Part 12

Sudah siap dengan balutan busana yang serba hitam, di tambah jaket yang bertengger di tubuhnya membuat kesan keren bagi kaum hawa.

Pukul delapan malam, Jason sudah ada niat untuk ikut balapan menggunakan motor milik Rezy karena kunci motornya masih berada dalam genggaman tangannya.

Ares dulu sering balapan, maka ia tidak akan menyia-nyiakan skillnya jika dibiarkan terus skill ini akan tumpul.

"Kemana lo!"

"Bukan ukhusan lo!"

"Balikin kunci motor gue!" Rezy melihat Jason di tangga langsung menghampiri malam ini ia ada janji jadi motornya harus di ambil kembali.

"Enggak! Kalau lo mau kunci motokh lo balik, lo hakhus minta beliin motokh buat gue ke ayah!" Jason melewati Rezy begitu saja membuat sang empu menggeram marah.

Dengan amarah yang besar Rezy mendorong Jason yang masih menuruni anak tangga, namun insting Jason yang selalu benar ia berhasil menghindar alhasil Rezy jatuh.

Dan tepat di bawah sana para keluarga menyaksikan itu semua, segera mereka membantu Rezy yang terluka di dahi dan lutut.

"Kenapa? Lo semua mau makhah sama gue? Kalian semua gak buta kan siapa yang duluan mau mencelakai gue?" Jason meninggalkan mereka namun langkahnya lagi-lagi terhenti karena suara dari ayahnya.

"Kemana kamu? Mau malu-maluin keluarga hah!" Bentak Robert.

Jason berbalik, "Nyakhi uang. Kan selama ini anda sebagai kepala keluakhga tidak pekhnah membekhi gue uang. "

Perkataan itu begitu tajam menusuk hati Robert dan Dimitri. Karena mereka berdua lah yang sudah bekerja dan selalu memberi mereka uang kecuali Jason.

Dirasa tidak ada lagi yang bicara itu berarti Jason berhasil membungkam mereka, lantas pergi untuk ke arena balapan.

Cukup memakan waktu, sekitar satu setengah jam Jason baru sampai di arena balapan itu beruntung lah balapan itu belum di mulai.

Banyak pasang mata yang menatap dirinya heran, saat membuta helm full face nya ada seseorang yang menghampiri Jason.

"Lo kayaknya baru pertama kali ke sini ya?"

"Ya, dan gue akan daftakh untuk ikut balapan. "

"Waw.. let's go. " Jason mengikuti remaja itu dan pergi ke tempat pendaftaran.

"Berapa?"

"Gue gak punya uang, tapi ini takhuhannya. " Ucap Jason dengan memukul pelan motor yang di tumpangi.

"Oke lah, sana tunggu di garis start. "

Jason tersenyum bangga, gak papa kalah kali ini toh ini bukan motornya jadi rela aja kalau motor ini kalah taruhan.

Sepuluh menit persiapan, kini para penonton cukup ramai untuk menyaksikan balapan ini.

Aba-aba sudah terdengar, hingga hitungan ke tiga motor melesat kencang saling menyalip namun berbeda dengan Jason yang terlihat santai, ia mempunyai trik tersendiri.

Sorak-sorai penonton begitu gemuruh menyebut nama jagoannya.

Dua putaran sudah di lalui kini tinggal satu putaran lagi dan disini lah trik Jason digunakan. Saat garis finis di depan mata Jason berada di posisi kedua namun dengan gas full-nya Jason berhasil menyalip dan berhasil melewati garis finis dengan urutan nomor satu.

"Lapor tuan, dia mengikuti balapan."

"Gue kira lo ikut balapan cuma gaya-gayaan doang. " Orang yang berhasil di salip oleh Jason membuka helmnya dan mengajak Jason berjabat tangan.

"Ternyata lo hebat juga. "

"Ya iyalah!! Mana.. " Jason menagih taruhan yang lainnya. Sebenarnya dia ingin kalah aja ingin memberi pelajaran kepada Rezy bagaimana rasanya kehilangan sesuatu.

Tapi setelah di pikir kembali untuk saat ini belum waktunya.

_______

Pagi ini di kediaman Alexander di hebohkan oleh suara Revan yang terus bertanya mobil siapa yang berada di garasi, yang barusan di antar oleh truk.

"Gak tau sayang, bunda juga heran perasaan ayah atau kakak-kakak kamu tidak membeli mobil baru. " Angel sedang menata makanan di meja makan untuk sarapan pagi.

"Mobilnya bagus Bun, itu mahal loh. "

"Oh ya? Tapi mobil punya ayah sama kakak-kakak juga mahal kan?"

"Iya sih. "

"Yaudah lah ya makan dulu, nanti tanya sama mereka aja ya. "

Revan mengangguk, iri? Jelas dia ingin sekali mobil itu ia tidak bodoh itu mobil keluaran terbaru harganya tidak main-main.

Satu persatu anggota keluarga turun ke bawah, dan sekarang di meja makan kursi bertambah satu entahlah siapa yang menambahkan itu.

Yang terakhir turun Jason, dan langsung duduk di kursi kosong yang tersisa. Ia mengambil lauk pauk dan memakan dengan tenang tanpa mempedulikan orang-orang.

Setelah selesai menghabiskan makanannya, Jason bangkit lebih dahulu dan menyerahkan kunci motor milik Rezy, dan amplop yang berisi uang.

"Makasih pinjamannya, dan itu ganti khuginya. "

"Bi Tita kunci mobil Jason mana?" Semua orang langsung menatap ke arah Jason dengan tatapan kaget.

"Mimpi lo ketinggian! " Sinis Rexi namun tidak di balas oleh Jason.

Bi Tita menghampiri Jason dan menyerahkan kunci mobil miliknya dengan senyum mengembang. Entahlah ia begitu bahagia melihat perubahan dalam diri tuan mudanya.

"Makasih ya bi. "

"Punya uang dari mana lo buat beli mobil hah!" Sarkas Rezy.

"Kan semalam gue udah bilang, gue cakhi duit. " Jason langsung pergi ke garasi lantas semua orang mengikuti langkah Jason.

Revan yang melihat itu mengepalkan kedua lengannya, hatinya panas! Ia iri melihat Jason mempunyai mobil mahal itu.

Kenapa harus Jason? Kenapa bukan dirinya saja? Kenapa Jason berubah dan sungguh perubahan itu membuat Revan iri!

Tin!

Mobil yang Jason kendarai berhenti di depan Revan.

"Lo ikhi ya? Makanya cakhi duit, jangan cuma minta-minta aja yang jelas-jelas mekheka bukan keluakhga kandung lo!"

"Lo lihat sendikhi kan? Pada akhikhnya gue bekhhasil tanpa lo semua." Jason langsung saja menancapkan gasnya untuk pergi ke sekolah.

Uang yang ia peroleh dari balapan begitu besar, maka dari itu ia bisa membeli mobil ini.

Mobil yang di kendarai oleh Jason masuk ke dalam parkiran khusus mobil, banyak pasang mata yang menatap ke arahnya. Setelah pengemudi itu ke luar mereka semua menganga lebar.

"Jason!! Wawa gila lo. " Zio berlari dan memeluk Jason.

Jason tersenyum sinis, ingin rasanya membongkar kedok Zio saat ini juga namun ia ingin membongkarnya secara bersamaan dengan Revan maka harus ia tahan terlebih dahulu.

"Ke kelas kuy. "

Di koridor Jason berpapasan dengan Revan sendiri, "Jason mobil kamu bagus. "

"Tekhus?"

Revan menunduk, "emm boleh gak aku pulangnya ikut kamu?"

"Najis!" Jason menyenggol bahu Revan membuat sang empu terhuyung ke belakang.

"Jason sialan, lihat saja apa yang akan gue lakukan. "

_________

Rexi dan yang lainnya pergi ke kantin, saat masuk ke kantin mereka melihat Jason yang sedang menyiram Revan dengan jus.

Ia berlari di ikuti yang lainnya untuk menghampiri Jason.

Plak!!

"Berani banget lo bully Revan hah!!"

Bugh!!

Kali ini Geri yang memukul perut Jason.

"Sshh.." ringisan terdengar dari mulut Jason saat rambutnya di Jambak oleh Rezy.

Plak!!

Tamparan ke dua Jason dapatkan dari Fano, terlihat amarah dari mereka melihat Revan kesayangan mereka di bully.

Kali ini Jason benar-benar kewalahan tidak ada yang menolongnya bahkan untuk membela dirinya pun begitu susah terlalu tiba-tiba mereka mengeroyok Jason tanpa tahu sebabnya Jason melakukan itu.

Setelah berhasil membuat Jason terkapar mereka semua pergi membawa Revan untuk berganti pakaian.

"Gue menang Jason. " Batin Revan penuh senyum kemenangan.

________

Terpopuler

Comments

Helmi Sintya Junaedi

Helmi Sintya Junaedi

kurang ajar si revan.... 😡😡😡

2023-08-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!