Salah orang

.

.

.

Rakha mendekati Ray dan duduk disampingnya ranjang.

"Memang kamu tidak kerja sampai harus mengganggu orang," tanya Ray, Ray tidak sadar kalau pertanyaan itu bisa menjebak dirinya sendiri.

"Sejak kapan kamu merasa terganggu dengan kehadiran saudaramu sendiri?" tanya Rakha balik.

Ray gelagapan dengan pertanyaannya malah berbalik, dia hanya garuk-garuk kepala untuk mencari jawaban yang tepat, ia tau saudara saudaranya tidak bisa untuk dibodohi, mereka terlahir dari rahim yang sama bahkan dihari yang sama pula, dari kecil mereka selalu sama sama tidak pernah berpisah satu sama lain jadi mereka tahu karakter masing-masing.

"Aku semakin curiga deh sama kamu, ciri ciri yang kamu alami ini seperti orang yang sedang jatuh cinta," kata Rakha to the point.

"Sok tahu kamu, memang kamu pernah jatuh cinta?" tanya Ray.

"Belum sih, tapi aku bukan orang bodoh yang tidak tau membedakan orang yang jatuh cinta dengan orang yang jatuh tangga." Rakha.

"Sudah, pergi sana baru jadi CEO sudah main pergi pergi saja," kata Ray mengusir saudaranya.

"Hahaha, ibarat kata pepatah menepuk air didulang terpercik kemuka sendiri," kata Rakha sambil tertawa.

"Lalu apa bedanya dengan dirimu wahai CEO muda yang terhormat, belum sehari jadi CEO sudah berada didalam kamar plus senyum senyum sendiri," ejek Rakha.

"Sudah sana pergi, aku bos jadi suka suka aku dong," ucap Ray sambil mendorong tubuh adiknya untuk keluar, setelah Rakha keluar.

Braak... pintu dibanting dengan keras. Rakha pun sampai kaget dan segera berlalu dari tempat itu dan kembali ke perusahaan nya.

Sementara Ray masih memikirkan perkataan Rakha tadi.

"Apa mungkin aku jatuh cinta? Tapi tidak semudah itu juga kan? Aku akan menuntutnya untuk bertanggung jawab gara gara cewek itu... Ahh," Ray berteriak seperti orang frustasi.

"Aku akan menemuinya dan memintanya bertanggung jawab," gumam Ray lagi.

Sementara Rakha masih dalam perjalanan menuju perusahaan miliknya, perusahaan S R Mobile corporation. Rakha membawa mobil sport miliknya dengan kecepatan sedang, lagian ia juga tidak terburu-buru. Sampai dipersimpangan jalan, ada sebuah mobil langsung memotong tanpa menggunakan lampu sein. Alhasil mobil Rakha menabrak mobil yang ada didepannya itu. Pengendara mobil itu turun dan marah marah, tapi Rakha santai saja.

"Mas lihat nih mobil gue rusak," ucap seorang gadis sambil mengetuk kaca mobil milik Rakha.

Rakha pun keluar dari mobil dan gadis itu tercengang melihat cowok tampan didepan matanya.

"Ehh, bukankah Lo yang datang kerumah teman gue yang menukar koper itu?" tanya Keyla.

Rakha yang awalnya bingung seketika ia teringat kepada saudaranya yang menukar koper dengan seorang gadis.

"Maaf anda salah orang, untuk kerusakan mobil anda aku akan ganti rugi," kata Rakha dengan datar.

"Apa dia tidak mengenal gue? Padahal jelas jelas cowok ini yang datang menukar koper kemarin," gumam Keyla.

"Apa anda berbicara?" tanya Rakha yang memang tidak terlalu mendengarkan gumaman dari Keyla.

Saat mereka masih berdebat tiba-tiba datang Raffa bersama Rasya yang kebetulan lewat, mereka berhenti karena melihat saudaranya seperti ada masalah. Raffa dan Rasya turun dari mobil mereka masing-masing.

"Ada apa ini?" tanya Raffa, sontak Rakha dan Keyla menoleh.

Keyla semakin dibuat bingung dengan kehadiran dua pemuda tampan mendekati mereka. Rakha, Raffa dan Rasya berjejer seperti bayangan saja, Keyla mengucek matanya seakan tidak percaya ada penampakan pemuda tampan berwajah sama, tinggi badan dan postur tubuh juga sama.

"Ja.. jadi kalian...?" Keyla tidak dapat berkata kata melihat ketiganya sama persis.

