Memohon maaf

Sementara di sebuah ruangan yang dingin dan ber AC Dipta merasa kecewa dengan keputusan sang kakek.

Keringat mengalir dari kepalanya dan mendadak terasa gerah.

"Tidak,baju OB ini tidak pantas untukku."

"Aku harus segera menemui kakek."

Dengan tergesa gesa Dipta keluar dari ruangan itu dan berusaha mencari keberadaan kakeknya.

Namun saat itu sang kakek sedang diruang meeting bersama para karyawan.

Dipta yang langsung masuk keruangan merasa heran karena semua yang ada di ruangan itu hanya karyawan biasa.

Bahkan di ruangan itu tampak banyak sekali para OB.

"Kakek,ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan kakek."

"Bicaralah."jawab Danu.

"Tapi tidak disini kek."

"Aku sengaja mengumpulkan semua karyawan di sini."

"Bahwa mulai hari ini seorang Dipta akan bergabung bersama kalian.Dia akan menjadi Office boy dan akan membantu kalian."

Ucap Danu sambil tersenyum.

"Pak Dodi tolong ajari dia dengan baik."

"Mulai hari ini kalian semua tidak perlu mengistimewakan dia."

"Kalian semua boleh meninggalkan tempat ini,kecuali pak Dodi dan Dipta."

Ucap Danu sambil tersenyum kepada semua karyawan.

Para karyawan keluar dengan tatapan mengejek kepada Dipta.

Dipta hanya bisa menunduk dan menahan malu.

"Pak Dodi tolong didik dia dengan baik.Ajari sopan santun,dan ajari dia melakukan pekerjaan yang biasa bapak lakukan."

"Jangan sekali kali bapak memanjakannya.perlakukan dia seperti karyawan lain."

"Jika Dipta berbuat macam macam tolong laporkan kepada saya."

Ucap Danu sambil pergi dari ruangan.

"Ahh sial."umpat Dipta kecewa.

 "Aku harus menemui kakek lagi,kali ini kakek harus luluh denganku."

Dengan berat hati Dipta meninggalkan ruangan itu dan mengikuti pak Dodi.

Pak Dodi merupakan kepala para OB,dia yang bertugas mengajari para OB dan mengawasi pekerjaan para OB.

Dipta yang sedang belajar membuat kopi kesal saat tidak sengaja tersiram air panas okeh dirinya sendiri.

Dia kebanyakan menuang air panas kedalam gelas dan airnya mengenai tangannya sendiri.

 Dipta marah dan langsung mencari kakeknya,untuk protes.

Dipta mengadu pada sang kakek, sambil menunjukan tangannya yang sedikit merah.Tenru saja sang kakek hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan cucunya.

"Kamu pikir mudah sekali membuat secangkir kopi yang enak ."

Hanya itu jawaban sang kakek.

 Bagaimana tidak, dulu Dipta sering membanting gelas,atau melempar gelas sembarangan jika tidak sesuai dengan keinginannya.Bahkan pernah Dipta menyiramkan kopi panas kepada seorang OB hanya karena kopinya sedikit kemanisan.

Dipta dengan sombongnya mengejek sang OB dan memecatnya

Beruntungnya hal ini diketahui Danu.Danu yang mengetahui hal itu langsung menemui OB tersebut Dan meminta maaf.

Dia juga meminta si OB tersebut untuk kembali lagi bekerja ditempatnya beruntung dia mau menerima maaf dan menerima tawaran Danu.

Dipta yang masih saja protes dengan keputusan kakeknya.Memohon mohon sambil bersujud di kakinya seperti anak kecil yang tengah menangis meminta dibelikan jajan oleh ibunya

Namun Danu tidak sedikitpun luluh oleh ucapan cucunya.

Baginya kesalahan terbesar seorang suami adalah menelantarkan anak istri.

Malam

harinya Dipta membawa istrinya menemui sang kakek dikediamannya.

Dipta mengenalkan istrinya pada kekek.

"Kek,tolong maafkan aku,aku berjanji tidak akan mengulangi lagi."

Dipta berkata sambil bersujud dihadapan Danu.

"Aku berjanji akan melakukan apapun yang kakek inginkan.Tolong kembalikan semua fasilitas yang selama ini kakek berikan, dan jagan jadikan aku pelayan di kantorku sendiri."

"Baiklah,tapi ada syaratnya."

Jawab Danu.

"Apa itu kek!!!

Tanya Dipta penasaran.

"Syarat pertama,jika kamu ingin berhenti jadi seorang pelayan kamu harus bersedia menjadi OB selama sebulan.Apa kamu bersedia."

"Iya kek aku bersedia." Jawab Dipta.

" Syarat kedua,jika kamu menginginkan semua fasilitas mu dikembalikan ceraikan perempuan itu."

"Tapi kek,,,Anita tengah mengandung anakku darah dagingku,cicit kakek sendiri."

"Bagiku Airin adalah satu satunya menantu cicitku.Tentang anak itu saat dia lahir dia boleh tinggal disini tapi tidak dengan perempuan itu."

ucap Danu sambil menunjuk Anita dan berlalu pergi meninggalkan semua orang .

Widya dan Dipta saling bertatapan,begitupun juga dengan Anita.

Widya mengajak Dipta dan Anita ke kamarnya.

"Mami,bagaimana ini?

"Kamu tenang saja paling dalam beberapa hari saja kakek kamu marah,mami yakin sebentar lagi dia berubah pikiran."

"Sekarang kamu nikmati dulu,hidup kamu yang sekarang."

"Dulu sebelum menikahi papi kamu mami juga pernah merasakan hidup susah."

Ucap Widya meyakinkan anaknya.

"Aku ngga mau kalau harus bercerai dari mas Dipta bagaimana dengan anakku nanti!!"

rengek Anita manja.

"Tida sayang,mas tidak mungkin menceraikan kamu,tadi mas cuma akting saja di depan kakak supaya dia percaya.Mas kan cinta banget sama kamu.

"Kalian berdua tenang saja,nanti mami akan coba bujuk kakek kamu."

"Serahkan semuanya pada mami,sekarang lebih baik kalian pulang."

"Okay mami,kita berdua pulang dulu."

Ucap Dipta sambil memeluk ibunya.

Setelah kejadian itu Dipta mulai kembali masuk kantor meski dengan berat hati dia menggunakan seragam yang sangat dia benci.

Dia merasa malu terlebih lagi jika dia bertemu dengan Dewi.

Gadis pernah dia permalukan di Depa karyawan lain.

Kini dia merasa seperti sampah.Bagaimana tidak seorang Dipta yang biasanya hanya ongkang ongkang kaki dan menyuruh nyuruh seseorang dengan seenaknya kini dia sendiri yang harus mengerjakan semua itu sendiri.

Tatapan meremehkan dari karyawan lain serta ejekan dan cibiran cibiran harus dia terima tanpa bisa melawan.

Disisi lain dikediaman Airin nampak sedang berbahagia.

Danu mengajak Airin dan kedua buah hatinya untuk liburan dipuncak.

Menempati sebuah Villa milik keluarga Danu.

Airin mengajak kedua buah hatinya serta mbok Darmi untuk menemaninya..

Sebuah vila mewah dengan fasilitas lengkap serta pemandangan yang indah.

Terlebih vila itu berada diatas bukit sehingga pemandangan kota yang indah terlihat dari atas..

Selama ini Airin sibuk sampai sampai dia lupa akan dirinya sendiri.

Bahwa dirinya juga perlu refreshing,hiburan untuk menghilangkan rasa lelah dann jenuh.

Airin senang sekali dengan suasana puncak yang sejuk jauh dari kebisingan.

Dia pandai melukis,lukisan yang dia buat sangat indah.

Dulu waktu kecil dia pernah ikut lomba melukis di sekolahan dan mendapatkan juara satu.

Sebenarnya dulu dia berniat mengikuti kursus melukis namun hal itu urung dia lakukan mengingat ibunya yang saat itu sering sakit sakitan.

Hari ini Airin mengajak kedua buah hatinya berolah raga dan juga mengajarinya bah hatinya memasak.

"Bunda katanya bunda suka melukis,ayu lukis kami berdua dong Bun.Ya kan dek!"

"Iya Bun mumpung pemandangannya indah banget."ujar si sulung

"Ya nanti bunda siapkan dulu perlengkapannya ya."

Dengan dibantu mbok Darmi Airin mempersiapkan semuanya.

Kemudian bocah kembar itu berdiri sambil saling berpegangan tangan.

"wah bagus banget lukisannya bun."

ujar kedua putrinya kompak.

"Sekarang bunda tolong lukiskan pemandangan ya.."

"Iya sayang ." jawab Airin

kedua anaknya berlalu pergi meninggalkannya.

Kemudian Airin mencoba kembali melukis

namun entah karena lelah atau mengantuk dia jadi melamun.

"wah keren bangat lukisan bunda,sini kak coba liat deh "

Alika berkata sambil menarik tangan kakaknya.

sontak Airin jadi sedikit kaget.

""Iya dek bunda memang hebat."

"Tapi laki laki yang bunda gambar itu siapa ya Bun?.Kok aku baru pernah melihatnya ya!!"

Sontak Airin kaget dan melihat lukisannya.

"Ya ampun kenapa aku jadi melukis lelaki itu."

Gumam Airin dalam hati.

"Ya nih Bun siapa?kita kan jadi penasaran."

"Eh itu mungkin bunda tadi salah gambar."

Jawab Airin terlihat gugup.

"Tapi ngomong ngomong ganteng juga ya Bun." ucap Alisa sambil senyum senyum.

"Hayo siapa yang ganteng."

Tiba tiba Dion muncul dibelakang mereka.

"Om Dion,,,kok om tau kita ada disini."

"Ya dong om kan hebat,om udah dari tadi berdiri disini tadinya mau ngagetin eh ngga jadi deh."

jawab Dion sambil berjalan mendekati lukisan

"kayaknya aku pernah lihat deh orang ini,tapi dimana ya!!"

ujar Dion sambil berusaha mengingat ingat sesuatu

"Oh itu kan Dev,,,."

"Alika,Alisa ayo ajak om kamu istirahat dia pasti lelah."

Belum sempat kata katanya selesai Airin sudah menyuruh Dion masuk.

Saat makan malam semua hening larut dalam pikiran masing masing.

Terlebih Dion dia merasa sangat lelah dan langsung istirahat dikamar setelah makan malam.

Sementara Alisa dan Alika yang masih penasaran tidak berani bertanya langsung pada ibunya.

Kira kira siapa ya laki laki yang tidak sengaja di gambar oleh Airin!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!