Bab 5

🌼 HAPPY READING 🌼

"Mau, tapi boleh atau tidak sama dia" ucap Haikal

"Itu gampang, aku tunggu dia ya.. kayaknya Vina sudah tunggu diluar deh" ucap Nia

"Oke..makasih ya Nia jelek" ucap Haikal

"Kita pake mobil siapa?" Tanya Haikal

"Pake mobil saya saja" ucap Vina

Haikal mengambil kunci mobil Vina " biar saya yang bawa mobil yaa.. Vina" minta Haikal dengan senyum manis

Mobil Pajero sport berwarna hitam terparkir diparkiran khusus para pekerja rumah sakit

"Vin, kamu duduk di depan saja" pinta Nia

"Baiklah" ucap Vina

Sementara Vina mengitari mobil Haikal tersenyum sambil memberi ibu jari kearah Nia, mereka bertiga membela jalan tapi belum menentukan tempat makan

"Kita makan dimana?" Tanya Haikal

"Terserah kalian" ucap Vina "aku baru satu Minggu disini mana tau tempat makan disini" lanjutnya

Mobil Vina memasuki mall, Vina dengan Nia jalan sambil bergandengan sedangkan Haikal mengikuti dibelakang kedua cewek itu, setelah makan Haikal mengantarkan Nia setelah itu baru Vina mengantar Haikal, tinggal beberapa meter rumah Haikal

"Apa kamu tak apa pulang sendiri" sudah berada didepan rumah Haikal

"Iya" ucap Vina sambil membuka pintu mengambil alih kemudi

"Apa kamu yakin" ucap Haikal, Vina hanya mengangguk "kamu serius"

"Iya Haikal" ucap Vina sukses membuat Haikal tersenyum manis karena ini baru pertama kalinya Vina menyebut namanya

Mobil Vina sudah menghilang dari jangkauan mata Haikal, Haikal masuk kedalam rumah masih tetap tersenyum entah satu kalimat yang dikeluarkan oleh Vina membuat Haikal serasa ini hanya mimpi.

'astaga dia membuatku gila' batin Haikal

••

Vina berada di dalam mobil menepi untuk menerima telepon

"Hallo, bagaimana masih bisa kamu kendalikan, apapun yang terjadi kamu harus laporkan ke saya,"

••

Pagi ini Vina sudah berada dirumah sakit, selesai memeriksa beberapa pasien, Vina melihat Haikal memasuki pintu rumah sakit.

"Dokter Haikal bisa mulai besok datang lebih pagi" ucap Vina

"Baik dok" ucap Haikal

Semua parawat dan perkerja rumah sakit menatap kedua orang itu

"Wah baru kali ada yang berani mengatur pemimpin rumah sakit ini"

"Itukan dokter baru?"

"Berani sekali dia"

"Itukan dokter modal beasiswa" ucap salah satu dokter

"Nggak ada akhlak emang tuh dokter"

" Gue bangga sama dokter Vina"

Semua kata kata itu semua sampai ke telinga Haikal

" INI BUKAN JAM BERGOSIP, Kembali " ucap Haikal terpotong

" Permisi dokter Stella, apa maksud anda dengan modal beasiswa" ucap Vina kepada dokter yang tadi bicara

Melangkah menuju Vina " dokter Vina, kamu adalah dokter lulusan beasiswa, apa belum cukup gaji kamu sampai mau dekatin dokter Haikal" ucap Stella

"Kamu benar sekali saya dokter lulusan beasiswa, menurut gaji keknya cukup deh untuk membelimu dokter Stella"

"Tidak usah cari gara sama saya, kamu baru disini jangan kepedean deh"

"Saya tidak mencari gara sama anda, anda sendiri yang mencari masalah sama saya"

"Kamu" mengangkat tangan untuk menampar Vina tapi gerakan Vina lebih cepat, Vina menankap tangan Stella memutar hingga Stella meringis kesakitan

"Sakit shhh" ucap Stella, Vina langsung melepaskan tangan, Stella memegang pergelangan tangan memerah

"Dokter Haikal bagaimana kamu bisa menerima dokter seperti ini dirumah sakit ini, dia bisa melukai para pasien" lanjut Stella

"Entahlah mengapa saya menerima dia disini, tapi itu urusan saya kamu" ucap Haikal menyusul Vina, Haikal melihat mendekati Vina

"Harusnya kamu mematahkan tangannya dek" ucap Brian melihat pertengkaran adik

"Jangan kak, dia masih membutuhkan tangan itu kak" ucap Vina

"Kakak..adik.."ucap Haikal dari tadi samping Vina

"Sejak kapan kamu disini" ucap Brian sambil melihat Vina terdiam

"Dari tadi tapi tidak dihiraukan" ucap Haikal

"Jangan bilang kalo bilang Vina adik Lo" ucap Haikal

"Iya dia adik gue" ucap Brian dengan santai "ayo" menarik tangan Vina

"Kamu sudah bangun yank" ucap Brian kepada calon istrinya

"Sudah dari tadi" ucap Aira

"Oh iya, perkenalkan ini vina adik aku," ucap Brian

"Hai Vina, kamu benar adik Brian " ucap Aira

"Iya kak.."

