Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit. Akhirnya kondisi pak wijaya sudah membaik. Ia sudah sadar dan sudah bisa tertawa dengan anak anaknya.
"Mah, siapa yang udah donorin ginjal untuk papa" Tanya pak Wijaya pada istrinya
Istrinya terlihat sangat gugup, ia tidak mau mengatakan jika yang sudah mendonorkan ginjal untuk suaminya adalah Clara. Ia tidak mau nanti suaminya berubah baik pada Clara setelah mengetahui semuanya
"Aku yang udah donorin ginjal untuk papa. Aku gak tega liat kondisi papa kemaren" Jawab Lia berbohong
Semua orang yang mendengar itu sangat kaget, bisa bisanya lia berbohong seperti ini. Padahal yang sebenarnya mendonorkan ginjal untuk sang papa adalah Clara bukannya Lia
"Makasih ya nak, papa bangga punya putri sebaik kamu. Tapi kamu sekarang gapapa kan nak" Ucap papa sambil memeluk anak perempuan nya itu
"Aku udah gapapa pa, yang penting papa udah sembuh" Jawabnya sambil membalas pelukan sang papa
Sangat keterlaluan sekali anak ini, berani beraninya dia berbohong pada papanya
...🦕🤍...
Tiga hari kemudian pak Wijaya sudah boleh pulang. Saat anak anak dan istrinya sedang keluar untuk membeli makan. Tiba-tiba keluarga Ken datang melihat kondisi pak Wijaya. Disana ada Ken, Natali dan kedua orang tuanya
"Gimana kondisi pak Wijaya saat ini. Apa sudah membaik?"
"Alhamdulillah sudah membaik, ini semua berkat anak saya Lia, dia yang udah mendonorkan ginjal untuk saya. Kalau bukan karna dia mungkin saya tidak akan selamat"
"Kalo saya boleh tau, putri bapak satu lagi kemana?"
"Siapa? Clara? Dia bukan anak saya, saya tidak tau dia kemana, anak gak tau di untung. Saya tidak peduli tentang anak itu, sekalipun dia mati saya juga tidak peduli"
Ayah Ken hanya diam mendengarkan jawaban dari pak Wijaya.
Naka yang mendengar ucapan pak Wijaya tadi dari luar ruangan merasa sangat murka. Kemudian ia mengetuk pintu dari luar, dan langsung masuk. Ia mencoba untuk memenangkan dirinya agar tidak tersulut emosi
"Halo om, apa kabar?" Tanyanua dengan senyum yang dipaksakan
"Baik. Kamu siapa"
"Saya teman Bara dan juga bang Bian, sekaligus teman Clara juga" Jawab naka santai
Kemudian ia berjalan ke dekat pak Wijaya, dan duduk di dekat pak Wijaya dengan sangat santai tanpa memperdulikan keluarga Ken
"Oiya om dengar-dengar om habis operasi ya, hmm kalo boleh tau siapa yang udah donorin ginjal untuk om?"
"Putri saya, Lia"
"Om yakin dia yang udah donorin ginjal untuk om?"
"Ya"
"Kalo saya bilang yang donorin ginjal untuk om itu adalah Clara, om percaya gak?"
"Gak, saya lebih percaya sama putri saya. Dia yang udah donorin ginjal untuk saya"
"Jadi om gak percaya?"
"Gak"
Naka tidak mau jika Lia dan mamanya tau jika ia memberitahu kebenarannya pada pak Wijaya, kemudian ia bergegas pergi dari sana
Sebelum pergi di hadapan keluarga Ken dan di hadapan om Wijaya ia langsung mengatakan yang sebenarnya
"Saya pamit dulu om. Semoga sehat sehat terus. Satu lagi saya mau bilang, yang mendonorkan ginjal untuk om itu bukan lia tapi Clara" Mata naka sudah berkaca-kaca
"Maksud kamu"
"Ya, saya rasa om paham dengan ucapan saya tadi"
"Nggak.yang mendonorkan ginjal untuk saya adalah putri kandung saya, Lia. Bukan anak pembawa sial itu. Kalo memang dia yang mendonorkan ginjal untuk saya kemana dia sekarang. Sudah berapa hari ini saya di rumah sakit saya tidak pernah melihat dia datang kesini" Ucapnya mulai terpancing emosi
"Ya. Om mau tau kenapa dia gak pernah datang nemuin om?"
"Saya tidak mau tau tentang anak pembawa sial itu. Dia bukan anak saya"
"Saya harap om tidak akan menyesal atas perkataan om tadi"
"Saya tidak akan pernah menyesal selagi itu berhubungan dengan anak itu"
"Oke, sebelum saya pergi saya cuma ingin menyampaikan suatu kebenaran yang harus om ketahui"
"Saya tidak mau dengar"
"Mau tidak mau om harus dengar apa yang akan saya katakan. Dan saya harap om tidak akan menyesal"
"Yang udah mendonorkan ginjal untuk om itu sebenarnya adalah clara, bukan lia. Dan kenapa sampai sekarang dia gak ngeliat kondisi om itu karna sekarang dia lagi koma, dari hari pertama dia mendonorkan ginjal untuk om sampe sekarang clara masih belum sadar. Jadi itu alasannya kenapa sampe sekarang om gak liat dia datang untuk sekedar nanyain kondisi om"
"Dia mempertaruhkan nyawanya untuk om. Sampai saya berpikir kenapa dia masih bisa baik sama orang yang selama ini udah nyiksa dia, sama orang yang tidak pernah peduli sama dia. Kalo om masih gak percaya sama saya, om bisa tanya langsung sama dokter"
"Kalo om mau tau cerita nya saya bakal ceritain. Pada hari dimana om akan dioperasi, istri om datang ke kampus, dia nyari clara dan kemudian dia bilang kondisi om sedang kritis di rumah sakit. Kemudian istri om maksa clara untuk mendonorkan ginjalnya untuk om. Dan dia bilang anggap aja ini balas budi karna om sudah ngerawat clara dari kecil"
"Bahkan sebelum operasi di mulai dia sempet masuk ke ruangan om buat liat kondisi om. Setelah itu operasi pun dilakukan dan semuanya berjalan lancar. Dan syukurnya om baik baik aja sampe sekarang om udah sadar. Tapi dari awal operasi dilakukan sampai sekarang, Clara masih belum sadarkan diri. Dia masih koma. Anak dan istri om udah bohongin om. Semoga om bisa sadar atas apa yang udah om perbuat pada gadis itu"
"Sebelum saya pergi saya juga mau bilang kalo clara udah bertemu dengan bu Santi pemilik panti asuhan tempat ia dititipkan dulu. Dan dia juga udah tau dimana makam kedua orang tuanya. Jadi om gak perlu lagi nyakitin dia dengan omongan om itu. Lagian juga om udah buang dia dan coret nama dia dari anggota keluarga. Dan sekarang dia bukan lagi anggota keluarga Wijaya. Dan saya minta jangan pernah ganggu hidup dia lagi, karna dia bukan siapa-siapa om lagi"
"Tuhan sangat sayang sama clara sampe dia dikasih ujian seperti ini. Dia di benci sama semua orang karna di fitnah sama anak kesayangan om, yaitu Lia. Sampe akhirnya semuanya terbongkar"
"Om mau liat sesuatu gak? Saya ada bukti jika clara gak bersalah. Saya baru dikirim bukti ini oleh teman saya. Nih om liat ya" Kemudian naka memperlihatkan hasil rekaman saat malam pertunangan Lia dan Ken
Terlihat jelas dari rekaman tersebut bahwa Lia melompat ke dalam kolam renang, bukannya clara yang mendorongnya
"Udah kan om, biang dari semua masalah adalah putri kandung om. Om liat kan disana gimana semua orang menghakimi gadis yang tidak bersalah, dia sampe ditampar sama bang Bian, trus dibentak sama Ken tunangan nya Lia dan kemudian om pukul dia. Dan terakhir, sahabatnya sampai ngejauhin dia dan gak mau berteman sama clara lagi" Ucap naka menusuk sambil melihat ke arah Natali
