Dilema......!!!Antara bertahan atau mundur
Hari ini hari yang sangat cerah, suara kicauan burung saling bersahutan.Bunga bunga nampak bermekaran,kupu kupu saling hinggap di kelopak bunga yang sedang mekar.Air mancur kecil indah di tengah taman.Tempat tinggal Arini yangsederhana.Ditempati Arini kedua putrinya,mbok Darmi dan Dion pun ikut tinggal disana.Bagi Dion sang ibu telah mati,karena selama ini dia sangat membenci sang ibu.Sebenarnya dahulu Dion anak yang penurut akan tetapi semua itu berubah setelah mengetahui kelicikan dan rahasia sang ibu Dion berubah menjadi anak yang pembangkang.
Lantunan ayat ayat suci Alquran terdengar sangat merdu dari kamar depan.selepas salat duha Arina selalu membaca Alquran walau hanya beberapa halaman.Hanya pada Tuhanlah tempat ia minta dan memohon ampunan.Baginya Tuhanlah tempat mengadu dan berkeluh kesal.Baru saja dia membereskan mukena tiba tiba dikejutkan suara ketukan pintu Arini bergegas keluar.
"Hai best friend."terdengar suara Anisa si pelakor didepan pintu sembari tersenyum mengejek.
"Apakah sahabatku baik baik saja atau sedang terpuruk dan menangis meraung raung meratapi nasib.sungguh kasian."
berkata sambil berjalan mendekati Arini.
"Waw ada angin apakah seorang Anita sampai Sudi menginjakan kaki disini." ucap Airin yang dibalas dengan senyuman.
"Aku hanya ingi melihat wajah bodoh mu yang kalah dariku.Aku menang Arin menang dan selalu menang aku jauh lebih unggul segalanya darimu.Aku selalu bisa merebut apapun yang kau miliki."ucapan Anita dengan nada yang tinggi.
"kau pikir aku kalah,tidak sama sekali justru kau yang kalah."gantian Airin memutari Anita.
"Aku bahagia terlepas dari suami yang suka berselingkuh seperti mas Dipta,jika sekarang saja sudah selingkuh tidak menutup kemungkinan dia akan berselingkuh lagi bukan?lelaki pernah berselingkuh pasti akan mengulangi lagi dan lagi."Arin memegang pundak Anita dan kembali berbicara.
"Akulah yang menang.Kau hanya wanita murahan,kau hanya mendapatkan sisa tapi kau merasa bangga.Kau tau artinya sisa bukan.sungguh menyedihkan,wanita sisa."balas Airin dengan senyum mengejek.
"Beraninya kau da,,,."belum sempat Anita melanjutkan kata kata. Tangannya hendak menampar Airin beruntung Dion datang menepis tangan Anita beruntung ia hanya sedikit oleng dan hampir jatuh.
"Pergi wanita ******,,,sebelum kesabaranku habis."Dion berkata dengan mata melotot sehingga Anita langsung pergi berjalan setengah berlari takut dengan Dion
Setelah kejadian itu penjagaan di rumah lebih diperketat .Airin yang ini sudah berbeda lebih ceria meski tidak seceria dahulu.
Sebenarnya Airin hanya seorang anak langkat.Kasih sayang dari sang ibu yang tulus membuat Airin urung mencari ibu kandungnya.Baginya siapa ibu kandungnya tidaklah penting.Airin sudah menganggap Bu Mala lah ibu kandungnya apalagi sang ibu yang merawat Airin seorang diri.
Sebelum meninggal Bu Mala bercerita bahwa dahulu ayah Rozak sangat menginginkan seorang anak akan tetapi diusia pernikahannya yang ke sepuluh tahun Bu Mala belum kunjung hamil.Ayah Rozak pergi selama beberapa bulan dan pulang membawa bayi mungil yang cantik.Akan tetapi Rozak enggan menceritakan asal usul anak itu bagi Mala mengurus bayi itu merupakan anugrah yang luar biasa untuknya.Rozak pernah datang beberapa kali saat Airin berusia 12 tahun.
Anita dan Airin berteman sejak SD.Airin merupakan gadis yang cantik,baik,sopan dan merupakan siswi yang pandai dan mendapat beasiswa.Banyak medali dan piagam penghargaan yang dia dapatkan.Para guru pun banyak yang menyukainya bukan hanya kepandaiannya tapi kedisiplinannya dan kesantunannya.
Sedangkan Anita merupakan dua bersaudara dia mempunyai kakak perempuan .sang kakak sangat cantik berbanding terbalik dengan Anita.Anita yang sekarang sudah berbeda dengan perawatan dan berapa kali operasi kini terlihat lebih cantik dan menarik dari sebelumnya.
.Dulu Airin pernah dekat dengan seorang pria bahkan kedua keluarga saling mengenal dan sudah saling cocok.Akan tetapi karena fitnah Dari Anita hubungan mereka kandas.
"Bunda hari ini aku ditemani om Dion saja ya." rengek putriku Alisa.
"iya sayang hati hati dijalan,,,!!!
"Om Dion yang ganteng bawa mobilnya hati hati ya jangan ngebut ngebut." ledek Airin sambil menjewer telinga sang adik.
"Siap nyonya...!!!sambil memberi hormat Dion berjalan mundur.Airin hanya tersenyum melihat kelakuan adiknya.
Tak terasa waktu berlalu cepat.Menurut dokter keadaan Alisa sudah jauh lebih baik hari ini sepulang dari rumah sakit dia sudah menggunakan satu tongkat untuk melatih berjalan.Keadaannya jauh lebih baik dari sebelumnya.Tentang sang ayah Alisa dan Alika juga sudah mulai mengerti,awalnya mereka kecewa dan marah.Seiring berjalannya waktu mereka berdua mulai melupakan sosok sang ayah.Apalagi sampai saat ini sang ayah dan keluarga sang nenek sama sekali tidak menampakan batang hidungnya.Walau hanya untuk melihat kabar sang cucu.
"Bun,tadi opa telfon katanya sebentar lagi opa pulang."
ucapan putri sulungku membuat aku yang sedang mengunyah nasi tersedak begitu dengan Dion yang langsung berhenti mengunyah.
"Minum dulu non." mbok Darmi memberiku segelas air putih.
"Kata opa sinyalnya ilang ilang Mulu jadi telfonnya bentar banget deh,aku kan kangen opa."ucapan putri sulungku sambil terlihat jengkel.
"Syukurlah hanya sebentar kala lama bisa bisa Alika dan Alisa menceritakan Semua sama Kakek."gumam Airin dalam hati.
"Sayang sebaiknya masalah yang terjadi pada kita jangan dibicarakan dengan opa lewat telfon okay."Airin berkata sambil tersenyum Kepada kedua anaknya.
"Okay Bun."jawab keduanya kompak.
Akhirnya Arini bernafas lega setidaknya sampai sang kakek pulang.
Seminggu sudah berlalu Alisa sudah bisa berjalan tanpa tongkat walau masih pelan
Sepulang dari sekolah mengantar anak anak .Arini tiba tiba teringat perkataan sang dokter jika golongan darah Alisa berbeda dengan dirinya dan suaminya.Arini mencoba mengingat perkataan dokter tadi siang.Golongan darah seorang anak tergantung dari golongan darah kedua orang tuanya.
"Apa mungkin kedua anakku bukan anak dari mas Dipta.."Arini bergumam dalam hati sambil mengingat masa lalu.
"Apa mungkin malam aku ahh...."Arini berucap sambil menjambak rambutnya.
lalu ia berpikir lagi dan mencoba mengingat ingat sesuatu.
"Selama ini tidak ada kesamaan antara kedua anakku dan mas Dipta bahkan wajah Mereka sama sekali tidak ada miripnya,jangan jangan anak itu nak dari mas..."
Belum sempat Arini menyelesaikan kata katanya gedoran kaca jendela membuat ia kaget.Tampak sang adik tersenyum dan melambaikan tangan.
"Plis kak jangan gila dulu lah kau,,,Macam mana nanti kau urus kedua anak kau itu.Bah aku mana bisa lah."
Ucapan Dion dengan nada tinggi khas Batak membuat aku tersenyum.
"Untung tadi dia tak dengar."gumam Airin di dalam hati dengan perasaan lega.
Bagaimana jika Dion dengar untuk saat ini Airin belum siap.
"Hari ini aku akan ke Jogja,kakak jaga diri baik baik.Sampaikan salamku pada kedua sepupuku."ucapan Dion dengan menahan air mata yang hampir jatuh.
kemudian berbalik dan menggenggam tangan Airin,
"Jika kakak dalam masalah segera hubungi aku.Jangan ragu Superman Dion akan terbang secepat kilat okay.Jangan merindukanku...""
"Sebentar lagi kakek pulang,pasti ada yang menjaga kakak.Maafkan aku ada tugas yang harus aku selesaikan Aku pergi dulu. Jaga diri kakak baik baik.Jangan menghawatirkan ku.
Dion memeluk Airin sambil meneteskan air mata.Secepat itu dia berbalik dan setengah berlari menuju mobilnya dan perlahan menjauh dan menghilang.
Dalam perjalanan tak henti hentinya Dion memikirkan Airin dan kedua sepupunya terlebih sang kakek.Dia merasa gagal sebagai seorang adik yang membuatkan sang kakak menyakiti wanita seperti Airin.
Bagi Dion Airin seperti kakaknya sendiri dia merasa nyaman dan bahagia jika disamping Airin.Berbeda dengan kakaknya Rian dan Sinta .Dion kurang menyukainya disamping Meraka suka mengejek mereka suka membanding bandingkan Dion dengan Dipta sang kakak.padahal Dion lebih tampan,wajah Dion mirip sang kakek.
Airin dengan berat hati melepaskan kepergian Dion.Terutama kedua buah hatinya mereka berdua sangat menyayangi Dion.Di samping Dion yang penyayang Dion kerap kali membuat mereka tertawa dengan candaannya.
Airin merasa kalau Dion itu adiknya sendiri.Apalagi sewaktu kecil dia tak pernah merasakan kasih sayang seorang adik.
Pagi ini hujan turun deras selesai mengantarkan mbok Darmi dari pasar.Airi yang berada di teras di kejutkan dengan sebuah mobil yang berhenti didepan rumahnya.Honda jaz tepat berhenti di depan rumah.Airin yang penasaran berjalan mendekat,Airin yang kaget tidak menyangka. Jika sahabatnya Valeria yang datang. Valeria adalah seorang dokter.
"Hay Arin apa kabarmu."
"Maafkan aku baru sempat berkunjung,kamu yang tabah ya."sambil memelukku.
"Aku baik Ria,sangat baik.mari masuk."
kedua sahabat itu bergandengan dan masuk ke rumah.
Tanpa basa basi Valeria menyodorkan kertas dari rumah sakit.Airin menerima kertas itu ,bahkan Airin lupa dirinya pernah memeriksakan kedokter.setelah mengucapkan terimakasih dan Valeria berpamitan pulang Airin memandangi kertas itu dengan muka yang berkerut memandangi isinya dan terlihat kaget.Kwmudian dia berbalik dan tersenyum.
"Ini adalah sebuah kejutan untuk Anita."ucap Airin sambil tersenyum.
Selama ini sang ibu mertua,suami dan kakaknya selalu mengolok Airin dengan wanita yang kurang subur.Karena setelah kehamilannya yang pertama Airin belum kunjung hamil.Di cap sebagai wanita mandul dan pembawa sial karena hanya bisa melahirkan keturunan perempuan
Bagi sang ibu mertua dapat melahirkan seorang anak laki laki adalah kebanggaan.Selama ini Mereka menuntun Airin dapat melahirkan keturunan laki laki.
Sedang sang kakak menganggap kaki laki maupun perempuan sama saja.Bukankah Tuhan menciptakan laki laki dan perempuan untuk saling melengkapi.
Tapi kali ini senyum di pipi Airin berbeda,senyum yang selama beberapa bulan ini hilang kini kembali lagi.
"Aku akan datang di acara empat bulanan Anisa,kau berhak mendapat kado sepesial dariku."ucap Airin dengan penuh senyuman.
Kira kira apa ya kejutan untuk Sang pelakor Anisa..!!!Apakah ia akan menyukai kejutannya atau sebaliknya???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
sweet_ice_cream
Gempar
2023-08-08
0