Nafas Zeze tersengal, bahkan detak jantungnya juga bergemuruh hebat saat ini. Dia menoleh kebelakang dan memandang pria tidak berbaju itu sudah masuk ke dalam mobilnya. Hingga Zeze bisa bernafas dengan lega sekarang. Jangan sampai dia tertangkap oleh pria aneh itu, jika tidak, sudah Zeze pastikan jika dia tidak akan selamat.
Lagipula pria itu memang aneh, bisa bisanya dia membuka pakaiannya di tempat umum seperti itu dan akhirnya menjadi tontonan semua orang.
Astaga, memang pria aneh. Dan Zeze baru kali ini menemukan pria seperti itu. Hanya karena tertumpah minuman yang sedikit lengket dia rela memampangkan tubuh seksinya yang berotot itu.
"Hei, kak. Apa yang sudah kau lakukan pada pria itu?" Tanya Daffi.
"Bisa bisanya dia sampai membuka baju seperti itu." Sahut Daffa pula. Mereka sudah berada di dalam mobil sekarang. Sudah pergi meninggalkan bandara itu.
Daffa dan Daffi benar benar heran melihat Zeze yang berlari dan langsung masuk ke dalam mobil setelah membuat seorang pria membuka pakaiannya sendiri.
"Kalian tidak tahu kan, dia benar benar pria aneh. Bisa bisanya dia membuka pakaian di tempat umum hanya karena aku tidak sengaja menumpahkan minuman ke pakaiannya." Ungkap Zeze.
Daffi langsung terbahak mendengar itu, bahkan dia sedikit menoleh kebelakang untuk memastikan jika pria itu tidak akan mengejar mereka karena ulah Zeze barusan.
"Kamu bukannya meminta maaf, malah menertawainya kak. Astaga, jangan sampai dia dendam dan mencari mu setelah ini." Daffa menggeleng pelan memandang Zeze yang duduk di sebelahnya.
"Ck... tidak akan. Lagipula aku rasa dia cuma turis atau sedang melakukan perjalanan bisnis disini." Sahut Zeze.
"Tapi sepertinya dia bukan orang biasa, kak. Dari penampilan dan juga mobil yang dia gunakan sepertinya dia orang besar." Ucap Daffi dari kursi depan.
"Biar saja, apa peduliku. Tadi itu aku jamin adalah pertemuan pertama dan terakhir kami. Lagi pula, hitung hitung untuk cuci mata setelah melihat tubuh seksinya." Zeze kembali tertawa geli ketika membayangkan kembali ulah pria aneh itu yang memamerkan dada telanjangnya.
"Otakmu memang sudah tidak berfungsi lagi, kak." Sahut Daffa yang langsung meraup wajah Zeze dengan gemas.
"Aaahh.... asin tahu!" Seru Zeze dengan kesal.
...
Beberapa saat kemudian di tempat lain..
Zevandra turun dari mobil dengan wajah yang terlihat kesal. Sepertinya moodnya sedang tidak bagus saat ini. Kejadian di bandara tadi membuat dia benar benar menahan emosi. Gadis gila yang bisa merusak hari Zevandra menjadi berantakan. Apalagi karena gadis itu dia menjadi tontonan semua orang.
Benar benar menjengkelkan!
"Zev, bisakah kau datar kan sedikit wajahmu itu? Anak anak panti pasti akan takut melihat mu nanti." Ujar Issa yang juga sudah turun dari mobil. Mereka berjalan kembali menuju gedung panti yang terlihat sepi di siang hari ini.
"Apa peduliku," sahut Zev dengan begitu tega.
Issa langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia tahu jika Zev pasti masih kesal dengan masalah tadi.
"Sudahlah, kau selalu begitu. Masalah yang lalu selalu saja kau ingat sampai mati." Ungkap Issa.
Zev mendengus kesal.
"Aku tidak akan melupakannya, jika bertemu lagi, aku tidak akan mengampuni gadis itu." Sahut Zev. Wajahnya benar benar dingin dan kelam.
Issa tertawa kecil dan menggeleng pelan, dia menoleh kebelakang dimana para pengawal masih dengan setia mengikuti mereka.
"Dia tidak sengaja, Zev. Lagi pula kau juga aneh, kenapa membuka pakaian mu disana. Tidak bisa menunggu di dalam mobil?" Tanya Issa.
"Kenapa kau jadi menyalahkan aku, aku tidak ingin kulitku yang bersih ini ternodai dengan minuman menjijikkan itu." Zev kembali kesal sekarang.
"Ok .. ok.. baiklah. Jangan marah, sebaiknya kita masuk dan selesaikan semua hari ini." Ujar issa yang lebih memilih mengalah dan mengalihkan kemarahan Zev. Pria dingin ini benar benar membuat kepalanya pusing.
Mereka berjalan dengan aura Zev yang datar dan dingin, di tambah dengan para pengawal yang berwajah datar, membuat pengurus panti yang melihat kedatangan mereka langsung tertegun dan mulai takut. Mereka sudah tahu apa yang akan di lakukan oleh para tuan muda ini datang kesini.
"Bu, apa mereka memang benar benar ingin membeli panti ini?" Tanya seorang gadis belia. Mungkin masih sekitar 13 atau 14 tahun.
"Iya nak, sudah biar ibu yang menemui mereka. Kamu masuk dan jaga adik adik." Ujar bu Ratna, wanita paruh baya dengan jilbab yang menutupi kepala dan sebagian tubuhnya.
Dia langsung berjalan kedepan pintu dan menunduk sedikit pada Zev yang terlihat acuh dan serius.
"Tuan, mari silahkan masuk." Ajak bu Ratna sembari menjulurkan tangannya mengajak Zev dan Issa masuk. Wajahnya memucat, mungkin dia takut melihat Zev datang.
"Terimakasih, bu." Ucap Issa, sedangkan Zev hanya diam dan langsung melengos masuk ke ruang tamu panti itu. Ruangan yang kecil dan sedikit usang karena cat yang sudah mengelupas.
"Tuan, tunggu sebentar, saya akan membuatkan minuman untuk tuan tuan." Bu Ratna mencoba bersikap ramah pada kedua tamunya ini. Namun Zev langsung menyahut dengan cepat.
"Tidak perlu berbasa basi bu, kami ingin cepat. Dan sebaiknya kita selesaikan ini sekarang." Ujar Zev. Bahkan dia berdiri dengan tangan yang dia masukkan kedalam saku celananya. Memandang bu Ratna dengan pandangan mengintimidasi membuat wanita tua itu semakin merasa takut. Dan bukan hanya bu Ratna, melainkan beberapa anak panti yang mengintip dari sebalik pintu.
Zev dan para pengawal itu begitu seram di mata mereka.
"Bu, kami kesini untuk memberi tahu pada ibu jika kami sudah membeli tanah ini dari tuan Budi." Ungkap Issa.
"Apa? Lalu... bagaimana dengan kami tuan? Bagaimana dengan nasib anak anak panti ini?" Tanya bu Ratna, matanya sudah berkaca kaca sekarang.
Ada sekitar 20 anak anak yang harus dia jaga, dan jika mereka kehilangan tempat ini, dimana lagi mereka akan tinggal?
"Saya memberi waktu kalian satu minggu untuk mengosongkan panti ini. Tapi tenang saja,"
"Tunggu dulu," sahut bu Ratna.
"Tuan, meski panti ini kecil tapi anak anak sudah betah tinggal di sini. Pasti berat untuk mereka pindah ke tempat lain. Lagi pula, kemana akan saya bawa mereka tuan?" Bu Ratna mulai mengiba memandang Zev.
"Bu," panggil Issa. Bu Ratna langsung menoleh pada Issa dengan wajah yang sangat cemas. Dia sudah takut dan bingung sekarang.
"Kami meminta ibu mengosongkan tempat ini bukan karena kami jahat. Kami juga tidak akan tega untuk menelantarkan anak anak panti. Lagi pula kami pasti akan bertanggung jawab untuk mencari rumah baru bagi mereka." Ungkap Issa.
"Tapi tidak semudah itu tuan, anak anak pasti keberatan." Sahut bu Ratna.
"Panti ini sudah kumuh, donasi yang masuk juga sudah berkurang karena berada di tempat terpencil. Anak anak panti juga tidak banyak lagi. Jadi sudah sepantasnya kalian mencari tempat baru. Kami akan bertanggung jawab untuk itu." Kata Issa lagi.
"Tapi tuan," bu Ratna benar benar bingung harus bagaimana sekarang.
"Satu minggu dan kalian sudah harus pergi. Pengawal ku akan membantu mu untuk mengurus keperluan kalian." Ucap Zev. Bahkan setelah mengatakan itu, dia langsung berbalik dan keluar dari ruangan itu.
"Permisi, bu." Pamit Issa yang juga langsung keluar mengikuti Zevandra. Meninggalkan ibu Ratna yang jatuh terduduk dengan lemas di kursi kayunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Dewie Angella Wahyudie
perasaan. malik sama zea gak jahat. meskipun diawal malik sangat menyebalkan tapi dia gak pernah nyakitin zea, hanya omonanganya doank yang pedes, kenpa zev jahat banget. kayanya dia nurunin sifatnya paman alex dch thor ataw nurun dari sifatnya kakeknya ya, secara kakeknya kan juga punya pnyakit tega.... 😂😂😂
2023-07-29
1
Farida Wahyuni
zev beneran turunan malik ya. bagaimana kalau ketemu dengan zevano yg keturunan reynand juga, sama2 arogan bapaknya, untung zevanya ga kayak bapaknya.
2023-07-29
1
Erlangga❤
kurang suka sama sikap.zev ini.. seperti tak punya belas kasihan jika nnti sudah cinta ke zeze kyaknya bkalan susah deh dapet restu secara sikap zev ini sikap reynand
2023-07-29
1