Tak hanya Amanda, Arkan tak kalah terkejutnya. Ukuran ular sawah yang sedang meninggalkan area rumah pak Burhan begitu besar, mereka berdua baru pertama kali melihat ular sebesar itu.
"Kenapa bisa ada ular sebesar itu di rumah pak Burhan, ular dari mana itu!" Kaget Arkan
"Kalau dari penglihatan ku itu bukan ular biasa, ayo kita ikutin kemana ular itu akan pergi, aku penasaran asal ular itu" ajak Amanda.
Arkan tersentak kaget, sedikit heran dengan ajakan Amanda."Seriusan kamu ngajakin aku ikutin ular itu?"
"Amanda kamu gak gila kan? Kamu masih waras kan?"
Ragam pertanyaan dengan penuh terkejut di luncurkan Arkan.
"Gak lah, aku masih waras, aku gak gila, kalau aku gila tempat aku bukan di sini tapi di rumah sakit jiwa" sahut Amanda.
"Kalau kamu gak gila ngapain kamu ngajakin aku ikutin ular, dia itu ular loh, bagaimana kalau ular itu makan kita, berakhir hidup kita" kekhawatiran Arkan.
Ukuran ular sawah yang baru keluar dari rumah pak Burhan benar-benar besar, jangankan hewan seperti ayam dan bebek, manusia dapat ia makan saking besarnya.
"Arkan, aku ngerasa ada yang gak beres dari rumah pak Burhan, menurut insting ku mengatakan kalau dia bukan ular biasa, lebih baik ayo kita ikuti, kamu jangan banyak tanya, nanti kamu juga akan tau apa yang aku maksud. Cepat sekarang kita ikutin dia sebelum dia keburu jauh" ucap Amanda berlari duluan mengejar ular yang makin menjauh.
Arkan yang melihat Amanda lari mengejar ular pun terpaksa ikut, meski terdengar heran dan aneh tapi dia penasaran apa yang di maksud oleh Amanda sebenarnya.
Amanda berhenti berlari saat jaraknya dengan ular sawah tak terlalu jauh, ia terus mengikuti ular yang berjalan di atas rerumputan hijau dan mengarah ke sebelah timur.
Suara mendesis terdengar layaknya listrik di telinga Arkan dan Amanda.
Suara yang keluar dari ular membuat mereka ketar-ketir, tapi kaki mereka tak henti berjalan walau tubuh mulai menegang.
"Dia mau kemana sebenernya, kenapa ke arah sana, emang di sana ada pemukiman penduduk?" Tanya Arkan pelan.
"Sstt, jangan berisi, nanti dia tau kalau kita lagi ikutin dia dari belakang" jawab Amanda.
Arkan pun diam dan terus mengikuti kemana Amanda pergi, walau dia ngeri melihat tubuh ular yang besar dan panjang.
Amanda begitu fokus membuntuti ular sawah tersebut, rasa penasaran membuatnya gila hingga tak peduli apapun apalagi nyawanya sendiri.
Langkah Amanda terhenti, Arkan terkejut sekaligus heran mengapa Amanda berhenti padahal ular itu terus berjalan ke depan.
"Kenapa berhenti?"
Dengan nada pelan Amanda menjawab."Arkan, aku tau dia mau pergi kemana"
Arkan langsung penasaran, tanpa menunda-nunda ia langsung melempar pertanyaan."Kemana?"
Diam, mulut Amanda terdiam, Arkan diam, dalam hati Arkan berkata."Aneh bener Amanda ini"
"Liat itu" tunjuk Amanda pada seorang bapak-bapak berumur 55 tahun dengan tinggi badan 159 cm, kurus, berkumis lebat berjalan mengikuti ular sawah dari belakang.
Arkan mengurutkan alis, lalu bertanya."Siapa dia?"
"Itu adalah pemiliknya, dia yang telah melihara ular itu" jawab Amanda.
Arkan makin tak mengerti, apa yang Amanda maksudkan sebenarnya begitu sulit di cerna oleh Arkan, ia masih bingung dengan ular dan pria tua itu.
Tiba-tiba Amanda kembali berlari.
