Part 13

Karna sudah sangat kecewa Clara langsung pulang ke apartemen. Dari tadi selama di perjalanan handphone nya terus berbunyi. 

Setelah sampai di apartemen Clara langsung menangis sejadi-jadinya. Handphone nya masih terus berbunyi dan ia membuka handphone nya dan melihat siapa yang menelfon nya. Ternyata sudah banyak panggilan tak terjawab dari sahabatnya dan Bagas, dan ternyata disana juga ada panggilan tak terjawab dari Ken. 

Ia melempar handphone nya ke sembarang arah dan kemudian merebahkan diri di kasur, ia kembali menangis dan memukul mukul dadanya karena rasanya begitu sakit. 

Ia tidak bisa melakukan apapun, ia hanya bisa menangis. Ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. 

Karena sudah terlalu lelah menangis, ia tiba-tiba tertidur dengan kondisi yang sangat menyedihkan, ia tertidur dengan pipi yang masih basah oleh air matanya. 

...🦕🤍...

Keesokan harinya saat ia bangun tidur, kepalanya terasa sangat pusing mungkin karena semalam ia terlalu lama menangis. Dan matanya sangat bengkak 

"Anjing menyedihkan banget gue sekarang" Umpatnya saat bercermin

"Ini gimana gue mau kuliah dengan kondisi gue yang kayak gini"

"Anjing banget tuh cowok, dari sekian banyak cewek kenapa harus gue yang lo hancurin Ken"

"LO MAU HANCURIN HIDUP GUE SEPERTI APA LAGI"

"ARGHHHH" Ia berteriak sambil menarik rambutnya sendiri

"KENAPA HARUS GUE?"

"MENTAL GUE UDAH HANCUR, GUE UDAH HANCUR. KENAPA DIBUAT LEBIH HANCUR LAGI, ARGHHH"

"GUE GAK SEKUAT ITU. TOLONG" Ia kembali menangis terisak

"Gue capek" Ia menunduk dan bersender ke meja rias. Sangat sakit

"Gue capek, tolong jangan buat gue makin hancur. Apa kesalahan yang udah gue perbuat sampe gue harus ngerasain ini semua" Ia tak hentinya menangis

Ia memilih untuk merebahkan tubuhnya di lantai. 

...🦕🤍...

Pagi buta Bian sudah berada di apartemennya  yang sekarang ditempati oleh Clara, karena semalam ia sudah diberitahu oleh Bagas tentang kejadian yang terjadi di mall kemaren sore. 

Ia tau adiknya sangat hancur saat ini, ia tidak menemui Clara tadi malam karena ia yakin adiknya butuh waktu untuk sendiri. Makanya ia memutuskan untuk datang pagi ini. 

Saat akan masuk, ia mendengar adiknya berteriak dari dalam, ia mendengar adiknya menangis. Suaranya terdengar sangat pilu dan menyayat hati. 

Setelah ia tidak mendengar suara adiknya lagi, ia memutuskan untuk masuk ke dalam. Bian juga memiliki kartu akses apartemen miliknya. Yang satunya dipegang oleh Clara dan satunya dipegang oleh dirinya. Jadi ia bisa dengan mudah masuk ke dalam apartemen

Saat sudah sampai di dalam, ia melihat ruangan yang sangat berantakan, barang-barang yang berserakan di mana-mana. 

Kemudian ia melihat Clara yang terbaring di lantai apartemen, Clara masih menangis. Bian tidak kuat melihat kondisi adiknya saat ini. Clara terlihat sangat hancur. 

Kemudian ia mencoba perlahan mendekati Clara dan mengusap rambut Clara dengan lembut. 

...🦕🤍...

Kemudian Clara mencoba bangun dan melihat ke depan, ternyata disana sudah ada abangnya. Ia kembali menangis sejadi-jadinya. Bian juga ikut menangis melihat kondisi Clara sekarang, dari matanya sudah menggambarkan seberapa hancurnya Clara sekarang ini. 

Bian tidak kuat melihat mata Clara lama-lama karena itu hanya akan membuatnya semakin sedih. Mata Clara menyiratkan rasa sakit yang begitu dalam. 

Bian kemudian memeluk sang adik, ia membiarkan Clara menangis di dalam pelukannya. Ia juga ikut menangis, betapa hancurnya adiknya sekarang. 

