Hedrick memulai aksinya dalam merayu wanita di depannya ini. Tawaran berbelanja ke mall tentunya tidak akan bisa di tolak oleh wanita matrek seperti dia.
Sara tersenyum. "Sepertinya aku bisa bersenang-senang dengannya untuk sesaat. Akan aku gerogoti semua harta benda milikmu setelah itu baru aku tinggalkan," batin Sara. "Baiklah."
"Tidak adil. Aku mengajakmu kesini untuk menemaniku. Kenapa malah kau yang beraksi duluan?" protes Veeno tidak terima.
"Hihi... Kau lumayan lucu," ujar Viona saat melihat tingkah Veeno.
"Benarkah? Tapi sayang, kalau boleh aku katakan senyummu itu sungguh manis sampai-sampai aku bisa terkena diabetes hanya karna melihatmu saja," gombal Veeno.
"Ah... Kau bisa saja," Viona tersipu malu dengan pipi merona.
Obrolan mereka berlanjut dari mulai memperkenalkan diri masing-masing, pekerjaan, hobi, keluarga dan bahkan sampai hal yang terbilang cukup pribadi. Suasana yang santai memang membuat Viona dan Sara tidak menaruh curiga pada Hedrick dan Veeno. Mereka berempat begitu menikmati obrolan tersebut sambil makan dan minum. Setelah saling mengenal dan memahami watak masing-masing, sesuai dengan janji Hedrick tadi, mereka berempat berangkat menuju mall untuk berbelanja. Veeno satu mobil bersama Viona dengan menggunakan mobil yang Viona bawa. Sedangkan Hedrick satu mobil bersama Sara dengan menggunakan mobilnya sendiri.
Tepat seperti dugaan Hedrick bahwa Sara akan memanfaatkan dirinya untuk membeli semua barang-barang mewah. Ia membiarkan itu dan terus menuruti kemauan Sara tanpa membantah sedikitpun. Ia sangat senang melihat senyum kepuasan yang terpancar dari wajah Sara. Biarlah mangsanya merasa telah menang terlebih dahulu, maka dengan begitu disaat membalikkan keadaan nanti akan lebih terasa nikmatnya.
Jam 16.30 Hedrick dan Veeno mengantar masing-masing teman kencan mereka. Alamat rumah Sara dan Viona yang berada di kompleks perumahan yang sama membuat Hedrick tidak kesulitan menjemput Veeno dan dapat pulang bersama. Mereka telah mengunci target. Tinggal membangun kepercayaan terhadap target mereka, maka dengan begitu mereka bisa memulai aksi.
"Kau menghabiskan ribuan dolar dalam sehari," kata Veeno.
"Semuanya akan sepadan. Lagi pula nanti juga akan balik lagi."
"Kau benar juga."
...⚛⚛⚛⚛...
Seminggu berlalu Hedrick dan Veeno menjalin hubungan dengan Sara dan Viona. Akhir pekan ini mereka siap memulai rencana mereka yang sebenarnya. Sara dan Viona dibujuk untuk liburan ke suatu vila yang dimana akan menjadi tempat mereka bermain. Tanpa merasa curiga Sara dan Viona langsung menyetujui saran tersebut. Mereka bersiap-siap untuk liburan. Di pagi hari Hedrick dan Veeno menjemput Sara dan Viona menggunakan mobil berbeda dengan plat nomor kendaraan palsu agar tidak dapat di lacak polisi. Lokasi vila berada jauh di tengah hutan terpencil. Butuh waktu setidaknya 3 jam perjalanan setelah keluar dari kawasan kota.
Sebuah vila mewah tiga lantai membuat Sara dan Viona terpesona. Mereka tidak menyangka akan ada vila seindah ini di tengah hutan belantara. Pemandangan yang disuguhkan tidak cuman hutan saja. Tepat di sebelah vila terdapat air terjun mini dengan aliran air yang jerni. Tempat seperti ini memang cocok untuk bersantai dan menenangkan diri dari kebisingan kota atau menjadi tempat yang sangat pas untuk melancarkan aksi mereka tanpa ketahuan.
"Wow... Tempat ini sungguh cantik," kata Viona begitu keluar dari mobil.
"Kau benar Viona. Siapa gerangan pemilik dari vila ini?" tanya Sara.
"Tentu saja vila ini milik kami," jawab Hedrick sambil mengeluarkan barang-barang bawaan mereka.
"Sungguh? Kami pikir kalian menyewahnya."
"Tidak. Vila ini kepemilikan pribadi. Kami berdua patungan untuk membangunnya," kata Veeno. Ia ikut membantu mengeluarkan barang dari bagasi mobil.
"Hebat," puji Viona.
"Ayok masuk."
