Selama satu Minggu ini, Nadin sama sekali gak bersemangat. Semua aktivitas hariannya terasa sangat membosankan. Ia sama sekali gak berhenti memandangi layar ponselnya, terutama room chatnya dengan Andra—Si mantan sialannya yang tiba-tiba menghilang dari peradaban.
Nadin sejak kemarin terus bertanya-tanya. Apa yang salah dari dirinya? Kenapa setelah obrolan mereka waktu itu, dia malah tiba-tiba menghilang? Apa kecurigaannya selama ini ternyata benar. Kalau ternyata, Andra sudah menikah lalu ketahuan selingkuh sama istrinya?!
Ia menggeleng buru-buru. Andra kan pernah bilang, kalau dia setelah putus dengan Nadin gak pernah nyari pacar lagi. Tapi... Bisa saja kan dia bohong? Kalau benar seperti itu, Nadin sama sekali gak terima.
"Aw!" Nadin memeluk saat sebuah botol kosong mengenai kepalanya. Ia menatap Yumi dengan kesal. Dia sama sekali gak terlihat merasa bersalah.
"Mikirin apa sih, Lo?" tanyanya seraya merubah posisinya menjadi selonjoran.
"Kepo banget sih," jawabnya cepat.
"Dih! Dari kemarin muka lo kusut bener, kayak orang yang gak punya duit aja."
Nadin meliriknya tajam. "Emang gak dikasih duit ege, apartemen gue aja PINnya diganti. Melarat gue hidupnya sekarang."
Yumi tertawa geli. "Terus kenapa gak kerja? Bu—Gak Deng!" Yumi sengaja menghentikan kalimatnya, saat Nadin memelototinya.
Nadin seketika tertawa kencang, melihat Yumi yang langsung berhenti bicara membuatnya terlihat sangat lucu. Lagian, Yumi mancing sih. Sudah tahu Nadin akhir-akhir sedang kacau, malah dia tambahkan dengan komentar-komentar yang gak penting.
"Renang yuk, Nad?" ajak Yumi saat mereka berdua terdiam beberapa saat. "Biar seger gitu. Otak lo kayaknya lagi ngebul, siapa tahu pas renang jadi dingin lagi pikiran lo," tambahnya.
Nadin mendesis tajam. "Ayok. Gue juga lagi butuh penyegaran diri nih," ucapnya menyetujui ajakan Yumi.
"Gue minjem baju renang lo ya," katanya lagi seraya pergi menuju lemari Nadin dan mengambil baju renang miliknya.
Dari ketiga teman Nadin, Yumi memang paling dekat dengan Nadin. Dia lebih sering main ke rumahnya, ketimbang Rosa dan Mila. Kesibukan mereka terlalu banyak, tidak seperti Yumi yang pengangguran. Ah, Nadin juga pengangguran. Selain itu, Yumi juga rumahnya menjadi yang paling dekat dengan rumah Nadin daripada yang lainnya. Yumi memang sudah menganggap rumah Nadin, sebagai rumah keduanya. Jadi, jangan heran kalau dia setiap hari main ke rumah Nadin.
"Lo yang bener aja, Nad, masa berenang pake bikini," komentar Yumi saat melihat pakaian renang Nadin hari ini.
"Emangnya kenapa sih? Cuma berenang dirumah doang, bukan ditempat umum. Gak usah dipermasalahkan juga keles," decaknya seraya memakai bathrobe.
"Kalau ditempat umum lo udah dipelototi Bang Bian sama bokap lo, Nad," ujarnya.
"Ya makanya. Gue pake di rumah aja. Lo mau pake bikini juga?" tawarnya diakhir kata.
Yumi buru-buru menggeleng. "Ogah. Lo aja pake," tolaknya seraya keluar dari kamar.
Nadin menyusulnya setelah mengambil sunblock badan dan sunscreen untuk wajahnya. Jujur saja, hari ini panas banget. Ya, meskipun panas menuju sore. Tapi tetap saja, Nadin gak mau kalau kulitnya nanti terbakar. Apalagi ia berenang hanya mengenakan bikini.
"Lo udah reaplay sunscreen?" tanya Nadin seraya menyetarakan langkahnya dengan Yumi.
"Udah tadi."
"Oke deh."
Selama setengah jam, aktivitas Yumi dan Nadin hanya berenang saja. Bolak-balik mengitari kolam renang yang luasnya hanya beberapa meter saja. Dirasa lelah, mereka berhenti. Yumi yang segera memutuskan untuk naik ke daratan. Sedangkan Nadin, masih ingin berada di dalam kolam. Bermain-main dengan air.
