Rianti sedang bermain bersama Datuk kuning. Jelmaan buaya putih dari keluarganya.
"Apakah badan nya sanggup membawa dua leluhur di tubuhnya, leluhur kami dan Abang berbeda aliran, yang mana aliran milik keluarga bang Darma adalah putih dan penyembuhan.
sementara milik keluarga kami adalah pembuat penyakit, walaupun memang betul mereka akan menjaga badan yang mereka Pilih sebagai Titisan mereka". ucap ibuk Barlian menerangkan pada Abah Darma.
"Sebenarnya aku memang sedikit khawatir jika Datuk kuning tidak mengizinkan leluhur kalian untuk ikut menjaga cucu nya bersama Besan. hanya saja, akan ada resiko yang harus di ambil bila sampai ke 2 nya bersama.
baik dan buruk nya tentu nanti Rianti lah yang akan menentukan, tapi sampai masa itu tiba Rianti menentukan siapa yang akan berkuasa penuh. tidak mudah kita menjaga tempramen Rianti mengingat leluhur kalian memang memiliki aliran untuk menyakiti, walaupun yang di maksud menyakiti adalah membalas perbuatan orang yang terlebih dahulu melakukan keburukan padanya.
Abah takut Rianti akan tumbuh menjadi wanita yang pendendam dan keras kepala". Bapak Herman dan ibuk Barlian pun mengangguk faham.
"Sebaiknya secepatnya kita membawa Rianti ke kampung kita di hilir sungai ini nak, kita harus membuat ritual pelepasan Raga pada leluhur mu, ibuk tidak ingin Rianti menjadi wanita yang pemarah dan keras kepala, walaupun Datuk berasal dari leluhur ku.
Tapi sifat yang di turunkan nya lebih pantas untuk cucu lelaki yang lain sebagai turunan nya". ucap ibuk barli pada ayah Rianti.
"Bagaimana caranya kita melakukan proses pemanggilan Datuk Bu, apa saja yang harus di siapkan?". tanya ayah Rianti lagi.
"Biarkan keluarga besar ibuk di kampung yang menyiapkan nya. kalian bersiaplah, lebih cepat lebih baik". ucap ibuk Barlian lagi.
3 hari kemudian mereka pun bersiap berangkat ke hilir sungai menggunakan perahu besar milik Abah Darma, semua berangkat bersama.
tapi sebelum itu Abah Darma terlebih dahulu memberikan sajen kepada Datuk kuning habis magrib kemarin.
3 telur ayam kampung, 3 kepal nasi putih, 3 pucuk rokok dan 3 gulungan daun kapur sirih yang sudah di racikan dengan pelengkap nya. di masukan tangan kanan nya ke dalam sungai dan ia pun mulai membaca doa untuk memanggil Buaya putih penjaga keluarga nya.
Tidak berapa lama air yang awalnya tenang nampak bergoyang, ikan beriak di atasnya. "krrrrrroooooookkkk". terdengar suara seperti buaya yang membuka mulutnya samar-samar di dalam air, segera Abah Darma memasukan sajen ke dalam mulut buaya putih.
Kemudian Abah Darma mengambil air dari mulut buaya yang masih membuka mulut nya.
"Besok kami akan ke hilir Datuk, mohon kami di berikan penjagaan agar kami selamat sampai ke tempat tujuan". ucap Abah Darma.
buaya pun menutup mulutnya dan berlalu ke dalam air sebelum mengibaskan ekornya ke arah Abah Darma.
Sebelum perahu berangkat Rianti di usapkan air di wajahnya dengan air yang di ambil dari mulut buaya kemarin malam.
"Mari kita berangkat sekarang nak, agar tidak kemalaman sampai nya nanti di kampung mu". ucap Abah Darma.
"Baik yah". kemudian ayah Rianti menghidupkan mesin perahu dan melaju membelah sungai Mentaya menuju hilir. kampung ibuk Berlian berasal.
Rianti terus saja berbicara di perahu. bertanya pada kakek nya kenapa ada orang yang sangaaaaatt besar,mengikuti mereka berlari di belakang, dan juga para buaya yang juga ada di kanan kiri perahu mereka.
"Seberapa besar *** orang itu?". Tanya Abah Darma memastikan. Rianti menunjuk ke arah atas.
"Lebih tinggi dari pohon itu kek". kemungkinan sekit 15 meter tinggi nya jika di lihat oleh kita yang orang awam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
vall
mampir lagi bang 🙏
2023-08-29
1