Jarum jam menunjukkan pukul sembilan malam lebih dan tidak ada hal penting lagi yang harus Kari tangani sehingga dia bisa pulang saat ini, dengan membawa chicken dan burger ditangannya yang dia beli diperjalanan tadi. Kari berjalan dengan perasaan senang di iringi senyum merekah memasuki kamar dengan perlahan takut jika membangunkan Kana yang sedang tertidur.
Bau pengharum kamar wangi bunga menembus memasuki indra penciumannya, hal inilah yang dia rindukan bau rumah yang dapat menenangkan pikiran Kari dengan ketenangan menggulung dalam diri.
"Saya pulang," Lontar Kari meletakan makanan itu diatas meja sofa, setelah melihat Kana tidak ada diatas tempat tidur dan bisa Kari pastikan jika Kana ada di dalam kamar mandi dengan pintu yang tertutup itu.
Kari berjalan menuju meja kerja dengan mengeluarkan laptop dan berkas-berkas pasien yang dia bawa. Lama Kari menunggu, namun Kana tak kunjung keluar dan tak terdengar dari dalam suara air yang mengalir. Dengan tenang namun perasaan Kari mulai tegang ia berjalan membuka pintu kamar mandi namun nampak tidak ada Kana didalamnya. Kari menarik nafas dalam-dalam untuk menetralkan pikiran lalu menghembuskan dengan kasar, perasaan takut kian menjalar dalam tubuh Kari. Dengan langkah lebar Kari berjalan keluar mencari keberadaan Kana.
Tanpa suara ataupun seru panggilan, dan teriakan Kari terus berjalan melangkah menuju taman belakang. Saat ini feeling Kari begitu kuat menunjukan tempat yang kemungkinan besar Kana singgahi saat ini.
Terdengar suara ribut perempuan dari belakang membuat langkah kaki Kari semakin cepat menuju sumber suara. Hingga nampak diperbatasan ruang taman belakang Kari menghentikan langkah kakinya. Dengan ekspresi terkejut yang tak dapat Kari sembunyikan, ia menyimak dan mendengar dari kejauhan tanpa ingin mendekatkan diri untuk saat ini kesana.
"Tidak ada kebaikan yang mendapatkan karmanya dan tidak ada kebenaran yang mendapatkan hukuman, bahkan pemecatan didalam perusahaan. Jika anak anda ini saya pecat itu karena kesalahan anak anda sendiri," Seru Vina dengan wajah memerah yang disebabkan ekspresi memanas dalam diri yang ia tahan sejak tadi yang di iringi dengan butiran buing-buing keringat menetes membasahi diri, menahan luapan amarah yang ia tahan sedari tadi.
"Saya tidak mempermasalahkan hal itu bu, masalah saya dengan ibu Kana yang telah merebut kebahagiaan adik saya."
Suara tamparan begitu keras mengenai pipi seseorang perempuan muda didepan Vina dan di iringi suara tamparan berikutnya mengenai wajah Kana. Kana meringis merasakan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.
"Apa maksud ibu menampar saya?" Kana membalas tamparan yang dia dapatkan dari seorang ibu tua yang ada dihadapannya.
"Sialan brengsek, beraninya lo nampar ibu gue. Rendahan tidak punya sopan santun dasar miskin biadab!" Perempuan tersebut maju kedepan ingin menghampiri Kana yang di halangi oleh Vina.
"Urusan kamu dengan saya. Bicara tentang kesopanan, anda sebagai seorang kakak yang tidak bermoral membela sang adik yang berbuat keji pada orang yang lebih tua bahkan berusaha ingin menghancurkan masa depan orang tersebut. Apa menurut kamu itu perbuatan baik Veny Rosmalina? Saya tidak menyangka seseorang yang pernah saya beri kepercayaan mengurus keuangan perusahaan adalah seorang yang kejam, yang berusaha semaksimal tenaga melakukan berbagai cara untuk membunuh seorang janin yang tidak berdosa." Jelas Vina setenang mungkin dalam menghadapi Veny yang sedang di luap emosi.
"Nyawa harus dibayar dengan nyawa karena dia adik saya Asta mati bunuh diri, jika adik saya mati maka dia juga harus mati di tanganku. Kana itu gila dia tidak pantas dengan dokter Kari, dia pantas untuk mati. Asta tidak bisa memilikinya, maka dia juga tidak berhak dinikahi oleh doker Kari." Bentak Veny di hadapan Kana dan Vina.
Suara kerasnya tamparan dari tangan Kana mengenai pipi mulus Veny hingga mengeluarkan darah dan di iringi dorongan setelahnya hingga punggung Kana menghantam meja, Kana memejamkan mata sejenak merasakan rasa sakit yang kian menjalar pada punggung belakangnya.