"Saya gak tau sekarang dia tinggal dimana, dia bilang kalo dia tinggal di rumah Megan tapi saya tidak yakin. Kalo gitu saya pamit dulu. Cuma itu yang mau saya sampaikan sama om. Selamat menikmati rasa bersalah kalian"
Kemudian naka pergi begitu saja tanpa berpamitan, semua orang yang berada di ruangan tersebut terdiam mendengar penjelasan dari naka
Natali merasa malu jika nanti ia bertemu dengan Clara. Ia merasa bodoh, padahal ia sudah lama bersahabat dengan clara, ia tau Clara orang yang seperti apa tapi kenapa pada malam itu ia lebih percaya pada Lia. Ia sudah salah paham pada Clara
Saat keluar dari ruangan, Naka tidak sengaja berpapasan dengan Bian dan yang lainnya. Namun ia hanya diam tanpa niat menyapa orang-orang tersebut dan pergi menuju ruangan clara
"Apa yang sudah saya lakukan pada anak itu, padahal saya udah jahat sama dia tapi dia masih menyelamatkan nyawa saya. Dan kenapa anak dan istri saya berbohong pada saya, tapi saya juga tidak mau menyakiti hati putri dan istri saya. Saya tidak ingin mereka tau kalau saya sudah mengetahui yang sebenarnya" Batin pak Wijaya
Tidak lama kemudian Bian dan yang lainnya datang dan masuk ke ruangan sang papa. Mereka kemudian membereskan semua barang-barang papanya. Kemudian berjalan keluar dibantu oleh ayah Ken
Dua keluarga itu berjalan menyusuri lorong rumah sakit, dan saat sampai di ujung lorong, tepat di depan sebuah ruangan mereka melihat naka dan Alvin duduk di kursi depan sebuah ruangan
Melihat kedua keluarga tersebut berjalan ingin meninggalkan rumah sakit. Naka dan Alvin hanya diam tanpa berniat menyapa
Pak Wijaya kemudian melihat ke dalam ruangan dan melihat Clara yang tubuhnya dipenuhi oleh alat-alat medis. Kemudian ia mengalihkan pandangannya dan terus berjalan. Hatinya terasa sakit melihat kondisi Clara, ia menyesal telah berbuat jahat pada gadis itu
Sekitar sepuluh langkah mereka berjalan melewati naka dan Alvin tiba-tiba terlihat dokter dan suster berlarian dan masuk ke ruangan Clara. Kedua keluarga itu langsung berhenti dan melihat apa yang terjadi
Bian, Bara, Ken, Pak Wijaya dan keluarga Ken merasa sangat khawatir pada Clara. Karna mereka sudah tau yang sebenarnya. Mereka yakin pasti kondisi Clara memburuk, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa
"Dokter, dia kenapa dok" Tanya Alvin dan naka yang langsung berdiri menghampiri sang dokter
"Kalian tenang dulu, biar saya periksa dulu"
"ARGHHH" Naka menonjok dinding rumah sakit kemudian ia menangis
"Lo tenang jangan kayak gini. Ini rumah sakit. Percaya sama gue, dia bakal baik-baik aja" Ucap Alvin
"KENAPA HARUS DIA? KENAPA BUKAN GUE AJA. HIDUP DIA UDAH HANCUR KENAPA SELALU DIA YANG DAPAT UJIAN KAYAK GINI. KALO EMANG DIA MAU MATI MENDING MATI AJA DARIPADA HIDUP DI DUNIA YANG GAK PERNAH ADIL BUAT DIA" teriak naka
Bian juga sangat khawatir dengan kondisi clara. Bukan hanya Bian, semuanya khawatir dengan kondisi gadis itu
"Pah ayok kita pulang aja" Ajak Lia
Kemudian mereka pergi meninggalkan rumah sakit.
Selama di perjalanan pulang, pak Wijaya dan yang lainnya terus memikirkan bagaimana kondisi Clara sekarang
...🦕🤍...
...L...
ima hari kemudian, clara baru sadarkan diri. Selama ia di rumah sakit, Alvin dan naka selalu menemaninya.