"Abang, Ara salah apa? Kenapa bang Ken jahatin Ara?" Ucapnya tersedu-sedu dengan suara seraknya

Suara Clara hampir habis karena dari semalam ia terus menangis, kepalanya sangat pusing

"Kamu gak salah apa-apa. Mereka yang jahat"

"Tapi kenapa semua orang jahatin Ara. Ara capek bang" Ia kembali menangis

"Kalo capek istirahat ya" Ia mengeratkan pelukannya, Ia sangat takut mendengar ucapan Clara tadi

Tidak biasanya Clara bilang kalau dia capek. Ia takut adiknya akan berbuat macam-macam

"Sakit" 

"Iya sayang abang tau, masih ada abang. Kamu jangan nangis lagi"

Clara masih berada dalam pelukan Bian. Ia tidak mau banyak bicara lagi, rasanya tenaganya sudah habis. Ia kemudian berhenti menangis dan diam di dalam pelukan Bian. 

"Ara mau kuliah" Ucapnya sambil melepaskan pelukan abangnya

"Liat kondisi kamu, gak usah kuliah dulu. Nanti biar abang yang izinin kamu ke kampus"

"Nggak, sekarang Ara ada ujian"

"Kamu yakin?" 

"Iya bang"

"Yaudah kamu siap-siap biar abang bikinin sarapan"

Kemudian Clara pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Saat akan mencuci muka, ia melihat pantulan wajahnya di cermin. Ia terlihat sangat menyedihkan. Kemudian ia langsung mandi

Setelah kurang lebih 20 menit ia siap-siap akhirnya ia muncul dan langsung duduk di samping abangnya. Ia terlihat rapi dan tidak se menyedihkan tadi. Kemudian sarapan bersama Bian

Clara membawa kacamata hitam yang sengaja ia bawa untuk ia pakai di kampus nanti untuk menutupi matanya yang masih bengkak

Setelah selesai sarapan, Bian langsung mengantarkan Clara ke kampus dan mereka kembali menjadi pusat perhatian. Saat akan turun dari mobil, Clara langsung memakai kacamatanya dan kemudian berpamitan pada Bian

"Ara masuk dulu bang, makasih udah anterin ara" 

"Iya sayang, nanti kalo mau pulang telfon abang, biar abang jemput"

"Aku nanti pulang bareng Natali aja"

"Gpp sama Natali aja?"

"Gpp bang"

"Iya udah semangat ya, fokus ujian nanti. Semoga berhasil sayang" Ucap Bian menyemangati Clara sambil mencium kening sang adik. 

Setelah itu Clara keluar dari dalam mobil dan bersikap seperti biasanya. Natali dan Megan yang dari tadi menunggu Clara keluar dari mobil, kaget melihat Clara yang terlihat biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa. 

"Ra" Panggil Natali

"Hai, ayok ke kelas bentar lagi udah masuk" Ucap Clara sambil melihat jam tangan

"Are u okeyy?" Tanya Megan

"Ya, semuanya baik-baik aja. Ayok ke kelas pala gue pusing banget" Balas Clara. 

"Ra maafin abang gue ya" Natali merasa bersalah atas apa yang diperbuat oleh abangnya pada Clara. 

"Gpp, gak usah dipikirin lagi. Gue lagi gak mau mikirin masalah itu. Gue udah terlalu capek"

Natali dan Megan hanya bisa diam, ia tidak ingin membahas masalah itu lagi di hadapan Clara. Mereka tau Clara benar-benar hancur sekarang walaupun saat ini Clara bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. 

Mereka tau Clara sangat pintar dalam menutupi rasa sedihnya. Padahal di dalamnya ia sangat sangat hancur. 

...🦕🤍...

Setelah jam perkuliahan selesai, mereka langsung pulang. Karena tidak membawa mobil dan ia juga tidak mau mengganggu abangnya, Clara minta tolong pada Natali untuk mengantarkannya pulang

Natali dengan senang hati mau mengantarkan sahabatnya itu kembali ke apartemen. 

Namun ia baru ingat, kalau hari ini ia harus kerja

"Natt, anterin gue ke cafe aja. Hari ini gue kerja" Pinta Clara

"Lo yakin mau kesana?"

