu, siang hari membuntuti ku?” tanyaku penuh penekanan.

“Aku lapar, aku tidak suka terlalu banyak pertanyaan” jawabnya dengan malas.

Kami masuk ke dalam mobil sport warna putih, dia pun langsung menginjak pedal gas dan melaju meninggalkan toko buku. Kami sampai di sebuah restoran mie bernama Soba – Man di Sapporo. Dia memesan dua buah mangkuk mie soba.

“Kenapa kamu tidak bertanya kepadaku, apakah aku suka mie soba?” protes ku.

“Makan saja, aku tidak butuh pendapatmu. Aku sudah memberikan makanan gratis, harusnya kamu berterimkasih” jelasnya.

“Apakah kamu punya waktu luang, hingga terus menggangguku?” protes ku lagi.

“Diamlah, atau aku tusuk lehermu” jawabnya.

Kami makan dalam diam dan hening, tiba – tiba ada segerombolan orang kantoran masuk dan mulai ramai saling bercanda.

Jelas dari wajah Kawaki sangat terganggu, dia pun menghampiri mereka.

“Bisa diam, kalian mengganggu pelanggan lain” tegurnya.

Seorang pria dewasa berusia 40an berdiri tidak terima ditegur. “Hei anak muda, sopanlah sedikit terhadap yang lebih tua. Memangnya kamu tidak diajari orang tuamu, bagaimana bersikap kepada yang lebih tua” katanya.

“Sial…orang itu cari mati, sepertinya aku harus fokus saja makan” gumamku di hati dan fokus untuk makan mie soba yang ada di depanku.

Kawaki dengan wajah dinginnya, langsung menarik tangan orang itu kebelakang dan menguncinya kemudian memegang tengkuk leher pria itu. Mendaratkan kepalanya di meja, semua terkejut atas apa yang dia lakukan.

“Orang tuaku mengajariku seperti ini, jadi jangan mengajariku bersikap seperti apa. Bila kalian ingin nyawa kalian aman, maka makanlah dengan tenang” kata Kawaki.

Setelah semua pelanggan ketakutan akibat kejadian itu, suasana restoran menjadi sangat hening. Kawaki duduk dan memakan mienya dengan sangat tenang, tanpa rasa bersalah.

Kawaki hanya diam saat menyetir tak membahas persoalan di restoran, atau pun mengenai pertemuannya dengan kak Ryota.

Aku mencoba memulai pembicaraan,

“Mengenai malam itu, apakah itu rencanamu? Aku yakin kamu tahu apa yang aku maksudkan?” tanyaku menyelidik.

“Apakah itu penting?” tanyanya balik.

“Sebenarnya apa tujuanmu?” tanyaku mulai kesal.

“Menurutmu apa tujuanku?” tanyanya balik.

“Aku akan mempertahankan orang – orang terdekatku, jangan coba mengusiknya” tegas ku.

Kawaki tak peduli dengan perkataanku, dia masih fokus menyetir.

Mendadak Kawaki menyetir super ngebut, dan terus memilih jalan – jalan sempit seakan menghindari sesuatu. Pedal rem dan gas seakan nggak terkontrol, aku pun terkejut dengan apa yang dia lakukan.

Sesekali dia melihat ke spion tengah yang mengarah ke belakang. Saat aku memperhatikan gerak geriknya, aku sadar saat aku menoleh ke belakang. Ada 2 mobil hitam mengikuti kami di arah belakang, entah siapa tapi sepertinya bukan anak buah Kawaki.

Aku pun menyelesaikan perdebatan ku dan fokus melihat ke jalan depan. Bak film action, kami menyusuri berbagai jalan hingga ke Kawasan distrik Kayabe kami berkendara sekitar 3 jam perjalanan. Sampai di sebuah jalan sepi, sial… bahan bakar mobil yang kami tumpangi habis. Akhirnya kami berhenti di jalan yang gelap. Karena waktu sudah berganti menjadi malam.

