Alex yang mendengar nya pun langsung diam seketika, ia tau kalau Allen sangat sangat begitu menyayangi Mary.
Sejak kecil Mary selalu bermain bersama Allen, Carlos dan Rajendra dibandingkan dengan dirinya, sebenarnya Alex juga bisa dikatakan dekat dengan Mary, namun tidak sedekat ketiga kakak lain nya, itulah mengapa jika Allen,Carlos dan Rajendra akan sangat marah jika tau Mary hilang.
Mary bagai kan putri yang keliling oleh empat pangeran nya, bener bener di jaga dengan baik.
"Gua kehilangan dia Allen,"ucap Alex ia sedikit menunduk kepala tak sanggup menahan air mata yang akan jatuh, dari disudut mata nya.
Allen yang sedari tadi asik menonton TV pun langsung mematikan tv nya, Allen dengan raut wajah yang berubah total dari yang tadi, mengalihkan pandangannya ke arah Alex.
"Coba lu bilang sekali lagi sama gua " bisik Allen mata nya menjadi merah ia tak pernah memberikan Mary izin main keluar, karena dia tau itu akan mengancam nyawa nya.
Bahkan kedua orang tua nya sudah memberitahu mereka berempat, jika Mary jangan sampai pergi keluar rumah seorang diri.
Bruk
Satu kumpulan tepat mengenai wajah Alex yang membuat nya tersungkur ke lantai, Alex bersusah payah berdiri ia bukan tidak mampu melawan sang kakak, namun ia tau kalau ini adalah salah nya yang lalai menjaga Mary.
"Jawab gua kenapa sampai bisa Mary hilang,!!"bentak nya Allen. ia sangat khawatir pada Mary, bagaimana jika ada orang yang melukai nya
"Gua ju-," ucap yang terpotong karena Allen menyuruh nya diam.
"Diam ikut gue," ucap Allen pelan.
Allen yang memiliki Indra pendengaran yang sangat tajam, langsung bergegas menuju ke atas yang diikuti oleh alex' dibelakang nya.
Mereka berhenti di depan pintu kamar Mary yang masih tertutup rapat.
"Coba lu denger kayak ada orang lagi ngomong dari kamar," ucap Allen sambil sedikit mendekatkan telinganya ke pintu.
"Gua gak denger apa apa, cuma gue kayak rasa ini ada aroma yang gue kenal deh " jawab Alex.
[Info dikit]
Semua keturunan Wilson memiliki keunikan nya tersendiri yang tidak dimiliki oleh manusia biasa, mereka diam diam dapat berkomunikasi lewat batin, mereka sudah ada sihir sejak lahir, namun itu hanya dapat dilakukan jika mereka sudah memasuki usia 18 tahun.namun, itu tidak sepenuhnya dapat terjadi pada keturunan Wilson ada juga yang perlu belajar.
"Kayak aroma badan nya Mary tapi dia sama siap-," ucap yang terhenti ia baru sadar jika Mary hilang lalu siap yang didalam.
Allen dan Alex dengan sekuat tenaga mereka mendobrak paksa pintu nya dengan kekuatan sihir mereka, yang dimana belum sepenuhnya sempurna.
Betapa terkejutnya mereka saat melihat adik kesayangan mereka, tertidur pulas di kasur dengan tubuh yang kotor, serta ada luka di beberapa tubuh nya.
"Kayaknya dia benar dibawa ke sana deh, tapi sama siapa yah,?" tanya Alex ia sedang mencari kotak obat turun temurun dari generasi sebelumnya.
"Gua kayak kenal, tapi siapa yah,?"timbal balik Allen.
"sial kayaknya mereka memang berniat menghancurkan dunia manusia, tapi siapa raja nya,? " ucap Alex kepada dirinya sendiri.
Di tengah suasana yang lagi ambigu suara ketukan pintu terdengar dengan jelas dari ruang tamu.
"Ssss diem itu di depan kayak ada yang ketuk pintu nya " ucap alex dengan intonasi suara yang pelan dan memberikan kotak obat ke Allen.
"Kira kira siapa yah,?" tanya Allen ia masih fokus mengobati luka mary.
"Ya udah kalau gitu gue liat siapa yang datang Tengah malam," jawab Alex
Alex berjalan perlahan menuruni anak tangga dengan pelan dan secara perlahan mendekati jendela, dengan sedikit membuka gorden jendela mereka bertiga, dapat melihat dengan jelas siapa yang mengetuk pintu rumah nya.
"Lah itu mah angel sama Amel, tapi ngapain ke rumah gue tengah malam,?" tanya Alex keheranan.
'oh iya pasti mereka mau mastiin apa mary udah ketemu belum,?' tanya Alex dalam hati nya.
Alex Langsung membuka pintu nya, ia bisa melihat dengan, jelas kalau kedua sahabatnya itu habis menangis sepanjang perjalanan nya.alex mempersilahkan mereka untuk masuk kedalam.
"Jadi gimana Mary udah ketemu belum,?" tanya angel dengan suara yang amat lirih ditambah matanya yang sembab akibat menangis terlalu lama.
"Iya Mary udah ketemu kan Alex,?" ujar Amel dengan suara yang sesegukan.
"Kayaknya kalian lebih pulang aja deh ini udah mau jam satu dini hari Lo," ucap Alex.
"Yaudah tapi besok Mary bisa masuk sekolah kan,?" tanya Angel .
"Nanti yah lihat saja besok, Mary bisa masuk apa enggak kalau kondisinya sudah membaik mungkin bisa," jelas Alex.
Alex pun menghantarkan Amel dan angel hingga depan rumah nya, dan sekalian memesankan taxi untuk mereka berdua.
Setelah menunggu beberapa saat taxi yang di pesan pun sampai.
"Beb ingat yah jangan nanya hal kemarin ke Mary, kayak nya dia mengalami hal yang bakalan sulit lu berdua mengerti," jelas Alex.
' dalam keadaan genting begini masih bisa sok romantis si babi,' ucap Angel dalam hati
' si Mak lampir, dikirain gue gak dengan suara hati lu,' ucap Alex dalam hati, ia tetap tersenyum walaupun agak jengkel dengan angel.
Mata angel terus menatap alex dengan tajam, begitu pun dengan Alex ia tak mau kalah dengan angel. Dan terjadilah lomba tatapan mata.
"Kok gitu, emang mary nya kenapa,?" tanya angel yang bingung dengan apa yang di ucapkan Alex.
"Iya tuh masa kita gak boleh nanya sama Mary, soal kemarin sih," sahut Amel dengan wajah kesal.
"Udah lu masuk tuh ke taxi, nanti besok di sekolah baru lu boleh tanya sepuas lu ke gua, gimana,?" tawar alex.
"Oke "jawab singkat serempak Amel dan angel. Mereka berdua pun masuk ke dalam taxi nya, setelah taxi berjalan Alex dengan cepat masuk kedalam rumah dan menghampiri allen yang sedang menyembuhkan luka mary.
Yang berada di lantai atas sebelah kamar nya alex, yang dimana bersebelahan dengan kamar Allen dan di depan nya kamar Mary dekat dengan tangga naik.
Alex yang sedang memperhatikan apa yang dilakukan Allen, hanya bisa diam.
"Luka nya makin parah lagi," panik Allen ia rasa ada yang salah dengan luka nya, karena obat yang ia pakai ini terbukti akurat untuk menyembuhkan luka seperti ini.
"Menurut Lo Mary bakalan jadi ratu kematian gak, gua agak takut kalau apa yang dikatakan Rajendra bakalan terjadi," tutur Alex yang sedang duduk di kursi sebelah nya.
"Oh iya, pinter juga lu yah," sahut Allen yang membuat Alex bingung dengan respon nya.
Allen sibuk mencari ponsel nya, di saku dan akhirnya dapat, Allen segera menelepon seseorang, yang tidak lain adalah Rajendra kakak tertua di rumah.
☎️; "Bang … " ucap Allen dengan suara lirih sambil berusaha menahan air mata yang hampir jatuh dari sudut matanya.
☎️; " Wih Allen ada apa tumben banget lu jam satu dini hari, nelpon gue hah," ucap Rajendra dengan sedikit meninggi kan suara nya satu oktaf.
☎️; "Heheheh jadi gini bang anu, itu loh gua m-," terpotong karena Rajendra langsung memotong pembicaraan nya.
☎️; " Gua tau Mary tadi ilangkan, jawab gua allen,!!" Bentak Rajendra dia sudah tahu apa yang terjadi di rumah sebelum mereka belum menelfon nya.
Alex yang mendengar bentakan Rajendra hampir terjatuh dari kursi nya,dan langsung menarik ponsel dari tangan Alex yang masih diam terpaku di tempat.
☎️; " Eh anj*** gua nelpon lu buat nanya solusi nya, bukan buat dengerin ocehan lu yah," maki Alex yang meninggi kan suara nya.
☎️; "Oke sekarang lu ambil botol kecil di lemari paling bawah, yang ada tulisan my mind nya," pinta Rajendra.
☎️; " Oh oke sebentar, botol kecil yang ada tulisan my mind, nah ada nih terus gimana,?" tanya alex.
☎️;" Dah ada nih terus gimana lagi selanjutnya,?" tanya alex.
☎️; " Lu minum, yah enggak dong kasih ke Mary minum lu bantuin kan dia lagi pingsan," jelas Rajendra.
☎️;"oh oke sebentar," jawab Alex dan memberikan ponselnya ke Allen.
Alex membuka tutup botol dan sedikit mengubah posisi Mary menjadi bersandar,
Lalu menyodorkan botol ke mulut Mary agar cairan ramuan nya masuk ke mulut nya.
Setelah beberapa saat luka yang ada di sekujur tubuh nya pun perlahan menghilang.
"☎️; " gimana Mary udah baikan,?" tanya Rajendra dengan suara yang lirih
☎️;" Udah bang, cuma belum sadar aja" jawab Alex dengan bahagia.
☎️;" Lu jagain Mary jangan lalai lagi, dah gua masih sibuk," ucap Rajendra yang langsung mematikan telfon nya sepihak.
"Sialan, kalau gitu sekarang gimana,?" Bingung Alex kalau di tinggal takut kenapa napa Mary nya
"Kita tidur di kamarnya Mary aja, gimana Maksudnya Mary tidur di kasur kita di sofa nya," jelas Allen sejelas jelasnya.
"Emm oke deh dari pada kayak tadi," sahut Mary yang menyetujui saran allen, ia tau bahwa kedua kakak nya takut terjadi sesuatu dengan nya.
Mereka bertiga pun langsung ke kamar Mary dan tidur sesuai yang di katakan Allen.
[sudah direvisi]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments