chapter 6

"iss lama sekali sampe nya aku dah bosen ni. laper pula huhhh".ucap seorang gadis dengan lirih dan di samping nya ada seorang laki-laki yang tampannya ngak ada obat(canda😅)

laki-laki itu yang memang memiliki Indra pendengaran yang cukup tajam mendengar adik nya kelaparan pun memilih untuk menepi di sebuah warung makan yang lumayan ramai

"eh kak mau kemana?".tanya gadis cantik itu sambil turun dari mobil menuju ke tempat sang kaka

"kata nya laper, ya udah kita singgah makan dulu".jawab laki-laki itu sambil terus berjalan ke arah rumah makan yang ada di tepi jalan raya itu

"ohh oke deh kak, pesenin aku bakso urat satu mangkuk ya kak. laper banget ni".kata gadis itu yang bernama Rania sambil mengelus perut kecil nya

"iya ya kamu tunggu sini aja, biar Kaka yang masuk. jangan ke mana mana okey".ucap Bahar sambil berlalu dari hadapan Rania si anak yang bandel nya minta ampun. kalo tidak di peringati dia tidak akan tinggal diam di tempatnya

"hehe iya ya kak."balas Rania sambil cengengesan karna mengingat dulu ketika dia dan Kaka nya pergi bareng malah dia yang bikin repot sang Kaka karna kecerobohan nya yang sering hilang entah ke mana

tak berapa lama kemudian keluar lah laki-laki yang memesan makanan tadi

"kak, mana makanan nya aku dah laper ni".sungut Rania kesal karna makanan nya belum datang

"sabar dek, mungkin sebentar lagi. nah, itu dia udah datang".balas sang Kaka dengan menunjuk wanita paruh baya yang baru keluar dari pintu masuk rumah makan itu

"ini pesanan nya nak, silahkan di nikmati".ucap wanita paruh baya itu sambil tersenyum

"oh iya, makasih ya bi."balas Rania sambil tersenyum juga ke arah bibi itu

"iya nak sama-sama, kalo gitu bibi masuk dulu".kata bibi itu kemudian berlalu dari sana

Rania hanya mengangguk saja karena dia sibuk makan bakso pesanannya yang lumayan besar. sedang Bahar hanya berdiam diri di tempat nya dan makan duluan tak memperdulikan obrolan tidak penting sang adik dan wanita paruh baya tersebut

selang beberapa menit, mereka sudah selesai makan, kemudian mereka berdua membayar makanan mereka di tempat pembayaran. lalu mereka pun kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan.

skip

rumah sederhana keluarga Admaja

"ayah apa ibu udah pulang dari pasar, ini udah jam 1 siang. kenapa ibu dan kak Fahni belum juga pulang."tanya seorang anak remaja kepada ayah nya kita sebut saja dia dengan pak Danu

"belum nak, mungkin bentar lagi ibu dan Kaka mu pulang".jawab pak Danu kepada anak nya

kemudian pak Danu pamit mau ke kamar mandi sebentar dan di angguki oleh anak remaja itu

setelah pak Danu pergi, anak itu pun memilih ke ruang tamu menonton tv sambil menunggu ibu dan kakak sulungnya datang

ceklek (anggap aja bunyi pintu ya Gauss)

tak berselang lama terdengar suara dari arah pintu masuk, dan muncul lah seorang wanita dan seorang gadis cantik datang dengan membawa sesuatu di tangan nya

"Yeyy, ibu dah pulang".kata seorang anak kecil umur 10 tahun datang dari arah kamar yang bersebelahan dengan pintu masuk

"ih kamu dek bikin kaget aja, kalo orang lagi ngucapin salam itu di jawab bukan kek gini".ucap Fahni kepada adik nya yang bungsu

"hehe iya lupa kak."kata anak kecil itu dengan memperlihatkan gigi nya yang putih

Fahni hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik nya yang satu ini, dia sangat ceroboh akan penting nya ngucapin salam kalau ada tamu yang datang kerumah.

skip

setelah perdebatan kecil itu mereka pun berjalan menuju ke arah ruang tamu dan menemukan anak laki-laki yang sedang nonton TV sambil ketiduran di atas lantai yang beralaskan karpet bulu

ibu Risma yang melihat anak laki-laki nya yang ketiduran di atas lantai dalam keadaan perut kosong merasa sedih, lalu ia pun meletakkan kantong plastik itu di meja kemudian dia menghampiri anak nya yang lagi tidur.

"nak, ayo bangun kita makan, ibu udah bawa makanan."ucap Bu Risma sambil mengelus kepala anak nya dengan sayang

"emm, ibu udah pulang ya".kata anak itu sambil mengucek matanya yang hanya di angguki oleh ibu nya dan kemudian dia pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan tangan sebelum makan siang

setelah membangunkan anak yang suka tidur itu. Bu Risma pun pergi ke dapur untuk mengambil peralatan makan, tapi di cegah oleh Fahni

"Bu biar aku saja yang siapin, ibu tinggal duduk aja di kursi pasti ibu cape ngurusin pembeli di pasar". cegah Fahni ketika ibu nya mau ke dapur

"ya udah nak, tolong kamu siapin aja ya nak. ibu mau nemuin bapak mu dulu, kalo udah siap panggil adek² mu sarapan pasti mereka lapar nungguin kita datang".ucap Bu Risma pada anak nya kemudian dia pergi ke tempat di mana suami nya berada

