dr. Kari Arkara, Sp.OG

Kana memarkirkan mobilnya pada tempat khusus pengunjung dan pasien, disiang hari yang cerah ini dengan terik panasnya matahari Kana dan Vina memasuki gedung yang menjulang tinggi. Rasendra hospital, salah satu rumah sakit terbaik yang ada di kota ini.

"Panas banget ya, Na." Keluh Vina pada Kana yang duduk di kursi kemudi.

"Iyaa, mau pakai payung Vin?" Tawar Kana dengan pandangan mata terpejam merasakan betapa panasnya jalanan siang ini.

Vina menggelengkan kepala, "Tidak, mari kita masuk kedalam Na. Tapi tolong ambilkan saya kursi roda, saya mager jalan soalnya." Perintah Vina dengan memperlihatkan deretan gigi putihnya. Jarak perkiraan menuju lobi tidaklah jauh namun panasnya matahari cukup membuat bumil satu ini merasa malas untuk berjalan.

Dengan berat hati Kana berjalan menuju lobi rumah sakit, mengambil satu kursi roda yang ada didepan sana. Lalu mendorong kursi roda tersebut menuju tempat mobilnya terparkir. "Udah ayok Vin, kasihan dokternya udah lama nunggu kamu."

Dengan perlahan Kana mendorong kursi roda tersebut, memasuki rumah sakit lalu menuju poli kandungan. Karena sebelumnya Vina sudah menjelaskan jika Mufi telah menelfon rumah sakit tempatnya bekerja untuk jadwal istrinya yang mundur secara tiba-tiba, sehingga Vina dialihkan pada dokter Kari dan tidak pada dokter penanggung jawabnya dr. Zino Edi Embrata Sp.OG karena dijam sekarang ini dokter Zino ada Operasi Caesar dadakan.

"Siang bu Vina, harap tunggu sebentar ya bu karena dokter Kari sedang makan siang. Ibu adalah pasien terakhir beliau dan akan saya beri tahukah pada dokter Kari jika ibu sudah datang." Dengan sopan seorang perawat keluar dari ruang dokter lalu melihat Vina dan Kana di lorong rumah sakit yang sedang menuju kearahnya dan setelahnya dengan buru-buru perawat tersebut masuk kembali pada ruangan sang dokter.

Kana berjalan mendudukkan diri pada kursi yang ada di depan poli dan tidak lama perawat dengan nama Hasta itu keluar dari pintu sang dokter.

"Harap tunggu sebentar bu Vina, nanti dokter Kari akan memanggil anda masuk kedalam ruangan untuk pemeriksaan kandungan setelah beliau selesai makan."

"Terimakasih Hasta,"

"Sama-sama Bu, kalau begitu saja pamit dulu."

Tinggallah Kana dan Vina seorang diri di tempat tunggu poli kandungan ini. Jujur jika Kana sangat tidak menyukai rumah sakit terlebih bau rumah sakit ini, rumah sakit adalah tempat yang paling tidak Kana sukai dan dia benci.

"dr. Kari Arkara, Sp.OG," Gumam Kana membaca nama yang tergantung didepan pintu ruang pemeriksaan. "Ini dokter lama banget si gilak."

"Sabar na,"

"Sabar-sabar ini sudah dua puluh lima menit, Vina. Itu dokter makan dengan bungkusnya apa gimana, kalau dengan bungkusnya saya maklumi soalnya susah menelannya. Tapi hal itu tidak mungkin terjadi, pasti ada yang nggak beres ini. Awas aja tu dokter nanti kalau keluar saya jambak rambutnya sampai botak. Ohh, apa mungkin dia sudah tua dan botak tidak ada rambut jelek dan keriput sehingga makannya lama karena susah menelannya." Dengan amarah mengebu-ngebu Kana menyuarakan isi hatinya di hadapan Vina dengan tubuh membelakangi ruang dokter tersebut.

"Saya mohon maaf atas ketidak nyamanan anda dalam menunggu saya," Tanpa Kana sadari sang dokter telah keluar sebelum Kana mengucapkan kalimatnya, tapi dia menunggu Kana menyelesaikan sumpah seeapah kalimat yang dia lontarkan padanya.

Dari yang awalnya amarah Kana mengebu-ngebu dengan perasaan marah, kini berbalik jantungnya berdetak begitu cepat tanpa aturan, bahkan Kana tidak mampu menetralkan nya.

Pandangan mata saling beradu satu sama lain antara Kana dan Kari, menambah tingkat keterkejutan Kana saat melihat dokter tersebut. Dia terlihat muda dan tampan, tidak bisa Kana pungkiri bahwa dia terpesona pada pandangan pertama. Hingga daheman Vina memutus kontak mata mereka, menyadarkan Kari dan Kana.

"Maaf, mari bu Vina." Kari mendorong kursi roda Vina kedalam ruangannya, meninggalkan Kana yang masih terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat.

