HOP TIGA

Mengintai dari siang sampai malam, anak yang kemarin mengaku namanya Marimar tak juga nampak keluar dari griya bernuansa asri.

Kediaman Arjuna Disaga yang tengah diintai oleh Rega dan orang-orangnya. Dia tak paham apa yang sebenarnya direncanakan Arjuna.

Kenapa berani sekali mengirim anak gadisnya hanya untuk bermain kotor. Jika tujuannya untuk mencuri ide rancangan terbaru, kenapa harus dengan cara murah seperti itu.

"Kita pulang kah, Bos?"

Sopir perempuan itu bernama Sofie, wanita yang satu tahun lalu terlibat cinta lokasi dengan Antoni. Dan mau tak mau Rega harus melihat keromantisan mereka di sela-sela pekerjaannya yang cukup padat.

"Jangan dulu. Aku mau tahu apa dia masih punya nyali keluar dari kandangnya setelah berani beraninya mencuri ponsel pribadi ku!" cegah Rega.

"Sepertinya Gadis kemarin tidak keluar malam ini, Bos. Ini saja sudah larut malam." Antoni memberitahukan waktu yang baru saja dia tilik dari jam yang membelit tangannya.

"Besok anak itu mau ke Malaysia. Pasti pagi pagi sekali dia akan keluar," sambung Sofie.

Rega kekeuh. "Kita akan tetap tunggu dia sampai keluar!" putusnya.

Sofie dan Antoni saling menatap. "Yang benar saja, Bos!" Sofie protes tentu saja. Bagaimana bisa mereka tak pulang hanya untuk momen keluar nya gadis bau kencur.

Tunggu, Sofie sempat berpikir bingung. Ada apa dengan bosnya ini. Hanya dengan anak kecil saja dia sangat serius.

Ke mana Rega yang dulu tak pernah mau keluar rumah, yang bisanya memantau seseorang dari layar laptop canggihnya saja.

Tumben sekali seorang Rega mau capek- capek menunggu. Dan yang ditunggu gadis kecil yang masih 17 tahun; momen ini sangat langka jujur saja.

Bahkan sampai Antoni dan orang orangnya tertidur, Rega tak mengistirahatkan matanya barang sedikit. Lagi-lagi ia harus mengakui bahwa hanya karena tak ingin melewatkan kesempatan membuntuti gadis bernama lengkap Vanessa Disaga.

Pukul tujuh pagi Rega melihat ada mobil keluar dari pekarangan rumah yang diintai olehnya. Dan dia tahu bahwa bukan Vanessa melainkan Arjuna yang keluar dengan pakaian kantor.

Meski Rega yakin ada sangkut pautnya ulah Vanessa dengan lelaki 35 tahun itu. Namun Rega tak tertarik untuk mengikuti Arjuna.

Arjuna...

Sabar menanti berbuah manis. Mata Rega dimanjakan dengan wajah cantik yang baru saja terlihat di pukul delapan pagi ini.

Namun, secantik apa pun gadis itu. Rega tetap tidak lupa akan penipuan menyebalkan yang kemarin dilakukan padanya.

"Kita ikuti anak itu!" Rega menoleh ke jok kemudi yang dia sendiri baru sadar kalau ternyata sedari tadi hanya dia yang terjaga.

"Sofie!" Mobil bergoyang sesaat setelah gema suara Rega membangunkan sepasang kekasih itu. "Siap Bos!" Bahkan Sofie sempat keluar dari mobil saking linglung nya.

Rega menghela napas setelah sang sopir kembali masuk dan menyengir kan giginya yang putih. "Bos panggil Sofie?"

Rega memijat keningnya. Dan Antoni yang sudah langsung on, dia yang akhirnya mengambil alih kemudi sedang Sofie dia biarkan tidur kembali di jok sisinya.

Bergegas mereka melaju untuk mengikuti mobil merah muda bergambar hello Kitty. Tak lama mobil itu berhenti di perkampungan kumuh.

Rega melihat wajah cantik Vanessa tertawa begitu lepas bersama anak-anak yang bahkan dirinya saja tak mau menyentuhnya. "What!"

Rega memekik ketika Vanessa terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam paper bag berwarna coklat. Rupanya anak itu sedang menghibahkan sepatu mahalnya pada salah seorang bapak bapak paruh baya.

Tak hanya itu, bahkan kemeja dan jasnya Vanessa berikan pada lelaki yang agaknya berprofesi sebagai seorang guru. Bisa ditebak dari seragam batiknya yang khas.

Rega tak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan amarah yang membuncah dia keluar dari mobilnya menyatroni punggung mungil yang tengah membagikan uang pecahan paling besar di Indonesia.

Ya, Rega mengenal aroma lembaran uang uang itu. Jika dilihat serinya tentu saja itu akan menunjukkan duit yang Vanessa ambil darinya kemarin malam.

"Ehm!" Rega tersenyum lebar saat si pemilik bibir mungil menoleh padanya. Tampak bulat mata yang monolit. Dan Rega tahu Vanessa tak siap bertemu dengannya.

"Eh... Mmmh..." Baru saja Vanessa akan menjauh, tangannya sigap meraih kerah belakang gadis itu. "Kita ketemu lagi, Marimar."

"Hah?" Vanessa mendelik. Gugup sudah pasti, karena dia tak mengira akan bertemu dengan kekasih ibunya di tempat kumuh seperti ini.

"Apa kabar, Marimar?"

Vanessa menyengir kikuk. "Om salah orang. Aku bukan Marimar, aku..."

"Vanessa Disaga." Rega memangkasnya.

Matilah aku, seolah Vanessa sedang menyerapah dirinya. Jujur saja, dia belum siap untuk bertemu kembali dengan calon ayah tirinya.

Ngomong ngomong dari mana Rega tahu nama aslinya. Sial dan sangat sial. Dia merutuk dalam batin.

"Anak-anak!" Vanessa punya akal.

"Iya Kak Anes." Dia memanggil anak-anak penghuni kampung yang tadi dia bagikan uang.

"Om ini orang yang sangat kaya. Dia ke sini mau kasih kalian uang lagi. Ayok merapat!"

Rega melotot. "Kau!"

Disaat yang sama, Vanessa berhasil lepas dari cengkraman tangan Rega setelah anak-anak mengerubungi lelaki itu.

"Sial!" Rega yang ingin mengejar, tak punya daya saat anak-anak yang mengelilinginya semakin banyak. Terlebih saat dia mendapat juluran lidah dari Vanessa. "CARI MATI KAU ANAK KECIL!!"

•••••••••••••

^^^•••••••••••••^^^

Rega berhasil masuk ke dalam mobil setelah adegan bagi-bagi duit dilakukan oleh Antoni.

Rega kesal menciumi satu persatu lengan baju yang bau ikan karena dikerubungi ibu-ibu belanja sayur.

Sambil menyerapah Rega melucuti pakaiannya, kemudian menggantinya di dalam mobil. Beruntung dia selalu mempersiapkan pakaian ganti darurat.

Antoni menyuruh Sofie menutup mata selama Rega berganti atau Sofie akan menyuruhnya operasi setelah melihat sesuatu yang besar di balik CD sang Tuan.

"Kita ke mana, Bos?" tanya Antoni.

"Pulang!"

Kesal membuat Rega mematikan ponsel yang terus menerus berdering. Untuk yang pertama kalinya dia abaikan panggilan dari nomor itu.

Kekesalannya, pikirannya, semua aspek hidup seolah hanya tertuju pada bocah kecil yang malam kemarin mencuri ponselnya.

Sebenarnya dari jauh dia bisa menonaktifkan ponsel yang dibawa Vanessa. Tapi tetap saja, ponsel itu barang pribadinya, banyak data yang mungkin bisa disalahgunakan jika ada yang bisa menghidupkan ponsel tersebut.

Terpopuler

Comments

Neneng Kardiana

Neneng Kardiana

Walaupun dah baca berulang-ulang semua cerita pasha tp gk pernah bosen, good job pasha 👍

2024-04-24

0

Dyah Saja

Dyah Saja

😁😁😁😁😁

2024-03-28

1

mudahlia

mudahlia

om om masa ma bocil kalah

2024-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!