BAB X : KEPERGIAN HIROSHI

Aku sedang menyisir rambutku di depan cermin yang panjang vertikal di samping meja belajarku. Memperhatikan midi dress biru muda yang ku kenakan, meyakinkan diriku tampil sempurna untuk mengantarkan kepergian Hiroshi hari ini.

Megumi masuk ke kamar, lantas duduk di ranjang belakangku sambil memperhatikanku.

“Tadi malam aku bertemu gerombolan anak nakal itu, saat kami beranjak pergi dari karaoke. Keiji mencoba melindungi ku, saat mereka mencoba menarik ku masuk. Tetapi dua orang diantara mereka memukulinya di luar tempat karaoke tersebut dan membawanya pergi dengan sebuah mobil berwarna putih. Aku ditarik masuk oleh laki – laki berambut kuning, aku di paksa untuk minum alcohol. Entah berapa botol aku meminumnya hingga aku merasa mabuk dan tak sadarkan diri” cerita Megumi sambil menundukkan kepala.

Aku menghentikan menyisir rambut, lalu menoleh kearahnya dan membuka laci meja belajar kemudian mengambil ponsel miliknya. Dimana Asahi memberikan ponsel itu kepadaku tadi malam saat kami menuju rumah. Aku menghampirinya dan memberikan ponselnya, lantas menggenggam tangannya.

“Semua salahku, harusnya aku tidak pergi seperti saranmu. Keiji terluka parah karena ku dan tubuhmu penuh luka juga karena ku. Maafkan aku Chiyo… aku selalu menyeret mu dalam masalah” kata Megumi sambil menangis.

Aku pun memeluknya berusaha menenangkannya. “Sudahlah… semua telah selesai, kita hanya perlu berhati – hati sekarang”.

Aku mencoba menghapus air matanya dengan kedua tanganku. Menatapnya dalam dan berkata “Tenanglah, semua akan baik – baik saja”.

Dia mencoba meredakan tangisnya dan tersenyum, “Katakan padaku darimana kamu mendapatkan ponselku? Apa urusan orang yang kamu sebut Asahi dengan masuknya Keiji di rumah sakit, siapa dia?”.

“Aku tak bisa menjelaskan ini, tapi dia menolong kita tadi malam. Ponsel ini aku dapatkan darinya. Dia yang membawa Keiji ke rumah sakit, itu saja yang bisa ku katakan padamu” jelas ku singkat.

“Baiklah kalau kamu tak bisa menjelaskannya rinci, meski masih banyak pertanyaan di benakku. Pasti semalam sangat berat bagimu. Sekarang nikmatilah kebersamaan mu bersama Hiroshi, lupakan tadi malam. Aku akan pulang dengan skuter, ku antar dirimu ke stasiun terlebih dahulu” kata Megumi.

Degh… Skuter!!! Aku lupa akan nasib skuter putih milik paman Megumi, masih terparkir di depan karaoke di Sunagawa. Astaga…!!!...

“Sebaiknya kita bergegas ke Sunagawa menggunakan taxi, untuk mengambil skuter itu. Aku meninggalkannya tadi malam, jangan banyak bertanya dan bersiaplah” kataku sedikit panik.

Kami langsung meluncur ke Sunagawa dengan taxi.

Setibanya kami di depan Karaoke Box B -Style, aku tidak menemukan skuter itu berada. Aku mencoba mencarinya disekitar area itu, dan bertanya kepada orang yang lalu lalang atau pun para pemilik toko sekitar area itu. Namun nihil… tempat karaoke pun tutup, dan pintu utamanya terkunci.

Megumi mengeluarkan ponselnya yang berbunyi, tanda pesan masuk.

Sebuah nomor tak dikenal mengirimi kami photo motor skuter putih dengan plat nomor yang sama dengan milik paman Megumi. Tertulis “Datanglah untuk mengambil sampah ini sendiri, jangan coba menghubungi polisi atau akan kami lebur menjadi barang rongsok”. Jelas ini sebuah ancaman, dia pun memberikan share location.

Kami pun bergegas kesana, meski kami sedikit cemas. Apakah ini sebuah jebakan?.

Jam menunjukkan pukul 14.16, masih ada waktu untuk mengambil skuter sebelum mengantar kepergian Hiroshi pukul 16.00. Semoga tidak ada sesuatu yang terjadi.

Jaraknya cukup jauh dari Sunagawa, kami harus memakan waktu setidaknya 1 jam perjalanan.

Sebuah lokasi terpencil dimana banyak tumpukan mobil tua kami dapati, ini area daur ulang mobil tua. Ada seorang pekerja sedang mengendarai alat berat penghancur.

“Paman, hallo… bolehkah kami meminta waktumu sebentar” panggilku sambil melambaikan tangan kepadanya.

Paman itu berhenti dan beranjak menghampiri kami.

“Hei ada apa kalian kesini?” tanya paman itu.

“Kami sedang mencari skuter ini” kata Megumi sambil menyodorkan photo dari ponselnya.

“Owh sejak dari pagi, ada skuter terparkir di belakang gudang. Entah siapa yang iseng menaruhnya disana, aku tadi juga bertanya pada bos. Tapi bos pun tidak tahu, makanya kami diamkan hingga pemiliknya datang” jawabnya membuat kami lega.

Dia mengantarkan kami ke area belakang gudang, tepat sekali itu skuternya. Kami pun bisa tersenyum lega melihatnya. Aku pun mulai memasukkan kuncinya, dan berhasil menyala. Syukurlah tak ada rusak dan bisa dikendarai.

“Terimakasih paman” kata Megumi sambil membungkukkan badannya.

“Ya, jangan memarkirkan motor lagi disini. Ini bukan area bermain petak umpet seperti ini, masuk tanpa izin juga termasuk pelanggaran hukum” katanya.

“Baik, terimakasih dan mohon maaf sekali lagi” tambahku sambil membungkukkan badan ke ke arahnya.

Kami bergegas melaju kearah stasiun Shin Hakodate – Hokuto, jam sudah menunjukkan pukul 15.30. Tak banyak waktu yang tersisa, seketika aku melajukan skuter dengan kencang. Namun di tengah perjalanan, kami di hadang sebuah mobil sport sedan berwarna putih. Aku langsung mengerem semampuku agar tak menghantam mobil yang ada di hadapanku itu.

“AAAARGHHHH…!!!!” teriak Megumi yang duduk dibelakang.

Ban skuter berhenti persis di depan sisi samping mobil itu, hampir saja… jantungku masih degh – deghan.

“Chiyo.. itu mobil yang sama membawa Keiji tadi malam” bisik Megumi. Aku tertegun menatap kaca mobil yang terbuka, ada Kawaki di dalamnya memegang setir mobil. “Gawat” gumamku lirih.

Kondisi jalan yang sepi, membuat kami tak seberuntung itu bertemu dengannya. Meminta tolong pun percuma. Sebuah pistol kecil di todongkan kearah kami dari dalam mobil.

“Hei Chiyo masuklah mari kita bersenang – senang atau aku tembak” katanya.

Megumi memeluk pinggangku dengan erat, “Jangan pergi… aku akan menelpon polisi, dia sangat berbahaya. Aku tak mau kehilanganmu”.

“Tenanglah Megumi, aku akan baik – baik saja. Dalam situasi seperti ini, percuma menelpon polisi. Pelurunya lebih cepat melayang ke arah kita, ketimbang kedatangan polisi setempat” jawabku melepaskan pelukan Megumi.

“Tidak… ku mohon Chiyo jangan pergi!” teriak Megumi yang melihatku masuk kedalam mobil.

Aku menoleh kearah Megumi dan berkata “Jangan kabari siapapun mengenai hal ini, pulanglah… ku pastikan aku baik – baik saja”.

Kawaki tersenyum sinis sambil menutup kaca pintu mobil dan melaju kan mobilnya sangat kencang.

“Bolehkah aku meminta sesuatu kepadamu?” tanyaku agak ragu.

“Katakanlah” jawabnya.

“Antarkan aku ke stasiun Shin Hakodate – Hokuto sekarang, ada yang ingin aku temui. Aku berjanji aku tidak akan melarikan diri atau menelpon polisi. Ku mohon” mintaku agak putus asa.

“Hmmm… aku bukanlah orang yang mudah percaya, dan bermurah hati mengabulkan setiap permintaan” katanya.

“Aku pertaruhkan tangan kananku, apabila aku tak kembali dan berbohong kepadamu. Ku mohon, ini sangat penting bagiku” tambahku tanpa ragu mengajukan kesepakatan kepadanya.

“Benarkah?” dia pun memegang telapak tangan kananku dan menciumnya. Lantas memutar arah mobilnya menuju stasiun Shin Hakodate – Hokuto.

Tepat pukul 15.50 aku sampai di depan stasiun, aku melepaskan sabuk pengaman dan membuka pintu mobil.

Tangan kananku di genggam olehnya “Ingat janjimu padaku”. Aku pun menganggukkan kepala dan melepaskan tanganku lantas bergegas berlari masuk ke stasiun.

Aku meneriakkan nama Hiroshi dan mencarinya di tengah kerumunan penumpang lainnya. Nampak Hiroshi didepan gerbong Shinkansen melambaikan tangan kepadaku. Mengenakan jaket berwarna coklat dan ransel hitam. Seketika aku berlari dan memeluknya erat ditengah kerumunan penumpang.

“Aku kira kamu tidak datang mengantar kepergianku”.

“Itu tidak mungkin, aku pasti datang”.

“Aku berusaha menelepon mu tapi tidak aktif dari tadi pagi, aku takut kamu terlalu sibuk”.

“Aku tidak punya kesibukan apapun, ponselku rusak jadi tidak bisa dihubungi”.

“Aku senang kamu datang, aku akan segera kembali. Akan ku usahakan untuk pulang setiap minggu”.

“Kalau kamu sibuk tidak perlu memaksakan diri, kamu pasti lelah dengan kegiatan kampusmu. Tenanglah aku bisa jaga diri”.

“Kamu selalu membuatku cemas, aku pun tidak akan tenang bila meninggalkanmu terlalu lama. Jangan coba mencari masalah dan berkelahi. Lihatlah tubuhmu penuh luka, apakah kamu berkelahi lagi?”.

“Aku hanya terjatuh dari skuter, tidak ada yang parah kok tenang saja”.

“Kenapa dengan jarimu di perban seperti ini, padahal baru di buka gips nya sudah luka lagi. Jadilah anak manis, kabari aku kalau ponselmu sudah diperbaiki. Aku akan merindukanmu”.

“Iya baiklah, oh ya aku punya sesuatu untukmu”.

Aku memberikan gantungan ponsel berwarna biru laut yang sudah ku persiapkan untuknya, dan memasangkannya ke ponselnya.

“Harusnya ini couple, karena ponselku rusak jadi aku tidak bisa memamerkannya kepadamu. Ingatlah aku saat melihatnya”.

“Pasti, ini sangat cute. Baiklah aku harus berangkat, jaga dirimu dan tunggu aku”.

“Pasti”.

Dia pun memelukku dengan hangat dan mendaratkan ciuman di keningku. Aku pun bingung mendapati ciuman itu, karena ini pertama kalinya aku diperlakukan seperti ini olehnya. Dia pun pergi sambil tersenyum dan masuk ke dalam Shinkansen. Aku pun melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum. Meski setelah ini aku harus menghadapi Kawaki seorang diri.

Episodes
1 BAB I: PERTEMUAN DENGANNYA
2 BAB II : SIAPA DIA?
3 BAB III : AKU DICULIK
4 BAB IV : AKU ADALAH MAINAN KAWAKI
5 BAB V : KAWAKI ADALAH SEORANG YAKUZA!
6 BAB VI : PENGAKUAN HIROSHI
7 BAB VII : BERPAPASAN DENGAN UTA
8 BAB VIII : KARAOKE SUNAGAWA
9 BAB IX : TINDAKAN ASAHI MENJADI TANDA TANYA
10 BAB X : KEPERGIAN HIROSHI
11 BAB XI : SISI LAIN DARI KAWAKI
12 BAB XII : BERTEMU GADIS ITU [ KAWAKI]
13 BAB XIII : DIA MENARIK [KAWAKI]
14 BAB XIV : TERGODA [KAWAKI]
15 BAB XV: NASEHAT HATORI
16 BAB XVI : KEMARAHAN KAK RYOTA
17 BAB XVII : PENYERANGAN DARI KLAN AIHARA
18 BAB XVIII : MENJADI SASARAN KLAN AIHARA
19 BAB XIX : KESEPAKATAN AKU DAN KAWAKI
20 BAB XX: KEMUNCULAN HIROSHI
21 BAB 21: PERASAAN HIROSHI
22 BAB 22 : PERTUNANGAN BERDARAH
23 BAB 23 : MELARIKAN DIRI
24 BAB 24 : KEHIDUPAN BARU
25 BAB 25 : KEMATIAN KENJI
26 BAB 26 : KEMUNCULAN KAWAKI
27 BAB 27 : YOSHIKO KOBAYASHI ADALAH AKU
28 BAB 28 : SELAMAT TINGGAL NAOKO
29 BAB 29 : TRAGEDI NAOKO
30 BAB 30 : PERTEMUAN KAWAKI DAN RYOTA
31 BAB 31 : PERTEMUAN DENGAN JIRO SI IKAN BUNTAL
32 BAB 32 : KAKEK JATUH SAKIT
33 BAB 33 : KEMATIAN KAKEK
34 BAB 34 : BERTEMU HIROSHI
35 BAB 35 : KEPUTUSAN HIROSHI
36 BAB 36 : PILIHAN JIRO
37 BAB 37 : TERSEKAP DI BANGSAL BAWAH TANAH
38 BAB 38: API CEMBURU
39 BAB 39 : KANON SANG ADIK TIRI
40 BAB 40 : TANPA KASIH SAYANG
41 BAB 41 : PENGAKUAN JIRO
42 BAB 42 : PERTEMUAN DENGAN AYAH
43 BAB 43 : RENCANA PERTUNANGAN HIROSHI
44 BAB 44 : RENCANA RYOTA
45 BAB 45 : REAKSI HIROSHI
46 BAB 46 : PUNCAK KESABARAN HIROSHI
47 BAB 47 : PERTENGKARAN HIROSHI DAN KAWAKI
48 BAB 48 : OBSESI KAWAKI
49 BAB 49 : MENGINGATKAN KEPADA IBUNYA
50 BAB 50 : EVAKUASI IBU DAN AYAH
51 BAB 51 : PERTEMUAN RAHASIA
52 BAB 52 : RUMAH YANG TERBAKAR
53 BAB 53 : KEDATANGAN KANON
54 BAB 54 : PERTEMUAN KANON DAN HIROSHI
55 BAB 55 : PERKATAAN KANON
56 BAB 56 : KEMBALI KE TOKYO
57 BAB 57 : MALAM PANAS
58 BAB 58 : KEBEJATAN KAWAKI
59 BAB 59 : KEMALANGAN
60 BAB 60 : RAHASIA MASA LALU
61 BAB 61 : TUBUH YANG DIKUASAI KAWAKI
62 BAB 62 : KEHAMILAN YANG MENGEJUTKAN
63 BAB 63 : PERTEMUAN DUA KELUARGA
64 BAB 64 : KEDATANGAN SOMA
65 BAB 65 : H-1 MENUJU HARI PERTUNANGAN
66 BAB 66 : PERTEMUAN KAWAKI DAN SOMA
67 BAB 67 : PENGAKUAN KANON
68 BAB 68 : SEBUAH SURAT PERWALIAN
69 BAB 69 : PENYERANGAN KELOMPOK BERTOPENG
70 BAB 70 : PELARIAN DAN PERBURUAN
71 BAB 71 : SEBUAH JEBAKAN MASA LALU
72 BAB 72 : DIBALIK KEMATIAN KUMIKO
73 BAB 73 : TAK ADA LAGI AIR MATA
74 BAB 74 : KEMARAHAN AYAH KAWAKI
75 BAB 75 : PERSETERUAN KAWAKI DAN SOMA
76 BAB 76 : SEBUAH TANDA KEPEMILIKAN
77 BAB 77 : HARI KEBEBASAN DAN SKEMA PELARIAN
78 BAB 78 : DI BALIK RUMAH TANGGA RYOTA
79 BAB 79 : KEHANGATAN SEORANG KAKAK
80 BAB 80 : PERMINTAAN BERCERAI
81 BAB 81 : MISI PEMBUNUHAN MINNA
82 BAB 82 : PEMAKAMAN MINNA
83 BAB 83 : DRAMA DI MULAI
84 BAB 84 : NIKAHI AKU
85 BAB 85 : PERMINTAAN MENIKAH YANG MENGEJUTKAN
86 BAB 86 : KENCAN PERTAMA
87 BAB 87 : PERASAAN KANON TERHADAP HIROSHI
88 BAB 88 : SIKAP KAWAKI TAK TERDUGA
89 BAB 89 : DUEL PROSTITUSI
90 BAB 90 : PENGAKUAN CINTA KAWAKI
91 BAB 91 : MELEPAS HIROSHI
92 BAB 92 : AYAH KAWAKI
93 BAB 93 : PESONA AKARI
94 BAB 94 : DAYA PIKAT AKARI
Episodes

Updated 94 Episodes

1
BAB I: PERTEMUAN DENGANNYA
2
BAB II : SIAPA DIA?
3
BAB III : AKU DICULIK
4
BAB IV : AKU ADALAH MAINAN KAWAKI
5
BAB V : KAWAKI ADALAH SEORANG YAKUZA!
6
BAB VI : PENGAKUAN HIROSHI
7
BAB VII : BERPAPASAN DENGAN UTA
8
BAB VIII : KARAOKE SUNAGAWA
9
BAB IX : TINDAKAN ASAHI MENJADI TANDA TANYA
10
BAB X : KEPERGIAN HIROSHI
11
BAB XI : SISI LAIN DARI KAWAKI
12
BAB XII : BERTEMU GADIS ITU [ KAWAKI]
13
BAB XIII : DIA MENARIK [KAWAKI]
14
BAB XIV : TERGODA [KAWAKI]
15
BAB XV: NASEHAT HATORI
16
BAB XVI : KEMARAHAN KAK RYOTA
17
BAB XVII : PENYERANGAN DARI KLAN AIHARA
18
BAB XVIII : MENJADI SASARAN KLAN AIHARA
19
BAB XIX : KESEPAKATAN AKU DAN KAWAKI
20
BAB XX: KEMUNCULAN HIROSHI
21
BAB 21: PERASAAN HIROSHI
22
BAB 22 : PERTUNANGAN BERDARAH
23
BAB 23 : MELARIKAN DIRI
24
BAB 24 : KEHIDUPAN BARU
25
BAB 25 : KEMATIAN KENJI
26
BAB 26 : KEMUNCULAN KAWAKI
27
BAB 27 : YOSHIKO KOBAYASHI ADALAH AKU
28
BAB 28 : SELAMAT TINGGAL NAOKO
29
BAB 29 : TRAGEDI NAOKO
30
BAB 30 : PERTEMUAN KAWAKI DAN RYOTA
31
BAB 31 : PERTEMUAN DENGAN JIRO SI IKAN BUNTAL
32
BAB 32 : KAKEK JATUH SAKIT
33
BAB 33 : KEMATIAN KAKEK
34
BAB 34 : BERTEMU HIROSHI
35
BAB 35 : KEPUTUSAN HIROSHI
36
BAB 36 : PILIHAN JIRO
37
BAB 37 : TERSEKAP DI BANGSAL BAWAH TANAH
38
BAB 38: API CEMBURU
39
BAB 39 : KANON SANG ADIK TIRI
40
BAB 40 : TANPA KASIH SAYANG
41
BAB 41 : PENGAKUAN JIRO
42
BAB 42 : PERTEMUAN DENGAN AYAH
43
BAB 43 : RENCANA PERTUNANGAN HIROSHI
44
BAB 44 : RENCANA RYOTA
45
BAB 45 : REAKSI HIROSHI
46
BAB 46 : PUNCAK KESABARAN HIROSHI
47
BAB 47 : PERTENGKARAN HIROSHI DAN KAWAKI
48
BAB 48 : OBSESI KAWAKI
49
BAB 49 : MENGINGATKAN KEPADA IBUNYA
50
BAB 50 : EVAKUASI IBU DAN AYAH
51
BAB 51 : PERTEMUAN RAHASIA
52
BAB 52 : RUMAH YANG TERBAKAR
53
BAB 53 : KEDATANGAN KANON
54
BAB 54 : PERTEMUAN KANON DAN HIROSHI
55
BAB 55 : PERKATAAN KANON
56
BAB 56 : KEMBALI KE TOKYO
57
BAB 57 : MALAM PANAS
58
BAB 58 : KEBEJATAN KAWAKI
59
BAB 59 : KEMALANGAN
60
BAB 60 : RAHASIA MASA LALU
61
BAB 61 : TUBUH YANG DIKUASAI KAWAKI
62
BAB 62 : KEHAMILAN YANG MENGEJUTKAN
63
BAB 63 : PERTEMUAN DUA KELUARGA
64
BAB 64 : KEDATANGAN SOMA
65
BAB 65 : H-1 MENUJU HARI PERTUNANGAN
66
BAB 66 : PERTEMUAN KAWAKI DAN SOMA
67
BAB 67 : PENGAKUAN KANON
68
BAB 68 : SEBUAH SURAT PERWALIAN
69
BAB 69 : PENYERANGAN KELOMPOK BERTOPENG
70
BAB 70 : PELARIAN DAN PERBURUAN
71
BAB 71 : SEBUAH JEBAKAN MASA LALU
72
BAB 72 : DIBALIK KEMATIAN KUMIKO
73
BAB 73 : TAK ADA LAGI AIR MATA
74
BAB 74 : KEMARAHAN AYAH KAWAKI
75
BAB 75 : PERSETERUAN KAWAKI DAN SOMA
76
BAB 76 : SEBUAH TANDA KEPEMILIKAN
77
BAB 77 : HARI KEBEBASAN DAN SKEMA PELARIAN
78
BAB 78 : DI BALIK RUMAH TANGGA RYOTA
79
BAB 79 : KEHANGATAN SEORANG KAKAK
80
BAB 80 : PERMINTAAN BERCERAI
81
BAB 81 : MISI PEMBUNUHAN MINNA
82
BAB 82 : PEMAKAMAN MINNA
83
BAB 83 : DRAMA DI MULAI
84
BAB 84 : NIKAHI AKU
85
BAB 85 : PERMINTAAN MENIKAH YANG MENGEJUTKAN
86
BAB 86 : KENCAN PERTAMA
87
BAB 87 : PERASAAN KANON TERHADAP HIROSHI
88
BAB 88 : SIKAP KAWAKI TAK TERDUGA
89
BAB 89 : DUEL PROSTITUSI
90
BAB 90 : PENGAKUAN CINTA KAWAKI
91
BAB 91 : MELEPAS HIROSHI
92
BAB 92 : AYAH KAWAKI
93
BAB 93 : PESONA AKARI
94
BAB 94 : DAYA PIKAT AKARI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!