Mereka berempat melangkah menuju vila tersebut. Veeno mengeluarkan kunci lalu membuka pintu vila tersebut. Bagian dalam vila ini ternyata tidak kalah dengan apa yang ada di luar. Interior dan eksteriornya begitu mewah serta memanjakan mata.
"Luar biasa. Bagian dalamnya tak kalah dari bagian luar," puji Sara sambil melangkah masuk.
"Tapi tempat ini sepi sekali."
"Wajar saja karna hanya kita berempat saja yang ada disini," jawab Hedrick.
Guk!
Max, anjing Hedrick menggonggong saat dirinya tidak masuk dalam hitungan. Ia memang selalu ikut dalam setiap liburan Hedrick. Karna rencananya mereka akan menginap di vila tersebut, Max tentunya tidak mungkin ditinggal begitu saja di rumah. Siapa yang akan menjaganya nanti?
"Maaf. Berlima termasuk dirimu," Hedrick mengelus anjing kesayangannya itu.
"Apa?! Tapi kalian bilang kita akan tinggal disini beberapa hari. Bagaimana... Kalian tahu 'kan kalau aku dan Sara tidak bisa masak," Viona tampak ragu-ragu mengatakannya.
"Jangan khawatir. Kita disini memiliki koki ahli disini. Benar, 'kan Hedrick?" Veeno menepuk punggung temannya itu.
"Kau juga harus membantuku memasak, kalau tidak... Tidak akan ada makanan untukmu."
"Syukurlah kalau begitu," ucap Sara merasa lega.
"Oh, iya. Ini kunci kamar kalian. Kalau ada yang diperlukan tinggal minta saja pada kami," Hedrick menyerahkan sebuah kunci pada Sara.
"Baiklah. Terima kasih. Kami mau istrihat dulu," ujar Sara setelah menerima kunci tersebut.
"Iya. Perjalanan hari ini sangat melelahkan."
Kamar mereka ada di lantai dua. Hedrick dan Veeno membantu membawakan barang bawaan Sara dan Viona menuju kamar. Mereka membiarkan para wanita untuk beristirahat. Veeno pergi menuju kamarnya yang ada disebelah. Ia juga ingin membagikan tubuhnya di atas tempat tidur. Menyetir lebih dari 4 jam ternyata melelahkan juga. Sedangkan Hedrick pergi ke dapur untuk memberi makan Max dan sedikit membuat camilan untuk dirinya sendiri.
...⚛⚛⚛⚛...
"Veeno!" panggil Viona.
Setelah istirahat sebentar, Viona berencana ingin menyegarkan dirinya dengan berendam air panas namun kran di kamar mandi di kamarnya tidak menyala. Ia keluar dari kamar dan mencari Veeno untuk memberitahu masalahnya ini. Ia sudah mencari di kamar Veeno tapi tidak menemukan dia disana. Ia mencoba mencari di tempat lain. Setiap ruangan dalam vila tersebut ia masuki seperti ruang bersantai, perpustakaan, GYM, atap, kolam berenang dalam ruangan, dapur, kamar tamu lainnya dan dimanapun, Viona belum kunjung menemukan keberadaan Veeno maupun Hedrick. Sampailah ia di satu ruangan di lantai tiga yang letak pintunya cukup tersembunyi. Karna penasaran Viona mencoba memeriksa ruangan tersebut. Ia memutar knop pintu dan ternyata tidak dikunci. Begitu pintu dibuka hanya kegelapan yang menyambutnya.
"Hallo... Veeno, apa kau ada di dalam?" panggil Viona.
Tidak ada jawaban. Viona memberanikan diri melangkah masuk. Tangannya meraba-raba dalam kegelapan mencari tombol lampu yang ia temukan di sebelah pintu. Saat lampu menerangi ruangan tersebut, betapa terkejutnya Viona mendapati seluruh rak yang ada menyimpan potongan-potongan bagian kecil dari tubuh manusia. Potongan-potongan itu tersimpan di dalam toples kaca berisi cairan. Selain potongan tubuh ada juga beberapa organ manusia seperti jantung, hati, ginjal, paru-paru, mata dan bahkan otak. Tubuh Viona gemetar ketakutan melihat itu semua.
"AAAAA ! ! !" teriak Viona melengking sangking takutnya.
.
.
.
.
.
.
ξκύαε
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
🍁Mhes❣️💋🄽🄸🄻🄰-🄰🅁🄰👻ᴸᴷ
lama gak baca thriller begini seru
2024-01-20
2
🍁Mhes❣️💋🄽🄸🄻🄰-🄰🅁🄰👻ᴸᴷ
mereka berdua mengerikan
2024-01-20
1
英
akhirnya 👏👏👏
2024-01-19
1