Saat akan masuk ke dalam kamar, Abian melihat pintu kamar Clara yang sedikit terbuka. Lalu ia mengintip ke dalam dan mendapati adiknya yang sedang tertidur pulas.
Ia tau bagaimana rasa sakit yang dirasakan oleh adiknya itu saat ini. Kemudian ia membuka pintu kamar secara perlahan agar tidak menimbulkan suara yang akan menggangu adiknya yang sedang tidur.
Kemudian dengan perlahan ia mengusap wajah adiknya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja. Seolah merasakan apa yang dirasakan oleh adik kecilnya itu.
Seorang gadis yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dari kecil. Seorang gadis yang selalu mendapatkan siksaan dari papanya. Entah sampai kapan penderitaan gadis ini akan berakhir. Entah kapan ia akan mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Tanpa berbicara apapun, Bian mencium kening sang adik yang masih tertidur pulas. Wajah nya yang begitu sangat cantik dan tenang saat tertidur.
"Cepat sembuh dek, abang janji akan selalu ada buat kamu" Kemudian pergi meninggalkan kamar Clara dan masuk ke dalam kamarnya.
Keesokan paginya Clara bangun seperti biasa dengan badan yang masih terasa sangat sakit. Saat akan berangkat ke kampus, karna Bian tau adiknya tidak bisa mengendari mobil denga keadaan yang seperti ini, ia pergi mengantarkan Clara ke kampus.
Saat mobil Bian memasuki gerbang kampus, semua mata tertuju padanya. Semua orang tau bagaimana dingin dan menakutkannya Bian di arena.
Semua perempuan histeris dengan kedatangan Bian, tak terkecuali anggotanya yang kemarin malam berada di rumahnya. Mereka hanya memperhatikan sampai si pemilik mobil hitam itu keluar.
Bian keluar dari mobil dan membantu Clara keluar dari mobil. Semua orang mulai berbisik melihat hal tersebut.
"Abg jangan pegang badan ara, sakit" Ia hampir menangis karna Bian tidak sengaja memegang pinggang Clara yang penuh dengan luka bekas cambukan tadi malam.
"Maaf dek abg lupa".
" Pegang tangan aku aja bg" Sambil mengulurkan tangannya dan kemudian Bian membantu Clara berdiri.
"Abg anterin ke kelas ya"
"Gk usah bg, aku bisa sendiri kok"
"Gk usah ngebantah, abg gk suka"
"Bg, aku gpp. Aku gk lumpuh, aku masih bisa jalan. Nanti juga aku ketemu sama sahabat aku ntr bareng mereka aja ke kelas"
Tanpa mereka sadari Bagas dan yang lainnya sudah ada di dekat mereka.
"Biar kita aja yg anterin adik lo ke kelas, lo juga mau kerja kan?" Ucap bagas kepada Bian.
Bian hanya diam menatap tajam manusia di hadapannya ini. Seolah tidak yakin kepada mereka kalau mereka bisa menjaga adik kesayangan nya ini.
"Udh lo tenang aja, kita pasti jagain adik lo"
"Oke, kalo sampe adek gue kenapa-napa kalian yg bakal gue cari duluan"
"Iya bos tenang aja, posesif bgt si. Gimana nanti kalo ada cwok yg deketin adek lo udh menciut duluan nyalinya liat lo" Ucap Aron sambil tertawa diikuti oleh yang lainnya.
"Bodo" Ucapnya ketus
"Dek abg berangkat kerja dulu ya, kamu dijagain dulu sama mereka. Kalo mereka aneh-aneh kamu langsung laporin abg ya" Ucapnya lembut pada Clara, berbeda jauh saat berbicara pada temannya.
Kemudian Bian menoleh kepada teman-temannya dan berkata
"Kalo sampe adek gue lecet sedikit aja, kalian berurusan sama gue" Ancam nya kepada teman-temannya
"Abg udah jangan nakutin mereka" Ucap Clara lembut
"Makasih ya udh anterin aku ke kampus, abg hati-hati di jalan jangan ngebut"
"Iya sayang" Tersenyum pada Clara lalu mencium kening Clara. Dan itu membuat semua cewek-cewek yang melihat kejadian itu dari awal menjadi histeris melihat perlakuan manis Bian kepada Clara.
"Beruntung bgt yg jadi istrinya nanti"
"Ish ayg gue cium cewek lain"
"Tolol, itu adeknya bukan cwek lain"
"Biarin aja lah, dia kan cium adeknya. Yakali dia cium lo kan gak mungkin" Ucap gadis lain sambil tertawa
"Mustahil bgt gue bisa dapetin dia, tapi gk ada yg mustahil, tapi tetap mustahil karna seleranya pasti bukan gue" Ucap seorang gadis yang mulai menghayal tentang Bian
Kemudian Bian pergi meninggalkan Clara dan teman-temannya. Lalu Clara dituntun berjalan ke kelas dengan di kawal oleh tujuh orang laki-laki tampan dan terkenal di kampus.
Aron membantu membawakan tas Clara, karna ia tau kondisi Clara belum begitu pulih. Mereka tidak tega melihat Clara yang kesakitan, bahkan untuk dipegang sedikit saja Clara langsung merintih kesakitan, dan itu membuat ketujuh laki-laki itu merasa kasihan melihat Clara.
Setelah sampai di kelas, mereka langsung mmebantu Clara untuk duduk dan meletakkan tas Clara di atas meja. Kemudian mereka berpamitan pada Clara untuk masuk ke kelas masing-masing.
"Bang, makasih ya kalian semua udh bantu aku masuk kelas" Ucap Clara tulus sambil tersenyum.
"Iya sama-sama ra, lo gk usah bilang makasih. Lo udh kita anggap kayak adek sendiri, jadi kalo ada apa-apa bisa bilang ke kita, kita pasti jagain lo" Ucap Arthur.
Clara hanya membalas dengan senyuman dan kemudian mereka bertujuh pergi dari kelas Clara.
"Gue baru tau ternyata bokap Clara sekejam itu" Ucap Zayn
"Tapi ya, si Clara itu bener-bener definisi wanita kuat dan tangguh. Lo bayangin dari kecil dia udh diperlakuin kyk gtu sama bokapnya. Tapi dia masih bisa bertahan sampe skrng. Klo gue mending gue mati aja daripada disiksa mulu"
"Tapi gue kasian aja ngeliat dia diperlakukan kyk gtu, kalo gue bisa bantu pasti udah gue bantu"
"Jngan kan lo, abang nya aja tuh si Bian gak bisa berbuat apa-apa buat bantu Clara. Kan lo dnger sendiri kmren si Bian bilang Clara pernah hampir kehilangan nyawa gara-gara si Bian coba buat bantu Clara". Aidan membalas ucapan Varrel.
" Tau gk, yang lebih hebatnya lagi apa? Dia bisa sembunyiin hal ini dari semua orang. Dari dulu orang-orang mana tau kalo Clara sering di siksa, orang-orang cuma tau kalo Clara hidupnya mewah, orang tuanya kaya, keluarga nya terpandang, abangnya dikenal banyak orang. Bahkan mungkin banyak orang-orang yang ingin jadi Clara. Tapi dibalik itu semua mereka gak tau bagaimana kehidupan Clara yg sebenarnya, contohnya aja kyk kita nih bneran kaget setelah tau bagaimana bokap nya memperlakukan Clara. Dia selama ini cuma liatin senyuman palsunya, kebahagiaan palsu yg sebenarnya dia gk pernah dapetin itu. Gue salut bgt sama dia" Aron berbicara panjang lebar, dan ucapannya itu dibenarkan teman-temannya.
Semuanya sudah antusias membahas tentang Clara, namun hanya ada satu cowok yang tidak ikut dalam obrolan tersebut, ia hanya diam namun pikirannya sangat-sangat kacau mengingat kejadian tadi malam.
Ia sangat benci melihat Clara yang bersikap seolah-olah baik-baik saja seperti tidak terjadi apapun.
"Kalo lo gk kuat tinggal bilang, banyak kok yg peduli sama lo, gk usah sok kuat di depan orang-orang" Batinnya.
...🦕🤍...
Setelah sampai di rumah, Clara langsung ke kamar dan kembali beristirahat agar tenaganya kembali pulih. Setelah makan malam, Clara kembali ke kamar. Saat memejamkan matanya mencoba untuk tidur, ia kembali terbangun mendengar handphone nya yang berbunyi.
Setelah ia lihat ternyata kedua sahabatnya spam chat di grup. Mereka sangat mengkhawatirkan keadaan Clara. Mereka juga merupakan orang yang sudah mengetahui kehidupan Clara, mereka mencoba menjadi rumah kedua bagi Clara, mereka selalu ada disaat Clara butuh. Mereka sangat menyayangi Clara.
Melihat ketulusan mereka berdua, Clara juga terbuka dalam hal apapun, baik itu tentang keluarga ataupun masalah percintaan. Mereka berdua tau semuanya.
Clara hanya tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya itu yang seperti tom and Jerry, setiap hari ada saja yang mereka ributkan. Kemudian ia meletakkan handphone nya di meja samping ranjang dan mulai tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Kaylin
Thor, aku terkesan banget sama cara kamu jadiin karakter di cerita ini bikin aku bergabung dan merasakan emosi mereka.
2023-07-31
1