Karena jujur saja, dengan berenang menyegarkan pikiran Nadin. Walaupun tidak sepenuhnya. Tapi setidaknya, Nadin gak memikirkan Andra saat aktivitas renang berlangsung.
Ia menyandarkan punggungnya di pinggiran kolam, sedangkan tangannya berada ditepian dan kakinya terus bermain-main air. Seperti melakukan gerakan renang dan diam ditempat.
"Yum, menurut lo. Andra beneran udah nikah atau belum sih?" tanya Nadin tanpa menatap Yumi yang tengah bersantai di kursi pantai.
"Lo percaya kalau dia udah nikah?" tanya Yumi.
Nadin menggeleng cepat. "Tapi ya, kalau dipikir-pikir lagi make sense tau. Dugaan soal Andra udah nikah, soalnya gelagat dia aga mencurigakan. Gue juga kemarin nyoba nyamperin ke fakultasnya, gue diem disana selama tiga jam lebih–"
"Ketemu?" sela Yumi.
"Jelas gak ketemu lah. Soalnya gue cuma mengamati dan gak tanya-tanya Andra ada atau gak, malu soalnya. Gue takut kalau temennya ngasih tau si Andra, kalau gue nyariin dia," sambung Nadin. Ia berhenti menggerakkan kakinya. Lalu, mengubah posisinya menjadi menghadap Yumi.
Betapa terkejutnya Nadin saat Andra tiba-tiba saja muncul disana. Saking malunya, Nadin menenggelamkan dirinya ke dasar kolam. Suara tawa Yumi terdengar puas. Nadin memakinya di dalam hati. Temannya yang satu ini benar-benar ya! Kenapa dia gak bilang kalau Andra ada disana? Dan Astaga! Nadin saat ini cuma pakai bikini saja!
Nadin mengintipnya dibalik tepian kolam. Andra masih ada disana dan Yumi sudah menghilang entah kemana. Kenapa dia meninggalkan Nadin berduaan dengan Andra saja?!
"JANGAN KESINI!" teriak Nadin cepat, berusaha mencegah niat Andra yang akan berjalan menuju tepian kolam. Ia hanya menyembulkan kepalanya setengah ke permukaan kolam, sedangkan ia berusaha menyembunyikan tubuhnya. "Diem aja disitu. Gak usah pergi kemana-mana!' cegahnya lagi.
Andra tertawa kecil. "Oke-oke," katanya seraya duduk dipinggiran kursi.
Nadin mendengus. "Lo kesini kalau cuma buat ngetawain gue mending pergi sana! BT gue lihat wajah lo," usirnya belaga tidak senang dengan kehadirannya.
Padahal, jauh di lubuk hatinya paling dalam. Nadin merasa senang sekali. Jantungnya sampai jumpalitan saking senangnya melihat Andra kembali. Ah, kenapa dia wajahnya kelihatan pucat sekali? Apa yang telah terjadi padanya selama seminggu ini? Apakah Andra merindukan Nadin?
Nadin menggeleng cepat. Kalau merindukan Nadin, dia gak mungkin cuekin chat Nadin lah. Apalagi, ninggalin ia tanpa memberinya kejelasan.
Selama beberapa menit, Andra tidak bersuara ataupun memberinya penjelasan alasannya dia menghilang. Nadin sendiripun enggan bertanya. Biar saja dia inisiatif menjelaskan sendiri.
"Ck! Hello! Lo gak ada niatan buat jelasin apa? Kenapa selama seminggu ini menghilang? Dan kenapa lo datang kesini? Katanya kita udahan, kenapa malah datang lagi?" tanyanya beruntun. Sial! Nadin memang gak bisa membiarkan pertanyaan itu terus berada di kepalanya.
Alih-alih menjawab, dia malah bertanya balik, "kamu masih mau berenang? Aku tungguin ya."
Nadin menggeram kesal. Melupakan rasa malunya, ia langsung naik keatas kolam dan mengambil bathrobenya dengan cepat. Andra memalingkan wajahnya.
"Cepet jelasin, kenapa lo tiba-tiba ngelakuin ini semua sama gue?"
Ngelakuin apa sih Nad? Memangnya apa yang sudah Andra lakukan padanya? Memutus sandiwara secara sepihak? Atau... menghindarinya tanpa tahu sebab-akibatnya?
Nadin mengerang pelan. "Maksud gue, kenapa lo tiba-tiba mutusin sandiwaranya? Kenapa lo bilang goodbye Nadin? Emangnya lo mau pergi kemana sih? Ke Amerika? Ke luar negeri? Mau pergi kemana sih gue tanya? Coba jelasin semuanya ke gue, cepetan!" tanya Nadin beruntun dengan ekspresi jengkel yang tak bisa dia sembunyikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments