2. Situasi tak mengenakan.

Laras meringkuk menangisi dirinya. Kejadian semalam sungguh membuatnya terpukul.

"Kenapa aku tak sanggup melawannya?" Laras terisak-isak di dalam kamarnya.

"Ndhuk.. buka pintunya..!!!" Terdengar suara Bang Bija memanggil Laras. Ia segera menghapus air matanya lalu secepatnya berdiri dan membuka pintu.

Cckkllkk..

"Lho.. kenapa ndhuk????" Tanya Bang Bija cemas melihat wajah adik kecilnya terlihat sembab.

"Nggak ada apa-apa Mas." Jawab Laras.

Mungkin semua orang bisa di bohongi tapi tidak dengan kakak kandungnya itu.

"Lihat Mas Bi.. kenapa nangis?? Siapa yang buat kamu nangis???" Tanya Bang Bija.

"Nggak ada, beneran mas. Laras hanya sedih saja Mas hanya sebentar disini..!!" Kata Laras menutupi apa yang telah di alaminya semalam.

Kejadian semalam begitu membekas dalam ingatannya hingga wajah pria tersebut sama sekali tak bisa di lupakannya.

Sebagai seorang kakak jelas Bang Bija merasa sedih, Laras adalah satu-satunya adik perempuannya dari ibundanya yang memang seorang permaisuri kesultanan.

"Waktu terus berputar, usia kita semakin menua.. sudah waktunya Mas mengakhiri masa lajang. Nanti kamu pasti juga akan mengalaminya, tentunya dengan pria yang menyayangimu." Kata Bang Bija.

Laras menangis kemudian terisak memeluk Bang Bija. Mungkin setelah ini dirinya tidak lagi bebas memeluk Abang tercintanya. Jarak memisahkan mereka hanya ikatan darah saja yang akan selalu melekat.

"Jangan nangis..!! Kalau ada apapun kamu tetap bisa hubungi Mas Bi..!!" Bang Bija menghapus air mata adiknya.

Sejak Romo menikah lagi dengan Garwa ayu, Laras tidak lagi dekat dengan Romonya. Waktu sang Romo telah banyak terbuang untuk istri keduanya apalagi sekarang dirinya memiliki adik perempuan dari ibu tirinya dan sejak saat itu pula Romo tak banyak memperhatikan dirinya, hanya Bang Bija saja tempatnya mencurahkankan rindu. Sayangnya beberapa waktu ini pun Abangnya sudah semakin sulit di hubungi, mungkin karena kegiatannya yang padat sebagai seorang abdi negara.

Laras mengangguk. "Iya Mas. Selamat ya atas pernikahan Mas Bi dan Mbak. Cepat kasih Laras keponakan ya Mas."

"Pasti ndhuk."

\=\=\=

Dua bulan berlalu.

"Mbok.. Laras pengen yang asem-asem. Tolong carikan mangga muda mbok..!!" Pinta Laras pada si mbok yang sedang membereskan pakaian Laras.

"Aahh.. Ndoro ayu ini seperti sedang ngidam saja. Tengah hari begini minta mangga muda, kemarin ndoro ayu baru minta asinan kedondong." Kata si Mbok.

Laras termenung sejenak mengingat kapan terakhir kali dirinya mendapatkan haid.

"Memangnya tanda-tanda hamil bagaimana sih mbok?" Tanya Laras.

"Ya mirip Ndoro ayu begini. Pusing, mual, muntah, pengen yang asem-asem, perut kram dan yang pasti.. nggak haid ndoro."

Laras semakin terhenyak pasalnya semua ciri-ciri tersebut saat ini sedang ia rasakan. Hatinya cemas, gelisah dan takut jika sampai dirinya mengandung tanpa seorang suami.

"Tapi Ndoro tidak perlu cemas, bukankah ndoro ayu masih haid." Imbuh si mbok.

Laras hanya tersenyum kecut menanggapi ucapan si mbok.

'Jika benar aku hamil, bagaimana aku akan mengatakan pada Mas Harsa???'.

"Laras mau persiapan ke toko kue."

...

Pikiran Laras terus di hantui rasa cemas. Setelah membulatkan tekad, ia memberanikan diri membeli alat test kehamilan di apotek yang letaknya tidak jauh dari toko kue miliknya.

"Ini hanya begini saja ya?" Gumamnya gugup sembari mencelupkan alat test kehamilan tersebut di wadah sample urine. Di dalam toilet lantai atas sebelah ruang kerjanya, ia menunggu hasil dari sample urine nya dengan harap-harap cemas. Setelah beberapa detik berjalan, ia pun mengangkat alat test kehamilan tersebut.

