Bab 18

“Bagus kalau begitu!” kata Erick, sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

 “Jadi apa rencana mu sekarang?”  

“Kita langsung masuk saja Tuan, aku sudah memperhitungkannya! Aku akan berpura-pura menjadi pengemis agar bisa membuka pintu gerbang!” Kata Hendra seraya membuka bagasi volvo nya.

Hendra kemudian mengeluarkan pakaian mirip seperti wanita yang compang-camping. Ia langsung berjalan setelah selesai memakai pakaian itu termasuk wig rambut palsu.

Ia diikuti Erick dan juga teman-teman lainnya berjalan di belakangnya.  

Mereka membagi dua bagian dan bersembunyi, dengan cara merapatkan diri di balik dinding.

Sementara itu Hendra mengetuk pintu gerbang hingga seseorang membukanya. Lalu, ia berpura-pura memohon untuk diberi belas kasihan karena belum makan. Pintu gerbang villa itu terbuat dari besi yang tertutup, hingga apabila orang akan memberikan sesuatu, mau tidak mau harus membukanya.

Saat pintu sudah terbuka, Hendra mendorong paksa dengan sekuat tenaga diikuti beberapa temannya, dan meringsek dua penjaga yang ada di sana. Karena jumlah mereka kalah telak dua penjaga itu bisa dilumpuhkan dengan cepat.

“Tolong! Tolong!” teriak dua orang itu untuk menarik perhatian para pengawal lainnya.

“Kurang ajar! Bungkam dia!” kata Erick.

Buk!

Sebuah tinju dari Hendra melayang tepat di sebelah rahangnya membuat penjaga yang berteriak itu pingsan seketika.

Erick tersenyum menyeringai melihatnya, ternyata kekuatan pengawalan Ardan tidak seberapa.

Namun, beberapa pria kekar yang mendengar teriakan itu, tahu kalau ada orang yang memaksa masuk dan dengan mudah dapat melumpuhkan para penjaga gerbang.

Saat itu juga berada pengawal di sekitarnya, berhamburan ke arah gerbang dan terjadilah perkelahian yang seru di sana.  

Pada saat itu penjaga pintu masuk villa terlihat kosong. Membuat Erik bisa melenggang tanpa halangan menuju bagian rumah walau pintunya tertutup rapat. Ia berhasil masuk dengan mudah juga, karena pelayan membuka pintu begitu saja. Ia mengira jika yang datang adalah majikannya.

“Siapa Anda!” teriak pelayan itu sambil ketakutan, ia menghalangi langkah Erik agar tidak masuk lebih dalam.

Ia khawatir setelah menyadari jika Erick adalah orang asing yang belum pernah dilihatnya, padahal Ardan sudah berpesan untuk berhati-hati serta menjaga Safira.

“Tunjukkan di mana kamar Shafira!” kata Erick sambil melotot dan memegangi kerah baju pelayan wanita itu.

“Saya tidak tahu, di sini tidak ada yang namanya Shafira!” kata pelayan itu berbohong.

Plak!

Erick menampar keras pelayan itu sampai tersungkur ke lantai dan mendengar teriakan itu Shafira pun berteriak dari dalam kamarnya

“Bibi! Apa kamu baik-baik saja? Ada suara apa itu?” tanya tanya Shafira dengan lantang ia sudah sedikit bugar.  

Selama Shafira tinggal dengan Ardan, hatinya tenang, karena pria itu selalu memberikan kehangatan dan kelembutan.  

Ia bisa menikmati makanan dengan baik. Jadi, tubuhnya sudah sedikit segar, dan beberapa luka lebam mulai tersamarkan.

Shafira diurus dengan baik oleh perawat dan pelayan hingga ia hidup bagaikan seorang ratu, yang dimanjakan. Dirinya hanya perlu memulihkan kondisi tubuh setelah terluka dan kekurangan nutrisi.

Mual dan muntahnya juga sudah jauh berkurang karena dokter memberinya obat dan juga vitamin, yang bisa mengurangi gejala morning sicklesnya.

Shafira baru berkenalan dengan dokter yang baik dan juga tampan itu. Ia bernama Riyan. Setiap hari datang untuk memeriksa kesehatannya, mereka berdua menjadi akrab. Riyan adalah orang yang cukup pengertian, baik pada Shafira juga Ardan. Dia juga seorang dokter kandungan yang sangat di kenal di kota ini, bahkan pernah menjadi dokter pribadi seorang pengusaha yang sangat terkenal yaitu Jack Maholtra.

Erick yang mendengar suara istrinya, jelas tahu di mana kamarnya. Ia langsung naik ke lantai dua di mana Safira berada.

Erick berdiri di depan pintu kamar itu dengan rasa takjub, karena melihat Shafira yang juga tengah beranjak dari tempat tidur. Ia melihat Shafira yang berdiri menatapnya penuh rasa terkejut dan ketakutan.

Namun, Erick seperti tersihir oleh wajah istrinya yang dulu pucat serta layu kini terlihat lebih segar, rambutnya yang panjang tersisir dengan rapi dan memakai riasan tipis. Wanita itu memakai pakaian bagus yang terlihat elegan. Tentu saja pakaian itu Ardan yang membelikan.

Tiba-tiba hatinya seperti dicubit melihat kenyataan yang ada di hadapannya sekarang. Ia baru menyadari jika istrinya begitu cantik dan menawan.

“Mas! Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Shafira sambil melangkah mundur ke belakang. Ia mulai gemetar dan keringat dingin keluar hingga seluruh tubuhnya seolah membeku ketakutan.

“Seharusnya, aku yang bertanya begitu kenapa kamu bisa ada di sini?” ucapan yang keluar dari mulut Erick seolah bertentangan dengan rasa dihatinya.  

Dalam jiwanya bergulat antara ingin marah, kebencian, dan juga kekaguman menjadi satu. Ia bingung mana yang lebih dulu harus ia keluarkan pada istrinya itu. Ia melihat ketakutan yang jelas dari raut wajah Shafira bahkan mata perempuan itu mulai berkaca-kaca.

“Ayo, pulang!” kata Erick seraya mendekati Shafira dan menggamit salah satu tangannya.

Shafira menepis tangan suaminya dengan keras.

“Aku tidak mau!”

Saat itu, selain rasa takut yang ada di pikiran Shafira adalah rasa tidak enak pada Ardan. Pria itulah yang sudah menolongnya dan membuat kondisi tubuhnya jauh lebih baik. Ia juga khawatir bila dua laki-laki itu bertemu, pasti akan berkelahi karena dirinya.

Ia wanita yang cinta damai, tentu saja ia tidak ingin ada perkelahian yang terjadi di hadapannya.

“Kenapa tidak mau?” bentak Erick yang tersinggung dengan sikap istrinya.

“Apa kamu betah tinggal di sini? Apa kamu ingin membuat mendiang ibumu marah? Lihat, di sini bukan rumah suamimu, pasti kau sudah selingkuh dengannya ... ini buktinya kalau kamu sudah selingkuh dengannya, iya, kan?”

Kemarahan Erick tidak bisa dihindari, ia kembali menarik tangan Shafira. Namun, di saat yang bersamaan Ardan muncul di depan pintu dan melangkah mendekati Erick dengan cepat.

Lalu ...

Buk!

Satu pukulan telak mengenai rahang Erick dari tinju yang dilayangkan oleh Ardan.

Namun, Erick hanya miring sedikit ia terbelalak melihat Ardan ada di hadapannya, seraya mengusap pipinya yang sakit. Ia heran kenapa anak buahnya tidak bisa mengalahkannya.

Tanpa sepengetahuan Erick, Ardan datang dengan membawa bala bantuan yang lain hingga ia bisa masuk ke rumahnya sendiri dengan bebas. Ardan mendapat laporan kedatangan Erick dengan cepat dan Ia segera pulang karena ingin menyelamatkan Sgafira.  Ia yakin kalau Erick pasti akan membawa wanita itu dengan paksa.

“Jangan berbuat semau mu! Ini rumahku! Brengsek!” teriak Ardan sambil kembali melayangkan pukulan sekarang ke arah dada Erick.  

Erick membalas pukulan Ardan dan mengenai rahangnya dengan keras.  

Ardan tidak tinggal diam Ia pun kembali membalas pukulan Erick dengan tendangan yang telak mengenai perut lawannya. Erick melakukan hal yang sama ia melayangkan tendangan yang mengenai kaki hingga Ardan terjungkal.

Erick membungkuk untuk memberi pukulan ke wajahnya. Ardan yang berada di bawah berusaha melawan dan juga membalas pukulan yang ia arahkan ke leher.  

Namun Erick berhasil menghindarinya, dua tangannya kini memegang kerah baju Ardan.

“Apa yang kau lakukan pada istriku! Apa kau menculiknya? Hah!” bentaknya kasar.

“Dasar bodoh! Aku tidak menculiknya, tapi akulah yang menyelamatkannya, dia kabur darimu, kan?” tukas Ardan penuh kemarahan.

“Bohong kau pikir aku percaya? Hah!”

“Terserah kau mau percaya atau tidak! Kamu bisa menanyakan langsung pada Shafira, bukankah kamu yang mengurungnya? Wajar kalau kabur dia bukan binatang, dia istrimu!”

Mendengar perkataan Ardan, Erick pun terdiam, ia tahu kalau Shafira mungkin sudah menceritakan semuanya pada laki-laki itu.

Seketika, Ardan yang melihat jika Ercik lengah, Ia pun kembali melayangkan tinju.

“Cukup!” teriak Shafira saat itu juga ia mencoba memisahkan dua pria yang diam-diam mencintainya.

Sementara itu di luar rumah, sesuai perkiraan Hendra, memang mereka mempunyai jumlah yang cukup hingga bisa melawan pengawal Ardan satu lawan satu.

Diawal-awal perkelahian terlihat seimbang, tapi satu demi satu anak buah Ardan bisa dikalahkan. Namun, hal yang tidak bisa dihindari adalah, bala bantuan yang datang di luar dugaan.

Terpopuler

Comments

ꪶꫝMAK DEVI ♉

ꪶꫝMAK DEVI ♉

lanjut baca genesy sebab nya

2023-10-24

3

ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓ🍭ͪ ͩ♕👏ɴᴏʟᴀɴ

ᵘᵄᵟᵘᵎᵓᵄᵓ🍭ͪ ͩ♕👏ɴᴏʟᴀɴ

hayooo sp yg akan jd pemenangnya???

2023-09-01

3

𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ

𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ

bahkan Shafira jauh lebih cantik di bandingkan dg Wulan yg berhati jahat karena Shafira cantiknya lahir batin...dan Erick baru menyadarinya setelah melihat istrinya cantik karena terawat dan bagaikan ratu di rumah Ardan...berbanding terbalik di kala Shafira berada di rumah Erick

2023-08-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!