Bab 3 Pertemuan yang tak terduga.

Satu minggu telah berlalu, setelah Wulan tinggal bersama mereka.  

Hari-hari Shafira seperti di neraka, karena hinaan dan siksaan setiap hari ia terima. Akan tetapi Shafira dengan sabarnya menerima setiap perlakuan dari mereka.  

Pagi ini menu sarapan sudah siap, seperti yang di minta oleh Wulan.  

Setelah Wulan hadir di rumah itu, Erick juga mau menikmati masakan Shafira meskipun tujuan mereka hanya untuk menyiksa Shafira lahir dan batin.  

Wulan dan Erick sudah selesai menikmati sarapan dan mereka akan segera berangkat ke kantor akan tetapi menggunakan kendaraan yang berbeda, Erick meminta Wulan agar tidak datang ke kantor dengan cara bersama, ia juga takut bahwa hal ini di ketahui oleh kedua orang tuanya.  

Di saat Erick akan masuk ke dalam kendaraan, Shafira menghentikan langkahnya sehingga laki-laki itu berhenti dan melihat ke arah sumber suara.  

"Ada apa? jangan mengganggu ku, urus saja rumah yang bener! " kata Erick sambil menatap Shafira dengan tajam.  

Hal itu membuat Shafira menundukkan pandang nya.  

"Boleh kah aku ikut menumpang? Aku ingin sekali pergi ke rumah lama. Aku kangen suasana di sana, tapi aku nggak tahu jalan. Lagian kamu nggak pernah memberi ku uang, aku nggak ada ongkos untuk naik angkutan umum," kata Shafira dengan nada bicara yang lembut.  

"Kenapa kamu nggak pergi saja dan jangan pernah kembali ke rumah ini lagi, mungkin itu lebih bagus. Oh iya ini uang untuk ongkos, aku nggak ada waktu untuk mengantarkan kamu pergi ke sana. Pergi sendiri jangan jadi perempuan lemah maunya di antar, " kata Erick sambil memberikan uang pecahan seratus ribu dua lembar.  

Setelah menyerahkan uang tersebut, Erick langsung masuk ke dalam kendaraan dan langsung menginjak gas dengan kencang.  

Kendaraan Erick sudah tidak terlihat lagi, Shafira pun berjalan dengan perlahan untuk segera masuk ke dalam rumah dan mengambil tas kecil milik nya.  

Di tempat lain.  

Seorang lelaki bertubuh tinggi dan bulu halus di rahangnya, berpenampilan rapi dan kulit nya bersih.  

Lelaki itu berdiri di depan pintu pagar sambil memanggil yang punya rumah, akan tetapi tidak ada jawaban dari dalam rumah.  

Ia terus mondar-mandir dan ingin bertanya terhadap tetangga yang ada di sini akan tetapi ia bingung, kenapa pagi ini tidak ada orang yang bisa di mintai keterangan untuk bertanya ke mana penghuni rumah.  

Setelah cukup lama ia berada di sana dan tidak ada hasil, akhirnya ia memutuskan untuk segera pulang dan akan mencari tahu setelah ini melalui orang-orang yang pernah dekat dengan orang tersebut.  

Ardan langsung masuk ke dalam kendaraan nya dan berniat akan segera pergi, akan tetapi pandangan nya tertuju kepada seorang perempuan yang baru saja turun dari angkutan umum.  

Perempuan itu langsung masuk ke area pekarangan dan membuka pintu rumah, Ardan cukup lama memperhatikan Shafira dari luar.  

Keberanian nya seketika hilang saat sudah melihat perempuan yang selama ini ia rindukan.  

"Sekarang kamu terlihat lebih cantik tapi kenapa tubuh mu kurus seperti itu?" batin Ardan sambil terus menatap bangunan sederhana yang terlihat kotor.  

Di dalam rumah sederhana sudah satu bulan Shafira keluar dari rumah itu dan ikut tinggal bersama suaminya.  

"Ayah, ibu aku datang mengunjungi kalian. Sekarang aku kangen, ingin rasanya tidur di pangkuan mu dan bersandar di bahu Ayah. Bahwa aku kuat berada di situasi seperti ini karena ada kalian berdua, sekarang kalau aku sedih tidak ada lagi bahu untuk bersandar," batin Shafira sambil menatap gambar kedua orang tua  nya yang menempel di dinding.  

Shafira terus memandang gambar kedua orang tuanya, yang sangat ia rindukan. Andai ia bisa memilih, lebih baik ia yang pergi daripada harus kedua orang tuanya.  

Akan tetapi takdir Tuhan tidak bisa di nego seperti kita belanja di pasar pagi, kita sebagai umat manusia hanya pasrah menerima setiap kehendak-Nya.  

Setelah merasa cukup dan rasa rindunya sudah terobati, Shafira pun keluar dari rumah tersebut dengan membawa beberapa gambar kedua orang tuanya agar setiap saat ia mampu menatap wajah yang selalu ia rindukan.  

Shafira berjalan dengan perlahan keluar dari area pekarangan dan ingin mencari angkutan umum, untuk mengantarkan nya pulang.  

Tanpa Shafira sadari ada orang yang mengawasi nya sejak tadi, Ardan dengan setia menunggu Shafira keluar dari rumah tersebut.  

Ardan melajukan kendaraan nya lalu berhenti di depan Shafira, dengan berpura-pura tidak sengaja melihatnya. Padahal itu semua sudah ia rencana kan.  

Shafira merasa heran kenapa ada kendaraan mewah yang berhenti di hadapannya. Setelah melihat orang yang keluar dari kendaraan itu, barulah ia tekejut dibuatnya," Kak Ardan!" kata Shafira dengan raut wajah yang sangat kaget.  

"Mau pergi ke mana? Membawa tentengan seperti itu?" tanya Ardan terhadap Shafira.  

"Owh, ini mau pulang"  

"Pulang! " kata Ardan dengan alis mengkerut, ia tidak tahu pulang yang di maksud itu ke mana. Padahal jelas yang di hadapan nya pada saat ini rumah nya.  

"Iya, pulang ke rumah ku. Karena sudah satu bulan aku tinggal di rumah suami ku," jawab Shafira dengan bibir tersenyum.  

Semakin tidak mengerti apa yang terjadi dengan Shafira, hati Ardan merasakan panas ketika mendengar bahwa Shafira sudah menikah. Ia datang mencari keberadaan Shafira dan ingin mengatakan rasa cinta nya yang selama ini di pendam nya.  

Akan tetapi harapan nya pupus sudah.  

"Kak, Ardan mau ke mana kok tiba-tiba lewat sini. Bukankah tinggal di luar kota? " tanya Shafira terhadap Ardan.  

"Owh ini, kebetulan lewat dan tanpa di sengaja aku melihat kamu. Dan sekarang aku sudah pindah lagi ke kota ini." Ardan berdusta pada Shafira.  

"Ya sudah kalau begitu aku pergi duluan ya, Kak. " kata Shafira.  

"Eh tunggu dulu! Kamu mau pergi ke mana? Kita baru saja bertemu setelah sekian lama, masa kamu tega sih sama aku," kata Ardan dengan raut wajah yang melas.  

"Ya terus aku harus apa? " tanya Shafira.  

"Bagaimana kalau aku mengantarkan mu pulang, dan di jalan kita bisa ngobrol panjang lebar. Aku juga punya banyak cerita yang ingin aku bagi dengan mu."

"Tapi, Kak!"

Tanpa menunggu persetujuan dari Shafira, Ardan langsung memaksa Shafira untuk masuk ke dalam kendaraan nya.  

Akhirnya Shafira pun pasrah dan mengikuti apa yang menjadi keinginan teman lama nya.  

Kedua nya sudah berada di dalam kendaraan dan, Ardan pun melajukan kendaraan nya. Ia meminta Shafira untuk menunjukkan alamat rumah nya.  

Tempat yang mereka tuju lumayan jauh sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama, pagi telah berganti dengan siang.  

Akhirnya sampai lah kendaraan yang membawa Shafira di rumah mereka.  

"Ini sudah sampai, terimakasih banyak kak. Sudah bersedia mengantarkan aku pulang," ucap Shafira dengan nada bicara yang lembut serta bibir tersenyum.  

"Aku yang terima kasih sama kamu karena sudah mau ku antar, baiklah kalau begitu aku permisi dulu! " kata Ardan.  

Di saat Ardan hendak menginjak gas, tiba-tiba datang lah sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan Shafira.  

Ardan yang sudah berpamitan, ia tidak memedulikan nya dan pergi begitu saja.  

Betapa terkejut nya, Shafira saat melihat bahwa suaminya yang datang.  

Ia heran mengapa Erick bisa pulang secepat ini padahal baru setengah hari.  

Tatapan mata Erick tajam jantung nya berdetak lebih kencang, ia tidak terima melihat Shafira tersenyum kepada laki-laki lain.  

"Owh jadi ini kelakuan mu saat tidak ada aku di rumah, berani sekali kamu membawa laki-laki lain ke rumah ku! " kata Erick dengan tatapan mata tajam.  

"Jangan salah paham! Dia hanya mengatakan ku pulang!" jawab Shafira dengan raut wajah yang di selimuti ketakutan.  

"Apa kamu bilang? Mengantar, sudah jelas kalian itu selingkuh di belakang ku!" bentak Erick terhadap Shafira.  

Lalu Erick mencengkeram kuat tangan Shafira, di seret lah perempuan itu seperti benda tak bernyawa.  

Hingga sampai lah di kamar dan menghempaskan tubuh Shafira di atas tempat tidur, lalu menarik paksa pakaian yang di kenakan oleh Shafira.  

"Sekarang layani aku dengan baik, perempuan seperti kamu tidak cukup hanya dengan satu laki-laki maka sekarang aku akan membuat mu sampai tidak bisa berjalan! " kata Erick sambil menindih tubuh Shafira.  

Seperti biasa, Erick akan melakukan itu sambil menggunakan kekerasan, bahkan, terdapat luka di beberapa bagian tubuh Shafira yang sudah mengeluarkan cairan merah, akibat perlakuan kasar suaminya.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

tega sekali.... sungguh kejam kau binatang 😠😠

2024-08-21

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

tega sekali hati mu Erick 😏

2024-08-21

0

guntur 1609

guntur 1609

fasar bodat kau....kau sendiri yg selingkuh..malah playing victim

2024-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!