Saat perjalanan pulang tadi, Bian menghubungi Naka dan mengajaknya untuk bertemu di cafe milik Ken. Akhirnya Naka pergi menemui Bian sekalian ia ingin mengisi perutnya yang masih kosong
Ia baru sadar jika Clara belum makan, jadi ia berniat akan kembali kesana dan membelikan Clara makanan
Ia sudah sampai di cafe dan ia melihat anak anak sedang berkumpul disana. Termasuk Ken juga bergabung dengan mereka
"Kenapa?" Tanya Naka pada Bian
"Gue mau tau kondisi Clara sekarang" Jawab Bian
"Dia baik baik aja"
"Adek gue sekarang tinggal dimana?"
"Apa harus gue kasih tau sama lo bang? Bukannya lo sendiri yang bilang kalo dia bukan adek lo, jadi apa peduli lo sama dia?"
"Gue tau gue salah, gue udah nyakitin hati dia. Gue mau minta maaf sama dia, tapi bukan sekarang. Gue mau nunggu waktu yang tepat"
"Oke" Naka hanya menjawab dengan singkat
Setelah itu Naka tidak menghiraukan orang-orang di sekitarnya, ia langsung memesan makanan dan menghabiskan makanannya
"Oiya, gue pesen satu lagi ya. Bungkus aja sama minumannya sama sekalian air mineral 3" Ucap Naka memesan makanan pada karyawan disana yang juga merupakan temannya
"Buat siapa?" Tanya Bagas
"Clara. Dia belom makan"
Setelah makanan yang ia pesan untuk clara sudah datang, ia langsung membayar makanan tersebut lalu langsung pergi meninggalkan yang lainnya
Tiba-tiba Bian memanggil Naka dan memohon pada Naka untuk memberitahu dimana tempat tinggal clara sekarang. Awalnya Naka tidak mau memberitahu tapi melihat Bian yang memohon padanya ia jadi tidak tega
Kemudian ia kembali duduk, dan akan menjelaskan sesuatu yang belum Bian ketahui
"Oke, sebelum gue kasih tau dimana dia tinggal sekarang. Gue mau ngasih tau sesuatu sama lo bang. Pertama, clara pernah di pukul papa lo habis habisan saat makan di kantin gara gara adek kesayangan lo itu ngadu ke papa lo kalo clara mau celakain dia, padahal clara nolong dia karna dia hampir ketabrak. Yang kedua, masalah di malam pertunangan adek lo, bukan clara yang dorong adek kesayangan lo itu tapi adek lo sendiri yang lompat ke kolam renang. Kalo gak percaya gue bakal kasih bukti"
Kemudian Naka memberikan bukti rekamannya. Bian dan yang lainnya melihat rekaman tersebut
"Dan asal lo tau, mentalnya udah hancur apalagi saat tau orang tua kandungnya udah meninggal. Dia udah tau panti asuhan tempat dia di titipin dulu dan dia udah tau makam kedua orang tuanya. Papa lo udah buang dia kan dari keluarga lo, jadi gue mohon jangan ganggu hidup dia lagi"
"Gue cuma takut mentalnya makin hancur. Gue gak mau dia tiba-tiba nyerah sama kehidupan sampe berniat untuk bunuh diri. Dia mati-matian bertahan sampe sekarang, dia punya harapan besar untuk masa depannya. Jadi jangan pernah hancurin harapan gadis itu"
Bian hanya menunduk mendengarkan penjelasan dari Naka
"Oke kalo lo mau tau dia tinggal dimana, lo mau tau gimana kondisi tempat tinggal dia. Gue bakal kasih tau, tapi lo gak usah ikut gue kesana, gue bisa kasih tau lo lewat video call. Nanti pas udah sampe sana gue bakal video call ke lo dan lo bisa liat. Gue bukannya larang lo ketemu sama dia, tapi gue ngejaga aja biar dia gak sedih lagi kalo ketemu sama lo, apalagi dia baru pulang dari rumah sakit, kalo dia ketemu sama lo pasti dia kepikiran sama perkataan lo ke dia waktu malam itu"
"Oke gapapa, yang penting gue tau kondisi dia sekarang"
"Oke, gue pamit dulu"
"Iya hati hati"
Setelah itu Naka pergi meninggalkan mereka semua. Hari sudah mulai mendung, sepertinya hujan akan turun
Benar saja, saat baru sampai disana, hujan turun sangat deras. Kemudian Naka langsung melakukan panggilan video ke Bian. Disana Bian hanya diam, tidak bersuara, ia hanya ingin melihat adiknya
Setelah itu Naka langsung berjalan ke dalam gubuk yang ditempati oleh clara, ia mengenakan payung agar tubuhnya tidak basah oleh hujan
"Eh Rio, lo ngapain kesini lagi?"
"Nih gue bawain makanan, gue lupa kalo lo belom makan"
"Makasih ya. Hujannya deras banget ya"
"Iya. Ini lampu lo kok gak nyala, gelap banget"
"Iya tadi pas hujan deras tiba-tiba lampunya mati jadi gue pake senter hp aja"
"Matiin aja senter HP lo, pake punya gue aja"
Sebenarnya itu hanya akal akalan Naka saja, agar tidak terlalu jelas jika ia sedang mengarahkan kamera ke arah clara. Jadi jika ia menghidupkan senter handphone nya pastinya Bian dan yang lainnya bisa dengan jelas melihat clara
"Lo gak makan?"
"Gue udah makan tadi, habisin aja"
"Hooh"
Clara makan dengan lahap, ia tidak bisa berbohong jika saat ini ia sangat lapar
Bian yang melihat Clara tiba-tiba menangis, ia tidak tega melihat adiknya tinggal di tempat kecil dan gelap seperti itu
Setelah selesai makan, Clara menyuruh Naka untuk pulang karna ini sudah sangat larut dan hujan juga sangat deras. Takutnya nanti Naka terjebak disana dan tidak bisa pulang
"Lo pulang aja, udah malem banget ini"
"Oh gue di usir. Oke oke"
"Ish gak gitu loh"
"Yakin nih gue tinggal"
"Iya"
"Yaudah gue pergi"
"Iya, hati-hati ya"
Saat Naka akan membuka pintu dan ingin keluar dari gubuk tersebut, terdengar suara petir yang menggelegar, Clara berteriak karna ia kaget dengan suara petir tersebut dan kemudian menangis di sudut ruangan sambil menekuk kaki ke tubuhnya dan kemudian menutup telinga dengan kedua tangannya. Ia sangat ketakutan
Naka yang melihat Clara sangat ketakutan, langsung mengurungkan niatnya untuk pergi. Ia langsung menghampiri gadis itu dan memeluknya
"Lo gapapa?" Tanyanya khawatir
"Gu-gue takut" Clara kembali menangis ketakutan
"Lo takut petir?"
Clara hanya mengangguk dan kembali menutup telinganya
"Rio" Panggil Clara masih di dalam pelukan cowok di hadapan nya ini
"Iya" Naka terus mengusap punggung Clara mencoba memberikan kenyamanan untuk gadis itu
"Gue takut, boleh gak lo temenin gue sebentar disini sampe gue ketiduran. Gue bakal langsung tidur, nanti kalo gue udah tidur lo boleh pergi" Pinta Clara pada Naka
"Boleh, yaudah lo tidur. Gue jagain"
Kemudian Clara tidur dan Naka melepaskan jaket yang ia kenakan lalau menyelimuti Clara dengan jaketnya agar gadis itu tidak kedinginan
Bian yang melihat adiknya ketakutan sangat khawatir. Iya, adiknya itu sangat takut dengan suara petir. Bahkan dulu jika ada suara petir, pasti Clara akan lari ke kamar abangnya dan alam tidur disana. Dan adiknya itu sangat takut dengan tempat yang gelap, tapi sekarang mau tidak mau ia harus memberanikan diri tinggal di tempat gelap
Melihat Clara yang sudah tertidur pulas, Naka langsung pergi dari sana. Sebelum pergi ia mengusap pipi Clara dengan lembut lalu pergi. Sebenarnya ia tidak tega meninggalkan Clara disana sendirian apalagi dengan kondisi cuaca yang seperti ini
Ia khawatir jika nanti setelah ia pergi tiba-tiba Clara kebangun pasti ia sangat ketakutan. Apalagi diluar badai dan ruangan yang gelap tidak ada lampu
Setelah sampai di dalam mobil, Naka melihat jika handphone nya dan ternyata masih tersambung dengan Bian
"Lo udah liat kan bang?"
"Udah, makasih ya" Jawab Bian dari seberang sana
"Gue matiin dulu, gue mau pulang"
"Oke, makasih banget"
"Sama-sama bang"
Setelah itu Naka mematikan sambungan telepon lalu fokus menyetir
...🦕🤍...
Keesokan harinya Clara terbangun dari tidur nyenyak nya. Tadi malam hujan sangat deras, namun pagi ini cuaca sangat cerah tidak se mengerikan tadi malam
Ia langsung bersiap untuk ke kampus. Hari ini seluruh angkatan datang ke kampus untuk mempersiapkan acara yang akan diadakan minggu depan. Jadi sekarang semuanya haru ada yang dan membantu mempersiapkan semuanya untuk kelancaran acara nanti
"Eh tolol, lo baru pulang dari rumah akit malah ke kampus" Ucap Naka
"Apasi, gue bosen di sana. Gak ada kegiatan"
"Ya tapi kan lo butuh istirahat, ngapain lo kesini"
"Mau kerja lah, gila lo ya. Kok marahin gue si anjing"
"Gemes banget anjing, pengen nendang kepalanya" Ujar Naka
"Tendang aja kalo berani" Tantang Clara
"Bacot lo"
"Fakyuu" Ucap Clara sambil mengacungkan jari tengahnya
"Udah udah, ra kamu kerjain yang ringan-ringan aja ya. Jangan sampe capek" Lerai Alvin
"Iya, nanti kalo gue capek boleh istirahat kan?" Tanya Clara
"Boleh dong" Jawab Alvin
Akhirnya ia juga ikut membantu mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan, tapi ia hanya melakukan pekerjaan yang ringan-ringan saja. Ia tidak bisa melakukan pekerjaan berat, apalagi sekarang ini yang memantau nya bukan hanya Naka dan Alvin. Tapi juga bagas dan yang lainnya, mereka diminta oleh Bian untuk menjaga Clara. Sebenarnya tanpa diminta pun mereka pasti akan menjaga clara, karna mereka sudah menganggap Clara seperti adik sendiri
"Eh nyet" Panggil Clara pada Naka
"Lo manggil gue" Tanya Naka
"Ish tolol langsung noleh di panggil monyet"
Clara tertawa dan itu membuat mereka yang dari tadi memperhatikan Clara langsung tersenyum melihat gadis itu tertawa
"Rio, gue haus. Beliin minum dong"
"Beli sendiri, kok nyuruh-nyuruh gue. Emang gue suami lo? Klo gue suami lo, baru boleh lo nyuruh-nyuruh gue"
"Yaudah lo jadi suami gue aja gimana? Aminin gak nih?" Tanya Clara
"AAMIIN" Jawab mereka semua dengan serentak.
"Tuh diaminin, tadi gue juga denger malaikat juga ikut aminin" Ia kemudian tertawa melihat Naka kesal
Sebenarnya Naka tidak kesal, itu hanya di buat-buat. Ia senang melihat Clara yang kembali ceria
"Beli sendiri"
"Uit dedek gak ada" Ucapnya dibuat seperti anak kecil
"Yaudah bentar, gue beliin dulu"
"Makasih suamii, baik deh" Ucapnya jahil pada Naka
Dari kejauhan terlihat Naka mengacungkan jari tengah ke arah Clara. Clara hanya tertawa melihat tingkah cowok tersebut
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Naka datang membawa air mineral dan juga makanan ringan untuk Clara
"Makasih" Ia langsung meminum air mineral tersebut sampai habis setengah botol. Clara benar-benar haus
Setelah itu ia memakan makanan ringan yang dibelikan Naka. Setelah selesai makan, ia kembali bekerja. Namun baru lima menit bekerja ia kembali merasa capek dan kembali beristirahat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
dont cry donat
author upp nya jgn lma"
2023-08-23
0