"oke Bu."balas Fahni sambil menyiapkan semua ketika sudah beres dia pun memanggil adik²nya sarapan

"Aldo, Rehan ayo sini makan. Kaka bawa makanan ni".panggil gadis cantik itu kepada kedua adik nyayang tengah main ayunan di luar.

sedangkan anak remaja kita sebut saja dia Rian yang sudah keluar dari kamar mandi pun langsung saja menyantap makanan yang sudah di hidangkan di atas meja

setelah semua nya terkumpul mereka pun memakan sarapan mereka dengan lahap tapi sebelum itu mereka berdoa dulu sebelum makan

"Kaka gak makan"tanya Rian anak kedua dari 4 bersaudara kepada Kaka nya yang hanya menonton mereka makan

"ah gak usah dek. kalian makan aja, Kaka udah makan kok."ucap Fahni sambil tersenyum memandang adik kedua nya

"oh gitu. hmm lebih baik Kaka makan aja sedikit. masa kami makan tapi Kaka tidak makan".balas Rian dengan pura-pura sedih agar Kaka nya makan dan di angguki oleh kedua adik nya

Fahni yang melihat itu merasa terharu dan mengangguk kepala kemudian dia pun menyendok kan makanan di atas piring dan mereka pun makan bersama diiringi canda tawa ketika nya.

kita beralih ke pak Danu dan Bu Risma

terlihat di sana pak Danu sedang bersantai di belakang rumah nya sambil memperhatikan kebun jagung dan kebun sayur nya yang tidak terlalu luas itu.

Keluarga Admaja mempunyai perkebunan berbagai sayur dan kebun jagung yang tumbuh subur di belakang rumah, walaupun tidak terlalu luas tapi itu cukup untuk menaman beberapa sayuran dan buah-buahan. selain pak Danu memiliki perkebunan sayur dan buah-buahan, dia juga memiliki perkebunan sawa yang ada di desa nya karna di desa nya ini menganut sistem perkebunan dan persawahan yang berlimpah, tak heran banyak petani yang menjualkan sebagian hasil panen mereka kepada pembeli yang berada luar kota.

kita skip aja dulu ya. maaf kurang detail karna Masi pemula banget

"pak ini kopi nya udah jadi"kata Bu Risma sambil menaruh kopi yang masi panas itu di meja

"ah iya bu nanti bapak minum"sadar pak Danu dari lamunannya

"bapak kenapa kok melamun gitu. ibu panggil² gak nyahut. ada apa pak"kata bu Risma karna melihat suami nya hanya diam saja

"huhh gini loh Bu. anak sulung kita udah mau tamat sekolah, dan sebentar lagi juga dia mau bayar uang semester nya lagi. dulu anak kita udah 2 kali gak bayar uang semester dan itu biayanya pasti besar, apa perlu kita jual sebagian kebun kita Bu. biar anak kita bisa ikut ujian terakhir nya dan segera tamat sekolah".jelas pak Danu dengan menghela nafas memikirkan kondisi ekonomi mereka

"pak kita harus bisa cari penghasilan lagi pak, lagi pula kan kita ada kebun sayur dan buah-buahan, dari hasil itulah kita dapat penghasilan pak. kalau kita jual, kita mau makan apa pak. hanya itu saja penghasilan kita hari² walaupun gak banyak tapi kita harus bersyukur Masi bisa mencari nafkah."terang Bu Risma kepada suami nya

"ibu benar. kita harus berjuang lagi untuk anak anak kita Bu. meskipun bapak punya keluarga yang bercukupan, tapi tidak mungkin kan mereka mau membantu kita".kata pak Danu sambil tersenyum kecut dengan kelakuan para saudara nya yang tidak ingin membantu saudara nya yang kesusahan

"ga usah mikirin itu pak, kita pikirin aja masa depan anak anak kita kedepan nya. kalo perlu ibu jual aja perhiasan ibu, pak, biar fahni bisa ikut ujian nya"saran Bu Risma

"emang nya ibu punya perhiasan, kan perhiasan ibu udah ke jual beberapa Minggu yang lalu".tanya pak Danu mengingat kapan terakhir istrinya menjual perhiasan nya

Bu Risma terdiam beberapa saat lalu menjawab "ibu punya kok pak, karna kan ibu suka teledor nyimpan barang berharga, jadi nya separoh perhiasan ibu hilang eh tau tau nya ada di lemari baju".gurau Bu Risma sambil tertawa kecil

"hah ibu kebiasaan deh suka teledor hahaha"tawa pak Danu sambil geleng-geleng kepala dan mereka pun tertawa untuk mengurangi beban mereka karna masalah yang terus berdatangan silih berganti. meskipun begitu keluarga ini tidak pernah merasa kekurangan sebab dengan ada nya kebahagiaan di antara mereka dan anak anaknya mampu membuat pasutri itu merasa semangat lagi untuk berjuang membahagiakan rumah tangga dan keluarga kecil nya ini. kebahagiaan anak anak nya lah yang membuat pak Danu dan Bu Risma selalu bersemangat untuk tetap sehat di êrah di mana kesehatan mereka terganggu.

sampe situ dulu ya Gauss penjelasan nya ya. maklum baru pemula bikin novel.

tinggalin jejak dan like kalian ya

kalo ada kata² yg salah mohon di koreksi 🙂

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!