Dilema 2 Hati
Fio adalah tunangan Vean, pria tampan yang memiliki pesonanya sendiri. Pertunangan yang dia jalani sejak masih remaja, namun harus kandas di tengah jalan karena beberapa hal.
Dan hari ini ....
Fio menahan nafas melihat tunangannya bertunangan dengan perempuan lain, yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Matanya terus memandang kedua sejoli itu, dengan mata yang berkaca-kaca.
Air katanya mulai mengalir tanpa dia sadari.
Apakah rasa sesak yang dia rasakan?
Apakah rasa tidak ikhlas yang dia alami saat ini?
Atau mungkin perasaan dikhianati dan sakit hati juga dendam?
Dia melihat kedua orang itu, terlihat jelas kebahagiaan di wajah muda-mudi yang bertunangan itu.
"Tidak bisakah kalian menunjukkan wajah bersalah sedikit pun padaku? Jangan terlalu senang seperti itu, ada aku di sini yang patah hati. Sakitnya tuh di sini," ucap Fio sendu sambil menunjukkan telapak tangannya.
Wajah Dhea langsung berubah. Gadis itu menunduk. Merasa bersalah pada Fio karena telah merebut Vean—tunangannya.
"Jangan bicara sembarangan, Fio. Kita kan sudah sepakat untuk membatalkan pertunangan kita. Lagian apa hubungannya dengan tangan kamu? Kenapa sakitnya di situ?"
"Sakitnya tuh di sini, gak punya gandengan. Huaaaa, aku sama kamu aja deh, Juna."
"Apa jantung kamu berdetak kencang?" tanya Juna.
"Iya."
"Apa hati kamu ngilu?"
"Iya."
"Apa mata kamu perih melihat mereka?"
"Iya."
"Ayo ke rumah sakit. Aku belah, lumayan aku dapat uang banyak ngejual organ tubuh kamu."
Wajah Juna menunjukkan rasa iba yang berlebihan pada gadis itu. Bukan iba karena Fio yang dicampakkan, tapi iba dengan organ tubuhnya, jangan sampai rusak sebelum dia manfaatkan.
"Huaaa, Dhea. Aku dizolimi."
Dhea menunduk. Dia jadi bingung, harus sedih dan menangis, atau tertawa.
"Ketawa mah, ketawa aja, Yang. Makhluk gaje kaya begini memang pantas ditertawakan."
"Jari manisku masih kosong. Juna, buruan beli cincin."
"Nanti aku beli. Coba sini aku ukur dulu."
"Benar?"
"Iya."
Wajah Fio langsung ceria.
"Tapi tunggu seribu tahun lagi."
Sialan!
Fio melirik Arya. Pria dingin yang bagi Fio sangat menyeramkan, sayangnya dia kakaknya Dhea.
Arya memberikan tatapan tajam, langsung menolak rayuan manja gadis yang memang manja itu.
💕💕💕
Fio menghela nafas berat. Kepalanya nyut-nyutan, badannya lemas, nafsu makannya berkurang, matanya berkunang-kunang ....
Tapi dengan semangat, gadis itu pergi ke suatu tempat. Tempat yang akan memberikannya pertolongan pertama.
Satu jam kemudian, setelah dia mengeluhkan apa yang dia rasakan.
"Aku punya solusi yang tepat agar rasa sakit mu segera hilang."
"Apa?"
"Beli tali tambang."
"Tali tambang? Buat apa?"
"Gantung diri. Solusi yang tepat untuk penderita patah hati."
"Juna sialan!" teriak Fio saat Juna langsung berlari ke luar ruang prakteknya.
"Dasar dokter gadungan. Dokter sialan! Dokter abal-abal! Dokter KW!"
"Berisik! Pulang sana, di sini tidak menerima pasien yang mengalami over dosis kehaluan."
Fio menghela nafas, setelah mendengar siapa yang bicara.
Arya, pria yang dia takuti sejak pertama kali bertemu dengannya.
"Jangan begitu, Arya. Siapa tahu saja, nanti aku menjadi adik iparmu, atau mungkin istrimu."
Kali ini, Fio yang langsung ngibrit, sebelum kena semprot pria dingin itu.
Kenapa semua pria yang dekat dengan Dhea ganteng, tapi ngeselin?
Di rumahnya, Mila masih meratapi keadaan. Vean yang seharusnya menjadi menantunya, kini memilih perempuan lain. Sahabat dari putrinya sendiri.
Ikhlas gak iklhas.
Tapi kan mereka belum menikah, siapa tahu saja asa keajaiban datang, dan Vean bisa kembali bersama Fio.
Andai saja isi hatinya itu didengar oleh Arya, pasti perempuan tua itu sudah dicekik oleh pemuda tampan itu.
"Kamu kenapa sih, Ma? Gelisah terus?"
"Aku masih berharap Vean akan bersama Fio."
"Ma, jangan macam-macam, deh. Kamu tahu sendiri kan, bagaimana Vean? Jangan bikin masalah lagi, papa malu sama Bram dan Candra. Apa kamu juga tidak malu dengan Bianca dan Friska?"
Mila langsung cemberut. Sebagai orang tua, dia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Apalagi Fio anak satu-satunya, perempuan lagi!
"Jodoh tidak akan tertukar. Masih bagus Fio dan Vean belum menikah. Kalau tidak, papa yakin mereka berdua tidak akan ada yang bahagia."
"Tapi kan ...."
"Cukup!" Pria itu tidak tahu lagi bagaimana Harus memberikan kepada istrinya. Sejak dulu Mila selalu keras kepala. Apa yang dia mau, harus didapat.
Jujur saja, kadang dia malu dengan sikap istrinya itu, apalagi dengan sahabat-sahabatnya.
Fio sudah kembali ke kantornya. Perempuan muda yang sekarang bekerja di perusahaan papanya itu sibuk dengan berkas-berkas yang membuatnya pusing. Dia sebenarnya tidak tertarik dengan bisnis. Dia ingin menjadi seorang model. Tapi tuntutan keadaan membuat dia harus mengubur impiannya.
Bukannya bekerja, dia malah melamun. Teringat dengan keadaan beberapa waktu yang lalu, di saat orang-orang membenci dirinya.
Terutama Arya!
Dia yang dianggap sebagai perebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.
Dianggap sebagai pihak ketiga.
Dianggap tak memiliki hati.
"Kan aku yang ditinggalin? Kenapa malah aku yang dibully?"
"Karena mukamu muka orang yang patut ditindas."
Fio mengangkat wajahnya. Di depannya, wajah dokter tampan namun menyebalkan terlihat senang melihat dia uring-uringan.
"Mau apa? Mau melamar aku?"
"Cih, mimpimu ketinggian. Aku ke sini disuruh papa mengantar berkas ini, karena Arya sedang sibuk."
"Kamu benaran melepaskan Vean, kan? Jangan coba-coba merusak kebahagiaan Dhea."
"Fio menghela nafas.
Dia iri.
Iri dengan Dhea.
Sejak dulu, Dhea selalu menjadi pusat perhatian. Meskipun dia kaya dan memiliki kedua orang tua yang utuh, tapi tetap saja dalam hal lainnya, Dhea selalu lebih unggul dari dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Agis
mulai mampir.
2024-03-19
1
Mukmini Salasiyanti
cus dr CM kesini deh....
2023-09-17
1
SUGA 💙💚💛💜💝💘
tolong upnya Thor😊☺️ sehat selalu🤍🩷
2023-08-13
1