Rasanya waktu berlalu begitu saja, 1 tahun sudah beralalu. Meghan menikmati hidupnya di negara ini. Kedua orang tuannya seakan tidak lagi memperdulikan keberadaanya. Kabarnya kedua orang tuannya malah asik bulan madu. Sepertinya mereka terlalu terbebani dengan keberadaan Meghan selama ini.
Sedangkan kakak tersayangnya itu sering mengunjinya setiap bulan. Walaupun tak pernah pria itu menghabiskan waktu seharian pull dengannya. Tapi Meghan tidak mempermasalahkan itu. Dia menikmati waktunya tanpa keluarga barunya. Meghan bisa menjadi dirinya tanpa terbebani dengan karakter sang pemilik tubuh aslinya.
Satu tahun ini dirina menghabiskan diri dengan ikut salah satu bela diri dan membuat kue yang dijualnya secara online. Walaupun tidak banyak keuntungan yang di dapatkannya. Namun tidak membuatnya bersedih. Ya mau bagaimanapun dirinya tetap anak dan adik dari pengusaha yang cukup di segani di dunia. Kakaknya saja selalu mengirimkan uang yang tidak bisa dirinya hitung angka nol di belakangnya. Bisa dibilang Meghan memang lemah menghitung uang. Sungguh anak kaya yang bodoh pikirnya.
Malam ini, Meghan tiba-tiba ingin sedikit berjalan-jalan di sekitar taman kota. Padahal waktu sudah mencampai tengah malam. Tapi di tidak takut dengan apapun. Taman yang terbilang sepi karena orang-orang memilih untuk bergulung di kamar dibandingkan berjalan di taman malam hari di cuaca yang sangat dingin.
Malam ini, salju juga turun. Hal itu juga yang membuat Meghan sangat semangat keluar dari apartementnya hanya untuk menikmati Kristal air berwarna putih yang berjatuhan dari langit hitam. Kedua tangannya mengandah untuk menangkap butiran benda berwarna putih yang terasa dingin. Senyuman yang tiba-tiba muncul bersama kedua matanya yang menatap kelangit. Sungguh pemandangan yang pertama kali dirinya lihat.
Kehidupan sebelumnya, dia tinggal di negara yang tidak mengalami musim dingin. Hanya ada hujan yang sangat dirinya sukai karena membuat hawa sejuk setelahnya dan hawa hangat yang selalu dirinya benci karena membuat tubuhnya mengeluarkan cairan. Sekarang dikehidupannya ini, dirinya di perselihkan untuk menikmati hawa dingin dari benda kecil yang sudah membuat kedua tangannya kebas.
“Apakah kamu bodoh?” tanya seseorang yang entah ada di mana. Meghan masih asik menatap langit hitam yang menurutnya indah karena hiasan benda putih yang berjatuhan. Sungguh pemandangan yang tidak pernah ingin dirinya lewatkan.
“HEY, BODOH!” suara lebih keras membuat Meghan menatap sumber suara. Seorang pria yang berdiri tidak jauhnya. Entah apa yang membuat pria itu mengatakan kata-kata menyebalkan.
“Siapa yang kamu bilang bodoh?” tanya Meghan yang melemparkan tatapan tidak ramah pada pria yang mengganggu kesenangannya.
“Ya kamu, yang duduk di taman saat hujan salju turun. Kamu ingin mati?”tanya pria itu yang membuat kenyitan muncul di wajah seorang Meghan.
“Aku tidak ingin mati, hanya menikmati benda putih ini berjatuh ke bumi.” Ucap Meghan dengan santainya menatap pria itu. Tapi sebuah kenyitan muncul di wajahnya. Semua berjalan begitu saja yang membuat pria yang tadi berbincang dengan Meghan terdiam.
“Dor- dor.” Sebuah tembakan mengalun di malam sunyi itu bersamaan suara benda jatuh di antara tumpukan benda putih.
“Sepertinya kamu yang bodoh tuan arrogant.” Ucap Meghan yang berada di atas tubuh pria itu. Kedua mata mereka saling bertatapan. Pria yang berada di bawah Meghan menatap mata indah wanita diatasnya. Wanita pertama yang dengan berani mengumpatinya begitu saja. Tapi tidak membuatnya marah bahkan dia merasa wanita di depannya sangat memperdulikannya dari tatapannya itu.
