"Bisakah aku saja yang menjadi orang tuanya?" tanya Sena tanpa keraguan sedikitpun. Beberapa hari ini Niki bahkan sudah sangat mencuri perhatian dan kasih sayangnya.
"Kau pikir semudah itu? kau bisa mengadopsinya jika orang tua maupun kerabatnya benar-benar sudah tidak mau menerimanya. Lagipula kau harus melewati proses sidang yang panjang. Pengadilan akan menanyakan kondisi ekonomimu juga hal-hal lain secara detail sebagai dasar menentukan layak tidaknya kau menjadi orang tuanya. Sedangkan kau...ahhhh entah bagaimana menjelaskannya. Kau sendiri yang bilang jika pernah tinggal di Lenna. Pekerjaanmu juga hanya....intinya kau akan dianggap tidak layak. Anak itu akan diserahkan ke panti nantinya." Sena hanya diam mendengarkan tiap kalimat yang keluar dari bibir Sena tanpa menjawab. Bima benar. Dengan kondisnya yang sekarang dia tak mungkin jadi orang tua. Apalagi dia belum pernah menikah.
"Kalau begitu aku akan mencari pekerjaan lain agar punya banyak uang." ujarnya seperti spontan saja. Bima malah melengos mendengarnya.
"Pekerjaan lain? Kau akan kehilangan banyak waktu untuk bekerja tanpa sempat mengasuhnya. Pasti kau titipkan pada baby sitter atau yayasan. Sama saja Sena, kau akan dianggap tak layak." kecam Bima mulai gemas. Gadis ini terlalu polos atau hanya menuruti obsesi saja? Memang harus Bima akui. Seminggu lebih bersama mereka kondisi Nikita bisa dikatakan sangat sehat juga berangsur gemuk. Bayi itu juga bertambah gembul dan aktif. Jangankan Sena yang tiap hari bersamanya 24 jam, dia yang hanya beberapa jam bersamanya sepulang kerja atau hari libur saja dibuat jatuh cinta dengan mata bulat jernih dan senyum tanpa dosanya. Niki membuatnya merasa ada yang menantinya pulang selepas jam kerja. Niki membuatnya rindu rumah dan lepas dari kondisi yang dinamakan hampa.
"Kalau begitu kenapa kita tidak menikah saja dan mengadopsinya?" Iris mata sehitam jelaga Bima mendelik mendengar perkataan Sena yang lagi dan lagi terdengar mirip spontanitas saja.
"Kau gila!! Ibuku akan menggantung kepalaku jika menikahi wanita sembarangan. Lagipula aku sama sekali tak tertarik padamu. Kita sudah sepakat untuk tinggal bersama selama Nikita ada bukan? selepasnya kita akan melanjutkan hidup masing-masing." balas Bima penuj ketegasan. Sungguh, dia tak pernah bermimpi memperistri mantan penghuni Lenna yang tentu saja akan ditentang seluruh keluarga besarnya. Dia bukan pria biasa yang hanya bekerja serabutan diluar sana. Meski menghuni perumahan kecil, tapi dia adalah polisi dengan pangkat perwira menengah, karirnya sedang amat cemerlang di kepolisian akhir-akhir ini. Bagaimana dia bisa menikahi gadis seperti Sena yang tak tau asal-usulnya? Apa kata dunia nantinya?
"Aku tau. Orang harus menikah dengan yang sepadan untuknya bukan? harus cantik, punya pekerjaan, berasal dari keluarga kaya, pendidikan tinggi dan hmmm...memangnya semua itu menjamin kebahagiaan? tapi okelah. Setiap orang punya pemikiran sendiri bukan? tapi aku akan berusaha menjadi ibunya apapun caranya." Bima terkekeh dengan sikap antusias Sena. Menurutnya wanita muda itu hanya terobsesi pada Nikita saja. Bisa apa dia jika nanti orang tua kandungnya ketemu dan masih menginginkannya. Dasar gadis aneh.
"Bangunlah, tidurmu terlalu menepi. Takutnya kamu jatuh dan akan merasakan sakitnya hmmm...patah tulang mungkin. Jangan menahan sesuatu yang bukan milikmu. Kau bisa dianggap mencuri dan melawan hukum. Penjara Sena...dan tempat itu tak layak bagi gadis muda sepertimu. Bisa-bisa kau jadi perawan tua karena tak ada yang mau menikahimu." cibir Bima menusuk hati Sena.
"Menggunakan pasal 362 juga 363 ayat 2 sama sekali tak bisa menjeratku ke penjara pak Bima yang terhormat. Aku masih bisa dihadapkam ke persidangan dan membela diri. Dan soal laku atau tidak laku menikah, aku akan buktikan jika aku akan menikah. Tiga hari..ya dalam tiga hari ini aku akan menikah dan mencari ayah bagi Nikita." ingin rasanya menonyor kepala gadis ingusan yang keras kepala itu. Sudah salah malah ngeyel sendiri dengan keinginannya yang bisa dikatakan posesif. Tapi....
"Pasal-pasal itu...dari mana kau tau dan menghafalnya?" Sena terdiam. Terlalu berambisi dan banyak berdebat dengan Bima membuatnya lupa sesuatu. Ya Tuhan....bagaimana ini? Apalagi sekarang Bima menatapnya amat intens. Seolah dia pelaku kejahatan seperti saat sebelumnya. Bima yang serius membuatnya kembali dilema.
"Banyak pelangganku yang profesi sebagai polisi. Aku sering mendengar mereka berdiskusi saat menemani mereka minum." Bima makin mengerutkan keningnya. Bahasa dan pilihan kata yang dipakai Sena bukan jenis kata yang dipakai para pekerja **** komersial dengan pendidikan rendah. Kalaupun Sena adalah mantan wanita penghibur biasa dia tak mungkin bicara seperti.....
"Apa pak Bima mencurigaiku?" tanya Sena berani. Bima tersenyum smirk. Ya, dia sangat curiga pada Sena. Siapa sebenarnya gadis itu??? berlahan Bima berjalan mendekat. Sena yang sudah berdiri dari duduknya langsung mundur tentu dengan ekspresi panik saat tangan kekar Bima mulai melepas satu persatu kancing kemejanya hingga hampir terlepas semuanya.
"Pa ..pak..pak Bima mau apa? Stop!!" pekiknya sambil berusaha menahan dada Bima saat punggungnya hampir menyentuh tembok. Wajah cantik Sena terlihat amat gugup sekarang, apalagi Bima meraih pinggangnya dengan gerakan cepat dan menghimpitkan tubuh mereka berdua.
"Aku menginginkamu Sena....mari melakukannya. Aku akan membayarmu berapapun tarifmu." kata Bima penuh penekanan. Ditambah deru nafasnya yang menyapi wajah gugup Sena sudah membuat wanita muda itu kembali memberontak. Bukan berarti dia tak mau. Bima sangat tampan dan menggairahkan. Punya pekerjaan bagus entah sebagai apa, punya rumah sendiri tanpa khawatir akan tinggal dimana. Tapi tak begini caranya. Gadis?? Ya, Sena masih gadis sekarang. Hal itulah yang menyadarkannya untuk mengepalkan tangan dan memberi pukulan telak pada wajah Bima tak peduli seberapa tampan pria itu.
.....Ssshuuutt.....
Bukannya mengenai sasaran, tangan itu malah sudah memegangnya kuat hingga Sena tak bisa bergerak. Sepertinya Bima begitu waspada. Tapi jangan menganggap Sena menyerah. Ini baru awal, dia masih punya yang lainnya. Kali ini kakinya melayang, tapi lagi dan lagi Bima menghindar. Sena semakin kalap, dengan gerakan memutar tak terduga dia melepaskan dirinya dari cengkeraman Bima. Beberapa kali bahkan mereka beradu tangan dan kaki yang satu ingin menguasai dan yang satunya ingin membela diri. Hingga.....
.......Greppp........
Kali ini Sena terjebak oleh gerak tipuan Bima. Tubuhnya terkungkung dengan tangan diatas dada. Tentu saja dalam gengaman tangan besar seorang Bima yang memojokkannya di ambang jendela kaca yang tertutup. Tubub mereka saling menempel amat ketat hingga saling merasakan hangatnya.
"Siapa kau sebenarnya Sena????" bisik Bima di telinga kanan Sena dengan nada amat rendah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ilfa Yarni
Thor siapa sih Sena sebenarnya kok di cerita Love u more husband waktu dia nabrak milea dia kyknya gadis yg polos tp di cerita ini kok ga ya
2023-09-03
1