Pernah pada suatu hari pak Wijaya datang ke rumah sakit itu lagi hanya untuk melihat kondisi gadis yang sudah mendonorkan ginjal untuknya
Namun ia tidak berani masuk ke ruangan, ia hanya melihat clara dari luar. Dan hatinya sedikit tenang karna mendapati gadis itu sudah sadar dan sudah bisa tertawa. Ia sangat bahagia dan sangat berterimakasih kepada Alvin dan Naka karna sudah menemani gadis itu selama di rumah sakit
"Terimakasih nak karna kamu sudah menyelamatkan nyawa papa, semoga kamu cepat sembuh. Maaf atas sikap kasar papa ke kamu selama ini" Batin pak Wijaya
Kemudian pak Wijaya langsung pergi dari sana sebelum clara mengetahui kehadirannya disana. Iya, dia memang pengecut. Bahkan untuk menemui clara saja ia tidak berani
"Papah" Clara tiba-tiba bergumam sendiri
"Kenapa ra" Tanya Alvin
"Nggak kok, tadi gak tau kenapa gue ngerasa papa ada di sini. Tapi kayaknya gak mungkin, mungkin gue cuma halu doang" Ucapnya sambil tersenyum padahal hatinya sedih
"Papa lo emang ada disini, tapi mungkin dia gak berani ketemu langsung sama lo. Begitu kuat ikatan batin lo sama papa lo sampe lo bisa rasain kehadirannya disini" Batin Naka
"Eh gue kapan si boleh pulang, gue gak suka rumah sakit"
"Besok lo udah boleh pulang" Jawab Naka
"Yeayyyy akhirnya gue bebas"
"Bebas mata lo, walaupun lo udah keluar dari rumah sakit. Gue sama Alvin tetap akan pantau lo. Ngerti lo" Ucap Naka
"Heleh, dipantau segala"
"Bacot diem lo"
"Vin masa anak monyet ini bilang gue bacot si" Adu clara pada Alvin
Alvin hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya ini
Alvin memang suka pada Clara, namun ia tidak keberatan jika Clara bersama orang lain. Ia tidak ingin memaksa Clara agar suka balik padanya. Selagi orang tersebut bisa membuat Clara bahagia ya silahkan saja. Karna ia tidak mau melihat Clara disakiti lagi seperti apa yang sudah dilakukan oleh Ken
...🦕🤍...
Besok pagi Clara sudah boleh pulang. Ken dan Alvin membantu Clara membereskan barang barangnya dan kemudian Naka mengantarkan Clara pulang. Sedangkan Alvin ia langsung balik ke kampus untuk mempersiapkan acara yang akan diadakan
Saat diperjalanan, Clara bingung harus ngomong apa kepada Naka. Tidak mungkin Naka mengantarkan nya sampai ke rumah Megan karna selama ini ia berbohong pada Naka. Sebenarnya ia tidak tinggal disana
Namun ia memutuskan untuk mengajak Naka ke makam kedua orang tuanya terlebih dahulu
Setelah sampai di makam, ia bertemu lagi dengan bapak penjaga makam kemarin yang ia jumpai
"Eh nak Clara. Mau ziarah lagi ya nak?"
"Iya Pak"
"Kamu kok keliatannya pucat banget, kamu lagi sakit?"
"Nggak kok pak. Kurang istirahat aja"
Sembari Clara berbicara dengan bapak tersebut, Naka sudah membeli bunga dan air mawar dan kemudian ia serahkan pada Clara.
"Makasih" Ucapnya pada Naka
"Ayok" Ucap Naka sambil menggenggam tangan Clara
"Pak, saya ke makam orang tua saya dulu ya pak"
"Iya nak, silahkan" Si bapak mempersilahkan Clara dengan sangat ramah
Setelah sampai disana, Clara kembali menangis. Ia curhat pada orang tuanya yang telah tiada. Ia yakin pasti orang tuanya dengar semua curhatannya
Setelah tenang, kemudian Clara memanjatkan doa untuk kedua orang tuanya
Setelah selesai, mereka berdua langsung pergi dari sana dan Naka langsung mengantarkan Clara pulang
"Gue turun di depan aja"
"Ngapain disitu"
"Gue balik sendiri aja, ntar gue minta Megan aja yang jemput gue"
"Gue bukan anak kecil yang bisa lo bodoh bodohin, gue tau lo gak tinggal disana. Selama ini lo bohongin gue kan?" Ucap Naka tepat sasaran
Clara yang mendengar hal itu langsung terdiam dan tidak berani bicara apapun
"Jawab, bener kan lo bohongin gue"
Ia hanya tersenyum kikuk melihat Naka
"Nyengir lo. Udah cepetan lo tinggal dimana"
"Di situ, lurus aja trus nanti ada belokan, belok kiri"
Setelah mengikuti instruksi dari Clara, akhirnya mereka sampai
"Yang mana rumah lo"
"Itu" Ia kemudian menunjuk ke sebuah gubuk kecil
"Jadi selama ini lo tinggal disana"
"Hmm"
Karna dari tadi cuaca mendung, akhirnya Naka bergegas menurunkan semua barang barang Clara. Dan kemudian berpamitan pulang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments