BAB IV : AKU ADALAH MAINAN KAWAKI

Aku yang sedari tadi di rangkul si vampir dan kini bisa ku sebut Kawaki sesuai namanya yang kudapatkan, tak bisa berkutik hanya duduk mematung.

Kain yang biasanya melekat di leherku untuk menggendong jemariku yang patah di gips diatas dada, sudah dibuang olehnya. Ku pandangi tangan kananku, meratapi nasib bukanlah style ku.

Ku Beranikan diri berbisik ke telinga kirinya “Aku ingin ke toilet”.

Dia merespon, lalu meneriaki laki – laki berambut coklat yang ter kuncir duduk diujung sofa dekat dari pintu keluar. “Hei Uta…antarkan gadis ini ke toilet, jangan sampai kabur!”.

“Baiklah, tenang saja akan ku pastikan dia aman” sahut laki – laki itu yang bernama Uta si berambut coklat.

Kawaki melepaskan rangkulannya, aku pun beranjak berdiri dan berjalan ke arah pintu yang sudah ditunggu oleh Uta.

Saat keluar aku melihat sekeliling, jelas ini salah satu club malam yang ada di Hokkaido. Aku harus memastikan dimana aku berada, untuk bisa meminta pertolongan. Kami melewati hiruk pikuk orang yang sedang minum dan berjoget sembari menikmati music yang diputar oleh seorang DJ yang ada sudut bawah lantai dansa.

Uta menarik ku, “Berjalanlah cepat, jangan pura – pura seperti siput. Bukankah larimu cukup kuat saat malam itu. Kalau bukan Kawaki yang menemukanmu, pasti kamu sudah kami gilir”.

Ingin sekali ku menampar mulut busuknya itu, tapi aku mencoba untuk tetap tenang.

Di Lorong menuju toilet beberapa wanita memperhatikanku dan Uta yang berjalan menuju toilet perempuan yang ada diujung lorong berpintu warna merah.

“Wah siapa dia, sepertinya produk baru”.

“Ini yang dibawa Kawaki, katanya mainan barunya”.

“Ternyata tak sepolos dugaanku, tapi wajahnya lumayan cantik”.

Beberapa wanita mulai berbisik membicarakanku, Uta hanya fokus berjalan sambil menarik ku yang ada dibelakang.

Seorang wanita menghampiri Uta dan bertanya, “Hei Uta, siapa dia?”.

“Dia mainan Kawaki, jangan ganggu dia kalau tidak mau bermasalah dengan Kawaki” jawab Uta.

Sesampai di depan pintu, Uta pun menyuruhku masuk sambil mengancam “Jangan lama – lama, dan jangan coba – coba untuk kabur”.

Aku hanya mengangguk dan masuk…

Di toilet aku berjalan mondar – mandir mencari cara untuk meminta pertolongan dan melarikan diri.

Tiba – tiba ada seorang wanita berpakaian sexy berwarna silver dengan rambut pendek sebahu keluar dari bilik toilet paling ujung. Dia menatapku sembari mencuci tangan, dia melihatku dari cermin besar yang ada di wastafel tepat di depanku berdiri.

“Aku tidak pernah melihatmu, kamu anak baru?” tanyanya.

Aku menatapnya lalu memegang kedua tangannya “Bolehkah aku meminjam ponsel. Ini penting, ponselku ketinggalan di rumah”.

“Baiklah, sepertinya kamu dalam masalah” katanya sambil mengeluarkan ponselnya.

Aku pun langsung menghubungi Hiroshi…

“TUTTT….TUUUT….TUTTT…” suara nada sambung dimana Hiroshi tak mengangkatnya.

Alhasil aku mengulang sekali lagi menghubunginya.

“Hallo…siapa ini?” terdengar suara Hiroshi mengangkat telephone.

“Akhirnya, ini aku Chiyo. Dengarkan aku, disini sangat berisik. Aku berada di salah satu club malam di Hokkaido, panggil polisi kesini. Aku diculik, panjang ceritanya tapi cepatlah”.

“Apa!!!...Hokkaido luas, di mananya?”.

Aku pun bertanya pada wanita yang ada di depanku, “Boleh aku tahu ini dimana?”.