"Asal anda tau, saya tidak tertarik dalam sebuah ikatan pernikahan. Saya tidak menyangka seseorang perempuan berpendidikan seperti anda memiliki pola pikir yang sangat rendah. Prinsip saya tidak menikah dan jika bukan karena adik anda yang memasukan obat perangsang dalam minuman dokter Kari hal ini tidak akan pernah terjadi. Kedua adik anda begitu licik dan kejam, Asta menjebak saya dengan dokter Kari yang dimana saya tidak menyangka hal itu akan terjadi dalam hidup saya, hingga merubah hidup saya saat ini. Lalu, adik anda Hasta berusaha untuk membunuh saya dengan sebuah cairan suntikan namun hal itu digagalkan oleh kedatangan kak Mufi. Saya disini korban atas perlakuan kejam kalian semua. Termasuk anda dan Ibu anda yang berusaha membunuh janin saya dengan obat cytotec yang dicampurkan dalam air susu minuman saya. Saya tidak gila saya tau semuanya, tapi saya memilih untuk diam, semua peristiwa kelam yang saya terima itu karena kehadiran kalian dalam hidup saya. Sekarang kalian semua baik anda, ibu, dan hasta akan saya pastikan membusuk dalam jeruji besi. Kalian tidak sadar dan melihat siapa lawan kalian saat ini, saya Kana Feo Indahlia putri tunggal dan satu-satunya pasangan Arin Starlia dan Aro Edinata, saya yakin kamu pasti tau sedikit tentang kedua orang tua saya dan saya juga pemilik hotel terbesar di kota ini. Sekarang kalian tidak akan bisa melangkah pergi kemanapun, karena rumah ini telah dikepung oleh pasukan ayah saya dan kalian akan langsung melangsungkan persidangan, ingat baik-baik hidup kalian akan hancur mulai dari detik ini." Hardik Kana cukup membuat kedua orang tersebut bungkam, dengan di iringi suara helikopter dan puluhan orang berbaju hitam dengan senjata tajam menerobos masuk kedalam rumah mengepung keberadaan Veny dan Ayu.
Keterkejutan mereka semakin menjadi setelah seseorang perempuan dengan pakaian perawat diseret masuk secara tidak manusiawi oleh dua orang laki-laki yang di iringi dengan masuknya seorang laki-laki tua yang tak lain, tuan Aro Edinata seorang pemimpin perusahaan dalam berbagai bidang industri Peternakan, Perikanan dan Pariwisata, tak lupa juga jika dia adalah seorang Mafia yang menjual senjata dan obat terlarang ke penjuru dunia. Selain itu dia juga mewarisi kekayaan keluarga almarhum istri tercintanya yang memiliki kurang lebih lima rumah sakit dipenjuru Eropa yang kini telah dia kembangkan hingga berdiri puluhan rumah sakit yang tersebar di benua Asia, tak sampai disitu saja dia juga mendirikan sebuah lab yang digunakan untuk pembuatan obat-obatan oleh para ilmuwan.
"Ayah datang tepat waktu bukan, walaupun sedikit telat. Tetapi setidaknya ayah tidak seperti suamimu yang berdiam diri menyaksikan diujung pintu tanpa berani menghadapi ataupun membantu kamu yang kesakitan atas sebuah tamparan." Sindir Aro menatap Kari dengan sudut matanya.
Kari yang tadinya berdiri diambang pintu kian masuk dapur, dibuat terkejut dengan kedatangan Ari yang berjalan dari arah pintu belakang. Jujur dia sedikit malu dengan ayah mertuanya itu atas sikapnya tadi, seharusnya dia langsung melangkah maju saat Kari melihat Kana mendapat tamparan pertama dari mbok Ayu ibu dari Veny.
"A-ayah... " tutur Kana pelan dengan derai air mata kian menetes keluar dari mata bulat bening yang nampak terlihat kuat sadari tadi namun sebenarnya sangatlah lemah, Kana sudah tidak sanggup lagi menahan derai air matanya.
Aro yang paham dengan panggilan Kana langsung merentangkan tangan, yang langsung Kana sambut dengan hempasan tubuh memeluk sang Ayah begitu kuat untuk meredam suara histeris tangisan Kana dalam dada bidang Aro.
Seberapa kuat dan hebatnya Kana dengan darah seorang Mafia mengalir dalam dirinya, namun tak lebih dia tetaplah seorang perempuan yang rapuh yang membutuhkan pelukan hangat sosok ayah sebagai pengganti perisai dirinya yang telah hancur berkeping-keping. Putri kecil tetaplah akan menjadi putri kecil bagus ayahnya, tanpa peduli berapapun usia dia sekarang.
"Ayah akan bawa mereka pergi, kamu tidak perlu khawatir lagi. Perbuatan yang mereka lakukan akan menjadi pengingat bagi semua orang apabila menganggu orang-orang ayah. Terlebih itu kamu yang utama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Defi
jadi itu alasan Kana sampai takut histeris dengan Hasta dan tidak mau meminum susu karena mengandung racun.. Pembantu di rumah Kari ternyata sangat jahat.. Kari kamu kalau teori dapat point 💯 tapi sebenarnya nol besar
2023-10-09
0