Kawaki mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang, “Asahi, aku kirimkan lokasi dimana aku berada. Siapkan orang untuk datang kesini, sepertinya klan Aihara mulai bergerak”.

Wajahnya sangat serius, setelah itu dia mengalihkan pandangannya kepadaku.

“Tetaplah di mobil, jangan mencoba untuk keluar. Biar aku yang menghadapi mereka, aku tahu kamu tak pandai berkelahi” katanya dengan penuh penekanan.

“Aku bisa berkelahi, jangan khawatirkan diriku lebih baik khawatirkan dirimu saja, Kita kalah jumlah, satu mobil mereka ada 5 orang. Jelas 10 orang akan mengeroyokmu, mereka juga bawa senjata tajam” kataku.

“Aku tak akan kalah” katanya langsung beranjak dari duduknya, dan keluar mobil dengan mengenakan sarung tangan elastis berwarna hitam.

Kawaki berdiri di tengah kepungan 10 orang dewasa dengan membawa beraneka ragam benda tajam. Aku hanya menatapnya di dalam mobil. Mereka pun mulai baku hantam, Kawaki dengan tenang menghajar satu per satu lawannya yang mencoba mengeroyoknya.

Bak film action secara live, aku bisa menonton dan terkesimak dengan gerakan pertahanan dan serangan Kawaki yang epik kali. Dia menggunakan sebuah dua pisau kecil untuk melumpuhkan lawannya, menyayat kaki, tangan bahkan leher lawannya.

Setengah jam pertarungan pun berlalu…dari gerakan lawan, mereka adalah petarung pro yang tak mudah dikalahkan.

Tiba – tiba ada suara senapan dari belakang mobil yang aku tumpangi, ternyata salah satu dari mereka yang belum turun dari mobil. Seorang pria yang gagah dengan wajah yang garang, di sisi lain dia membawa sebuah kapak.

Tato berwarna merah darah menghiasi leher bagian kanannya, dia memecahkan pintu mobil yang ku tumpangi. Lalu menarik ku keluar dengan kasar.

“Hei…Kawaki, diamlah di sana atau gadis ini akan mati ku gorok!!!” ancamnya dengan nada tinggi memecah kericuhan perkelahian yang sedang berlangsung.

“Menurutmu aku peduli” kata Kawaki masih menyerang.

Dia yang mendekap ku dari belakang, menaruh golok tajam ke leherku dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya membawa pistol yang diarahkan ke Kawaki yang sedang berkelahi.

Tanpa pikir panjang aku menginjak kakinya, dan membenturkan belakang kepalaku ke dahinya. Aku menggigit tangannya, dan merebut pistolnya dengan cepat.

“Sulit ku percaya, aku bisa melakukan ini” gumamku merasa terkejut dengan kemampuanku.

Aku pun berhadapan dengannya, “Letakkan golok mu dan menyerahlah, atau aku tembak” ancam ku mencoba membidiknya.

“Letakkan pistol itu, gadis bodoh. Aku bisa melayangkan golokku ke arahmu lebih cepat” dia tak mengindahkan perkataanku.

“Tembak sekarang!!!” teriak Kawaki yang masih bertarung dengan yang lain.

Dia mendekat dan mencoba menyerang ku, aku pun menarik pelatuk pistol yang ku pegang dan membidik kaki kanan dan bahu kirinya. Untuk pertama kalinya aku menembak seseorang, tanganku langsung bergetar. Terduduk lemas di pinggir jalan…merasa bingung apakah yang ku lakukan adalah benar?.

Pria itu terkapar di depanku, aku hanya terpaku melihatnya.

 

 

 

Episodes
1 BAB I: PERTEMUAN DENGANNYA
2 BAB II : SIAPA DIA?
3 BAB III : AKU DICULIK
4 BAB IV : AKU ADALAH MAINAN KAWAKI
5 BAB V : KAWAKI ADALAH SEORANG YAKUZA!
6 BAB VI : PENGAKUAN HIROSHI
7 BAB VII : BERPAPASAN DENGAN UTA
8 BAB VIII : KARAOKE SUNAGAWA
9 BAB IX : TINDAKAN ASAHI MENJADI TANDA TANYA
10 BAB X : KEPERGIAN HIROSHI
11 BAB XI : SISI LAIN DARI KAWAKI
12 BAB XII : BERTEMU GADIS ITU [ KAWAKI]
13 BAB XIII : DIA MENARIK [KAWAKI]
14 BAB XIV : TERGODA [KAWAKI]
15 BAB XV: NASEHAT HATORI
16 BAB XVI : KEMARAHAN KAK RYOTA
17 BAB XVII : PENYERANGAN DARI KLAN AIHARA
18 BAB XVIII : MENJADI SASARAN KLAN AIHARA
19 BAB XIX : KESEPAKATAN AKU DAN KAWAKI
20 BAB XX: KEMUNCULAN HIROSHI
21 BAB 21: PERASAAN HIROSHI
22 BAB 22 : PERTUNANGAN BERDARAH
23 BAB 23 : MELARIKAN DIRI
24 BAB 24 : KEHIDUPAN BARU
25 BAB 25 : KEMATIAN KENJI
26 BAB 26 : KEMUNCULAN KAWAKI
27 BAB 27 : YOSHIKO KOBAYASHI ADALAH AKU
28 BAB 28 : SELAMAT TINGGAL NAOKO
29 BAB 29 : TRAGEDI NAOKO
30 BAB 30 : PERTEMUAN KAWAKI DAN RYOTA
31 BAB 31 : PERTEMUAN DENGAN JIRO SI IKAN BUNTAL
32 BAB 32 : KAKEK JATUH SAKIT
33 BAB 33 : KEMATIAN KAKEK
34 BAB 34 : BERTEMU HIROSHI
35 BAB 35 : KEPUTUSAN HIROSHI
36 BAB 36 : PILIHAN JIRO
37 BAB 37 : TERSEKAP DI BANGSAL BAWAH TANAH
38 BAB 38: API CEMBURU
39 BAB 39 : KANON SANG ADIK TIRI
40 BAB 40 : TANPA KASIH SAYANG
41 BAB 41 : PENGAKUAN JIRO
42 BAB 42 : PERTEMUAN DENGAN AYAH
43 BAB 43 : RENCANA PERTUNANGAN HIROSHI
44 BAB 44 : RENCANA RYOTA
45 BAB 45 : REAKSI HIROSHI
46 BAB 46 : PUNCAK KESABARAN HIROSHI
47 BAB 47 : PERTENGKARAN HIROSHI DAN KAWAKI
48 BAB 48 : OBSESI KAWAKI
49 BAB 49 : MENGINGATKAN KEPADA IBUNYA
50 BAB 50 : EVAKUASI IBU DAN AYAH
51 BAB 51 : PERTEMUAN RAHASIA
52 BAB 52 : RUMAH YANG TERBAKAR
53 BAB 53 : KEDATANGAN KANON
54 BAB 54 : PERTEMUAN KANON DAN HIROSHI
55 BAB 55 : PERKATAAN KANON
56 BAB 56 : KEMBALI KE TOKYO
57 BAB 57 : MALAM PANAS
58 BAB 58 : KEBEJATAN KAWAKI
59 BAB 59 : KEMALANGAN
60 BAB 60 : RAHASIA MASA LALU
61 BAB 61 : TUBUH YANG DIKUASAI KAWAKI
62 BAB 62 : KEHAMILAN YANG MENGEJUTKAN
63 BAB 63 : PERTEMUAN DUA KELUARGA
64 BAB 64 : KEDATANGAN SOMA
65 BAB 65 : H-1 MENUJU HARI PERTUNANGAN
66 BAB 66 : PERTEMUAN KAWAKI DAN SOMA
67 BAB 67 : PENGAKUAN KANON
68 BAB 68 : SEBUAH SURAT PERWALIAN
69 BAB 69 : PENYERANGAN KELOMPOK BERTOPENG
70 BAB 70 : PELARIAN DAN PERBURUAN
71 BAB 71 : SEBUAH JEBAKAN MASA LALU
72 BAB 72 : DIBALIK KEMATIAN KUMIKO
73 BAB 73 : TAK ADA LAGI AIR MATA
74 BAB 74 : KEMARAHAN AYAH KAWAKI
75 BAB 75 : PERSETERUAN KAWAKI DAN SOMA
76 BAB 76 : SEBUAH TANDA KEPEMILIKAN
77 BAB 77 : HARI KEBEBASAN DAN SKEMA PELARIAN
78 BAB 78 : DI BALIK RUMAH TANGGA RYOTA
79 BAB 79 : KEHANGATAN SEORANG KAKAK
80 BAB 80 : PERMINTAAN BERCERAI
81 BAB 81 : MISI PEMBUNUHAN MINNA
82 BAB 82 : PEMAKAMAN MINNA
83 BAB 83 : DRAMA DI MULAI
84 BAB 84 : NIKAHI AKU
85 BAB 85 : PERMINTAAN MENIKAH YANG MENGEJUTKAN
86 BAB 86 : KENCAN PERTAMA
87 BAB 87 : PERASAAN KANON TERHADAP HIROSHI
88 BAB 88 : SIKAP KAWAKI TAK TERDUGA
89 BAB 89 : DUEL PROSTITUSI
90 BAB 90 : PENGAKUAN CINTA KAWAKI
91 BAB 91 : MELEPAS HIROSHI
92 BAB 92 : AYAH KAWAKI
93 BAB 93 : PESONA AKARI
94 BAB 94 : DAYA PIKAT AKARI
Episodes