"Yakin"

"Yaudah"

Saat sampai di cafe, ia kembali melihat Ken dan Lia sedang berduaan. Hatinya kembali hancur, namun sebisa mungkin ia coba tahan rasa sakit itu dan coba untuk bersikap biasa saja. 

Ken melihat kedatangan Clara yang akan memasuki cafe, ia berharap Clara akan melihat ke arahnya namun ternyata tidak. Clara berjalan tanpa menoleh sedikitpun padanya. 

Dari samping, Ken melihat mata Clara yang bengkak. 

"Ra, gue minta maaf" Batinnya

Setelah sampai di atas panggung, Clara langsung menyanyikan beberapa lagu

Suasana tiba-tiba hening saat Clara menyanyikan sebuah lagu. Apalagi teman-teman Ken sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Awalnya mereka marah pada Ken, tapi di sisi lain mereka juga merasa kasihan pada Ken setelah Ken menjelaskan semuanya. 

Melihat kondisi Clara sekarang ini, mereka merasa sangat kasihan pada Clara. Tapi mereka tidak bisa ikut campur dalam masalah Ken dan Clara. 

Clara menyanyikan beberapa lagu yang mewakili perasaannya sekarang. Semua orang yang berada di sana terbawa suasana dan Clara tiba-tiba menangis karena terlalu menghayati setiap bait lirik yang ia nyanyikan. 

Melihat itu, Tania langsung naik ke atas panggung dan membantu Clara melanjutkan sebagian lirik yang tidak bisa ia lanjutkan karena Clara menangis. 

...🦕🤍...

Setelah selesai dan jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Clara langsung turun dari panggung dan ingin langsung balik ke apartemen. 

Namun saat ia jalan, tiba-tiba Ken menarik tangan Clara. 

Kenapa Ken bisa bersama Clara? Karena saat jam 9 tadi Lia sudah pulang dan meminta Ken untuk mengantarkan nya pulang, namun setelah itu Ken kembali lagi ke cafe karena ada yang ingin ia bicarakan pada Clara

"Lepasin tangan lo. Gak usah pegang-pegang gue" Menghempaskan tangan Ken

Tapi Ken tidak mau melepaskan tangan Clara

"LEPASIN TANGAN GUE ANJING" Ia memberikan penekan pada kata terkahir

"MASIH BELOM PUAS LO NYAKITIN GUE" Mata Clara sudah berkaca-kaca

"Gue mau minta maaf" Ken juga merasa sakit melihat kondisi Clara sekarang ini

"Lo kira dengan kata maaf lo bisa balikin semuanya. Apa lo bisa kembaliin diri gue yang ceria kayak kemaren-kemaren? LO BISA KEMBALIIN GAK? LO BISA GAK BALIKIN AIR MATA GUE YANG UDAH GUE BUANG GITU AJA GARA-GARA NANGISIN COWOK BRENGSEK KAYAK LO? APA LO BISA BALIKIN? APA LO BISA SEMBUHIN HATI GUE HAH? GUE PUNYA SALAH APA SAMA LO ANJING SAMPE LO TEGA NYAKITIN GUE KAYAK GINI" Clara sudah tidak kuat lagi, ia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi agar tidak keluar. Ia menangis sejadi-jadinya

Ken masih diam sambil terus menggenggam tangan Clara dan membiarkan gadisnya mengeluarkan semua unek-unek yang membuat hatinya sakit. Ia tidak masalah jika Clara memakinya karena ia pantas mendapatkan itu. Itu pun masih tidak sebanding dengan apa yang Clara rasakan. 

"GUE TULUS SAYANG SAMA LO BAJINGAN, TAPI APA BALASAN LO KE GUE? gue capek, gue udah hancur. DAN SEKARANG LO BIKIN GUE MAKIN HANCUR. LO MAU LIAT GUE MATI? IYA?"

"Nggak" Ken rasanya ingin menangis mendengar ucapan Clara tadi

"Sumpah gue bener-bener capek. Selama ini gue mencoba untuk kuat, lo tau hidup gue kayak gimana tapi kenapa lo masih tega hancurin gue kayak gini. GUE SELAMA INI MENCOBA BERTAHAN, GUE MENCOBA UNTUK KUAT BIAR GUE GAK GILA. KARNA GUE TAKUT NYAWA GUE HABIS DI TANGAN GUE SENDIRI. Gue mati-matian ngelawan itu semua. Jadi tolong jangan buat gue hancur gini. Gue gak sekuat itu bang" Ia menangis terisak, ia terduduk di hadapan Ken dan terus menangis. Suaranya hampir habis karena 2 hari ini ia tak henti-henti menangis. 

