MENGEJAR BAYANGAN - bag 1

Malam menyelimuti tempat persembunyian mereka, atmosfer menjadi semakin gelap dan menyelimuti mereka dengan rasa ketidakpastian. Suasana tegang masih terasa setelah perdebatan panas sebelumnya. Namun, di tengah ketenangan yang mencekam, konflik semakin meruncing.

Arief dan Amjad melihat Arnold yang berdiri di depan pintu, seolah akan pergi. Pandangan mereka bertiga bertemu, tapi tidak ada sepatah kata pun yang terucap.

Amjad menoleh dan berbisik kepada Arief.

“Arief, Arnold akan pergi.”

Arief yang seolah tak peduli hanya diam dan menjawab singkat.

“Ya, aku tahu.”

Amjad yang ingin menghentikan kepergian Arnold hanya menggigit bibirnya dan berkata kepada Arief.

“Kita harus menghentikannya.”

Arief dengan ekspresi apatis membalas kata-kata Amjad.

“Biarkan dia pergi. Itu keputusan dia.”

“Arief, ini bisa berbahaya. Kita harus melindungi satu sama lain.” Kata Amjad berusaha membujuk.

Arief hanya menggelengkan kepalanya, yang seolah-olah tahu bahwa Arnold dusah tidak bisa dibujuk.

“Dia sudah membuat keputusannya.”

Amjad pun dengan tekadnya berkata lagi kepada Arief.

“Kita tidak bisa membiarkannya pergi sendiri. Kita harus menghadapinya bersama-sama.”

Namun, keputusan Arief tetap teguh, dan mereka berdua merasa terjebak dalam situasi yang tak pasti. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikan Arnold yang telah membuat pilihannya.

Beberapa saat kemudian, ketika Arnold benar-benar pergi, Amjad memutuskan untuk berbicara dengan Arief. Mereka duduk di sudut ruangan yang gelap, dan Amjad mulai berbicara tentang kehidupannya di masa kecil di Arab.

“Arief, saya tahu bahwa keputusan Arnold tidak masuk akal. Tapi mungkin ada alasan di baliknya.”

Arief hanya mengangkat alisnya yang membuatnya memunculkan rasa penasaran, namun tetap diam. Amjad terus melanjutkan ceritanya.

“Tumbuh di lingkungan yang penuh dengan kemunafikan. Orang-orang berbicara tentang solidaritas, tapi sebenarnya hanya menjaga diri sendiri. Saya akhirnya bisa berkuliah di Jepang karena ada seseorang yang peduli padaku, yang benar-benar ingin membantu.”

Arief hanya memandang Amjad dengan rasa tidak peduli dan menanyakannya.

“Dan apa hubungannya dengan Arnold?”

Amjad berbicara dengan perasaan sedih, seolah dia tidak ingin menceritakannya namun hal itu ditepisnya untuk saat ini.

“Kasih Sayang, Cinta, dan Keluarga membuat semua orang gila, Arief” Sambung Amjad “Mungkin dia punya alasan yang kuat untuk pergi. Mungkin dia merasa bahwa dia harus mencari keluarga atau orang yang dia cintai sendiri.”

Arief mengernyitkan dahi, berusaha menolak pemikiran Amjad.

“Tapi kita, bahkan dirinya sendiri dalam bahaya.”

Amjad mengangguk, memahami pemikiran Arief.

“Saya tahu. Tapi kita tidak bisa mengontrol pilihan seseorang. Ketika seorang hidup dalam perang sekalipun, pada saat keluarga atau orang yang dikasihi dalam bahaya, orang yang berdarah dingin pun merelakan nyawanya. Hal serupa keluar dari seorang Arnold yang temperamental, Hanya saja, saya merasa bahwa ada latar belakang yang kita belum tahu.”

Percakapan mereka mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki kisah dan alasan tersendiri. Di tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian, keputusan seseorang bisa didorong oleh pengalaman dan perasaan pribadi yang mungkin tidak kita pahami.

Dalam kegelapan malam yang mencekam, Arief dan Amjad merenungkan kata-kata satu sama lain. Sementara itu, Arnold melangkah ke kegelapan dunia yang penuh bahaya, meninggalkan pertanyaan dan ketidakpastian di baliknya.

Jadi, kalian punya orang kalian cintai, kasihi, yang akan membuat diri kalian gila? Tentu saja kalian jawaban kalian tentu ada. tapi, dengarkanlah lagi, siapa tau sebenarnya kalian tidak punya itu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***