HOP DELAPAN BELAS

Vanessa di masukkan ke kamar. Rega menyuruh gadis itu untuk mengakhiri sandiwara murahan di depan kakeknya sekarang juga.

"Om putus dulu sama Mama. Baru Anes lakukan itu!" negosiasi Vanessa.

"Aku harus bilang apa lagi. Dia tidak akan pernah aku putuskan!" tepis Rega.

"Tapi dia ibu mertua Om sekarang!" Vanessa berteriak.

"Enough!" Rega tak kalah memekik dan cukup menyentak kedua bahu Vanessa yang terdiam seketika.

"Cukup terobsesi menyebut Hilda Mama, aku tahu kamu lahir dari pembantu. Terima saja kenyataan itu, dan diam!"

Vanessa terperanjat, meski begitu ingin meronta, hatinya remuk hingga sulit dia elakkan tangisan yang perlahan mengerucuki pipi mulusnya.

"Kau boleh bicara hanya untuk mengakui sandiwara mu saja!" tambah Rega yang sudah lepas kesabarannya.

"Pembantu?" Vanessa mengulanginya. Dia berusaha keras untuk tidak berpikir negatif pada ibunya meski apa pun yang telah Hilda perbuat.

Melihat air mata Vanessa, Rega tak tega tapi ini harus dia katakan, agar tak ada lagi penghalang hubungannya dengan Hilda.

"Aku tahu ini memilukan, but, kamu harus tahu kenyataannya. Kau lahir dari sebuah kesalahan yang dilakukan ayah mu."

Vanessa hancur. "Jadi Mama bilang kalau aku anak pembantu? Jadi Mama sudah tahu kalau kita sudah menikah?" cecarnya.

"Yah." Rega mengangguk.

"Jadi meski tahu kita menikah. Orang itu masih berhubungan dengan Om?" Vanessa kembali memastikannya. Semoga ini tidak benar tapi lagi-lagi Rega mengangguk.

"Tentu saja."

Vanessa tak tahu lagi harus berbuat apa untuk membuat ibunya berhenti. Bahkan di titik ini yang Vanessa rasakan lebih sakit dari sebelumnya, bagai torehan luka yang disiram air asam, sangat pedih.

"Mau ke mana?" Rega menghentikan langkah lunglai Vanessa yang tiba-tiba saja mengosongkan tatapannya.

"Aku perlu mandi." Vanessa berlanjut ke kamar mandi. Menutup pintu tanpa terdengar suara kuncinya.

Rega berkerut kening, sebelumnya Hilda begitu shock mendengar berita pernikahannya dengan Vanessa. Dan sekarang, giliran anak itu yang terdiam kosong seperti sedang mengalami kekecewaan yang teramat sangat dalam.

"Vanessa!" Rega mengetuk pintu kamar mandi yang sedari satu setengah jam lalu dimasuki istrinya. Rega mulai khawatir, di dalam sana apa yang diperbuat gadis itu.

"Kau tidur di dalam, hah?" Rega kembali melayangkan teriakan sambil mengetuk pintu kamar mandinya berkali-kali.

Satu menit, dua menit, tiga menit, Rega tak jua mendapat sahutan dari dalam sana. Rega cukup cemas, jangan sampai gadis itu masuk angin karena terlalu lama.

Tak pikir lagi, Rega masuk dan mendapati Vanessa meringkuk di bawah kucuran air shower yang dingin tanpa melepas satu pun seragam olahraganya.

"Kau ini kenapa hah?" Gegas Rega meraih tubuh Vanessa yang sudah menggigil kecil. Dia gendong gadis itu untuk dia bawa ke ranjang miliknya.

Bibir membiru, wajah memucat, Vanessa tak cukup banyak merespon pertanyaan Rega yang tampak khawatir. "Jangan drama, jawab aku Vanessa!"

Vanessa memejamkan mata bersamaan dengan tubuh yang mulai melemas. Dan itu berhasil membuat Rega semakin cemas.

Ketegangan Rega sedikit terambil ketika Kimmy ibunya masuk ke dalam. "Kenapa kalian nggak turun buat makan malam?"

Rega membuka pakaian atas Vanessa, menyelimuti gadis itu lalu menurunkan celananya secara cepat. "Badannya panas."

Kimmy terkejut tentu saja. Dia periksa wajah menantu yang pucat. "Tiba-tiba?"

"Dia berendam di air dingin!" kata Rega.

"Gimana bisa! Dia lagi hamil kan? Kenapa kamu biarin dia berendam?" Kimmy panik.

Tak ada waktu untuk berdebat. Rega segera membawa istrinya turun dan masuk ke dalam mobil menuju rumah sakit.

Arjuna dia hubungi sambil memangku kepala Istri kecilnya. "Vanessa sakit. Sekarang, aku menuju rumah sakit."

"Maaf, Pa. Ini semua karena keegoisan Anes! Papa harusnya bisa dapetin Mama yang baik buat Anes. Mama nggak pantas buat Papa."

Vanessa meracau lirih dan membuat Rega menatap wajah cantik itu begitu iba.

"Maaf... Harusnya Anes nggak boleh berharap lebih. Harusnya Anes nggak lakuin drama ini. Anes minta maaf."

"Drama?" Rega menyahutinya.

"Anes kira dengan menikahi Om Rega. Mama akan menyesal dan minta maaf ke Papa, tapi Anes salah, Anes kekanakan!"

Rega menyimak setiap igauan istrinya.

Terpopuler

Comments

Ass Yfa

Ass Yfa

korbannya ttp Anes

2024-05-27

0

Erina Munir

Erina Munir

anak udh berkorban demi k rukunan ortunya...eh...s mak malah bilang anaknya anak pembokat...hadeehh...mak semprullll

2024-03-10

1

Sidieq Kamarga

Sidieq Kamarga

Aku baca ulang novel ini dan masih 😭😭😭😭 dipart ini

2023-12-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!