"Kamu mau kemana Amanda" refleks Arkan berteriak.
Amanda dengan cepat membekap mulut Arkan sambil melotot tajam.
"Diam, jangan berisik, nanti mereka dengar, kita yang akan kena masalah besar" ucap Amanda tegang.
Arkan mengangguk, Amanda langsung melepas tangannya lalu kembali berjalan. Arkan pasrah dan mengikuti gadis itu kembali tanpa mengucap sepatah kata.
Beruntung ular dan laki-laki tua itu tak mendengar teriakan Arkan sehingga mereka terus berjalan lurus ke depan tanpa berbalik ke belakang sedikitpun.
"Ada apa ini sebenarnya, kenapa semua orang menjadi aneh, apa yang terjadi antara ular dan bapak-bapak itu, aku harus cari tau sampai ke akar-akarnya" batin Arkan.
Langkah demi langkah mereka lakukan, hingga mereka berhenti di sebuah lapangan luas yang hijau, rumput-rumput tumbuh dengan indah dan rata.
Di depan mereka telah ada sebuah danau yang cukup luas, di pinggir danau banyak pohon yang tumbuh, penghijauan terjadi tempat ini namun tetap saja danau tak dapat di katakan indah sebab air danau beda jauh dengan air pada umumnya.
"K-kenapa air danau itu merah kayak darah?" Tercekat Arkan.
Baru pertama kali Arkan melihat air berwarna merah seperti darah dengan mata kepalanya sendiri.
"Kita saat ini berada di Daurah, danau darah, di sebut daurah karena air danau di sini warnanya merah seperti darah. Danau ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, kata kakek nenek ku, dulu danau itu normal kayak danau pada umumnya, airnya putih, tapi ada suatu kejadian yang menyebabkan air di danau berubah jadi merah seperti darah" jelas Amanda.
"Kejadian apa, apa yang udah bikin air danau bisa berubah begini?" Penasaran Arkan.
"Nanti aku akan jelasin, sekarang kita lihat apa yang mau mereka lakukan dulu, aku gak bisa jelasin sekarang karena takut ketahuan sama mereka" jawab Amanda.
Arkan tak sabar menunggu kelanjutan cerita tentang Daurah, tapi ia terpaksa harus diam sebab di sekitarnya masih ada orang lain yang tengah mereka selidiki.
Arkan dan Amanda mengamati mereka dari dekat pohon yang jaraknya cukup jauh.
Pria tua itu terhenti di tepi danau, sementara ular sawah masuk ke dalam danau.
Tiba-tiba cahaya berkilau keluar, sesaat setelah ular masuk ke dalam Daurah.
Arkan dan Amanda menajamkan pengelihatan, penasaran cahaya apa yang berkilau seperti itu.
Mulut kedua sejoli itu terbuka lebar, mata mereka menatap tanpa berkedip ke depan.
Seorang wanita cantik, kulit putih bersih, mengenakan pakaian berwarna gold, rambutnya di sanggul, aksesoris berwarna gold tertancap di rambutnya.
"K-kenapa ular itu berubah jadi seorang wanita" kaget Arkan dengan apa yang ia lihat.
"Tuh kan bener apa yang aku bilang, ada yang aneh, ternyata ini yang aneh" ucap Amanda tebakannya yang tetap sasaran.
Mata Amanda dan Arkan melotot sempurna saat pria tua bersujud pada wanita cantik yang berdiri di atas air, dia tidak tenggelam padahal di sekelilingnya air.
Wanita itu adalah satu-satunya orang yang dapat berdiri di atas air.
Arkan dan Amanda takjub, pemandangan yang terjadi di depan mata begitu menabjubkan.
"Kenapa pak Burhan sujud sama wanita ular itu" terkesiap Amanda.
"J-jadi pria tua itu pak Burhan, pemilik rumah besar tadi?" Kaget Arkan.
Amanda mengangguk dengan mata menatap ke depan."Iya dia pak Burhan, tapi heran mengapa dia sujud sama wanita ular"
"Ada yang gak beres ini, pasti ada sesuatu yang terjadi di antara mereka" imbuh Amanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments