HOP TUJUH BELAS

"What! Menikah? Gila kamu?"

"Sssttt!" Vanessa menyumpal mulut Jane dengan bakwan sayur. Empat sekawan duduk di bangku plastik milik penjual gorengan ala gerobak langganan.

Menjadi kebiasaan, setiap pulang sekolah, mereka akan nongkrong di tempat arena balapan anak-anak motor. Biasanya Vanessa yang mengibarkan bendera catur saat akan dimulainya pertandingan.

"Kamu punya pacar, dan pacar kamu tuh cowok paling wanted di sekolah kita dan kampusnya! Kamu gila apa!" Jane berapi-api.

"Terus gimana sekarang? Kamu mau nyerahin diri ke Om Om?" Luke paling tampan karena pria sendiri di antara mereka. "Kamu sudi?"

Vanessa menggaruk kepala. "Sejauh ini Om Rega nggak tertarik. Aku cuma mau Mama sadar ajah, abis itu kabur!"

"Memang bisa semudah itu Nes?" Adis bertimpa.

"Mudah, karena Om Rega sendiri yang akan menendang ku dari rumah," lirih Vanessa.

Jane berseloroh kata Helloooo. "Iya kalau dia nggak cinlok ke kamu! Atau sebaliknya, kamu yang cinlok ke dia! Gimana pun, aku akui Om Om yang kemarin kamu tipu idaman para Sugar Baby."

Vanessa setuju karena dia sering aneh saat Rega menatapnya. Seperti pagi tadi, Vanessa kesal diejek bentuk tubuhnya yang memang dia sendiri sadar dia tidak menggoda.

"Jadi apa rencana mu." Adis si gadis paling feminim yang sekarang bertanya serius.

"Bertahan. Sampai Mama tahu hubungan aku dengan Om. Lalu Mama minta putus dari Om Rega, selesai."

"Kamu yakin Mama kamu minta putus semudah yang kamu bayangkan?" Jane tak menganggap hal itu seringan membalik buku PR yang minta dikerjakan.

"Kalau Mama tahu agama. Mama akan minta putus juga. Sebaliknya, kalau Om Rega tahu agama, dia tidak mungkin menikahi Mama." Vanessa menatap bergantian wajah wajah sahabatnya.

"Apa hubungannya sama agama?" tanya Adis.

Vanessa mengernyit. "Serius kamu nggak tahu, kalau anak sudah dinikahi nggak boleh menikahi ibunya!"

"Ya itu kalau Om suami mu mau menggauli kamu, Anes!" tegur Adis yang mendadak syi'ar. "Eh tapi aku kurang paham juga ding, setahu ku kalian harus berhubungan gitu!"

"Hah?"

"Jadi aku harus ngerayu Om gituan?" Vanessa mengedik bahunya geli membayangkan dia dan lingerie merah terang duduk ngangkang di meja kerja Rega. "Aku harus goda Om Rega gitu?"

"Kamu serius mau pecah perawan?" Jane menggeleng. "Bayanginya ajah sakit! Sumpah! Ini hal tergila yang kamu perbuat Nes, Kamu gila sih. Gimana sama Geovan coba?"

Luke tertawa terbahak-bahak. Luke, si asli Jakarta, tapi saat SMP dia pernah dihukum tinggal di pesantren selama dua tahun.

"Ya elah ni anak. Tahu agama cuma setengah! Jadi keblinger!" katanya pada Adis, Jane dan Vanessa.

"Nih dengerin baek-baek Lu pada." Ketiga cewek cantik itu merapat pada wajah sahabat cowok mereka.

"Menikahi mertua hukumnya haram, baik istrinya sudah disetubuhi atau tidak karena mertua termasuk mahram yang berlaku selama lamanya!"

"Tuh kan, Dis!" imbuh Vanessa. "Aku nggak salah kan, kalo mertua haram dinikahi?"

Adis memutar bola matanya. Mereka ini sesekali bicara soal agama padahal badung nggak ketulung.

"Geovan tahu?" Jane kembali bersuara.

"Belum," lirih Vanessa. Karena jujur, dirinya juga takut jika sampai Geovan menatapnya dengan tatapan kecewa karena pengkhianatan nya.

"Ok. Kita tunggu sampai Geo tahu dan putusin Queen race kita!" Jane bertepuk tangan sebelum Vanessa menimpuk kepala gadis berbusana tomboi itu. "Geo nggak akan tahu kalau kalian nggak kasih tahu! Ngerti!"

"Kamu record omongan kita, Dis?" Luke merebut ponsel Adis yang kemudian direbut kembali oleh si pemilik. "Apaan sih, enggak!"

Vanessa menatap sahabat yang dari dulu sering mendekati Geovan. "Inget ya Dis... Geo nggak boleh tahu soal ini."

"Ya iyalah. Gila apa aku cepuin kalian!" Adis memberengut untuk duduk di tempat lain.

...•••••••••••••...

Rega berjalan mondar-mandir di depan sofa ruang tengah. Di sana Raka duduk menatap pusing pergerakan tubuh gusar cucunya.

Sampai jam tujuh Vanessa belum juga pulang. Di media sosial, Rega melihat beberapa postingan terakhir Vanessa yang asyik mengobrol bersama temannya.

Raka bisa melihat kekhawatiran seorang suami dari Rega. "Mungkin macet. Dia kan ada les tambahan."

"Grandpa tahu kegiatan Vanessa?" Rega beralih dan terpaku pada pria bule yang menganggukkan kepalanya.

Rega jadi penasaran, dan dia duduk di dekat kakeknya karena itu. "Sudah dari kapan kalian kenal?" tanyanya.

"Sudah lama. Semenjak kita main golf sama-sama. Ternyata Anes jago golf."

Rega memicingkan mata. Jadi rupanya hanya karena golf Vanessa berhasil mendekati Grandpa nya.

"Hello Daddy tampan..." Rega melirik gadis yang baru saja datang dengan pakaian olah raganya.

"Hello Sayang."

Baru akan mencium tangan Raka, Rega sudah menarik kerah kaosnya. "Kau tidak boleh mendekati Grandpa!" larangnya.

Vanessa mencebik. "Kenapa? Apa sama Daddy saja Om cemburu?"

"Dia harus selalu steril. Dan kau penuh dengan kuman!" Rega menarik istrinya menuju lift yang sudah siap terbuka.

Raka tergelak. "Bagus Rega, mandikan istri mu biar bersih. Baru suruh dia makan malam."

Vanessa membelalak. "J-jadi Om mau mandikan Anes gitu?"

"Hmm..." Keduanya masuk ke dalam lift. Dan Rega tahu Vanessa begitu takut saat di dalam kamar tanpa siapa-siapa.

Terpopuler

Comments

Mayyuzira

Mayyuzira

😂😂😂😂gak harus ngangkang juga kali nes

2024-05-30

0

esti aja

esti aja

😂😂

2023-12-22

1

kezia desta

kezia desta

jgn sampe hilda jadi ama rega

2023-11-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!