“Kamu gila ada yang menculik mu kesini, siapa memangnya?. Sampai harus membawa polisi, kalau bosku tahu nanti aku bakal dihabisi dia” wanita ini malah mencemaskan dirinya sendiri.

“Tenanglah, tidak akan ada yang tahu. Aku janji” kataku.

“Club malam King X-Golden di Kawasan Sapporo” katanya.

“Hiroshi apakah kamu dengar dan cepatlah datang” kataku sembari menutup telephone.

Wanita itu mengambil ponselnya dan berkata “Jangan menyeret ku kedalam masalah”.

Lalu dia berjalan meninggalkan toilet dan keluar agak tercengang melihat Uta yang berdiri di depan pintu toilet dengan beberapa wanita.

Agar tak ketahuan, aku pun memperlama waktuku di toilet hingga beberapa wanita bergantian keluar masuk.

Sekitar setengah jam lebih, Uta menggedor pintu “Hei apa yang kamu rencanakan didalam toilet, cepatlah keluar!”.

“Iya…iya…bawel sekali mulutmu seperti mulut perempuan, aku ini sembelit jadi agak lama di toilet. Maklumlah kan aku masih pasien rumah sakit, jadi semua dalam tubuhku belum normal termasuk pencernaan ku” jelas ku sembari membuka pintu.

Uta pun menarik ku untuk bergegas kembali ke ruangan tadi, tempat dimana mereka berkumpul adalah ruangan VVIP yang tersembunyi di club ini. Tak sembarangan orang bisa masuk kecuali pelanggan VVIP. Aku harus mencari keributan agar bisa keluar dan berbaur dengan pelanggan umum lainnya sebelum polisi tiba.

Sesampainya di ruangan, aku baru saja tiba di depan pintu yang dilempar dengan gelas kaca yang cukup tebal oleh Kawaki “PYARRRRR….!!!!”. Untung meleset, setidaknya aku bisa menghindar, Uta yang berada di sampingku kaget nampak raut wajahnya ketakutan.

“Ka..wa..ki” ujarnya sembari berjalan pelan menuju tempat duduknya.

“Bukankah kita sedang berpesta, tidak seru bila tak ada tamu agung kita. Kemarilah Chiyo…rayakan bersama” katanya sambil melambaikan tangan kepadaku.

Aku hanya bisa menelan ludah, temperamennya tak sama dengan ekspresi datarnya. Perlahan aku melangkah kan kakiku ke arahnya, di ruangan itu semua menatapku dengan penuh keheningan. Sepertinya mereka tahu seperti apa perangai tuan muda mereka. Aura menakutkan dalam dirinya seakan bisa membinasakan semua orang.

Aku duduk disebelahnya, lantas dia menyodorkan gelas yang terisi penuh alcohol kepadaku.

“Minumlah…kita rayakan hari ini kepulanganmu dari rumah sakit” mintanya seraya menarik tangan kiriku untuk memegang gelas.

“Aku tidak bisa meminumnya, karena aku belum pernah meminumnya” tolak ku lirih dan menepis gelas tersebut.

Dia meremas pergelangan tanganku bekas jarum infus dengan jemari tangan kirinya. Aku hanya bisa diam dan menundukkan kepala, mencoba berpikir untuk langkah selanjutnya.

Dia terus menatapku lalu meminum setengah dari alcohol yang ada di gelas itu yang ada ditangan kanannya.

“Apa kamu takut aku racuni?” tanyanya sembari meletakkan gelas tersebut dan beralih memegang rahangku dengan tangan kirinya.

“Bukan begitu, aku belum cukup umur untuk meminum alcohol” jawabku menatapnya dengan jujur.

“Begitu ya…wah tamu agung kita ternyata masih di bawah umur. Sangat menarik, haruskah aku memesan susu untuk membuatmu lekas tumbuh menjadi wanita dewasa?” tanyanya yang masih memegang rahangku dengan erat. Lalu melepaskan ku dan meraih rambutku menariknya, dia melempar ku ke atas meja. Setengah tubuhku tersungkur terbaring di atas meja kaca, ditonton semua orang “PRANGGGGGG……!!!!”.

Makanan dan minuman berhamburan tumpah dan jatuh yang sebelumnya berada di atas meja. Ini gila dia mulai mengamuk, aku bisa mati. Berpikirlah Chiyo…dengan sekuat tenaga aku mencoba mencari cara.

Kawaki lantas berdiri dari tempat duduknya dan berdiri diatas meja kaca dimana tubuhku terbaring sekarang. Lantas dia menginjak kepalaku dengan posisi tubuhku miring ke arah kiri. Nampak di hadapanku adalah si dagu lancip mencoba memalingkan wajah, saat ku tatap tajam.

Percuma aku berteriak, dentuman music menguasai segala penjuru bangunan ini. Aku harus melawan, dengan sisa tenaga yang sejak dari tadi ku simpan. Ku pegang erat kaki kirinya yang terbalut sepatu sport bertali itu. Lantas ku lepaskan tali sepatunya dan menyingkirkan kakinya dari kepalaku. Dia terjungkal dan aku mencoba berdiri.

Begitu sigap aku meraih botol di ujung meja dan memecahkannya “PYARRRRR…!!!”. Botol yang pecah dan kini begitu runcing ku coba untuk menyodorkan ke semua yang ingin menangkap ku.

“HA…HA…HA…!!!” dia tertawa, serius dengan situasi seperti ini dia tertawa si wajah datar itu.

“Chiyo…kamu semakin menggemaskan, maafkan aku tak bisa mengontrol diriku untuk tertawa melihat tingkah lakumu. Kenapa tidak sejak dari tadi membuat pertunjukan seperti ini, biar tidak membosankan” sindirnya membuatku tak habis piker kalau dia memancing keberanianku sedari tadi.

“Omong kosong, siapa yang ingin memamerkan pertunjukkan kepadamu. Aku akan mengakhiri yang kamu sebut pesta ini” kataku seraya berlari kearah pintu. Tapi dua laki – laki kembar dan keduanya memiliki tato di bagian leher & beralis tebal menghalangiku. Mereka berdua memang tak banyak bicara daripada yang lainnya, tapi melihat cara mereka menyusul ku ke depan pintu. Tubuh mereka bergerak cepat dan satu sama lain saling memberi kode.

“Minggir…” kataku.

“Acara ini belum selesai, tetaplah disini” kata salah satu laki – laki itu yang berambut orange.

“Kawaki menunggumu… kamu bukanlah tandingannya” tambah laki – laki satunya lagi berambut kuning.

“Tapi aku yakin masih bisa kalau berduel dengan kalian berdua” kataku seraya mencoba menyerang dengan melayangkan tendangan kearah berambut orange. Keduanya dengan sigap saling mengcover satu sama lain.

Tak bisa dihindari aku pun harus bertarung melawan si kembar beralis tebal itu, sedangkan Kawaki menonton sambil merokok dan duduk di sofa.

Hantaman demi hantaman mengarah padaku, tapi aku tak bisa membalas menghantam karena tanganku cidera. Aku hanya fokus pada tendangan demi tendangan dan bertahan atas serangan. Sial keduanya seperti robot yang disetel seirama. Tak ada celah untukku mengambil alih menyerang.

Disisi lain diantara para penonton yang duduk di sofa, Asahi membisikkan sesuatu kepada Kawaki. Lalu Kawaki berdiri dan berteriak “Berhenti!!!”.

Di buangnya puntung rokoknya, dan menghampiriku sedangkan kedua alis tebal itu berjaga di pintu keluar. Aku harus memaksa keduanya untuk tidak menghalangiku, tapi lemparan gelas ke arahku seketika menghentikan gerakanku.

Aku menoleh kearahnya… “Apakah dia akan membunuhku sekarang?! Gawat!” jeritku dalam hati.

Dia mencengkeram leherku, menyudutkan ku ke tembok “Kamu melapor ke polisi, lantas menurutmu selesai setelah mereka datang. Ini pestaku, tak ada satu pun yang berhak mengusikku”.

“Le…pas…kan, kamu akan tertangkap” sahutku mencoba melepaskan cekikannya.

“Begitukah, sepertinya bius yang disuntikkan padamu membuatmu berkhayal. Bangunlah, tak akan ada satu pun yang bisa menangkap ku” dengan percaya diri dia mengatakannya.

Kemudian semua berkemas, dan dia memikul tubuhku secara paksa di bahunya.