"Garis dua.. Ha_mil???? Aku hamil?????" Ucapnya setengah terpekik tak percaya.

"Bu.. ibu Laras..!!!! Ibu tidak apa-apa???" Tanya seorang karyawan toko kue milik Laras.

"Ii_iya saya nggak apa-apa." Jawab Laras kemudian menyimpan hasil testpack tersebut ke dalam sakunya, tapi karena gugup dan terlalu terburu-buru akhirnya testpack tersebut jatuh tanpa di sadari nya.

:

Siang itu Laras baru saja usai makan siang di ruangan nya. Hatinya yang terbolak-balik gundah gulana seketika tersentak mendengar suara ribut. Saat itu telinganya samar mendengar cek cok dari arah dapur. Terdengar suara managernya hingga ke dalam ruangannya. Ia pun segera menghampiri ke dapurnya.

"Ada apa sih ribut sekali??? Kalau pelanggan dengar khan nggak enak." Tegur Laras sebagai pemilik toko kue tersebut.

"Maaf Bu, saya hanya menegur mereka. Saya menemukan test pack di toilet. Ibu khan tau sendiri toilet karyawan sedang rusak, jadi kami terpaksa join toilet bersama ibu di lantai atas dan ternyata saya menemukan ini, hasil testpack positif." Mas Syahrial menunjukan testpack positif di hadapan semua orang termasuk Laras.

Karyawan yang lain menjadi cemas dan risau lantaran benda kecil di tangan Mas Syahrial.

Melihat keributan yang terjadi, tentu saja Laras tidak tinggal diam.

"Toilet di ruangan saya pun mati, jadi saya juga pakai toilet di luar ruangan." Laras menghentikan keributan tersebut. "Masalah testpack itu...... Testpack itu punya saya."

Para karyawan saling pandang, mereka terkejut mendengar ucapan Laras. Mereka terdiam seakan tak percaya lantaran Laras yang mereka kenal adalah wanita yang kalem, anggun dan sopan santunnya begitu tinggi.

Laras duduk pada sebuah bangku yang ada di dapur. Dirinya yang berusaha tegar akhirnya terbawa perasaan juga.

"Inilah kenyataannya. Saya hamil, tanpa menikah." Ucapnya sendu namun berusaha keras untuk tegar.

"Tapi bukankah Pak Harsa belum kembali dari penugasan???" Tanya Mas Syahrial.

"Benar, dan ini bukan anak Mas Harsa. Ini anak pria lain. Sayaa.. di perkosa saat malam resepsi pernikahan kakak saya." Jawab Laras.

"Apa?????" Seluruh karyawan ternganga mendengarnya.

Laras pun menarik senyumnya. "Ini masalah saya, saya sudah sangat berdosa, mengandung tanpa ikatan pernikahan. Saya akan membesarkan anak ini. Nantinya perut saya akan membesar dan tidak bisa di tutupi lagi. Jika kalian ingin mengundurkan diri tidak apa-apa. Saya hargai keputusan kalian. Saya tau apa yang terjadi pada diri saya adalah hal yang sangat tidak baik dan tidak patut di contoh." Kata Laras.

Tak menyangka para karyawan wanita langsung memeluk dan memberi dukungan pada Laras. Mereka salut dengan keputusan Laras. Mungkin untuk kedepannya.. atasannya itu akan berjuang lebih keras lagi dalam hidupnya.

"Kami tau siapa ibu, kami akan terus bersama ibu dan tidak akan meninggalkan ibu." Ucap tulus salah seorang karyawan dan di ikuti anggukan dari rekan-rekan.

\=\=\=

Beberapa bulan setelahnya. Laras membuka seluruh isi lemarinya, ia lumayan panik karena rata-rata pakaiannya sudah tidak muat lagi di tubuhnya terutama di bagian perut.

Tepat saat itu si mbok masuk ke kamar Laras dan terkejut melihat perut Laras yang mengembang. Memang Laras tidak pernah melarang si mbok masuk ke dalam kamar paviliunnya.

"Ndoro ayu.. benarkah yang si mbok lihat ini?" Tanya si mbok tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Iya mbok, Laras hamil." Jawab Laras tak bisa menutupi lagi tentang kehamilannya.

"Ya Allah Ndoro.. sama siapa?" Si mbok tak kuasa menahan air mata, dirinya sudah bagaikan ibu bagi Larasati karena sudah merawatnya mulai bayi.

"Jangan tanyakan lagi Mbok, hanya Laras yang tau siapa bapak dari jabang bayi di perut Laras." Jawab Laras.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

kasih tau bang bi...😌😌

2023-10-25

0

Suherni 123

Suherni 123

kenapa ga cari tuh cowok laras,kan dia udah bilang suruh cari kali terjadi apa apa

2023-10-12

1

mudahlia

mudahlia

ya Allah Laras bagaimana kamu menghadapi semua in

2023-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 1. Malam kelam.
2 2. Situasi tak mengenakan.
3 3. Tegar.
4 4. Tak ingin di rasakan.
5 5. Tidak ada pilihan.
6 6. Pengakuan menyakitkan.
7 7. Dunia tak memahami.
8 8. Jika semua tidak terjadi.
9 9. Bahagia sederhana.
10 10. Karena sebuah kerinduan.
11 11. Kritis.
12 12. Situasi rumit.
13 13. Belum usai perjuangan.
14 14. Demi sang buah hati.
15 15. Mencari obat.
16 16. Segala rasa tercipta.
17 17. Hukuman.
18 18. Masalah baru lagi.
19 19. Kekeluargaan.
20 20. Tetap mencari jalan keluar.
21 21. Jarak di antara kita.
22 22. Sedikit lagi.
23 23. Janji Papa.
24 24. Rasa kehilangan.
25 25. Putih semu Jingga.
26 26. Harapan baru.
27 27. Sosok baru.
28 28. Anak kecil.
29 29. Curiga.
30 30. Batu kerikil.
31 31. Anak baik.
32 32. Pernah dirasa.
33 33. Harus kuat.
34 34. Bertemu lagi.
35 35. Jadi yang tersayang.
36 36. Karena anak terlalu pandai.
37 37. Semangat menjalani hari.
38 38. Sinyal salah paham.
39 39. Di selesaikan dengan hati-hati.
40 40. Bisa lemah juga.
41 Dari Nara.
42 41. Masih ada cemburu.
43 42. Menyelesaikan masalah.
44 43. Pelajaran penting.
45 44. Masa muda.
46 45. Teman baru.
47 46. Akibat kabur.
48 47. Sekolah disiplin.
49 48. Remaja bengal.
50 49. Suara hati.
51 50. Menggapai masa depan.
52 51. Usaha keras untuk cita-cita.
53 52. Calon tentara.
54 53. Termakan ulah sendiri.
55 54. Arti sahabat.
56 55. Pelantikan.
Episodes

Updated 56 Episodes

1
1. Malam kelam.
2
2. Situasi tak mengenakan.
3
3. Tegar.
4
4. Tak ingin di rasakan.
5
5. Tidak ada pilihan.
6
6. Pengakuan menyakitkan.
7
7. Dunia tak memahami.
8
8. Jika semua tidak terjadi.
9
9. Bahagia sederhana.
10
10. Karena sebuah kerinduan.
11
11. Kritis.
12
12. Situasi rumit.
13
13. Belum usai perjuangan.
14
14. Demi sang buah hati.
15
15. Mencari obat.
16
16. Segala rasa tercipta.
17
17. Hukuman.
18
18. Masalah baru lagi.
19
19. Kekeluargaan.
20
20. Tetap mencari jalan keluar.
21
21. Jarak di antara kita.
22
22. Sedikit lagi.
23
23. Janji Papa.
24
24. Rasa kehilangan.
25
25. Putih semu Jingga.
26
26. Harapan baru.
27
27. Sosok baru.
28
28. Anak kecil.
29
29. Curiga.
30
30. Batu kerikil.
31
31. Anak baik.
32
32. Pernah dirasa.
33
33. Harus kuat.
34
34. Bertemu lagi.
35
35. Jadi yang tersayang.
36
36. Karena anak terlalu pandai.
37
37. Semangat menjalani hari.
38
38. Sinyal salah paham.
39
39. Di selesaikan dengan hati-hati.
40
40. Bisa lemah juga.
41
Dari Nara.
42
41. Masih ada cemburu.
43
42. Menyelesaikan masalah.
44
43. Pelajaran penting.
45
44. Masa muda.
46
45. Teman baru.
47
46. Akibat kabur.
48
47. Sekolah disiplin.
49
48. Remaja bengal.
50
49. Suara hati.
51
50. Menggapai masa depan.
52
51. Usaha keras untuk cita-cita.
53
52. Calon tentara.
54
53. Termakan ulah sendiri.
55
54. Arti sahabat.
56
55. Pelantikan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!