Part 10

Hari ini, Ken menjalankan hukumannya. Ia mencoba untuk selalu mendekati Clara. Sebelumnya ia sudah minta izin pada Lia bahwa selama 2 minggu ini ia tidak punya banyak waktu untuk Lia. Dan Lia dengan senang hati menerimanya. Karena itu sebagian dari rencananya ia tidak keberatan dengan hal itu. 

Setiap hari Ken selalu bersama Clara. Ia meluangkan waktu untuk menemani Clara nge-gym, latihan menembak dan latihan fisik lainnya. Dan tidak lupa setiap sore Ken selalu menemani Clara di cafe sampai ia selesai bekerja. 

Selama 3 hari ini, Ken memberikan seluruh perhatiannya pada Clara. Dan Clara pun juga merasa nyaman atas perhatian yang diberikan oleh Ken. 

Ia juga merasakan ada yang aneh pada dirinya. Ia selalu merasa sedih saat jauh dari Ken walaupun hanya ditinggal kerja. Ia merasa nyaman saat bersama Ken, ia merasa aman setiap berasa di samping Ken. 

Ken menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya pada Clara. Dirasa waktunya sudah tepat, Ken mengajak Clara pergi ke suatu tempat. Dan ia mulai mengungkapkan isi hatinya. 

Ia pasrah dengan keputusan Clara nanti. Jika Clara menerimanya ia akan sangat bahagia tapi jika Clara menolaknya ia juga menerima dengan senang hati. Karena jika Clara menolaknya ia tidak akan membuat Clara sakit hati suatu saat nanti. 

...🦕🤍...

Ken memilih untuk mengajak Clara ke taman, dan disana ia mencoba untuk mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara serius pada Clara. 

"Ra, gue mau ngomong sesuatu" 

"Ngomong apaan, ngomong aja kali"

"Tapi lo jangan marah dan jangan jauhin gue. Apapun keputusan lo nanti gue akan terima"

"Iya" Clara memperhatikan Ken dan ia merasa tidak enak, ia seolah tau kemana arah pembicaraan Ken nanti tapi ia tidak mau ke geeran dan mencoba tetap tenang menunggu apa yang akan dikatakan oleh Ken

Ken mulai duduk menghadap ke arah Clara dan mulai berbicara. 

"Ra, jujur setelah beberapa hari kita deket, dan sering ngabisin waktu bareng. Gue ngerasa nyaman kalo berada di deket lo. Mungkin bagi lo ini terlalu cepat, tapi menurut gue nggak. Gue pengen lebih deket sama lo dan gue pengen selalu ada buat lo kapan pun lo butuh dan akan selalu jagain lo"

Clara terus memperhatikan Ken, ia terdiam mendengar penuturan dari Ken. 

"Gue gak tau siapa yang ada di hati lo sekarang. Tapi gue mohon, kali ini tolong kasih gue kesempatan untuk bisa mengenal lo lebih jauh lagi. Gue pengen punya hubungan sama lo, bukan hubungan sebagai abang dan adek, tapi lebih dari itu"

"Pacaran?" Tanya Clara ragu dan sedikit canggung

"Iya" 

"Jujur gue juga ngerasa nyaman sama lo. Lo baik dan perhatian sama gue. Gue ngerasa aman setiap ada di deket lo. Intinya terimakasih banyak udah baik dan perhatian sama gue"

"Trus gimana? Lo mau kasih gue kesempatan atau enggak?"

Clara diam beberapa saat 

"Oke gue mau kasih lo kesempatan, tapi.. "

"Tapi apa?"

"Kalo suatu saat lo bikin gue sakit atau lo khianati gue. Apa konsekuensinya"

"Lo bebas mau apain gue. Gue janji gak akan khianati lo"

"Janji?" Sambil memberikan jari kelingkingnya

"Gue janji" Ken menautkan jari kelingkingnya dengan Clara. Tanda perjanjian telah disepakati. 

"Mulai sekarang lo milik gue, dan gue milik lo"

"Iyaa, terimakasih untuk kebahagiaan ini. Tolong jaga kepercayaan gue, jangan khianati gue. Gue udah terlalu capek ngerasain sakit yang gak ada hentinya. Gue harap lo selalu ada buat gue" Ucapnya tulus 

"Iya ra, gue janji. Gue boleh peluk lo gak?" Izin Ken pada Clara. 

"Boleh" Clara tersenyum lalu membalas pelukan Ken. 

Karena hari sudah sore, Ken mengajak Clara pulang ke rumah. Namun Clara menolak, ia harus ke cafe. Hari ini ia harus kerja, dan Ken dengan senang hati menemani kekasihnya itu. 

Tidak bisa digambarkan bagaimana bahagianya Ken saat ini. Ia berjanji akan menjaga Clara. Namun kenyataan selalu menyadarkannya bahwa ia hanya menjalankan tantangan dari teman Lia. Tapi jauh di lubuk hatinya, ia benar-benar tulus mencintai Clara. Namun ia selalu menepis pikiran tersebut. 

Sepanjang ia menemani Clara, wajahnya tidak luput dari senyuman. Senyuman itu tidak pernah hilang, begitu bahagianya ia sampai seperti sekarang ini. 

Ia tidak sekalipun merasa bosan menunggu Clara sampai selesai bekerja. Setelah selesai Clara langsung turun dari panggung dan menghampiri Ken di meja pengunjung. Dan mengajak Ken pulang. 

"Ayo bg kita pulang, gue capek banget"

"Ayo sayang. Besok gak usah kerja ya"

"Dih apa-apaan, besok kan masih jadwal gue"

"Shutttt, sekarang ini gue pacar lo bukan musuh lo. Jadi ngomong nya gak boleh ngegas okee"

"Iya ntar kalo besok gue gak kerja ntar gaji gue di potong"

"Gue kaya, berapapun lo mau gue bisa kasih. Lagian juga cafe ini milik gue. Dan lo pacar gue, jadi bebas dong pacar gue mau kerja apa enggak. Gue bisa ngasih lo duit tanpa lo harus kerja"

"Ah capek ngomong sama lo"

"Kenapa sayang? Hmm? Lo keberatan?" Mendekatkan wajahnya pada Clara 

"Gak kok"

"Gue harap mulai sekarang, apapun yang gak lo suka dari diri gue lo bisa bilang langsung ke gue. Gue mau lo lebih terbuka lagi sama gue. Paham?"

"Iya gue paham"

"Kok kalo dia lagi mode serius gini gue agak merinding ya. Kayak bukan dia yang gue kenal deh" Batin Clara. 

"Kenapa?" Tanya Ken sambil mengangkat alisnya. 

"Gpp bg. Yaudah ayok pulang"

"Ayo sayang" Ia menggandeng tangan Clara dan membukakan pintu mobil untuk Clara. 

Selama perjalanan Ken terlihat sangat bahagia dan ia menggenggam tangan Clara dengan tangan kirinya lalu sesekali mencium punggung tangan Clara. Dan tangan kanannya memegang stir mobil. Ia tidak sekalipun melepaskan genggaman tersebut. 

Clara merasa sangat bahagia karena mendapatkan perhatian dengan begitu hebatnya dari Ken. Ia sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan lelakinya ini. 

Walaupun mereka baru pacaran, tapi sedikit banyaknya Clara sudah tau Ken itu orang yang seperti apa, apa yang ia suka dan apa yang tidak ia suka karena mereka tinggal satu rumah. 

...🦕🤍...

Sehari setelah ia jadian, Ken sudah mempublikasikan hubungannya dengan Clara. Semuanya sudah tau jika Ken dan Clara berpacaran. Dan orang tua Ken merestui hubungan kedua pasangan itu dan berharap hubungan itu bisa lanjut ke jenjang yang lebih serius lagi. 

Pagi ini Ken dan Clara pergi ke tempat gym. Selama beberapa hari ini Ken yang menjadi coach untuk Clara. Ia yang mengatur jadwal Clara, Clara tidak boleh makan sembarangan dan hal lainnya Ken lah yang mengatur. 

Apalagi sekarang ini mereka sudah resmi berpacaran, dan tentunya Ken sangat memperhatikan Clara, apalagi Ken ini tipe cowok yang posesif. 

"Bg, ntar malam kita jalan-jalan yok. Kita ke pasar malam aja mau gak?"

"Boleh" Balas Ken sambil tersenyum pada Clara

"Laper gk?"

"Iyaa, habisnya lo sih gue dilarang makan ini itu" 

"Sayang, mulai sekarang lo harus bisa jaga kesehatan, lo gak boleh makan sembarangan" Ucapnya lembut

"Makan pedes aja gk di bolehin padahal cuma sekali doang"

"Hmm? Ulangin coba. Cuma sekali?"

Clara hanya menunduk, ia sangat kesal pada Ken karena selalu melarangnya memakan makanan pedas

"Sayangg, gue gak mau lo sakit. Jadi gue mohon tolong dengerin omongan gue. Semua juga demi kebaikan lo"

"Iya"

"Iya apa"

"Iya itu, gu dengerin"

"Good Girl" Ken tersenyum dan mengusap rambut Clara 

Kemudian setelah selesai nge-gym mereka langsung pulang dan membersihkan badan. 

Clara istirahat sejenak, badannya pegal-pegal karena mungkin tubuhnya masih belum terbiasa dengan kegiatan yang beberapa hari belakang sering ia lakukan. 

...🦕🤍...

Hari menunjukkan pukul 19:15, Ken menepati janjinya untuk mengajak Clara pergi ke pasar malam. Setelah Clara sudah siap, mereka berdua berpamitan pada ayah dan bunda. 

Setelah sampai di pasar malam, ia tak henti-hentinya tersenyum karena ia merasa sangat bahagia berada di sini. Karena di sini sangat banyak mainan, kenapa ia sangat senang? Karena dari kecil ia tidak pernah dibelikan mainan oleh orang tuanya. 

Setelah puas bermain, Clara mengajak Ken duduk di kursi lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Ken. 

"Capek"

Ken memeluk Clara dari samping membiarkan gadisnya bersandar di bahunya

"Sayang mau pulang?" 

"Nanti" Ia hampir tertidur saking lelahnya

"Bg, nanti beliin Ara dino dong"

Ken sedikit kaget saat Clara memanggil dirinya sendiri dengan sebutan Ara, biasanya Clara berbicara padanya menggunakan lo gue. Tapi Ken senang jika Clara manja padanya, karena seperti yang ia ketahui bahwa selama ini Clara dipaksa menjadi wanita yang kuat dan tidak boleh lemah

"Dino udah punah sayang" 

"Bonekanya bg, Ara mau boneka dino"

"Yaudah nanti pas mau pulang kita beli ya"

"Bener ya" Ucapnya masih menyenderkan kepalanya di bahu Ken. 

"Iya sayang" Lalu mengecup Clara. 

Setelah puas jalan-jalan dan sudah mendapatkan apa yang ia mau yaitu boneka dino, Clara dan Ken langsung pulang karena malam semakin larut dan hari semakin dingin. Ia takut jika nanti Clara sakit. 

Sesampainya di rumah Clara membersihkan badan dan beristirahat. 

"Lo kemana aja sama bg Ken tadi?"

"Ke pasar malam doang natt"

"Langgeng terus ya sama abang gue. Gue do'ain kalian sampe nikah. Aamiin" Ucapnya Natali dan langsung memeluk Clara. 

"Aamiin, do'ain yang terbaik buat gue dan bg Ken ya natt" Ucapnya sambil membalas pelukan Natali. 

"Yaudah ayok tidur, besok mulung"

Clara hanya tersenyum melihat sahabatnya itu, ia sangat bahagia berada di tengah-tengah keluarga yang sangat baik ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!