"Iya kami kembar, dan kami kembar tujuh," kata Raffa menjawab kebingungan gadis itu.

"Siapa gadis itu, Rakha?" tanya Rasya.

"Gak tau, tadi tidak sengaja menabrak mobilnya, malah dia mengira aku yang mengambil koper dirumah sahabat nya." kata Rakha.

"Oh kukira tadi masalah serius," kata Raffa.

"Ya udah selesaikan dulu urusanmu dengannya, kita cabut dulu mau ke perusahaan." kata Rasya.

"Oke, hati hati," pesan Rakha.

Kini tinggal mereka berdua untuk menyelesaikan masalah mereka. Rakha melihat kerusakan mobil itu separah apa? Agar dia bisa membayar ganti rugi yang setimpal dengan kerusakan yang ada.

Kemudian Rakha menghubungi rekannya yang ada di showroom mobil, dan akan memperbaiki mobil tersebut. Tidak berapa lama rekannya pun datang.

"Ada yang bisa kami bantu tuan muda?" tanya salah satu dari mereka.

"Tolong mobil ini bawa ke showroom dan perbaiki kerusakan mobil tersebut," perintah Rakha.

"Baik tuan muda," jawab mereka serentak.

"Nona berikan kunci mobilmu pada mereka," kata Rakha.

"Lalu gue pulangnya gimana?" tanya Keyla.

"Aku akan mengantarmu pulang," jawab Rakha.

"Tapi...!" Keyla ragu untuk mengatakan nya.

"Tidak apa-apa, sementara mobilmu diperbaiki maka Nona akan memakai mobilku ini nanti." kata Rakha.

"Hah.. Inikan mobil limited edition, apa nanti kata orang?" tanya Keyla.

"Jangan pikirkan kata orang, pikirkan saja diri kita sendiri kalau memikirkan kata-kata orang kita tidak akan bisa kemana-mana." Rakha.

"Baiklah," Keyla akhirnya mengalah. Lalu Rakha mengantarkan Keyla kembali kerumahnya.

"Dimana rumahmu?" tanya Rakha.

"Dijalan xxx nomor 57.

"Ehh kok sama dengan rumah yang kopernya tertukar dengan dengan Ray," batin Rakha.

Kini mereka tiba didepan gerbang kompleks perumahan tersebut, kedua satpam menyapa Rakha dengan ramah yang mereka kira adalah Ray.

"Ehh Jon, bukankah cowok itu yang kemarin bertemu neng Nadine?" tanya Sardi.

"Iya ya, kok sekarang dia bersama neng Keyla?" mang Jono.

Mungkin itu memang pacarnya neng Keyla, hanya kita saja yang salah mengira," kata Sardi bijak.

"Bisa jadi, neng Nadine dengan neng Keyla kan saudara walaupun bukan sekandung." ucap mang Jono.

Akhirnya mereka pun tiba dirumah tersebut, Diana begitu antusias menyambut kedatangan Rakha yang dia kira Ray.

"Duduk dulu ya, gue mau ganti baju," kata Keyla.

"Tunggu, kita belum kenalan," kata Rakha.

"Gue Keyla sepupunya Nadine," kata Keyla.

"Aku Rakha," ucap Rakha singkat.

Keyla pun berlalu untuk kekamar. Diana datang dengan membawa nampan berisi kue dan kopi untuk tamunya. Rakha bangkit dari duduknya dan langsung menyalami dan mencium tangan Diana.

"Sopan sekali anak ini," batin Diana.

"Oh ya kemarin lupa mau tanya namanya," ucap Diana.

"Kemarin?" Batin Rakha dan seketika ia teringat dengan Ray yang datang kesini menukar koper.

"Namaku Rakha Tante," ucap Rakha.

"Maaf Tante, kemarin yang datang itu bukan aku, tapi saudaraku," ucap Rakha lagi.

"Saudara? Maksudnya? Tapi wajah kalian sama persis loh tidak mungkin dua orang yang berbeda." tanya Diana yang masih belum percaya.

"Benar Ma, tadi aku sudah melihat saudaranya yang juga sama persis wajahnya, dan aku sempat pangling melihatnya." yang menjawab adalah Keyla.

"Benar Tante, kami saudara kembar hanya keluarga kami yang bisa bedakan kemiripan kami." ucap Rakha.

"Yang kemarin menukar koper itu saudara sulung kami, namanya Ray dan kami kembar tujuh Tante." ucap Rakha.

"Masya Allah," ucap Diana.

.

.

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***