“Lepaskan aku! Dasar bren%$sek!!!” teriakku.

Hiroshi ku mohon datanglah segera, sepertinya ini tak semudah yang ku bayangkan.

Ternyata ada jalan rahasia menuju pintu belakang mengarah ke basement.

Kawaki membuka bagasi mobil sedan berwarna merah. Asahi memberi tali dan kain untuk menyumpal mulutku dan mengikatku. Dimasukkannya aku ke bagasi dan berkata “Kamu adalah mainanku, jadi tak ada satu pun yang bisa menolong mu”.

Sial… apakah aku akan berakhir seperti ini…

Episodes
1 BAB I: PERTEMUAN DENGANNYA
2 BAB II : SIAPA DIA?
3 BAB III : AKU DICULIK
4 BAB IV : AKU ADALAH MAINAN KAWAKI
5 BAB V : KAWAKI ADALAH SEORANG YAKUZA!
6 BAB VI : PENGAKUAN HIROSHI
7 BAB VII : BERPAPASAN DENGAN UTA
8 BAB VIII : KARAOKE SUNAGAWA
9 BAB IX : TINDAKAN ASAHI MENJADI TANDA TANYA
10 BAB X : KEPERGIAN HIROSHI
11 BAB XI : SISI LAIN DARI KAWAKI
12 BAB XII : BERTEMU GADIS ITU [ KAWAKI]
13 BAB XIII : DIA MENARIK [KAWAKI]
14 BAB XIV : TERGODA [KAWAKI]
15 BAB XV: NASEHAT HATORI
16 BAB XVI : KEMARAHAN KAK RYOTA
17 BAB XVII : PENYERANGAN DARI KLAN AIHARA
18 BAB XVIII : MENJADI SASARAN KLAN AIHARA
19 BAB XIX : KESEPAKATAN AKU DAN KAWAKI
20 BAB XX: KEMUNCULAN HIROSHI
21 BAB 21: PERASAAN HIROSHI
22 BAB 22 : PERTUNANGAN BERDARAH
23 BAB 23 : MELARIKAN DIRI
24 BAB 24 : KEHIDUPAN BARU
25 BAB 25 : KEMATIAN KENJI
26 BAB 26 : KEMUNCULAN KAWAKI
27 BAB 27 : YOSHIKO KOBAYASHI ADALAH AKU
28 BAB 28 : SELAMAT TINGGAL NAOKO
29 BAB 29 : TRAGEDI NAOKO
30 BAB 30 : PERTEMUAN KAWAKI DAN RYOTA
31 BAB 31 : PERTEMUAN DENGAN JIRO SI IKAN BUNTAL
32 BAB 32 : KAKEK JATUH SAKIT
33 BAB 33 : KEMATIAN KAKEK
34 BAB 34 : BERTEMU HIROSHI
35 BAB 35 : KEPUTUSAN HIROSHI
36 BAB 36 : PILIHAN JIRO
37 BAB 37 : TERSEKAP DI BANGSAL BAWAH TANAH
38 BAB 38: API CEMBURU
39 BAB 39 : KANON SANG ADIK TIRI
40 BAB 40 : TANPA KASIH SAYANG