Serius ini gua ditinggal sendiri, Dengan perasaan kesal Kana mengusap wajahnya dengan kasar, bisa-bisanya dia terpesona pada dokter itu padahal sebelumnya Kana mencaci maki dokter Kari. Bodoamat dengan apa yang barusan terjadi Kana langsung masuk kedalam ruangan menyusul Vina yang sudah ada didalam.

"Bagaimana dengan perasaan ibu Vina hari ini?" Sebuah kaca mata kian terpasang dimatanya namun tidak menghalangi tatapan teduh dokter Kari.

"Perasaan saya baik dok, hanya sedikit lelah saat perjalanan kesini."

"Baik, mari kita mulai pemeriksaan rutin ibu hari ini. Mohon maaf sebelumnya saya yang akan menangani ibu secara langsung karena asisten saya baru saja pergi menemui anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit ini. Sebelumnya, bisa saya lihat buku KIA ibu?"

Ujar sang dokter dengan suara merdu yang akan menenangkan hati siapapun yang mendengarnya. Vina menyerahkan buku pemeriksaan kehamilannya pada Kari, yang langsung Kari baca dan pahami dalamnya.

"Hmm, saat ini kandungan ibu mencapai 4 bulan." Jelas dokter Kari dengan pandangan mata fokus membaca buku kehamilan Vina.

From Pinterest...

"Jujur saya merasa sedikit cemas mengenai perkembangan janin saya dok, jika dulu yang saya kandung laki-laki tapi sekarang diakan perempuan jadi saya sangat khawatir dengan perkembangannya."

"Tidak perlu khawatir, memang biasanya usia kehamilan 4 bulan adalah momen yang sedikit menegangkan ya, di mana ibu sudah bisa merasakan beberapa hal dan perubahannya mulai dari dia yang terkandung bergerak secara perlahan dan lain sebagainya terutama mood yang pastinya sangat mempengaruhi ibu, akan saya periksa untuk lebih lanjutnya mengenai kandungan janin ibu, timbang berat badan dan tinggi badan dulu ya."

Vina berdiri dari kursi rodanya dibantu oleh Kana, menuju timbangan yang ada disamping meja dokter kari. Lalu, etelahnya Vina berjalan menuju tembok degan dokter Kari di depannya menarik alat ukur tinggi badan dari atas hingga mengenai kepala Vina dan setelahnya mereka semua duduk kembali dengan dokter Kari ada di depan Vina dan Kana.

"Berat badan ibu stabil dan tinggi badan ibu normal. Mari berbaring pada bed pasien untuk pemeriksaan selanjutnya,"

Vina berjalan menuju bed pasien, berbaring diatasnya dengan dibantu Vina. Setelahnya Kari datang untuk memeriksa tekanan darah Vina, dengan melilitkan tensimeter pada lengan atas lalu tangan Kiri mengukur tensi dan tangan kanan memegang pergelangan tangan Vina tepat pada nadi untuk memastikan akurasi dan stabilitas pengukuran tekanan darah.

"Tekanan darah ibu 120/80 mmHg dan hal ini masih termasuk kedalam rentang tekanan darah normal pada ibu hamil." Kari memasang stetoskop yang sebelumnya tergantung di lehernya, "Maaf ya, bu."

Jujur jika Kana kagum dengan dokter Kari yang memeriksa pasiennya. Dia memperhatikan kenyamanan Vina saat melangsungkan pemeriksaan.

"Detak jantung ibu stabil dan normal," Kari menjelaskan dengan tangan meraih kain yang ada diujung bawah bed. "Maaf ya bu, saya sigap bajunya untuk memeriksa tumbuh kembang baby."

"Iya, dok. Tidak apa-apa,"

"Sekali lagi, saya mohon maaf ya bu," Kari meletakkan selimut itu pada kaki Vina dan menyikap daster yang Vina kenakan hingga sebatas dada. Lalu setelahnya Kari memeriksa perut Vina dengan menempelkan stetoskop diberbagai sisi.

"Detak jantung janin ibu terdengar dengan baik dan frekuensinya normal. Semua terlihat baik. Maaf ya bu izin raba perutnya untuk mengetahui posisi baby."

"Alhamdulillah. Saya senang dan lega mendengarnya. Silahkan dok, selama itu masih dalam tahap pemeriksaan baby saya tidak masalah."

Kari berjalan kesamping untuk memakai saring tangan lateks, lalu menghampiri Vina kembali. Namun sebelumnya ia sempat menutup perut Vina dengan menarik daster tersebut kebawah saat dia akan menggunakan sarung tangan lateks nya, tidak lupa juga dia mengambil meteran untuk mengukur kisaran perut Vina atau tinggi fundus uteri.

Terpopuler

Comments

Defi

Defi

kesan pada pandangan pertama ya Kana 😂.. Gak dilanjutkan lagi ini marah-marahnya

2023-10-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!