"Panggil aku Aira aja" ucap Aira

"Tapi serius kamu adiknya Brian, bukannya Brian tidak memiliki adik" lanjut

"Vina adik aku, dia anak kandung papa dan mama" ucap Brian

"Kamu juga anak mama" ucap Tasya baru datang

"Tapi, Brian hanya anak angkat ma" ucapan Brian membuat Tasya merasa sedih

Satu pukulan keras dimendarat diperut Brian

"Sakit dek" ucap Brian

"Berani aku mendengar itu lagi, aku akan jadikan kepala Kaka pajangan dikamar Vina" ucap Vina

"Berani kamu lakukan itu dek? Papa akan mendukung kamu dek" ucap Vano

"Maafin Kaka ya..dek..pa" ucap Brian

"NO..kak kamu minta maaf sama mama, mama lebih membutuhkan" ucap Vano

Brian memeluk mama yang telah merawat dan menjaga dirinya dari kecil hingga sekarang, Tasya rela meninggalkan karirnya sebagai dokter untuk menjaga anak pertamanya itu, dulu waktu Brian masih umur 7 tahun ia ditinggal oleh kedua orangtua dari situlah Tasya merawat Brian, baru satu tahun Tasya mengadopsi Brian, Tasya mendapatkan anugerah yang ditunggu tunggu yaitu Vina berada dalam kandungan Tasya membuat Vano, Tasya, dan Brian bahagia selalu menjaga Tasya hingga Vina lahir dimuka bumi ini,

Kasih sayang untuk Brian tidak pernah pudar selama ada Vina, selama itulah Vina tidak pernah mempermasalahkan kalo Brian anak angkat malah Vina sangat menyayangi kakak.

Vano mendekati sofa tunggal, Brian sama Tasya duduk bersama sambil membuka makan yang dibawa Tasya, Vina berdiri didepan vano.

"Pa...Kaka kasih tau dokter Haikal kalo Vina itu adiknya" ucap Vina

"Kaka jangan gitu kasian Ade" Vano melihat anak mata Vina mulai berair

"Jangan nangis sayang, kenapa Ade tidak mau mereka tau kalo Ade itu adik kak Brian" ucap Vano

"Kaka itu anak papa"

"Emangnya kenapa kalo brian itu anak papa" potong Vano

"Vina tidak mau kalo hasil kerja Vina itu hanya semata mau menghormati papa, Vina tidak mau dibilang anak manja, Vina ingin hasil kerja Vina itu dari usaha Vina pa.." ucap Vina

"Baiklah, Kaka tidak akan kayak tadi lagi" ucap Brian

"Kal.. tolong jangan kasih tau siapa siapa tentang hal ini.." ucap Brian kepada Haikal yang sudah mendengar semua rahasia keluarga

"I..iya" ucap Haikal

"Ayo makan dulu, Haikal sini makan" ucap Tasya

"Iya Tante" ucap Haikal

Vina melirik jam tangan melihat kalo jam istirahat telah selesai mengajak Haikal untuk kembali kerja

"Vina" panggil Haikal

"Ya" jawab Vina

"Berarti rumah sakit ini milik keluarga mu" ucap Haikal, Vina hanya mengangguk tertanda kalo dia bilang iya

Setelah menjawab pertanyaan Haikal, Vina langsung jalan lebih cepat meninggalkan Haikal sendiri. 'cewek yang unik' batin Haikal sambil geleng-geleng kepala

Terpopuler

Comments

nofita eka sari

nofita eka sari

critanya sulit dimengerti thor krn kalimatnya srg ngegantung dan sulit jg untuk d rangkai

2021-01-06

4

Rembulan Napis

Rembulan Napis

maaf ya thor.bahasanya bikin bingung
semoga kedepannya lebih baik lagi

2020-12-18

5

Lucina Pandiangan

Lucina Pandiangan

ooooo mulsi seru

2020-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!