Chapter 3 : Kebohongan

Sambil tersenyum Lana memasuki kantor tempat suaminya bekerja, ia melangkah dengan cepat dan berhenti di depan meja resepsionis.

"Permisi, saya ingin bertemu dengan Pak Garandra, apakah bisa?" Tanya Lana pada pegawai resepsionis itu.

"Oh sebentar ya bu" Jawab pegawai resepsionis itu lalu menelfon seseorang yang di maksud oleh Lana.

Lana sengaja datang ke kantor Gara tanpa memberitahunya, ia berencana memberikan surprise untuk Gara.

"Maaf bu, Pak Garandra baru saja meninggalkan kantor karena ini jam makan siang" Ucap pegawai itu setelah menutup telponnya.

"Bukannya biasanya mereka makan siang di kantin?" Tanya Lana lagi memastikan.

"Iya bu, biasanya memang seperti itu, tapi barusan rekan Pak Garandra bilang, Pak Garandra pergi makan siang di luar kantor Bu".

"Ooh gitu yah, emmm... ya udah terimakasih" Ucap Lana sembari meninggalkan resepsionis.

Berbagai macam prasangka sempat muncul di pikiran Lana, namun ia cepat-cepat menyingkirkan prasangka itu dan tetap berfikiran positif.

Akhirnya Lana pun memutuskan untuk menelfon Gara dan menanyakan keberadaannya.

"Hallo sayang.." Sapa Lana saat telfonnya di jawab oleh Gara.

"Hallo juga sayang, ada apa nih tumben telfon?" Tanya Gara dari seberang sana.

"Gapapa, cuma kangen ajaa" Ucap Lana.

Ia berfikir untuk tidak memberi tahu Gara soal kedatangannya ke kantor, ia ingin memastikan apakah Gara tidak menyembunyikan apapun lagi darinya?.

"Emmm gituu, baru juga di tinggal kerja bentar udah kangen aja, tunggu aku pulang nanti sore ya..".

"Iyaa sayang, eh ini kan jam makan siang, kamu lagi makan dimana? Di kantin?" Tanya Lana dengan hati yang gelisah.

"Iya dong sayang, emang kalo nggak di kantin mau makan dimana lagi" Jawab Gara dengan tenang.

Lana terdiam, hatinya mulai panas, perasaan campur aduk mulai kembali lagi pada dirinya, ia tahu suaminya itu berbohong, tapi kenapa? Kenapa ia berbohong?.

"Sayang? Ya udah dulu yaa, aku mau lanjut makan siang dulu, kamu juga jangan lupa makan yaa, love you sayang" sambung Gara sebelum mematikan panggilan.

Lana masih terdiam mematung dengan mata berkaca-kaca, ia berniat untuk meyakinkan diri bahwa semua yang ia lihat hari ini hanyalah masa lalu suaminya, namun ternyata masih ada kebohongan lain dari suaminya.

Lana berusaha menahan air matanya dan mencari taksi untuknya pulang.

...----------------...

Meskipun hatinya masih kecewa pada Gara, Lana masih tetap berusaha menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik.

Hari menunjukkan pukul 17.00, Lana sudah selesai menyiapkan hidangan makan malam dan juga sudah berdandan menunggu kepulangan Gara, karena biasanya Gara akan sampai di rumah pukul 5 sore lebih sedikit.

Lana duduk di meja makan sambil memainkan hp-nya, ia sedang menunggu kepulangan Gara dan ingin melontarkan semua pertanyaan yang sedari tadi berputar di otaknya.

Pukul 17.15

Pukul 17.30

Pukul 17.45

Pukul 18.00

Pukul 18.20

Pukul 18.45

Pukul 19.10

Lana berkali-kali melihat jam dan pintu depan menanti kepulangan Gara, namun sampai saat ini Gara belum pulang juga, padahal tidak biasanya ia pulang terlambat sampai selarut ini, jika lembur pun pasti ia akan mengabari Lana agar tidak menunggunya terus-terusan.

"Kemana sih mas Gara" Gerutu Lana sambil mondar mandir di ruang tamu.

Baru hendak ia menelfon Gara, tiba-tiba ada yang membuka pintu depan dan tak lain itu adalah Gara.

Gara yang melihat istrinya sudah menunggu di depan pintu langsung memeluk istrinya dan meminta maaf karena pulang terlambat.

"Maaf ya sayang, aku hari ini pulang telat, soalnya tadi kerjaan lagi numpuk banget dan harus di selesain hari ini juga" Ucapnya sambil memeluk erat Lana.

Lana pun membalas pelukan Gara dengan ragu.

"Kenapa gak ngabarin?" Tanya Lana lirih.

"Maaf sayang, tadi tuh bener-bener sibuk banget, jadi mau pegang hp pun gak sempet, maaf yaa" Ujar Gara lagi meyakinkan Lana.

"Ya udah sekarang kamu bersih-bersih dulu, abis itu kita makan malem ya, ada yang mau aku omongin juga ke kamu" Ucap Lana sambil melepas pelukan Gara dan mengambil tas beserta jaz yang ada di tangan Gara.

"Ya udah, aku mandi dulu ya sayang".

Gara mengelus rambut Lana, lalu meninggalkannya dan menuju kamar mandi.

Setelah Gara selesai bersih-bersih, mereka pun berdua makan malam bersama seperti biasa, Gara tampak sangat menikmati masakan Lana, sedangkan Lana hanya makan dengan tenang dan perlahan.

Melihat istrinya bertingkah tidak seceria biasanya, Gara mencoba bertanya pada Lana.

"Sayang, kamu kenapa? Kamu masih marah karena aku pulang telat gak ngabarin kamu? Maafin aku yaa, aku janji gak bakal ngulangin lagi kok" Ujar Gara sambil memegang tangan Lana.

Lana melepaskan tangannya dari Gara, lalu melanjutkan menyuap makanannya dengan perlahan, sambil fokus mengaduk makanan Lana pun berkata.

"Aku tadi siang ke kantor kamu, tapi kamu gak ada, kamu kemana?" tanya Lana tetap berusaha tenang.

"Tadi siang? Maksud kamu pas kamu tadi siang telfon aku?" Tanya Gara balik mulai gugup.

"Sure!" Jawab Lana tanpa menatap Gara.

"Kan aku udah bilang sayang, aku lagi makan di kantin, kok kamu gak bilang sih kalo kamu ke kantor?, kalo kamu bilang kan aku pasti samperin kamu" Ucap Gara lagi.

"Nggak, aku tanya ke resepsionis katanya kamu lagi pergi makan di luar, tapi eh... Pas aku telfon kamu, kamu bilangnya lagi makan di kantin, haha kamu bisa di bagi dua ya?" Ujar Lana kali ini ia memberanikan diri menatap Gara sambil tersenyum kecut.

"Sayang, bukan gitu..".

Belum selesai Gara berbicara, Lana menyodorkan sebuah kotak kepada Gara.

"Apa ini?" tanya Gara bingung.

"Buka aja" Jawab Lana sambil menatap Gara dan tersenyum.

Gara membuka kotak itu dengan ragu, dan ia terkejut saat melihat isinya adalah sebuah foto masa lalunya bersama Selina, ia juga membaca surat yang ada di dalamnya dengan gugup.

"Sayang, aku bisa jelasin yah, dengerin aku dulu".

"Okey aku dengerin, coba jelasin!".

"Sebenernya Selina emang mantan aku dulu, dan itu bener-bener cuma masa lalu, sekarang di hati aku cuma ada kamu Lan, aku beneran sayang banget sama kamu".

"Terus kenapa kamu gak pernah cerita ke aku kalo kamu punya mantan?, kita pacaran 3 tahun mas, tapi kamu gak pernah cerita apa-apa ke aku?".

"Ok, aku akui, aku ingin mengubur dalam-dalam masa lalu aku, aku gak mau cerita ke kamu karena aku pikir ya itu cuma masa lalu, dan aku hanya akan fokus sama masa depanku aja yaitu kamu Sayang".

"Lalu kenapa siang ini kamu bohongin aku?".

"Aku gak bohong sayang, aku bener-bener di kantin saat itu, kalo kamu gak percaya, kamu bisa kok tanyain temen kantor aku, aku gak mungkin bohongin kamu sayang".

"Apakah aku seharusnya lebih percaya pada suamiku daripada orang lain?" gumam Lana dalam hati.

Terpopuler

Comments

Leon

Leon

Terima kasih udah bikin pengalaman membaca jadi menyenangkan thor, jgn lupa terus berkarya!

2023-08-09

0

art_zahi

art_zahi

Gusar baca terus, bikin nagih sampai selesai.

2023-08-09

1

Ayari Khana

Ayari Khana

Kasih tahu kami kelanjutannya, jangan biarkan kami tergantung!

2023-08-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!