Di luar rumah Zahra sudah ada seorang pemuda yang mengintainya. Ya, orang itu adalah suruhan Marini.
Setelah mengamati sekitar, sekarang, pria itu menunggu waktu yang tepat yaitu malam hari.
Dan waktunya pun tiba, Zahra terbangun saat mendengar suara tangis putrinya yang haus dan Zahra yang merubah posisinya menjadi duduk itu melihat bayangan yang baru saja melewati jendela kamarnya.
Melihat itu tentu saja Zahra menjadi takut, apalagi di rumah hanya berdua saja dengan bayinya.
Kemudian, Zahra segera turun dari ranjang, ia hendak mengunci pintu kamarnya dan belum sempat mengunci, pemuda itu sudah mendorong pintu.
Dengan sekuat tenaga Zahra mencoba menutup pintu dan saling adu dorong.
Mengingat Zahra adalah wanita yang bertubuh mungil tentu saja itu dengan mudahnya dikalahkan dan sekarang pintu berhasil dibuka.
"Siapa kamu?" tanya Zahra seraya menghalangi pria itu supaya tidak mendekat pada bayinya yang menangis di ranjang.
Sementara itu, pria muda bertopeng tersebut terdiam, apakah pemuda itu memiliki rasa kasihan?
****
Di rumah mewah Marini, ia sedang duduk manis seraya meminum minuman herbal hangatnya.
Ia sedang menunggu kabar kematian Zahra dan tidak lama kemudian ponsel Marini bergetar, wanita yang sudah lengkap dengan piyamanya itu mengambil ponsel yang terletak di nakas.
Marini tertawa terbahak-bahak, ia merasa senang dan puas hati setelah melihat foto Zahra yang bersimbah darah, terlihat kalau Zahra tergeletak dilantai.
"Semua harus berjalan sesuai dengan keinginan ku!" ucap Marini seraya meletakkan kembali ponselnya.
"Siapapun yang menjadi penghalang harus ku singkirkan!" lanjut Marini seraya mengambil cangkir minumannya, kemudian wanita itu menyeruput minuman tersebut.
Lalu, bagaimana dengan Bram jika mengetahui kalau ibunya telah menyingkirkan kekasih hatinya, padahal, Bram sudah menuruti semua kemauannya untuk melepaskan Zahra dari kesulitan yang dibuat Marini.
Beberapa bulan kemudian, Bram melihat alat tes kehamilan dengan hasil positif yang tergeletak di meja rias kamarnya.
Bram yang baru saja pulang bekerja itu menanyakannya pada Celine yang berdiri tidak jauh darinya, "Punya siapa ini?"
"Punyaku, Mas. Aku hamil, aku hamil anak kita," kata Celine, ia merasa senang karena akhirnya dirinya hamil sesuai dengan permintaan mertuanya yang sudah mendesak untuk segera hamil.
Mendengar itu Bram pun tertawa, ia baru saja dianggap bodoh oleh Celine dan tentu saja Celine terdiam, ia merasa aneh pada suaminya.
"Kamu selingkuh dengan siapa?" tanya Bram seraya menatap Celine.
Seketika wajah Celine menjadi pucat pasi. "Ten-tentu dengan suamiku," jawab Celine terbata.
"Jangan bohong, aku tidak pernah menyentuhmu, kenapa kamu bisa hamil?" tanya Bram seraya melangkah, sekarang, Bram sudah mencengkeram wajah Celine sampai gadis itu menjadi takut.
Sorot tajam tatapan yang penuh kebencian dari Bram itu mampu membuat Celine memupuk kebencian pada Bram.
"Kenapa kamu membenci ku, Mas?" tanya Celine seraya berusaha melepaskan tangan Bram dari wajahnya.
"Karena kamu adalah istri yang bukan kuinginkan!" jawab Bram yang semakin mengeratkan cengkraman itu, pria yang hatinya dipenuhi kebencian itu tak iba walau Celine sudah penuh air mata.
Dan Bram melepaskan cengkramannya saat mendengar pintu kamar yang diketuk, ya, Marini datang untuk mengucapkan selamat.
Celine pun segera menghapus air matanya, ia tersenyum dan menerima kado dari mertuanya yang berupa set perhiasan.
Marini berharap dengan hamilnya Celine akan membuat Bram melupakan Zahra dan bukan hanya itu karena dengan hamilnya Celine membuat keberadaan Keyra semakin tak dianggap ada.
Lima tahun berlalu dan selama itu juga Keyra seperti tak memiliki siapapun, sering kali Keyra harus berbuat nakal untuk menarik perhatian semua orang.
Keyra yang sedang bermain itu tidak suka melihat adiknya yang begitu diperhatikan semua orang.
Keyra keluar dari rumah, ia berlari dan bersembunyi di taman belakang rumah, gadis kecil berambut ikal itu menangis sesenggukan.
"Kenapa tidak ada yang menyayangi Key?" tanya Keyra pada dirinya sendiri.
"Mama dan Papa tidak perduli sama Key, apa seharusnya Key pergi saja dari rumah?" tanyanya pada diri sendiri dan Keyra melihat pintu pagar yang tidak terkunci, Keyra pun keluar dan tanpa Keyra ketahui kalau ada pamannya yang mengikuti.
Ya, Keyra memiliki paman, adik dari ibu sambungnya.
Keyra terus berjalan dan Keyra melewati taman komplek mewahnya, di sana, Keyra semakin sedih karena melihat banyak anak-anak yang bersama orang tuanya.
Kemudian, bayangan Elena yang sedang dijaga semua orang itu kembali terlintas dan Keyra yang hatinya dipenuhi oleh cemburu itu hampir terserempet motor sport.
Dengan sigap paman Keyra segera berlari ke arahnya untuk membantu Keyra yang sedang dimaki oleh pengendara motor.
Bugh!
Si pengendara itu harus mendapatkan tinju dari Dan, Adik Celine.
"Kamu yang salah dan kamu yang memarahinya, apa kamu bodoh, hah?" bentak Dan seraya menarik kerah jaket si pengendara motor yang masih berseragam sekolah menengah atas.
Tak ingin memperpanjang masalah, si pemuda itu pun memilih pergi dari hadapan Dan dan juga Keyra.
Sekarang, Dan mensejajarkan tingginya dengan Keyra, ia mengusap wajah basah keponakannya itu dan membelainya lembut, tampak Dan juga merapikan anak rambut Keyra ke belakang telinga.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Dan dan Keyra yang masih menangis itu memeluk pamannya.
"Anak yang malang," kata hati Dan, kemudian pria berbadan tinggi tegap itu menggendong Keyra, pria muda berusia 20 tahun itu mengajak Keyra bermain di taman dan juga membelikan es krim.
Bahagia, sangat bahagia disaat hatinya terluka kini ada Dan yang menemaninya.
Lalu, Keyra yang duduk di ayunan itu bertanya, "Paman punya pacar?"
Dan pertanyaan itu membuat Dan terkekeh, ia menggeleng dan mengusap pucuk kepala Keyra yang ada di sampingnya.
Dan menjawab dengan mengangguk dan Keyra menjadi sedih.
"Kenapa, Key?" tanya Dan seraya mengusap es krim yang berantakan di sekitar bibir Keyra menggunakan sapu tangan.
"Seharusnya Paman tidak punya pacar, karena Key menyukai Paman," jawab Keyra, Dan terkekeh, ia menganggap Keyra gadis kecil yang lucu, di usianya yang baru lima tahun sudah mengerti apa itu pacar.
Dan yang penasaran pun bertanya, "Dari mana kamu tau pacar, kamu masih kecil, Key."
"Dari teman-teman di sekolah," jawab Key dengan begitu polosnya.
Dan pun tersenyum dan karena hari sudah sore, Kenzo segera mengajak Keyra untuk pulang dan Keyra menolak.
"Key mau ikut Paman saja boleh, ya," pinta Keyra seraya menatap mata Dan yang teduh.
"Nanti Papa kamu nyariin, sebaiknya kita pulang dulu," kata Dan seraya menggendong Keyra dan sekarang, Keyra berada di punggung Dan sampai kembali ke rumah.
Setibanya di rumah, Dan mendapatkan pertanyaan dari Marini, "Nak Dan dari mana dan kenapa berdua dengan Key?"
"Kami baru saja keliling," jawab Dan yang kemudian mengangguk, ia pamit untuk membawa Keyra yang tertidur untuk ke kamarnya dan di kamar suster sudah menunggu.
"Jaga dia baik-baik jangan sampai kabur lagi!" kata Dan, suster pun mengangguk.
Dan yang keluar dari kamar itu melihat Celine sedang menggendong Ele, kemudian pria berparas tampan itu menghampirinya, ia mengusap pipi gembul keponakannya dan mengingatkan Celine untuk bersikap adil pada kedua putrinya.
"Selama Bram tidak bersikap baik padaku maka aku tidak akan pernah bersikap baik pada putrinya!" jawab Celine dalam hati.
Ya, begitulah Celine yang menggunakan Keyra sebagai alat balas dendamnya pada Bram.
Apakah Bram perduli?
Bersambung..
Jangan lupa like dan komen, ya. Difavoritkan juga. Sampai jumpa di episode selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
♽⃟⑅⃝Ⓡ𝓪ⷦ𝓻ͥ𝓪ⷽ𝓫𝓮𝓵𝓵𝓪hiatus
ada ya manusia macam gitu
2023-08-21
1
♽⃟⑅⃝Ⓡ𝓪ⷦ𝓻ͥ𝓪ⷽ𝓫𝓮𝓵𝓵𝓪hiatus
cellin selingkuh nih pasti
2023-08-21
1
❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT
kasihan keyra.. ngga tau apa2 jdi sasaran
2023-08-14
2