“saat aku memberi aba-aba. Kamu harus berdiri dan berlari. Ingat?” tanya Meghan pada pria itu yang belum merespon kata-katanya.” Hey kamu dengar tidak?” tanya Meghan yang sekarang dengan berani menepuk pipi pria di depannya yang memerah karena udara mulai dingin. Kepulan asap dari kedua bibir mereka bertemu.
“iya” jawab asal pria itu yang masih asik menatap wanita di depannya. Dia tentu sudah tahu pelaku penembakan tadi. Tapi dia percaya bawahannya sudah menyadari keberadaan penembak itu.
Sebenarnya keberadaanya di sini adalah untuk menangkap musuhnya yang mengikutinya . Dia sengaja memilih taman sepi di hari salju turun. Tapi dia malah bertemu dengan seorang wanita muda yang sedang berdiri sambil mengadah ke atas. Dia tidak habis dengan cara pikir wanita itu yang hanya membalut sweeter tipis di tubuhnya di malam yang sangat dingin ini. Karena itu dia malah memanggil wanita itu yang malah menghancurkan segara rencannya itu.
“satu, dua, tiga. Lari.” Ucap Meghan yang langsung menarik tangan pria itu dari taman. Pria itu mengikuti Meghan dengan senang hati. Bahkan dia merasa tidak ingin melepaskan tangan kecil yang terasa hangat di hari yang dingin ini. Sungguh kejadian yang tidak pernah dirinya duga selama ini.
Meghan berlari tak tentu arah. Tujuannya adalah kabur dari penembak itu. Dia tidak sadar salah ada luka yang bersarang di tubuhnya karena tembakan itu. Orang pertama yang menyadari adalah pria yang berlari di belakangnya. Sekali sentakan membuat tubuh Meghan oleng. “kamu terluka dan dengan bodohnya berlari.” Ucap pria itu yang menyadari perut sebelah kiri wanita itu tertembak saat melindunginya.
“Ah benarkah?” tanya Meghan yang melihat warna merah membasahi baju kesukaanya. Dia membuang nafas kasar. “padahal baju ini kesukaanku.”ucap Meghan yang membuat pria di depannya terkejut bukan main dengan prerkataanya.
“Kamu malah memperdulikan bajumu dibandingkan tubuh…” perkataan pria itu terhenti saat tiba-tiba kesadaran Meghan menghilang begitu saja. Hal itu bisa terjadi karena dia kehilangan banyak darah dan bodohnya berlari saat perutnya terluka. Sungguh tindakan bodoh pikir pria itu.
“Dasar bodoh.” Ucap pria itu yang langsung mengangkat tubuh kecil milik Meghan dengan mudah. Tidak menunggu lama, sebuah mobil berhenti di depannya. Dia membawa tubuh Meghan kedalam mobil dan menyadarkan kepala wanita itu di bahunya. Tindakahnnya cukup membuat tangan kanan yang berada di kursi supir terkejut bukan main.
“rumah sakit, tidak perlu banyak tanya dan urus pelaku penembakan itu. Kamu tahu apa yang aku suka bukan.” Ucap pria itu yang dianggukkan oleh bawahanya.
“baik tuan/” balasnya yang memilih untuk memfokuskan pikirannya ke jalan saja.Bisa bahaya kalau tuannya tahu dia mencuri pandangan kegiatannya di kursi penumpang dengan wanit ayang tidak sadarkan diri itu.
“berhenti memikirkan sesuatu yang tidak benar, kamu tahu aku tidak suka itu.” Balas pria itu yang membuat bawahannya kesedak air liurnya sendiri. Sungguh insting singa tidak pernah bisa dianggap remeh.
Sedangkan pria yang duduk di kursi penumpang menatap wanita yang bersandar padanya. Dia merasa pernah melihatnya sebelumnya. Tapi dia tidak bisa mengingatnya. Wanita yang membuatnya tertarik di pertemuan pertama pikirnya.
“Kamu sudah salah bertemu denganku nona bodoh.” Ucap pria itu sambil mengelus rambut hitam wanita itu yang terdapat salju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Yusria Mumba
mukin sdh berjodoh,,
2025-01-11
0
Hasan
🤣🤣🤣kasian sudah lari dr acara malah tetap dijodohin ma othor
2023-08-17
1