Orang-orang yang berada disana juga merasakan apa yang Clara rasakan. Tidak sedikit juga mereka menangis melihat gadis itu. 

Disana masih ramai oleh pengunjung, karena semakin malam, semakin banyak pengunjung. Jadi banyak orang yang menyaksikan kejadian yang memilukan tersebut. 

Ken tidak tau harus berbuat apalagi. Apalagi melihat Clara yang sehancur ini. Natali dan Megan sudah menangis dari tadi

Kemudian Ken membantu Clara untuk berdiri. Masih banyak yang ingin ia sampaikan pada Ken, masih banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Ken. 

"Apa kekurangan gue sampe lo giniin gue? Gue ada salah? Lo bisa ngomong sama gue. Tapi kenapa lo mainin perasaan gue kayak gini. Lo ngajak gue pacaran tapi minggu depan lo sama dia udah mau tunangan. Gue salah apa tolong bilang, jangan giniin gue" Ia terus menangis tanpa henti. 

Sedari tadi Ken hanya bisa diam, hatinya begitu sakit melihat gadisnya sehancur ini. 

"Gue mohon tolong jangan pernah temui gue lagi, jangan muncul lagi di hadapan gue. Gue capek" Ia mengepalkan tangannya di depan dada tanda ia sangat memohon pada Ken. 

"Lama-lama gue bisa gila. Tolong, gue pengen hidup tenang"

Tanpa persetujuan dari Clara, Ken langsung memeluk tubuh Clara dengan erat dan Clara juga membiarkan Ken melakukan itu karena ia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk melawan

Beberapa menit ia berada dalam pelukan Ken, ia langsung menjauh dari Ken 

"Gue capek, gue mau pulang. Semoga hubungan lo langgeng dan lo gak akan ngerasain apa yang gue rasain. Salam buat ayah sama bunda. Makasih banyak karna kalian udah baik sama gue" 

Setelah itu Clara langsung pergi dari cafe dan ternyata dari tadi Bian menyaksikan kejadian tadi dari awal sampai akhir. 

"Ayo pulang sama abang" 

"Gak mau, ara mau sendiri"

"Nggak, pulang sama abang"

Ia tidak mau membantah lagi dan langsung menuruti kata Bian. 

Bian membukakan pintu untuk Clara dan langsung menjalankan mobilnya ke apartemen agar adiknya bisa segera beristirahat. 

Selama di perjalanan, Clara hanya diam dan menyenderkan tubuhnya sambil melihat ke jalanan. Dan ia kembali menangis. 

Mungkin karena terlalu lelah, ia sampai tertidur. Saat sudah sampai di loby apartemen Bian tidak tega membangunkan adiknya. Jadi ia memutuskan untuk menggendong tubuh mungil adiknya. 

Saat sudah sampai di kamar, ia meletakkan tubuh mungil sang adik di ke atas kasur dengan sangat hati-hati agar adiknya tidak terbangun

Kemudian ia mengecup kening sang adik dan mengelus pipi adiknya dengan lembut.

"Abang sayang sama adek. Cepat sembuh sayang. Masih ada abang, cari abang kapan pun adek butuh" Ucap Bian berbicara pelan pada gadis yang sedang tertidur pulas tersebut. 

"Abang pulang dulu ya sayang, abang udah siapin obat buat adek di atas meja. Nanti di minum ya" Ia kembali mengecup kening Clara lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh adiknya. 

Kemudian ia berjalan keluar pintu dan meninggalkan Clara sendirian di kamar

"Ara juga sayang sama abang" 

Ya, Clara sudah bangun. Saat di lift tadi ia terbangun dan baru sadar jika abangnya lah yang menggendongnya. Karena badannya sudah sangat lelah, ia memutuskan untuk tetap menutup matanya. Ia dengar semua yang abangnya ucapkan. 

Ia kembali menangis dan menutup matanya. Akhirnya ia benar-benar tertidur dan masuk ke alam mimpi. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!