41 BAB 41 : PENGAKUAN JIRO
42 BAB 42 : PERTEMUAN DENGAN AYAH
43 BAB 43 : RENCANA PERTUNANGAN HIROSHI
44 BAB 44 : RENCANA RYOTA
45 BAB 45 : REAKSI HIROSHI
46 BAB 46 : PUNCAK KESABARAN HIROSHI
47 BAB 47 : PERTENGKARAN HIROSHI DAN KAWAKI
48 BAB 48 : OBSESI KAWAKI
49 BAB 49 : MENGINGATKAN KEPADA IBUNYA
50 BAB 50 : EVAKUASI IBU DAN AYAH
51 BAB 51 : PERTEMUAN RAHASIA
52 BAB 52 : RUMAH YANG TERBAKAR
53 BAB 53 : KEDATANGAN KANON
54 BAB 54 : PERTEMUAN KANON DAN HIROSHI
55 BAB 55 : PERKATAAN KANON
56 BAB 56 : KEMBALI KE TOKYO
57 BAB 57 : MALAM PANAS
58 BAB 58 : KEBEJATAN KAWAKI
59 BAB 59 : KEMALANGAN
60 BAB 60 : RAHASIA MASA LALU
61 BAB 61 : TUBUH YANG DIKUASAI KAWAKI
62 BAB 62 : KEHAMILAN YANG MENGEJUTKAN
63 BAB 63 : PERTEMUAN DUA KELUARGA
64 BAB 64 : KEDATANGAN SOMA
65 BAB 65 : H-1 MENUJU HARI PERTUNANGAN
66 BAB 66 : PERTEMUAN KAWAKI DAN SOMA
67 BAB 67 : PENGAKUAN KANON
68 BAB 68 : SEBUAH SURAT PERWALIAN
69 BAB 69 : PENYERANGAN KELOMPOK BERTOPENG
70 BAB 70 : PELARIAN DAN PERBURUAN
71 BAB 71 : SEBUAH JEBAKAN MASA LALU
72 BAB 72 : DIBALIK KEMATIAN KUMIKO
73 BAB 73 : TAK ADA LAGI AIR MATA
74 BAB 74 : KEMARAHAN AYAH KAWAKI
75 BAB 75 : PERSETERUAN KAWAKI DAN SOMA
76 BAB 76 : SEBUAH TANDA KEPEMILIKAN
77 BAB 77 : HARI KEBEBASAN DAN SKEMA PELARIAN
78 BAB 78 : DI BALIK RUMAH TANGGA RYOTA
79 BAB 79 : KEHANGATAN SEORANG KAKAK
80 BAB 80 : PERMINTAAN BERCERAI
81 BAB 81 : MISI PEMBUNUHAN MINNA
82 BAB 82 : PEMAKAMAN MINNA
83 BAB 83 : DRAMA DI MULAI
84 BAB 84 : NIKAHI AKU
85 BAB 85 : PERMINTAAN MENIKAH YANG MENGEJUTKAN
86 BAB 86 : KENCAN PERTAMA
87 BAB 87 : PERASAAN KANON TERHADAP HIROSHI
88 BAB 88 : SIKAP KAWAKI TAK TERDUGA
89 BAB 89 : DUEL PROSTITUSI
90 BAB 90 : PENGAKUAN CINTA KAWAKI
91 BAB 91 : MELEPAS HIROSHI
92 BAB 92 : AYAH KAWAKI
93 BAB 93 : PESONA AKARI
94 BAB 94 : DAYA PIKAT AKARI
Episodes

Updated 94 Episodes

1
BAB I: PERTEMUAN DENGANNYA
2
BAB II : SIAPA DIA?
3
BAB III : AKU DICULIK
4
BAB IV : AKU ADALAH MAINAN KAWAKI
5
BAB V : KAWAKI ADALAH SEORANG YAKUZA!
6
BAB VI : PENGAKUAN HIROSHI
7
BAB VII : BERPAPASAN DENGAN UTA
8
BAB VIII : KARAOKE SUNAGAWA
9
BAB IX : TINDAKAN ASAHI MENJADI TANDA TANYA
10
BAB X : KEPERGIAN HIROSHI
11
BAB XI : SISI LAIN DARI KAWAKI
12
BAB XII : BERTEMU GADIS ITU [ KAWAKI]
13
BAB XIII : DIA MENARIK [KAWAKI]
14
BAB XIV : TERGODA [KAWAKI]
15
BAB XV: NASEHAT HATORI
16
BAB XVI : KEMARAHAN KAK RYOTA
17
BAB XVII : PENYERANGAN DARI KLAN AIHARA
18
BAB XVIII : MENJADI SASARAN KLAN AIHARA
19
BAB XIX : KESEPAKATAN AKU DAN KAWAKI
20
BAB XX: KEMUNCULAN HIROSHI
21
BAB 21: PERASAAN HIROSHI
22
BAB 22 : PERTUNANGAN BERDARAH
23
BAB 23 : MELARIKAN DIRI
24
BAB 24 : KEHIDUPAN BARU
25
BAB 25 : KEMATIAN KENJI
26
BAB 26 : KEMUNCULAN KAWAKI
27
BAB 27 : YOSHIKO KOBAYASHI ADALAH AKU
28
BAB 28 : SELAMAT TINGGAL NAOKO
29
BAB 29 : TRAGEDI NAOKO
30
BAB 30 : PERTEMUAN KAWAKI DAN RYOTA
31
BAB 31 : PERTEMUAN DENGAN JIRO SI IKAN BUNTAL
32
BAB 32 : KAKEK JATUH SAKIT
33
BAB 33 : KEMATIAN KAKEK
34
BAB 34 : BERTEMU HIROSHI
35
BAB 35 : KEPUTUSAN HIROSHI
36
BAB 36 : PILIHAN JIRO
37
BAB 37 : TERSEKAP DI BANGSAL BAWAH TANAH
38
BAB 38: API CEMBURU
39
BAB 39 : KANON SANG ADIK TIRI
40
BAB 40 : TANPA KASIH SAYANG
41
BAB 41 : PENGAKUAN JIRO
42
BAB 42 : PERTEMUAN DENGAN AYAH
43
BAB 43 : RENCANA PERTUNANGAN HIROSHI
44
BAB 44 : RENCANA RYOTA
45
BAB 45 : REAKSI HIROSHI
46
BAB 46 : PUNCAK KESABARAN HIROSHI
47
BAB 47 : PERTENGKARAN HIROSHI DAN KAWAKI
48
BAB 48 : OBSESI KAWAKI
49
BAB 49 : MENGINGATKAN KEPADA IBUNYA
50
BAB 50 : EVAKUASI IBU DAN AYAH
51
BAB 51 : PERTEMUAN RAHASIA
52
BAB 52 : RUMAH YANG TERBAKAR
53
BAB 53 : KEDATANGAN KANON
54
BAB 54 : PERTEMUAN KANON DAN HIROSHI
55
BAB 55 : PERKATAAN KANON
56
BAB 56 : KEMBALI KE TOKYO
57
BAB 57 : MALAM PANAS
58
BAB 58 : KEBEJATAN KAWAKI
59
BAB 59 : KEMALANGAN
60
BAB 60 : RAHASIA MASA LALU
61
BAB 61 : TUBUH YANG DIKUASAI KAWAKI
62
BAB 62 : KEHAMILAN YANG MENGEJUTKAN
63
BAB 63 : PERTEMUAN DUA KELUARGA
64
BAB 64 : KEDATANGAN SOMA
65
BAB 65 : H-1 MENUJU HARI PERTUNANGAN
66
BAB 66 : PERTEMUAN KAWAKI DAN SOMA
67
BAB 67 : PENGAKUAN KANON
68
BAB 68 : SEBUAH SURAT PERWALIAN
69
BAB 69 : PENYERANGAN KELOMPOK BERTOPENG
70
BAB 70 : PELARIAN DAN PERBURUAN
71
BAB 71 : SEBUAH JEBAKAN MASA LALU
72
BAB 72 : DIBALIK KEMATIAN KUMIKO
73
BAB 73 : TAK ADA LAGI AIR MATA
74
BAB 74 : KEMARAHAN AYAH KAWAKI
75
BAB 75 : PERSETERUAN KAWAKI DAN SOMA
76
BAB 76 : SEBUAH TANDA KEPEMILIKAN
77
BAB 77 : HARI KEBEBASAN DAN SKEMA PELARIAN
78
BAB 78 : DI BALIK RUMAH TANGGA RYOTA
79
BAB 79 : KEHANGATAN SEORANG KAKAK
80
BAB 80 : PERMINTAAN BERCERAI
81
BAB 81 : MISI PEMBUNUHAN MINNA
82
BAB 82 : PEMAKAMAN MINNA
83
BAB 83 : DRAMA DI MULAI
84
BAB 84 : NIKAHI AKU
85
BAB 85 : PERMINTAAN MENIKAH YANG MENGEJUTKAN
86
BAB 86 : KENCAN PERTAMA
87
BAB 87 : PERASAAN KANON TERHADAP HIROSHI
88
BAB 88 : SIKAP KAWAKI TAK TERDUGA
89
BAB 89 : DUEL PROSTITUSI
90
BAB 90 : PENGAKUAN CINTA KAWAKI
91
BAB 91 : MELEPAS HIROSHI
92
BAB 92 : AYAH KAWAKI
93
BAB 93 : PESONA AKARI
94
BAB 94 : DAYA PIKAT AKARI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!