Updated 94 Episodes

1
BAB I: PERTEMUAN DENGANNYA
2
BAB II : SIAPA DIA?
3
BAB III : AKU DICULIK
4
BAB IV : AKU ADALAH MAINAN KAWAKI
5
BAB V : KAWAKI ADALAH SEORANG YAKUZA!
6
BAB VI : PENGAKUAN HIROSHI
7
BAB VII : BERPAPASAN DENGAN UTA
8
BAB VIII : KARAOKE SUNAGAWA
9
BAB IX : TINDAKAN ASAHI MENJADI TANDA TANYA
10
BAB X : KEPERGIAN HIROSHI
11
BAB XI : SISI LAIN DARI KAWAKI
12
BAB XII : BERTEMU GADIS ITU [ KAWAKI]
13
BAB XIII : DIA MENARIK [KAWAKI]
14
BAB XIV : TERGODA [KAWAKI]
15
BAB XV: NASEHAT HATORI
16
BAB XVI : KEMARAHAN KAK RYOTA
17
BAB XVII : PENYERANGAN DARI KLAN AIHARA
18
BAB XVIII : MENJADI SASARAN KLAN AIHARA
19
BAB XIX : KESEPAKATAN AKU DAN KAWAKI
20
BAB XX: KEMUNCULAN HIROSHI
21
BAB 21: PERASAAN HIROSHI
22
BAB 22 : PERTUNANGAN BERDARAH
23
BAB 23 : MELARIKAN DIRI
24
BAB 24 : KEHIDUPAN BARU
25
BAB 25 : KEMATIAN KENJI
26
BAB 26 : KEMUNCULAN KAWAKI
27
BAB 27 : YOSHIKO KOBAYASHI ADALAH AKU
28
BAB 28 : SELAMAT TINGGAL NAOKO
29
BAB 29 : TRAGEDI NAOKO
30
BAB 30 : PERTEMUAN KAWAKI DAN RYOTA
31
BAB 31 : PERTEMUAN DENGAN JIRO SI IKAN BUNTAL
32
BAB 32 : KAKEK JATUH SAKIT
33
BAB 33 : KEMATIAN KAKEK
34
BAB 34 : BERTEMU HIROSHI
35
BAB 35 : KEPUTUSAN HIROSHI
36
BAB 36 : PILIHAN JIRO
37
BAB 37 : TERSEKAP DI BANGSAL BAWAH TANAH
38
BAB 38: API CEMBURU
39
BAB 39 : KANON SANG ADIK TIRI
40
BAB 40 : TANPA KASIH SAYANG
41
BAB 41 : PENGAKUAN JIRO
42
BAB 42 : PERTEMUAN DENGAN AYAH
43
BAB 43 : RENCANA PERTUNANGAN HIROSHI
44
BAB 44 : RENCANA RYOTA
45
BAB 45 : REAKSI HIROSHI
46
BAB 46 : PUNCAK KESABARAN HIROSHI
47
BAB 47 : PERTENGKARAN HIROSHI DAN KAWAKI
48
BAB 48 : OBSESI KAWAKI
49
BAB 49 : MENGINGATKAN KEPADA IBUNYA
50
BAB 50 : EVAKUASI IBU DAN AYAH
51
BAB 51 : PERTEMUAN RAHASIA
52
BAB 52 : RUMAH YANG TERBAKAR
53
BAB 53 : KEDATANGAN KANON
54
BAB 54 : PERTEMUAN KANON DAN HIROSHI
55
BAB 55 : PERKATAAN KANON
56
BAB 56 : KEMBALI KE TOKYO
57
BAB 57 : MALAM PANAS
58
BAB 58 : KEBEJATAN KAWAKI
59
BAB 59 : KEMALANGAN
60
BAB 60 : RAHASIA MASA LALU
61
BAB 61 : TUBUH YANG DIKUASAI KAWAKI
62
BAB 62 : KEHAMILAN YANG MENGEJUTKAN
63
BAB 63 : PERTEMUAN DUA KELUARGA
64
BAB 64 : KEDATANGAN SOMA
65
BAB 65 : H-1 MENUJU HARI PERTUNANGAN
66
BAB 66 : PERTEMUAN KAWAKI DAN SOMA
67
BAB 67 : PENGAKUAN KANON
68
BAB 68 : SEBUAH SURAT PERWALIAN
69
BAB 69 : PENYERANGAN KELOMPOK BERTOPENG
70
BAB 70 : PELARIAN DAN PERBURUAN
71
BAB 71 : SEBUAH JEBAKAN MASA LALU
72
BAB 72 : DIBALIK KEMATIAN KUMIKO
73
BAB 73 : TAK ADA LAGI AIR MATA
74
BAB 74 : KEMARAHAN AYAH KAWAKI
75
BAB 75 : PERSETERUAN KAWAKI DAN SOMA
76
BAB 76 : SEBUAH TANDA KEPEMILIKAN
77
BAB 77 : HARI KEBEBASAN DAN SKEMA PELARIAN
78
BAB 78 : DI BALIK RUMAH TANGGA RYOTA
79
BAB 79 : KEHANGATAN SEORANG KAKAK
80
BAB 80 : PERMINTAAN BERCERAI
81
BAB 81 : MISI PEMBUNUHAN MINNA
82
BAB 82 : PEMAKAMAN MINNA
83
BAB 83 : DRAMA DI MULAI
84
BAB 84 : NIKAHI AKU
85
BAB 85 : PERMINTAAN MENIKAH YANG MENGEJUTKAN
86
BAB 86 : KENCAN PERTAMA
87
BAB 87 : PERASAAN KANON TERHADAP HIROSHI
88
BAB 88 : SIKAP KAWAKI TAK TERDUGA
89
BAB 89 : DUEL PROSTITUSI
90
BAB 90 : PENGAKUAN CINTA KAWAKI
91
BAB 91 : MELEPAS HIROSHI
92
BAB 92 : AYAH KAWAKI
93
BAB 93 : PESONA AKARI
94
BAB 94 : DAYA PIKAT AKARI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!