Episode 4

Di dapur terlihat Kanaya yang sedang memasak sarapan pagi untuk keluarganya di bantu oleh para koki.

"Mommy, masak apa? Baunya harum sekali" Kanaya membalikkan badan untuk melihat Aqila yang sedang menatapnya sambil menggosok - gosok matanya dengan tangan. Tanda bahwa ia baru bangun tidur.

Kanaya berjalan mendekati Aqila dengan tersenyum, mensejajarkan tingginya dengan sang anak. "Kenapa kesini?" Aqila segera menatap wajah Mommy-nya yang bertanya padanya. "Mau minum, Mom. Air di kamar Qila habis" balasnya.

"Mommy, lagi masak apa?" tanya ulang Aqila kepada Kanaya sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat makanan apa yang sedang dimasak. Aqila cemberut saat dia tidak bisa melihat apapun karena badannya yang kurang tinggi.

Kanaya tertawa pelan melihat kelakuan anaknya itu. Aqila pun mengalihkan tatapannya pada sang Mommy, penasaran, menunggu jawaban Kanaya dengan pipi menggembung,seperti marmut. Batin Kanaya menjerit melihat pipi anaknya, ingin rasanya dia menggigit pipi itu saking gemasnya.

Melihat Aqila yang masih menunggu balasan darinya membuat Kanaya pura - pura berpikir dengan jari telunjuk di arahkan pada sisi dahinya. "Hmmm, apa ya?" Aqila yang mendengar balasan itu dari Mommy-nya, segera menekuk wajahnya, tanda ia kesal.

Tertawa kecil melihatnya, Kanaya pun berkata sambil mencubit hidung Aqila pelan, "Rahasia dong! Udah sana kamu cuci muka, lalu tolong bangunkan Aiden dan Aulia!".

"Baiklah, Mom" ucapnya sambil menggosok hidungnya yang habis di cubit Mommy-nya itu, lalu menghela napas karena tidak mendengar jawaban yang di inginkannya, tapi tetap melakukan apa yang diperintahkan Mommy-nya itu padanya.

Sekarang Aqila tengah berada di luar kamar Aiden untuk membangunkannya. Membuka pintu kamar kembarannya, tatapannya tertuju pada Aiden yang sedang mengancingkan bajunya membelakangi dirinya, rambutnya yang masih basah menandakan dia baru saja selesai mandi.

Walau masih kecil sudah terlihat ketampanan Aiden yang lebih unggul dari anak lainnya. Aqila heran mengapa kembarannya ini hampir sempurna. Dengan wajah yang tampan mirip Daddy-nya, dan badan yang sudah mulai membentuk, terlihat dari garis-garis di perutnya yang akan membentuk sixpack. Membuat Aqila kagum dengan kembarannya ini.

"Lain kali kalau masuk kamar orang ketuk dulu pintunya!" ucap Aiden dengan menatap datar Aqila setelah membalikkan badan untuk mengetahui siapa yang membuka pintu kamarnya tanpa izin.

Perkataan Aiden membuyarkan khayalan Aqila tentangnya. Aqila cemberut ketika mendengar teguran dari saudaranya. Walau pun tampan, kembarannya ini minim ekspresi walau sesekali dia akan menunjukkan ekspresi wajah lainnya.

"Iya, lain kali Qila ketuk pintu dulu" ucapnya dengan menatap Aiden. Terlihat Aiden yang menganggukkan kepalanya setelah mendengar jawabannya.

"Kenapa kesini?" tanya Aiden dengan menyisir rambutnya kebelakang dengan menggunakan jari-jari tangannya.

"Tadi disuruh Mommy bangunin kamu sama Lia untuk sarapan bersama. Kalau gitu aku ke kamar Lia dulu." Aiden hanya mengangguk, melihat Aqila pergi dari kamarnya.

Aqila tak perlu berjalan jauh, karena kamar Aulia berada tepat di samping Aiden dan kamarnya berada di samping kamar Aulia. Membuka pelan pintu kamar Aulia, disama terlihat Aulia yang masih tertidur nyenyak dalam selimutnya.

"Lia bangun!" ucap Aqila saat berada tepat disamping tempat tidur saudaranya itu dan menggoyangkan badan Lia supaya cepat bangun. Aulia hanya menggeliat dan membalikkan badan membelakangi Aqila.

"Ayo bangun dan sarapan!? Ih ayo cepat bangun, Mommy udah nungguin" ucap Aqila sambil menarik selimut Aulia.

"Iya bentar lima menit lagi" ucap Aulia dengan menarik kembali selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh dan kepalanya.

"Kenapa masih disini?" Aqila terkejut mendengar suara seseorang dari belakangnya, refleks menolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat Aiden yang sedang bersandar di depan pintu.

"Lihat! Lia gak mau bangun dari tadi" ucapnya kesal. Aiden mengangkat salah satu alisnya dan berkata, "Pergilah, cuci mukamu dulu! Aku yang akan membangunkannya". Aqila segera masuk ke kamar mandi yang berada di kamar Aulia untuk membasuh mukanya. Uh, dinginnya batin Aqila saat tangannya menyentuh air.

Menatap cermin sebentar untuk memastikan wajahnya bersih, lalu pergi keluar dari sana. Terlihat Aulia yang telah bangun dari tidurnya dengan wajah cemberut, kesal. Sepertinya dia harus belajar dari Aiden cara membangunkan orang tidur dengan cepat walau sepertinya Aulia kesal dengan cara Aiden membangunkannya.

Menunggu Aulia sebentar yang sedang membasuh mukanya, lalu mereka segera turun bersama untuk sarapan pagi. Di ruang makan sudah terlihat Daddy mereka yang sedang melihat iPad-nya.

"Morning Dad." sapa mereka bersama. "Morning." Nikolas membalas sapaan anaknya tanpa memalingkan wajah dari iPad-nya itu.

"Dad, Mommy mana?" ucap Aulia setelah mendudukkan dirinya di kursi meja makan dengan Aiden di sebelah kanan, dekat kursi Nikolas dan Aqila di sebelah kirinya. Menatap anaknya sebentar, lalu mengalihkan pandangannya kembali pada iPad-nya, "Di dapur." Mendengar balasan itu membuat mereka menganggukkan kepalanya mengerti.

Tak berapa lama terlihat Kanaya keluar dari dapur dengan membawa kopi untuk Nikolas. Melihat anaknya yang sudah ada di ruang makan, Kanaya pun tersenyum membuat triplets balas tersenyum padanya, dan Aiden yang hanya tersenyum tipis.

"Morning Mom" sapa mereka bersama saat Kanaya sudah berada di samping Nikolas "Morning sayang" balas Kanaya.

Meletakkan kopinya di depan meja Nikolas lalu duduk di samping kiri suaminya itu. Setelah melihat keluarganya berkumpul, Nikolas segera meletakkan iPad-nya, tanda di mulainya sarapan pagi keluarga itu.

Di meja makan terlihat menu sarapan pagi mereka kali ini adalah french toast. French Toast adalah roti yang direndam dengan susu dan telur serta bumbu lainnya, kemudian dipanggang di atas wajan. Kemudian, French Toast biasanya dinikmati dengan sirup maple atau madu.

French toast dengan sirup maple diatasnya dan toping buah blueberry untuk Kanaya, Aulia, dan Aqila. French toast with baked potato untuk Nikolas dan Aiden yang tidak terlalu suka makanan manis.

Dengan minuman kopi untuk Nikolas, infused water irisan lemon atau infused water lemon adalah minuman yang terbuat dari air putih dicampur dengan irisan buah lemon. Minuman ini untuk Kanaya dan Aiden. Mix Berry Smoothie untuk Aulia dan Aqila.

Hanya terdengar dentingan alat makan di ruangan itu, karena mereka tidak di perbolehkan makan sambil berbicara.

Nikolas segera beranjak dari kursi tempat duduknya setelah acara makan selesain. Menghampiri kursi Kanaya, "Aku berangkat, sayang" ucapnya dengan mencium kening istrinya itu. Lalu berjalan menghampiri kursi anak-anaknya, mencium pipi mereka satu persatu, walaupun Aiden menghindari tapi akhirnya dia pasrah di cium Daddy-nya itu.

Nikolas dan Kanaya hanya tersenyum melihat kelakuan putra pertama mereka itu, katanya dia tidak ingin di cium lagi karena sudah besar, padahal umurnya saja baru lima tahun.

"Baiklah, hati-hati!" ucap Kanaya yang di balas anggukan kepala oleh Nikolas. Kanaya mengantarkan Nikolas ke depan pintu, melihat mobil suaminya telah keluar dari pekarangan mansion mereka, dia pun segera masuk kedalam mansion kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!